Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM MIKOLOGI

TUGAS IDENTIFIKASI JAMUR MAKROSKOPIS (LATIHAN 4)

NAMA : ABBY CRISMA DEANTAMA SYAH PUTRA


NIM : 17/408616/BI/09747

1. Genus Fusarium

Nama Species : Fusarium acuminatum


Keterangan : Fusarium acuminatum memiliki hifa bersepta. Terdapat struktur konidiogenou
cells yang menjadi tempat pelekatan makrokonidia. Makrokonidia bersepta 4-8,
berbentuk memanjang dan elongate agak konkaf. Bagian apikal dan basal
cenderung rounded.

Referensi :
Summerell, B. A., Salleh, B., & Leslie, J. F. (2003). A utilitarian approach to
Fusarium identification. Plant disease, 87(2): 117-128.
Gandjar, I., Samson, R. A., van den Tweel-Vermeulen, K., Oetari, A., dan Santoso,
I. (1999). Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.

2. Genus Fusarium
Nama Species : Fusarium graminearum
Keterangan : F. graminearum memiliki hifa bersepta yang tampak jelas. Terdapat polifialid
conidiogenous cells yang memanjang dan bercabang. Conidious cell tersebut
menjadi tempat pelekatan dan tumbuh makrokonidia dan klamidospora. Selain
itu, ada juga monofialid conidiogenous cells yang tampak adanya clamp
connection. Makrokonidia F. graminearum memiliki rerata septa sebanyak 3-6,
cukup panjang, elongate, dan membengkak di bagian tengah. Bagian apikalnya
membentuk tonjolan kecil ke arah dalam cekungan dan bagian basal atau foot
cell cenderung rounded. Klamidospora yang tampak sebagai struktur rantai
melekat pada polifalid condigenous cells.
Referensi :
Gandjar, I., Samson, R. A., van den Tweel-Vermeulen, K., Oetari, A., dan Santoso,
I. (1999). Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Summerell, B. A., Salleh, B., & Leslie, J. F. (2003). A utilitarian approach to
Fusarium identification. Plant disease, 87(2): 117-128.

3. Genus Penicillium

Nama Species : Penicillum verrucosum


Keterangan : P. verrucosum memiliki miselial hifa bersepta dan berbentuk filamentous.
Terdapat kondiospora yang dilengkapi oleh beberapa struktur berupa konidiofor
(stipe, ramus, ramulus), metula, fialid, dan konidia. Tipe percabangan konidiofor
adalah teverticillata-asimetri, dengan branch/ramus yang selalu keluar dari
pangkal septa. Percabangan terverticillata ditandai dengan adanya pusat
percabangan lain diantara stipe dan metula. Seringkali merupakan lanjutan dari
axis stipe, atau terkadang membentuk 3 atau lebih ramulus baru yang mengulir.
Ramus lebih panjang daripada ramulus (15-25 μm > 10-15 μm). Metula silindris
memanjang terkadang menggembung. Fialid tampak berbentuk globose,
terkadang ampuliform, dan tersusun padat-bergerombol mengulir.. Konidia
ellipsoidal, tersusun banyak di setiap fialid (4-5) dengan struktur rantai yang tidak
beraturan. Selain itu genus Penicillum bersepta di bagian stipenya. Pada media
DYSG dengan nutrisi biji gandum ditunjukkan koloni P. verrucosum dengan warna
putih di bagian tepi dan hijau pucat di bagian tengah koloni. Spesies ini terkenal
menghasilkan mycotoxin Ochratoxin A.
Referensi :
Gandjar, I., Samson, R. A., van den Tweel-Vermeulen, K., Oetari, A., dan Santoso,
I. (1999). Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Navi, S.S., Bandyopadhyay, R., Hall, A.J., and Bramel-Cox, P.J. (1999). A pictorial
guide for the identification of mold fungi on sorghum grain. Information
Bulletin no. 59 (In En. Summaries in En, Fr). India: International Crops
Research Institute for the Semi-Arid Tropics.
Realtime Laboratories, Inc.(2020). Penicillum verrucosum Testing. [Online].
https://realtimelab.com/molds/penicillium-verrucosum/. Diakses
17/06/2020 pukul 17.55.
Visagie, C. M., Houbraken, J., Frisvad, J. C., Hong, S. B., Klaassen, C. H. W.,
Perrone, G., ... & Samson, R. A. (2014). Identification and nomenclature of
the genus Penicillium. Studies in mycology, 78: 343-371.

4. Genus Penicillium

Nama Species : Penicillum citrinum


Keterangan : P. citrinum memiliki hifa bersepta dan berbentuk filamentous. Tampak
konidiaspora yang dilengkapi oleh berbagai struktur seperti konidiofor (stipe),
metula, fialid, dan konidia. Tipe percabangan konidiofor adalah biverticillitae-
simetris, yang ditandai dengan adanya 3 atau lebih metula, diantara apikal
stipe/konidiofor dan fialid. Metula berbentuk spatulata atau terkadang
vesikulata terminal, bisa berukuran tidak sama atau sama (12-15 μm) sehingga
kepala konidiospora cenderung tampak simetris. Fialid ampuliform (7-12 μm).
Jarang ditemukan ramus. Stipes/kondiofor memanjang (100-300 μm) dengan
tepi tampak lembut. Konidia berbentuk spherical atau subspheroidal, dinding
lembut, berjumlah satu, dan mengulir di setiap metula. Dilaporkan spesies ini
dapat menghasilkan mycotoxin berupa citrinin.
Referensi :
Gandjar, I., Samson, R. A., van den Tweel-Vermeulen, K., Oetari, A., dan Santoso,
I. (1999). Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Navi, S.S., Bandyopadhyay, R., Hall, A.J., and Bramel-Cox, P.J. (1999). A pictorial
guide for the identification of mold fungi on sorghum grain. Information
Bulletin no. 59 (In En. Summaries in En, Fr). India: International Crops
Research Institute for the Semi-Arid Tropics.
Visagie, C. M., Houbraken, J., Frisvad, J. C., Hong, S. B., Klaassen, C. H. W.,
Perrone, G., ... & Samson, R. A. (2014). Identification and nomenclature of
the genus Penicillium. Studies in mycology, 78: 343-371.

5. Genus Aspergillus

Nama Species : Aspergillus fumigatus


Keterangan : A. fumigatus memilki hifa asepta. Terdapat struktur konidiospora yang terdiri
dari kepala konidia dan konidiofor. Footcell konidiospora tumbuh dari
permukaan hifa. Kepala konidia kolumnar. Konidiospora yang tampak ada dua
jenis, yakni biserate dewasa dan uniserate muda. Biserate dewasa dilengkapi
oleh struktur vesikula, metula, fialid, dan diujung terdapat konidia, sedangkan
uniserate muda tidak ada struktur metula. Konidofor pendek 300-500 μm, tepi
halus, biasanya padat-ramai. Vesikel berdiameter 20-30 μm, fertil di bagian
setengah ke atas. Fialid atau sterigmata padat, satu jenis dan ukuran sama (5-10
μm x 2,5-3 μm). Tidak ditemukan scleroctia. Konidia globose dan echinulate,
berjumlah lebih dari satu dan membentuk rantai di atas fialid.
Referensi :
Gandjar, I., Samson, R. A., van den Tweel-Vermeulen, K., Oetari, A., dan Santoso,
I. (1999). Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Thim, C. dan Raper, K. B. (1945). A Manual of the Aspergilli. Baltimore: The
Williams & Wilkins Company, hal. 148.
6. Genus Aspergillus

Nama Species : Aspergillus flavus Link


Keterangan : A. flavus memiliki hifa septa, namun pada bagian stipe kondiofor asepta.
Tampak struktur konidiospora yang terdiri dari kepala konidia dan konidiofor.
Kepala konidia bertipe radiate tersusun oleh vesikula, conidia-bearing cells, dan
konidia. Konidiofor berdinding tebal, hyalin, panjang <1mm, dan membengkak ke
arah apikal. Vesikel memikul banyak conidia-bearing cells yang melingkar
mengikuti tepi vesikel. Terdapat dua jenis conidia-bearing cells yaitu fialid dan sel
pendukung. Sel pendukung umumnya berukuran lebih besar dibandingkan fialid.
Konidia biasanya sperikal hingga subsperikal, tampak jelas berduri, berubah-
ubah, diameter 3-6 μm. A. flavus dapat memproduksi aflatoxins yang berpotensi
racun bagi manusia dan hewan.
Referensi :
Gandjar, I., Samson, R. A., van den Tweel-Vermeulen, K., Oetari, A., dan Santoso,
I. (1999). Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Navi, S.S., Bandyopadhyay, R., Hall, A.J., and Bramel-Cox, P.J. (1999). A pictorial
guide for the identification of mold fungi on sorghum grain. Information
Bulletin no. 59 (In En. Summaries in En, Fr). India: International Crops
Research Institute for the Semi-Arid Tropics.
7. Genus Rhizopus

Nama Species : Rhizopus oryzae


Keterangan : R. oryzae memiliki hifa nonsepta dan jarang ditemukan bersepta. R.
oligosphorus memliki karakteristik koloni berwarna coklat dengan tinggi 1 mm
atau lebih. R. tampak dilengkapi struktur rhizoid, stolon, sporangiofor, kolumela,
sporangia, dan sporangiaspora. Sporangiofor umumnya lurus, panjang 8-20 μm,
diameter 10-18 μm, tunggal atau bercabang, tumbuh satu per satu sebanyak 3-5
atau lebih dari nodus stolon dan rhizoid yang berwarna coklat hitam. Dinding
sporangiofor terpulas halus. Sporangia globose, berwarna putih pada awalnya
hingga berubah coklat gelap atau hitam dan lebur menghasilkan banyak spora.
Diameter sporangia 40-200 μm. Kolumela globose sampai sub globose berwarna
coklat pucat. Banyak ditemukan klamidospora yang dapat terbentuk pada hifa,
sporangiofor, dan sporangia. Memiliki spora seksual berupa zigospora.
Referensi :
Gandjar, I., Samson, R. A., van den Tweel-Vermeulen, K., Oetari, A., dan Santoso,
I. (1999). Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Kwon, J. H., Kim, J., & Kim, W. I. (2011). First report of Rhizopus oryzae as a
postharvest pathogen of apple in Korea. Mycobiology, 39(2): 140-142.

8. Genus Cochliobolus sinonim


Curvularia
Nama species : Curvularia fallax
Keterangan : C. fallax tampak memiliki hifa bersepta. Konidiofor tumbuh satu-persatu atau
dalam kelompok pada terminal dan lateral hifa. Konidiofor bersepta, biasanya
lurus atau bercabang, berwana coklat kemerahan dan semakin pucat ke arah
apeks. Panjang 1 mm dan ketebalan 4-6 μm. Conidia lurus atau agak bengkok,
umumnya fusiform atau ellipsoidal, hampir selalu 4-distoseptate, kedua ujung
berwarna coklat sangat muda dan di bagian tengah berwarna cokat agak muda
hingga coklat. Panjang konidia 24-38 μm dan ketebalan 9-16 μm.
Referensi :
Gandjar, I., Samson, R. A., van den Tweel-Vermeulen, K., Oetari, A., dan Santoso,
I. (1999). Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Navi, S.S., Bandyopadhyay, R., Hall, A.J., and Bramel-Cox, P.J. (1999). A pictorial
guide for the identification of mold fungi on sorghum grain. Information
Bulletin no. 59 (In En. Summaries in En, Fr). India: International Crops
Research Institute for the Semi-Arid Tropics.

Anda mungkin juga menyukai