Anda di halaman 1dari 10

[WOW Ento]

Haloo Sarangerss!!

Kali ini Wow Ento balik lagi nih dengan informasi yang seru dan unik tentunya. Kali ini ada informasi
tentang serangga dari ordo hymenoptera, yaitu tawon. Kuy laah disimak!!

Tawon yang akan kita bahas adalah tawon Ichneumon dari famili Ichneumonidae di Genus Megarhyssa
yang memiliki ovipositor (saluran untuk mengeluarkan telur) yang panjang. Perangkat ini sering
disalahartikan sebagai penyengat panjang yang menakutkan (bisa mencapai 6 inchi pada Ichneumon
raksasa). Hanya tawon Ichneumon betina yang memiliki perangkat ini. Ovipositor digunakan untuk
memotong kayu dan menempatkan telur tawon dekat (atau di) larva inang yang mereka pilih. Ketika
telur menetas, mereka memakan larva inang.

Patut diketahui bahwa tawon Ichneumon adalah tawon parasit yaitu tawon yang menaruh telur-
telurnya dalam sarang atau tubuh makhluk lain. Larva dari tawon itu lalu akan menetas & memakan
tubuh dari hewan tuan rumah atau inangnya.

Tawon Ichneumon melubangi pohon dengan ovipositor berbentuk tabung mirip jarum dengan dua
tangkai, atau ”katup”, yang saling mengait dan masing-masing dilapisi gerigi yang menghadap ke
belakang. Gerigi pada salah satu katup menancap pada kayu dan tersangkut, sementara katup lainnya
bergeser maju sedikit. Lalu gerigi dari katup itu menancap pada kayu dan tersangkut, sementara katup
yang pertama bergeser maju. Dengan menggerakkan kedua katup itu bergantian secara cepat—yang
satu menahan dan yang satu bergerak maju—ovipositor mengebor hingga 20 milimeter ke dalam kayu
lunak dengan energi yang minim, tanpa menjadi bengkok atau patah.

Referensi :

  Vincent, J.F.V. and King, M.J. (1996). The mechanism of drilling by wood wasp ovipositors.
Biomimetics. (3): 187-201

Belshaw, R., Grafen, A, and Quicke, D.L.J. 2003. Inferring life history from ovipositor morphology in

parasitoid wasps using phylogenetic regression and

discriminant analysis. Zoological Journal of the Linnean Society.(139): 213–228


#WoWento

#KSE

#KelompokStudiEntomologi

[WOW Ento]

Haloo sarangers,, WOW Ento kembali lagi!!

Tahukah kamu apa serangga terkecil didunia?? Serangga ini berasal dari ordo Hymenoptera,dengan
nama spesies Dicopomorpha echmepterygis.Dicopomorpha echmepterygis adalah spesies tawon parasit
dalam famili Mymaridae yang menunjukan dimorfisme seksual yang kuat.Dicopomorpha echmepterygis
jantan tidak memiliki sayap dan buta dengan panjang tubuh mereka hanya 40% dari betina. Dengan
panjang rata-rata 186 μm yang berkisar antara 139 - 240 μm. Dicopomorpha echmepterygis jantan
memiliki panjang tubuh terpendek dari semua serangga yang diketahui (lebih kecil dari paramecium dan
amoeba jenis tertentu).

Sumber :

Borror, D.J. & R.E. White. 1970. Peterson field guides: Insects. Houghton Mifflin, New York.

Delvare, G. 1993. Sur Les Megaphragma de Guadeloupe avec la description d'une espèce nouvelle
(Hymenoptera, Trichogrammatidae). Rev. Fr. Entomol. 15:149-152.

Mockford, E.L. 1997. A new species of Dicomorpha (Hymenoptera: Mymaridae) with diminutive,
apterous males. Ann. Entomol. Soc. Am. 90:115-120.

#WoWEnto

#KSE

#bergeraktanpabatas

[WOW Ento]
Haloo Sarangerss!!

Kali ini Wow Ento balik lagi nih dengan informasi yang seru dan unik tentunya. Tahukah kalian bahwa
kebanyakan spesies ladybirds/ladybug/kumbang koksi dari family Coccinellidae dianggap
menguntungkan karena mereka adalah predator Homoptera atau Acarina yang merupakan hama bagi
pertanian.

Predator cantik satu ini berkontribusi pada pengaturan populasi mangsa mereka, dan dalam beberapa
situasi berkontribusi pada tingkat regulasi yang tinggi. Ladybirds secara alami menyumbang tingkat
pengendalian hama yang tinggi, sehingga petani dapat memperoleh manfaat, tanpa biaya, karena
mereka tidak memiliki masalah hama dan secara otomatis mengurangi penggunaan pestisida. Akan
tetapi, Kesalahan yang sering terjadi adalah penggunaan pestisida oleh petani yang justru akan
membunuh larva dari kumbang koksi ini. Sehingga fungsi kumbang koksi sebagai biocontrol hilang dan
terjadi peningkatan jumlah hama.

Referensi : Nong L, Bennett FD. 1994. Biological control of the Mexican bean beetle. p. 115-122 In:
Rosen D, Bennett FD, Capinera JL. Pest Management in the Subtropics. Biological Control - A Florida
Perspective. Andover, UK: Intercept.

#WoWEnto

#KSE

#KelompokStudiEntomologi

[WOW Ento]

Haloo Sarangerss!!

Kali ini Wow Ento balik lagi nih dengan informasi yang seru dan unik tentunya. Kali ini ada informasi
tentang serangga dari ordo Lepidoptera. Kuy laah disimak!!
Lepidoptera dewasa (Kupu-kupu dan Ngengat) dari banyak spesies sering mengunjungi seperti tanah
yang lembab, keringat, air mata, kotoran, atau bangkai hewan untuk menyedot air dan memecahkan
nutrisi, dimana aktivitas ini disebut sebagai 'mud-puddling'.

Aktivitas ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sodium, karena kandungan sodium yang rendah dari
tanaman teresterial (Beck et al, 1998).

Aktivitas ini sering dilakukan oleh individu Lepidoptera jantan untuk menyediakan sodium yang
dibutuhkan dalam betina dalam proses pembuahan (Sculley et al, 1996).

Referensi :

-Beck, J., E. Muhlenberg, & K. Fiedler. 1999. Mud-puddling behavior in tropical butterflies: in search of
proteins or minerals?. Oecologia 119: 140-148.

- Sculley, Collen E., and Carol L.Boggs.1996.Mating systems and sexual division of foraging effort affect
puddling behavior by butterflies. Ecological Entomology 21: 193-197.

#WoWento

#KSE

#KelompokStudiEntomologi

[WOW Ento]

Halo sarangers, wow ento kembali lagi nih buat berbagi informasi buat kalian semua. Kali ini ada
informasi tentang serangga dari famili Termitidae yaitu Rayap,simak yuk!!

Rentang hidup rayap tergantung pada tempatnya dalam tatanan sosial koloni. Siklus hidup rayap dimulai
ketika ratu meletakan telur,ratu rayap di sebuah koloni rayap Afrika dapat meletakkan telur hingga
30.000 per hari. Rentang kehidupan rayap dimulai ketika menetas sebagai nimfa kemudian tumbuh dan
akhirnya jatuh di suatu tempat di struktur sosial rayap. Kelas sosial rayap meliputi pekerja,prajurit,dan
reproduksi(alates) sampai menjadi ratu koloni rayap (Hadlington et al., 2002). Ratu rayap dari sub
terranean timur,spesies rayap yang paling umum ditemukan di Amerika Serikat dapat hidup dengan
rentang usia 15-17 tahun (Rubenstein et al.,2017). Sedangkan pada spesies lain seperti rayap kayu
kering,ratu rayap dapat hidup 10 hingga 12 tahun. Ratu rayap juga mengontrol dan dapat menekan
perkembangan ratu lainnya di koloni dengan feromon yang ia pertahankan dalam koloni setiap saat
(Osiewacz,2003).

Sumber :

Hadlington,Philip.,Marsden,Christin. 2002. Termites and borers. Sydney: UNSW press.page 17-18

Osiewacz,H.D.2003. Aging of organism. New York: Springer science business media b.v. page 114

Rubenstein, Dustin. R.,Abbot, Patrick. 2017. Comparative social evolution. Cambridge : Cambridge
university press. page 138

#WoWEnto

#KSE

#KelompokStudiEntomologi

[WOW Ento]

Halo sarangers, wow ento kembali lagi nih buat berbagi informasi buat kalian semua. Kali ini kita akan
membahas salah satu serangga yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kira kira apa ya?
Yuk simak ulasan berikut!

Musca domestica(italic) atau lalat rumah atau sering disebut housefly merupakan salah satu spesies
serangga yang dianggap sebagai serangga pengganggu karena merupakan vektor mekanis beberapa
penyakit (Förster et al., 2007). Lalat rumah dapat menularkan sejumlah patogen melalui makanan yang
dapat menyebabkan penyakit dan berbagai keracunan makanan (Nazni et al., 2005). Lalat rumah
biasanya dijumpai dalam jumlah besar pada siang hari dan menjadi sulit ditemukan ketika menjelang
sore dan malam hari. Hal tersebut disebabkan karena lalat rumah mengandalkan refleksi sinar matahari
untuk mendeteksi objek di lingkungannya ketika terbang, mencari makanan, dan mencari tempat
istirahat. Refleksi cahaya masuk ke dalam komponen mata atau ocelli dan menstimulus sel fotosensitif
yang memicu phototransduction, yaitu konversi cahaya foton menjadi sinyal elektik untuk dideteksi oleh
sistem syaraf, dan mengirim sinyal ke lobus optik serangga untuk diinterpretasi (Diclaro et al., 2012).
Lalat memiliki sifat fototrofik (tertarik pada cahaya) sehingga beraktifitas pada siang hari, dan
beristirahat pada malam hari (Sayono dkk., 2005).
Sumber :

Diclaro, J.W., Cohnstaedt, L.W., Pereira, R. M., Allan, S. A., Koehler, P. G. 2012. Behavioral and
Physiological Response of Musca domestica to Colored Visual Targets. Journal of Medical Entomology,
49(1): 94–100

Förster M., Klimpel S., Mehlhorn H., Sievert K., Messler S., Pfeffer K. 2007. Pilot Studies on Synantropic
Flies (e.g. Musca, Sarcophaga, Calliphora, Fania, Lucilia, Stomoxys) a Vectors of Pathogenic
Microorganisms. Parasitol Res Journal, 101(1): 243–246

Nazni, W.A., Seleena, B., Lee, H.L., Jeffery, J.T., Rogayah T.A., Sofian, M.A. 2005. Bacteria Fauna from The
House Fly, Musca domestica (L). Trop Biomed Journal, 22(2): 225-231

Sayono, Mardhotillah, S., Martini. 2005. Pengaruh Aroma Umpan dan Warna Kertas Perangkap Terhadap
Jumlah Lalat yang Terperangkap. Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang, 2(2): 30-36

#WoWEnto

#KSE

#KelompokStudiEntomologi

[WoW Ento]

   Hai sarangers, wow ento kembali lagi nih. Sekarang kita akan membahas tentang kunang-kunang.

   Fenomena pancaran cahaya pada kunang-kunang merupakan hasil dari reaksi kimia yang disebut
kemiluminesensi. Ketika hal tersebut terjadi pada makhluk hidup maka itu yang dinamakan
bioluminisensi.

   Bioluminisensi adalah sebuah proses yang menarik pada makhluk hidup yang merubah energi kimia
menjadi energi cahaya. Organisme bioluminisensi mampu memancarkan cahaya sendiri karena
disebabkan oleh enzim luciferase yang mengkatalis senyawa luciferin.
   Reaksi kimia pada bioluminisensi melibatkan tiga komponen utama, yakni luciferin (substrat),
lucifcerase (enzim) dan molekul oksigen. Luciferin merupakan substrat yang melawan suhu panas dan
menghasilkan cahaya dan luciferase merupakan sebuah enzim yang mengkatalis dan oksigen sebagai
bahan bakar. Dari reaksi tersebut luciferase mengalami eksitasi dan kembali ke keadaan dasar sambil
memancarkan cahaya. Keadaan ini merupakan proses fisika yang terjadi dalam organisme yang
melibatkan transport elektron dimana elektron pindah dari keadaan dasar ke tingkat energi yang lebih
tinggi dan kemudian kembali kekeadaan dasar yang disertai pancaran cahaya.

   Bioluminisensi dari kunang-kunang

banyak dimanfaatkan dalam teknologi, salah satunya dibidang elektronik seperti: OLED (Organic Light–
Emitting Device) yang telah didesain dan digunakan untuk meningkatkan kualitas gambar. Aplikasi lain
sebagai biosensor seperti memonitor radiasi pada tubuh manusia. Pada bidang medis, luciferin dan
luciferase pada kunang-kunang digunakan untuk membedakan sel yang normal dengan sel yang terkena
kanker.

Sumber:

Melfita Sari, Ratnawulan dan Gusnedi. Karakteristik Fisis Pemancaran Cahaya Kunang - Kunang Terbang
(Pteroptyx Tener). Pillar of Physics, Vol. 1. April 2014, 113-120

#WowEnto

#KSE

#KelompokStudiEntomologi

[WoW Ento]

Hai sarangers, wow ento kembali lagi nih. Sekarang kita akan membahas tentang tonggeret atau
garengpung.
Tonggeret merupakan serangga yang siklus hidupnya dianggap tidak sempurna. Terdapat 4 fase
metamorfosis tonggeret, yaitu fase telur, nimfa, muda, dan dewasa.

Setelah musim kawin, tonggeret betina akan bertelur dengan membuat celah pada batang pohon dan
meletakkan telur-telurnya melalui organ ovipositor di bagian blkg tubuhnya. Telur kemudian menetas
menjadi nimfa dengan memakan cairan yang ada pada pohon. Bentuknya seperti rayap atau semut kecil
berwarna putih.

Setelah siap dg bekalnya, nimfa akan jatuh ke tanah untuk memasuki fase perubahan menjadi
tonggeret muda. Nimfa akan membuat lubang-lubang kecil dalam tanah dan mengubur diri hingga
bertahun-tahun lamanya untuk kemudian merayap keluar menjadi tonggeret muda yang masih
berwarna putih pucat dengan ukuran sayap relatif kecil.

Terdapat tiga jenis tonggeret, yaitu tonggeret tahunan dengan siklus hidup selama setahun. Lalu ada
tipe periodik atau berkala, dimana fase nimfanya bisa bertahan hingga 8-17 tahun terkubur dalam
tanah. Jenis ketiga adalah Proto-periodik yang bisa saja muncul tiap tahun dan bbrp tahun kemudian
juga akan muncul namun dalam jumlah yang besar secara sekaligus.

Sumber:

The Priming of Periodical Cicada

Life Cycles.

Grant, P.R.Trends in Ecology and Evolution. Vol.20 No.4 April 2005 doi:10.1016/j.tree.2005.01.016

Hammerson, G.A. 2004. Connecticut Wildlife. New Hampsire: UPNE. page 230

#WowEnto

#KSE
#KelompokStudiEntomologi

[WoW Ento]

Hai sarangers, tahukah kamu kalau sayap lalat itu memiliki manfaat bagi kesehatan...

Dari semua bagian tubuh lalat, sayap adalah satu-satunya yang berguna bagi kesehatan kita.

Karena di sayap lalat terdapat gen reflin yang mengandung zat yang berkhasiat mengobati beberapa
penyakit gangguan saraf, seperti arteri dan meina.

Gen reflin ini juga yang membuat lalat dapat mengepakkan sayapnya sebanyak 200 sampai 400 kali per
detik.

Semua jenis lalat pada dasarnya memiliki antibakteri yang berada di kulit dan sayap mereka. Antibakteri
itu diekstraksi sederhana oleh lalat untuk menjaga tubuh mereka dari bakteri di lingkungan hidup
mereka.

Sumber: Atta Rehab M. 2014. Microbiological Studies on Fly Wings (Musca Domestica) Where Diesease
and Treat. World Journal of Medical Sciences. 11(4):486-489 DOI: 10.5829/idosi.wjms.2014.11.4.86131

#WowEnto

#KSE

#KelompokStudiEntomologi

Anda mungkin juga menyukai