Anda di halaman 1dari 7

Aspergillus flavus

Aspergillus flavus merupakan salah satu spesies fungi dari filum Ascomycota. Jamur ini
sering mengontaminasi pada makanan hasil panen, seperti kacang-kacangan, jagung,
cabe, biji kapas serta serealia (Supardi, 1999). Seperti kebanyakan fungi pada filum
ascomycota, fungi ini merupakan kapang saprofit di dalam tanah umumnya berperan
sebagai pendaur ulang.

Klasifikasi

Menurut Alvarez Perez et al., (2010) bahwa klasifikasi Aspergillus flavus

adalah sebagai berikut:

Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Subphylum : Pezizomycotina
Classis : Eurotiomycetes
Sub classis : Eurotiomycetidae
Ordo : Eurotiales
Familia : Trichocomaceae
Genus : Aspergillus
Spesies : Aspergillus flavus

Morfologi Jamur A. flavus

Adapun morfologi dari jamur A.flavus yaitu koloni berwarna Hijau muda dengan bentuk
koloni granular

dan kompak. Hal ini sesuai dengan Elmer (1978) yang mengatakan bahwa pada

isolasi murni dalam media SGA A.flavus memiliki koloni berwarna hijau

kekuningan atau kuning kecoklatan (Syafurrisal, 2014). Koloni A.flavus pada saat

muda berwarna putih, dan akan berubah menjadi warna hijau kekuningan setelah

membentuk konidia. Kepala konidia berwarna hijau kekuningan hingga hijau tua

kekuningan, Konidia berbentuk bulat hingga semibulat, berdimeter 3 – 6 μm


Bentuk koloni A. flavus

Secara mikroskopis, A.flavus memiliki ciri-ciri yaitu, vesikel yang

berbentuk bulat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Koneman (1992) bahwa

A.flavus memiliki konidiofor kasar, vesikel berbentuk bulat hingga semi


bulat, berdiameter 25 – 45 μm, serta konidia yang berbentuk bulat hingga

semibulat, dimeter 3 – 6 μm, berwarna hijau dan berduri yang bersifat halus

atau kasar (Noverita, 2009).

Gambar A.flavus secara mikroskopis. a) vesikel, b)konidia, c)konidofor.

Siklus Hidup A. flavus

Reproduksi aseksual
Reproduksi secara aseksual yang dilakukan dengan dua cara, yaitu
fragmentasi hifa dan pembentukan spora aseksual konidiospora. Hifa dewasa yang
terputus akan tumbuh menjadi sebuah hifa jamur baru. Hifa haploid (n) yang
sudah dewasa akan menghasilkan konidiofor (tangkai konidia). Pada ujung dari
konidiofor akan terbentuk spora yang diterbangkan angin yang disebut dengan
konidia. Konidia memiliki jumlah kromosom yang haploid (n). Konidia pada
jamur Ascomycota berwarna-warni, antara lain berwarna oranye, hitam, biru atau
kecokelatan. Jika kondisi lingkungan menguntungkan, maka konidia akan
berkecambah menjadi hifa yang haploid. Hifa akan bercabang-cabang dengan
membentuk miselium yang berkromosom haploid (n).

Reproduksi seksual

 Hifa (+) dan hifa (-) yang masing-masing memiliki kromosom haploid yang berdekatan.
Hifa (+) membentuk askogonium (alat reproduksi betina), sedangkan hifa (-) dengan
membentuk anteridium (alat reproduksi jantan).
 Askogonium akan membentuk saluran yang menuju anteridium yang disebut dengantrikogin.
Melalui trikogin, terjadi proses plasmogami (peleburan sitoplasma). Askogonium akan menerima
nukelus yang berkromosom haploid dari anteridium sehingga askogonium memiliki banyak inti
dari keduanya (dikariotik).

 Askogonium akan tumbuh menjadi sebuah hifa dikariotik yang bercabang-cabang dan tergabung
dalam askokarp (tubuh buah).

 Ujung-ujung hifa pada askokarp akan membentuk askus dikariotik

 Di dalam aksus terjadi kariogami (peleburan inti) sehingga akan terbentuk inti yang
berkromosom diploid (2n).

 Inti diploid yang ada dalam askus akan membelah secara meiosis dengan menghasilkan 4 nukelus
yang haploid (n).

 Masing-masing dari nukleus haploid akan membelah secara mitosis sehingga yang ada didalam
askus dengan terdapat 8 nukleus. Selanjutnya, dari sekitar nukleus akan terbentuk dinding sel dan
terbentuk askospora yang berkromosom haploid (n).

 Jika askus telah masak, maka askospora akan terbesar secara serentak. Hal ini akan terjadi karena
jika satu askus pecah maka akan berakibat pada pecahnya askus lain.

 Askospora yang jatuh ditempat yang cocok akan berkecambah menjadi hifa baru yang haploid
(n). Hifa haploid akan tumbuh bercabang-cabang membentuk miselium yang haploid (n).
Peranan A. flavus di alam

Asfergillus flavus umumnya berperan sebagai pendaur ulang dalam tanah, juga sebagai
patogen bagi tanaman. fungi ini juga dapat menghasikan aflitoksin sehingga bersifat
toksik baik bagi tumbuhan serta manusia dan dapat mengganggu sistem pernapasan
manusia (paru-paru) yang bernama aspergillosis. Selain itu jamur ini juga dapat
mengontaminasi hasil panen menjadi terkandung aflitoksin tersebut.

Anda mungkin juga menyukai