Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH VARIASI PERENDAMAN BETON PURUN TIKUS

TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BETON

Ani Firda1,
1
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tridinanti Palembang
E-mail: anifirda@univ-tridinanti.ac.id

Indra Syahrul Fuad2


2
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tridinanti Palembang
E-mail: indra.utp@gmail.com

ABSTRAK

Salah satu bahan tambah beton ialah serat (fiber). Serat dalam beton berfungsi untuk mencegah
retak–retak sehingga menjadikan beton lebih daktail dari pada beton biasa dan untuk meningkatkan
kekuatan tarik beton. Pemakaian beton pada lingkungan agresif sangat berpengaruh pada keawatan dan
nilai kuat tekan dan tarik beton. Struktur beton dapat dikatakan berada pada lingkungan agresif manakala
beton terus-menerus berada dalam lingkungan air laut, air rawa, tanah, dan kawasan industri dimana banya
terkandung sulfat, beton akan menjadi rentan terhadap serangan sulfat yang dapat mengurangi durabilitas
beton dan dapat membuat beton menjadi korosi. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan meneliti
mengenai seberapa besar pengaruh variasi perendaman air PDAM Tirta Musi (pH=7) dan air rawa (pH<7)
dan terhadap kuat tekan dan kuat lentur dengan tambahan serat purun tikus (eleocharis dulcis) sebesar
0.75% selama 28 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perendaman beton mutu fc’ = 20Mpa umur 28 hari
menggunakan air rawa (pH=4.5), dapat menurunkan kuat tekan beton normal sebesar 11.63%, sedangkan
pada beton purun tikus 0.75% sebesar 4.12%, dibanding beton perendaman air PDAM Tirta Musi (pH=6.5).
Perendaman beton mutu fc’ = 20Mpa umur 28 hari menggunakan air rawa (pH=4.5), dapat menurunkan
kuat lentur beton normal sebesar 14.8%, sedangkan pada beton purun tikus 0.75% sebesar 5.8%, dibanding
beton perendaman air PDAM Tirta Musi (pH=6.5).

Keywords : pH air, kuat tekan, kuat lentur, serat purun tikus.

I. LATAR BELAKANG berfungsi mencegah retak–retak sehingga


menjadikan beton lebih daktail dari beton biasa
Bahan pembentuk beton terdiri dari semen, dan untuk meningkatkan kekuatan tarik beton.
agregat halus, agregat kasar, air dan bahan Serat Purun Tikus (eleocharis dulcis)
tambah jika diperlukan. Bahan tambah adalah merupakan salah satu material natural fibre
bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam alternative. Purun tikus adalah tumbuhan liar
campuran beton pada saat atau selama yang banyak terdapat di lahan rawa pasang
pencampuran berlangsung. Pemberian bahan surut. Tumbuhan ini mempunyai rimpang
tambah pada adukan beton bertujuan untuk pendek dengan stolon memanjang berujung bulat
memperlambat waktu pengikatan, mempercepat gepeng, berwarna kecoklatan sampai hitam.
pengerasan, menambah encer adukan, Batang tegak, tidak bercabang, berwarna
menambah daktilitas (mengurangi sifat getas), keabuan hingga hijau mengkilap dengan panjang
mengurangi retak-retak pengerasan, mengurangi 50-200 cm dan tebal 2-8 mm. Tanaman ini
panas hidrasi, menambah kekedapan, menambah mempunyai serat yang cukup kuat karena
keawetan dan sebagainya. memiliki tekstur serat seperti tali yang bisa
Salah satu bahan tambah beton ialah serat melebihi kuat tarik pada rotan atau bambu.
(fiber). Beton yang diberi bahan tambah serat Dalam pembuatan beton secara ilmiah,
disebut beton serat (fiber concrete). Serat pemanfaatan serat purun tikus belum ada,
sehingga beton dengan tambahan serat ini ini serangan sulfat yang dapat mengurangi
diharapkan mampu memberi nilai tambah kuat durabilitas beton.
tekan maupun lentur beton. Dari segi Sementara lingkungan tanah yang
ketersediaan, di propinsi Sumatera Selatan terkontaminasi bahan kimia agresif dapat
memiliki bahan baku serat purun tikus yang merusak bangunan bawah tanah seperti struktur
cukup melimpah, karena tanama purun tikus pondasi, basement, tunel ataupun bangunan
banyak dijumpai di daerah pasang surut yang penahan tanah. Pemakaian struktur beton yang
bertanah sulfat asam, sehingga penggunaannya kontak langsung dengan senyawa asam sulfat
akan memiliki specific cost yang rendah. akan mempengaruhi kualitas kuat tekan beton
Selain serat sebagai bahan campuran karena dapat membuat beton menjadi korosi.
beton, air juga merupakan salah satu faktor Oleh karena itu dalam penelitian ini akan
penting dalam pembuatan beton, karena air meneliti mengenai bagaiman pengaruh variasi
bereaksi dengan semen akan menjadi pasta perendaman beton purun tikus terhadap kuat
pengikat agregat. Pada pembuatan beton, air tekan dan lentur beton selama 28 hari.
yang digunakan haruslah air dengan pH netral
dengan nilai 7. Pada daerah pedalaman sangat II. LANDASAN TEORI
susah mendapatkan air yang bersih, para
kontraktor biasanya membuat sumur atau Pengertian Beton
menggunakan sungai yang ada pada daerah Beton adalah campuran antara semen
tersebut. Air yang didapat pada sumur dan Portland atau semen hidraulik lainnya, agregat
sungai bisa jadi ber pH Asam ataupun Basa, halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa
sehingga air yang digunakan tidak memenuhi bahan tambahan yang membentuk masa padat.
persyaratan. Hal ini dapat berpengaruh terhadap Seiring dengan penambahan umur, beton akan
mutu atau kualitas beton. semakin mengeras dan akan mencapai kekuatan
Lingkungan asam yang mengandung unsur rencana pada usia 28 hari. Beton disusun dari
kimia asam akan merusak beton secara perlahan- agregat kasar dan agregat halus. Agregat halus
lahan mulai dari tepi dan sudut beton, dengan yang digunakan biasanya adalah pasir alam
terjadinya pelepasan butiran-butiran partikel maupun pasir yang dihasilkan oleh industri
beton sehingga beton menjadi keropos (Purba, pemecah batu, sedangkan agregat kasar yang
2006). Jika beton keropos, maka ikatan antara dipakai biasanya berupa batu alam maupun
pasta beton dengan agregat akan semakin batuan yang dihasilkan oleh industri pemecah
berkurang sehingga terjadi penurunan kuat tekan batu. (SNI 2847-2013).
beton. Lahan gambut adalah salah satu
lingkungan asam yang menjadi perhatian khusus Definisi Bahan Tambah
di dunia konstruksi beton. Kandungan air Bahan tambah adalah bahan selain unsur
gambut memiliki intensitas warna tinggi (coklat pokok beton (air, semen, dan aggregat) yang
kemerahan), pH rendah, kandungan zat organik berupa bubuk, serat atau cairan, yang
tinggi, kekeruhan dan kandungan partikel ditambahkan ke dalam campuran adukan beton
tersuspensi rendah dan tingkat kesadahan yang selama pengadukan. Menurut American Society
rendah. Air gambut dengan kandungan zat for Testing and Material (ASTM) C125, bahan
organik yang tinggi memiliki derajat keasaman tambahan ditambahkan dalam campuran beton,
(pH) yang rendah dan mengakibatkan air sebelum pencampuran pada batcing plant atau
tersebut bersifat asam (Kusnaedi, 2006). Derajat sesudah pencampuran. Fungsi dari pemakaian
keasaman air gambut dapat menimbulkan bahan tambah adalah sebagai berikut :
masalah korosi pada tulangan beton. a) Penampilan (Performance)
Pemakaian beton pada lingkungan agresif b) Mutu (Qualit )
berpengaruh pada keawatan dan nilai kuat tekan c) Keawetan (Durability)
dan lentur beton. Struktur beton dapat dikatakan d) Kemudahan pekerjaan (Workability)
berada pada lingkungan agresif bila beton terus Secara umum bahan tambah yang
berada dalam lingkungan air laut, air rawa, digunakan dalam beton dapat dibedakan menjadi
tanah, dan kawasan industri yang banyak dua yaitu bahan tambah yang bersifat kimiawi
terkandung sulfat, beton akan rentan terhadap (chemical admixture) dan bahan tambah yang
bersifat mineral (additive). Admixture Sifat-sifat Beton
ditambahkan saat pengadukan dan atau saat Sifat-sifat beton yang penting sesudah
pelaksanaan pengecoran (placing), sehingga mengeras adalah kuat tekan, premeabilitas dan
lebih banyak digunakan untuk memperbaiki penyusutan. Disamping itu sifat-sifat beton pada
kinerja pelaksanaan. Sedangkan additive bersifat suhu tinggi di pengaruhi dalam batas tertentu
mineral ditambahkan pada saat pengadukan oleh jenis aggregat karbonat, silikat, dan
dilaksanakan, lebih banyak digunakan untuk aggregat berbobot ringan. Menurut (Mulyono. T,
memperbaiki kinerja kekuatannya. 2005) beton memiliki beberapa keunggulan
antara lain sebagai berikut ini :
Syarat-syarat Campuran Beton a) Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan
Perencanaan campuran beton bertujuan kebutuhan konstruksi
untuk menentukan jumlah semen, agregat halus b) Mampu memikul beban yang berat
bahan campuran dan air yang harus memenuhi c) Tahan terhadap temperatur tinggi
persyaratan : d) Biaya pemeliharaan yang kecil
a) Kekuatan Desak, kekuatan desak yang dicapai Menurut (Tjokrodimuljo, 2007), beton
pada umur 28 hari (umur yang ditentukan) memiliki beberapa kekurangan sebagai berikut :
haarus memenuhi persyaratan yang a) Bentuk yang dibuat sulit untuk diubah
diinginkan menurut karakteristik mutu beton b) Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan
yang telah direncanakan yaitu mutu beton ketelitian yang tinggi
fc’= 20 mpa. c) Mempunyai Berat Sendiri yang besar
b) Mudah dikerjakan dan ditempatkan pada d) Daya pantul suara yang besar.
cetakan (bekisting) yang ditentukan dari :
1. Volume adukan Jenis-Jenis Beton
2. Keenceran adukan Ada beberapa jenis beton yang dipakai
3. Perbandingan agregat halus dan air dalam konstruksi suatu bangunan yaitu sebagai
c) Sifat awet beton setelah mengeras yang berikut ini :
berhubungan dengan kekuatan desaknya. 1. Beton normal adalah beton yang
Semakin besar kekuatan desak maka semakin menggunakan agregat normal.
awet mortar tersebut. 2. Beton bertulang adalah beton yang
d) Penyelesaian akhir permukaan beton menggunakan tulangan dengan jumlah dan
e) Ekonomis dan optimum pemakaian semen. luas tulangan tanpa pratekan dan
Perencanaan campuran beton harus direncanakan berdasarkan asumsi bahwa
memperhitungkan syarat saat beton telah kedua material bekerja secara bersama-sama
mengeras, antara lain : rapat air, tahan terhadap dalam menahan gaya yang bekerja.
ganguan yang merusak, tidak terjadi penyusutan 3. Beton pracetak adalah beton yang elemen
/ pemuaian karena pengaruh temperatur (suhu) betonnya tanpa atau dengan tulangan yang
dan berbentuk seragam. Untuk menghasilkan dicetak di tempat yang berbeda dari posisi
beton bermutu tinggi maka dibutuhkan prosedur akhir elemen dalam strukur.
yang benar dan cermat pada keseluruhan proses 4. Beton pratekan adalah beton dimana telah
produksi beton yang meliputi: diberikan tegangan dalam bentuk mengurangi
1. Uji material (material testing). tegangan tarik potensial dalam beton akibat
2. Sensor dan pengelompokan material (material pemberian beban yang bekerja.
sensor and grouping). 5. Beton ringan adalah beton yang memakai
3. Penakaran dan pencampuran (betching). agregat ringan atau campuran antara agregat
4. Pengadukan (mixing) kasar ringan dan pasir alami sebagai
5. Pengangkutan (transportating) pengganti ageragat halus ringan dengan
6. Pengecoran (placing) ketentuan tidak boleh melampaui berat isi
7. Perawatan (curing) maksimum beton 1850 kg/m3 kering udara
Disamping itu pengawasan dan dan harus memenuhi ketentuan kuat tekan dan
pengendalian yang ketat pada keseluruhan kuat tarik beton ringan untuk tujuan
prosedur dan mutu pelaksanaan, yang didukung struktural.
oleh kordinasi operasional optimal.
Tabel 1. Kelas dan Mutu Beton Air
Jenis Beton fc’ Air merupakan bahan yang penting juga
Mutu Tinggi 35 – 65 dalam pembuatan suatu campuran beton. Air
Mutu Sedang 20 - < 35 yang dicampur dengan semen akan membungkus
15 - < 20 agregat halus dan kasar menjadi satu kesatuan.
Mutu Rendah
10 - < 15 Pencampuran semen dan air akan menimbulkan
(Sumber : SNI 03-6468-2000) reaksi kimia yang disebut dengan istilah reaksi
hidrasi. Dalam reaksi hidrasi komponen pokok
Material Penyusun Beton dalam semen bereaksi dengan molekul air
Beton umumnya tersusun dari tiga bahan membentuk hidrat atau produksi hidrasi.
penyusun utama yaitu semen, aggregat dan air. Hampir semua air alami yang dapat
Jika diperlukan, bahan material pembantu (filer) diminum dan tidak memiliki rasa dan bau dapat
dan bahan tambah (admixture) dapat digunakan sebagai air pencampuran dalam
ditambahkan. Bahan material pembantu biasa pembuatan beton. Adanya kotoran pada air tidak
digunakan dengan berbagai tujuan, antara lain saja berpengaruh pada waktu ikat beton kekuatan
mengurangi pemakaian semen, mengurangi beton dan stabilitas volume (perubahan panjang),
bleeding atau menambah workability beton namun juga dapat mengakibatkan pengkristalan
segar. Sedangkan bahan tambah biasanya atau korosi tulangan. Persyaratan yang harus
digunakan untuk mengubah sifat-sifat tertentu dipenuhi oleh air yang agar dapat digunakan
dari beton, berikut ini adalah material pembentuk antara lain :
beton. 1) Tidak mengandung lumpur (benda melayang
lainnya) lebih dari 2 gram/liter.
Semen Portland (PC) 2) Tidak mengandung garam-garam yang dapat
Semen Porland merupakan bubuk halus merusak beton. (asam, zat organik, dsb) lebih
yang diperoleh dengan mengelilingi kliner (yang dari 15 gram/liter.
didapat dari pembakaran suatu campuran yang 3) Tidak mengandung klorida (Cl) lebih dari 0,5
baik dan merata antara kapur dan bahan-bahan gram/liter.
yang mengandung silika, aluminia, dan oxid besi 4) Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari
), dengan batu gips sebagai bahan tambah dalam 1 gram/liter.
jumlah yang cukup. Semen jika dicampur air
akan membentuk adukan yang disebut pasta Deskripsi Beton Serat
semen, jika dicampur agregat halus (pasir) dan Beton serat merupakan beton yang terdiri
air, maka akan terbentuk adukan yang disebut dari semen hidrolik, air, agregat halus, agregat
mortar, jika ditambah lagi agregat kasar (kerikil) kasar dan serat (serat baja, plastik, glass
akan terbentuk adukan yang biasa disebut beton. maupun serat alami) yang disebar secara
diskontinu.
Agregat Halus Beton serat mempunyai kelebihan
Agregat halus (Pasir) (Menurut SNI 1970- dibanding beton tanpa serat, yaitu keliatan
2008), adalah pasir alam hasil disintegrasi alami (ductility), ketahanan terhadap beban kejut
batuan atau pasir yang dihasilkan oleh industri (impact resistance), kuat tarik dan lentur
pemecah batu dan mempunyai ukuran butir (tensile and flexural strength), kelelahan
terbesar 4,75 mm (No.4). (fatigue life), ketahanan terhadap pengaruh
susut (shrinkage) dan ketahanan terhadap
Agregat Kasar keausan (abrasion) (Soroushian and Bayashi,
Agregat kasar berupa pecahan batu, 1987). Menurut As’ad (2008), beton serat
pecahan krikil atau krikil alami dengan ukuran memberi banyak keuntungan antara lain:
butiran minimal 5 mm dan ukuran butiran a) Serat terdistribusi secara acak dalam volume
maksimal 40 mm. Ukuran maksimum dari beton pada jarak yang relatif dekat satu
agregat kasar dalam beton bertulang diatur sama lain. Hal ini akan memberi tahanan
berdasarkan kebutuhan bahwa agregat tersebut berimbang ke segala arah dan memberi
harus dengan mudah dapat mengisi cetakan dan keuntungan material struktur yang
lolos dari celah-celah yang terdapat di antara
batang-batang baja tulang.
dipersiapkan untuk menahan beban gempa merupakan kemampuan beton untuk menerima
dan angin. beban persatuan luas (Mulyono, 2005).
b) Perbaikan perilaku deformasi seperti Nilai kuat tekan beton yang diisyaratkan f’c
ketahanan terhadap impak, daktilitas yang diperoleh dari benda uji silinder standar yang
lebih besar, kuat lentur, dan kapasitas torsi dirawat dan telah berumur 28 hari. Nilai kuat
yang lebih baik. tekan dicantumkan dalam gambar kerja proyek
c) Meningkatkan ketahanan beton terhadap dan digunakan dalam perhitungan. Untuk
formasi dan pembentukan retak. mencapai kuat tekan yang diisyaratkan f’c, maka
d) Peningkatan ketahanan pengelupasan kuat tekan rerata f’cr harus ditentukan :
(spalling) dan retak pada selimut beton akan a) Untuk f’c kurang atau sama dengan 35 Mpa,
membantu menghambat korosi besi tulangan diambil nilai terbesar dari :
dari serangan kondisi lingkungan yang f’cr = f’c + 1,34s .......................... 2.1
berpotensi korosi. f’cr = f’c + 2,33s – 3,5 .......................... 2.2
b) Untuk f’c lebih dari 35 Mpa, diambil nilai
Perencanaan Campuran Beton Serat terbesar dari :
Peningkatan kekerasan beton dipengaruhi f’cr = f’c + 1,34s .......................... 2.3
oleh konsentrasi serat dan ketahanan serat f’cr = 0,90 f’c + 2,33s .......................... 2.4
terhadap cabutan yang terutama ditentukan oleh Dengan s adalah nilai deviasi standar
perbandingan aspek serat (perbandingan Banyak hal yang mempengaruhi kuat tekan
panjang/diameter) dan faktor lain seperti bentuk beton, diantaranya adalah rasio air-semen, jenis
dan tekstur permukaan. Perencanaan semen dan bahan tambah yang digunakan,
campuran beton serat ditentukan berdasarkan: agregat, air, kondisi kelembapan udara saat masa
a) Kandungan serat < 2% dari volume beton, perawatan benda uji serta umur beton saat diuji.
b) Perbandingan aspek panjang dan diameter
serat < 100, Kuat Lentur
c) Diameter agregat < 19 mm Kuat lentur adalah ukuran kemampuan
suatu bahan menahan lentur (beban) yang
Tanaman Purun Tikus (Eleocharis dulcis) bekerja tegak lurus sumbu memanjang serat di
Menurut kamus besar Indonesia Tanaman tengah-tengah bahan yang di tumpu pada kedua
Purun Tikus adalah tanaman khas daerah rawa ujungnya tanpa terjadi perubahan bentuk.
yang memiliki batang tegak, tidak bercabang, Rumus yang digunakan dalam metode
warna abu-abu hingga hijau mengkilat dengan pengujian kuat lentur beton dengan 2 titik
panjang 50-200 cm dan ketebalan 2-8 mm, daun pembebanan adalah :
mengecil sampai ke bagian basal, pelepah tipis 1. Untuk pengujian dimana patahnya benda uji
seperti membran, ujungnya asimetris, berwarna ada di daerah pusat pada 1/3 jarak titik
cokelat kemerahan. perletakan pada bagian tarik dari beton maka
kuat lentur beton dihitung sebagai berikut :
..................... 2.5

2. Untuk Pengujian dimana patahnya benda uji


ada di luar pusat (diluar daerah 1/3 jarak titik
perletakan) di bagian tarik beton, dan jarak
antara titik pusat dan titik patah kurang dari
5% dari panjang titik perletakan maka kuat
Gambar 1. Tanaman Purun Tikus
lentur beton dihitung sebagai berikut :
Kuat Tekan Beton ..................... 2.6
Nilai kuat tekan beton menjadi parameter
utama untuk mengenali mutu sebuah konstruksi, Dengan:
karena kuat tekan beton mengidentifikasikan σ = Kuat lentur benda uji (MPa)
mutu dari sebuah struktur. Kinerja beton P = Beban tertinggi ditunjukkan mesin uji
dibuktikan dengan nilai kuat tekan beton yang L = Jarak antara dua garis perletakan
b = Lebar tampang lintang patah horizontal Pengumpulan data
h = Lebar tampang lintang patah vertikal Terdiri dari data primer dan sekunder. Data
a = Jarak rata-rata tampang lintang patah primer dilakukan dengan metode eksperimen
dan tumpuan luar yang terdekat, diukur terhadap benda uji dari berbagai kondisi
pada 4 tempat pada sisi titik dari perlakuan. Diuji di Lab. Beton Univ. Tridinanti
bentang (m). Palembang. Data sekunder didapat dari literatur
3. Untuk benda uji yang patahnya di luar 1/3 penelitian sebelumnya, buku dan jurnal.
lebar pusat pada bagian tarik beton dan jarak
antara titik pembebanan dan titik patah lebih Diagram Alir Penelitian
dari 5% bentang, hasil pengujian tidak Diagram alir penelitian ini adalah sebagai
dipergunakan. berikut :

Gambar 2. Denah Patah Pada Balok Uji


Sumber : SNI 03-4431-1997

Uji Slump Beton (Concrete Slump Test)


Uji slump adalah suatu uji empiris atau
metode yang digunakan untuk menentukan
Gambar 4. Diagram Alir Penelitian
kekakuan dari campuran beton segar untuk
menentukan tingkat kelecakannya (workability).
Tahapan penelitian di Laboratorium
Kelecakan campuran beton menunjukkan berapa
digambarkan pada diagram alir berikut :
banyak air yang digunakan.

III METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Beton di Fakultas Teknik Universitas Tridinanti
Palembang, mulai April hingga September 2019.
Lokasi
Penelitian

Gambar 3. Denah Lokasi Laboratorium Beton


Universitas Tridinanti Palembang Gambar 5. Diagram Alir Percobaan di
Sumber : GOOGLE MAPS Laboratorium
Material Penelitian
Material yang digunakan pada penelitian
ini terdiri dari :
1) Semen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Semen Portland Komposite (Portland
Composite Cement) merk Semen Baturaja.
2) Agregat kasar yang digunakan adalah batu Gambar 6. Semen Baturaja Portland Tipe I
pecah (split) ukuran maksimum 25 mm dan Sumber : Dok. Pribadi, 2019
minimum 19 mm yang berasal dari Lahat. 2. Agregat Halus
3) Agregat halus yang digunakan adalah pasir Agregat halus yang digunakan pada penelitian
dari Tanjung Raja Ogan Komering Ilir (OKI) ini berupa pasir yang berasal dari Tanjung
4) Serat Tanaman Purun tikus didapat di daerah Raja.
Indralaya Ogan Komering Ilir (OKI).
5) Air yang digunakan dari Rawa yang ada di
Indralaya Ogan Komering Ilir (OKI).

Persiapan Laboratorium dan Material


Pelaksanan penelitian di laboratorium Gambar 7 Agregat Halus Pasir Tanjung Raja
dimulai dari persiapan bahan atau material yang Sumber : Dok. Pribadi, 2019
akan dibuat. Alat yang digunakan berasal dari 3. Agregat Kasar
Laboratorium Beton Universitas Tridinanti Agregat kasar yang digunakan pada penelitian
Palembang, yang terdiri dari : ini berupa batu pecah (split) yang berasal dari
1) Timbangan Ohaus daerah Lahat dengan ukuran split 20 mm.
2) Piknometer
3) Oven
4) Ayakan Agregat Halus
5) Ayakan Agregat Kasar
6) Timbangan kapasitas 10 kg
7) Kerucut Terpancung
8) Cetakan Silinder Gambar 8. Agregat Kasar Split Lahat
9) Compression Testing Machine Sumber : Dok. Pribadi, 2019
10) Alat getar (Shieve shaker) 4. Bahan Tambah Serat Purun
11) Specific Gravity Serat Tanaman Purun tikus yang digunakan
12) Tabung Ukur pada penelitian ini sudah memalui beberapa
13) Pan dan Cawan tahapan sampai menjadi serat yang halus.
14) Alat Pengaduk atau Mixer Proses pembuatan dimulai dari pengambilan
15) Satu Set Alat Slump Tes tanaman purun, dilakukan penjemuran di
16) Container matahari selama 3 hari, lalu dimasukkan ke
dalam oven 20 menit suhu 40 ºC. Kemudian
Bahan-bahan yang digunakan dipipihkan dan didiamkan selama 1 hari, lalu
Dalam merencanakan beton dan mutu dipotong ukuran 25 cm untuk memudahkan
beton perlu diperhatikan desain campuran beton proses penyisiran dengan menggunakan sikat
(job mix design), agar menghasilkan komposisi kawat. Setelah tanaman menjadi serat di
bahan yang tepat sehingga di dapat beton yang potong-potong dengan ukuran ±2 cm dan siap
berkualitas dan mengikuti variasi sifat beton di campurkan dalam adukan beton.
tanpa mengabaikan segi ekonominya. Bahan-
bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Semen
Jenis semen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah semen portland tipe I yang
diproduksi oleh PT. Semen Baturaja. Gambar 9. Serat Tanaman Purun
Sumber : Dok. Pribadi, 2019
4. Air 2. Pengujian Berat Jenis SSD dan Penyerapan
Air yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Air Agregat Halus
air bersih yang di supply PDAM ke Fakultas Untuk menentukan berat jenis agregat halus
Teknik Universitas Tridinanti Palembang dalam keadaan kering oven, menentukan
berat jenis (bulk), berat jenis kering
Pengujian Material permukaan jenuh (Saturated Surface Dry,
Bertujuan untuk mengetahui karakteristik SSD), berat jenis semu (apparent) , dan
atau sifat dasar material yang akan digunakan penyerapan dari agregat halus.
sehingga dapat memudahkan dalam menentukan a. Peralatan yang digunakan
campuran beton yang akan digunakan. 1. Timbangan digital 5000 gram dengan
1. Pengujian Analisa Saringan Agregat Halus ketelitian 0,1 gr.
Untuk mengetahui daerah gradasi dari agregat 2. Piknometer/gelas ukur dengan kapasitas
halus, dan nilai maksimum dari agregat halus 500 ml.
menggunakan saringan. 3. Kerucut terpancung untuk menentukan
a. Peralatan yang digunakan SSD dengan diameter atas (40+3) mm,
1. Timbangan kapasitas 3 Kg dengan diameter bawah (90+3) mm dan
ketelitian 0,1 gram. tingginya (75+3) mm terbuat dari logam
2. Saringan yang tersusun dari ukuran no tebal minimal 0,8 mm.
2”, 1½“, 1”, 3/4“, ½“, 3/8”, ¼”, 4”, 8”, 4. Batang penumbuk dengan dengan
16”, 30”, 50”, 100”, 200”, dan pan. permukaan rata, diameter penumbuk
3. Oven yang dilengkapi pengatur suhu (25+3) mm dan berat (340+15) gram.
untuk pemanasan sampai (110±5) ºC. 5. Cawan.
4. Mesin penggetar (Sieve Shaker) 6. Oven yang dilengkapi pengatur suhu
5. Pan dan Cawan. untuk pemanasan sampai (110 ± 5ºC)
6. Kuas, sikat dan lain – lain. 7. Loyang atau talam-talam.
b. Benda Uji : 8. Bejana tempat air.
Agregat Halus (pasir) yang berasal dari 9. Air suling.
Tanjung raja sebanyak ±1000 gram. b. Benda Uji :
c. Prosedur Pelaksanaan : Agregat Halus (Pasir) yang tertahan dari
1. Persiapkan benda uji (pasir) sebanyak ± saringan no.4 hingga pan diperoleh dari
1000 gr analisa saringan yang telah direndam
2. Agregat halus (pasir) dikeringkan selama 24 jam ± 1000 gram.
didalam oven dengan suhu 110 ± 5ºC, c. Prosedur Pelaksanaan :
sampai berat tetap. 1. Ambil benda uji yang lolos saringan no.
3. Persiapkan saringan berdasarkan nomor 4”, 8”, 16”, 30”, 50”,100”, 200”, dan
saringan dan susun saringan mulai dari pan yang telah direndam selama 24 jam.
nomor terbesar diatas sampai nomor 2. Benda uji terlebih dahulu dibuat dalam
terkecil serta pan diletakan di bawah. keadaan jenuh air kering permukaan.
4. Letakkan saringan pada mesin penggetar 3. Masukkan benda uji kedalam kerucut
dan masukan benda uji kedalam terpancung dalam 3 lapisan dan
saringan, lalu getarkan menggunakan ditumbuk sebanyak 25 kali, lapisan
alat sieve shaker selama 15 menit. pertama dan kedua ditumbuk sebanyak
5. Setelah itu agregat yang tertahan di atas 5 kali. Penumbukan dilakukan secara
masing-masing lubang ayakan di merata searah jarum jam. Angkat
timbang. cetakan kerucut terpancung secara
6. Kemudian data hasil timbangan perlahan-lahan.
dimasukkan ke tabel dan dihitung. 4. Setelah mencapai keadaan kering
7. Untuk agregat halus yang lolos permukaan jenuh (SSD), ambil agregat
saringan no.4, benda ujinya diambil sebanyak 500 gram dan masukkan ke
dan direndam selama 24 jam untuk dalam labu ukur.
penelitian berat jenis pasir. 5. Masukkan air bersih mencapai 90% isi
piknometer, putar sambil diguncang
sampai tidak terlihat gelembung udara 1. Timbang dan catat berat silinder (W1)
di dalamnya, atau dengan cara di pompa 2. Masukkan benda uji kedalam silinder
hampa udara atau direbus labu ukur. dengan hati-hati sampai penuh dan
6. Setelah gelembung tidak terlihat lagi, padat lalu ratakan dengan mistar.
tambahkan air sampai mencapai tanda 3. Timbang berat wadah beserta benda uji
batas. (W2)
7. Timbang piknometer berisi air dan 4. Hitunglah berat benda uji (W3=W2-W1)
benda uji (B) d. Prosedur Pelaksanaan Berat Isi Padat :
8. Keluarkan benda uji, keringkan dalam 1. Timbang dan catat beratnya (W1)
oven dengan suhu 110 ± 5ºC sampai 2. Isilah wadah dengan benda uji dalam 3
berat tetap kemudian didinginkan benda lapis, setiap lapisan dipadatkan dengan
uji dalam desikator, lalu timbang tongkat sebanyak 25 kali secara merata.
beratnya (A). 3. Ratakan permukaan benda uji dengan
9. Isi kembali piknometer dengan air menggunakan mistar perata.
sampai tanda batas, lalu timbang 4. Timbang dan catat berat wadah beserta
beratnya (C). benda uji W2.
10.Kemudian masukkan data hasil 5. Hitung berat benda uji (W3 =W2-W1)
timbangan ke dalam tabel. 4. Pengujian Kadar Lumpur Agregat Halus (Silt
3. Pengujian Berat Isi Agregat Halus Content)
Untuk mengkonversi dari satuan berat ke Untuk menentukan kadar prsentasi kadar
satuan volume. Dalam merancang campuran lumpur dalam agregat. Kandungan lumpur <
beton komposisi bahan ditentukan dalam 5% merupakan ketentuan dalam peraturan
satuan berat. Pada waktu membuat beton di bagi penggunaan agregat halus untuk
lapangan dengan komposisi berat kurang pembuatan beton.
praktis, biasanya di lapangan menggunakan a. Peralatan yang digunakan
komposisi perbandingan yaitu dengan takaran 1. Corong
(volume). Untuk mengkonversi dari 2. Labu ukur 500 ml.
komposisi satuan berat ke komposisi satuan 3. Cawan.
volume digunakan angka berat isi. Berat isi b. Benda Uji
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor 1. Pasir sebanyak 200 gram
seperti berat jenis, gradasi agregat, bentuk 2. Larutan NaCl
agregat, diameter maksimum agregat, berat isi c. Prosedur Pelaksanaan
untuk agregat beton diisyaratkan harus lebih 1. Masukkan benda uji kedalam labu ukur
dari 1,2 kg/liter. Tujuan pengujian ini untuk dan beri larutan NaCl hingga benda uji
menentukan berat isi agregat halus, berat isi terendam.
merupakan perbandingan berat dan volume. 2. Guncangkan Labu ukur yang telah diisi
a. Peralatan yang digunakan : benda uji dan larutan NaCl secara
1. Timbangan dengan kapasitas 500 gram vertikal sebanyak 90 kali.
dengan ketelitian 0,1 gram 3. Diamkan selama kurang lebih 30 menit -
2. Pan dan cawan 1 jam, sampai lumpurnya naik ke atas.
3. Tongkat pemadat berdiameter 15 mm 4. Kemudian baca dan catat hasil yang
dengan panjang 60 cm dengan ujung didapat kedalam tabel berapa tebal
bulat. lumpur yang naik ke atas dan baca juga
4. Mistar perata. tinggi pasir dan lumpurnya.
5. Oven yang dilengkapi pengatur suhu 5. Pengujian Analisa Saringan Agregat Kasar
untuk pemanasan sampai (110 ± 5ºC) Untuk menentukan butir maksimum agregat
6. Bejana silinder. kasar.
b. Benda Uji a. Peralatan yang digunakan :
Agregat halus (pasir) yang berasal dari 1. Timbangan 500 gram ketelitian 0,1 gr.
Tanjung Raja, dimasukkan kedalam bejana 2. Saringan yang tersusun dari no 2” , 1½ “
silinder sampai penuh. , 1”, 3/4“, ½“, 3/8”, ¼”, 4”, 8”, 16”,
c. Prosedur Pelaksanaan Berat Isi Lepas : 30”, 50”, 100”, 200”, dan pan.
3. Oven yang dilengkapi pengatur suhu 2. Setelah direndam selama 24 jam,
untuk pemanasan sampai (110 ± 5ºC) keringkan benda uji dengan cara
4. Mesin penggetar. dikeringkan menggunakan handuk,
5. Pan dan Cawan . setelah itu timbang beratnya. (B)
6. Kuas , sikat dan lain-lain. 3. Benda uji imasukan kedalam keranjang
b. Benda Uji : dan rendam kembali dalam air, lalu
Agregat Kasar (split) yang berasal dari timbang berat benda uji didalam
Lahat. keranjang yang berada didalam air.(A)
c. Prosedur Pelaksanaan : 4. Angkat benda uji, lalu oven sampai
1. Persiapkan benda uji (split), dalam kering dengan temperatur (110±5)oC.
keadaan bersih dari kadar lumpur. 5. Setelah benda uji sudah dalam keadaan
2. Agregat kasar (split) dikeringkan di kering, timbang kembali benda uji
dalam oven dengan suhu (110 ± 5ºC) dalam kondisi kering (C).
sampai berat tetap. 7. Pengujian Berat Isi Agregat Kasar
3. Persiapkan saringan berdasarkan nomor Pengujian ini dilakukan untuk menentukan
saringan dan susun saringan mulai dari berat isi agregat kasar. Berat isi merupakan
nomor terbesar diatas sampai nomor perbandingan antara berat dan volume.
terkecil serta pan diletakkan dibawah. a. Peralatan yangdigunakan
4. Letakkan saringan pada mesin 1. Timbangan dengan kapasitas 500 gram
penggentar dan masukkan benda uji dengan ketelitian 0,1 gram
kedalam saringan, kemudian getarkan 2. Pan atau cawan untuk agregat yang telah
menggunakan alat sieve shaker selama dikeringkan
15 menit. 3. Tongkat pemadat berdiameter 15 mm
5. Setelah itu timbang berat agregat yang dan panjang 60 cm
tertahan di atas masing masing lubang 4. Mistar perata
ayakan. 5. Oven yang dilengkapi pengatur suhu
6. Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air untuk pemanasan sampai (110±5)o
Agregat Kasar 6. Bejana silinder
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan b. Benda Uji
berat jenis agregat kasar (bulk), dalam Agregat kasar (split) yang berasal dari
keadaan kering oven, menentukan berat jenis Lahat, dimasukan kedalam bejana silinder
agregat kasar kering permukaan, menentukan sampai penuh. Lalu keringkan dalam oven
kadar air agregat kasar kering permukaan dengan suhu (110±5)oC sampai berat tetap.
jenuh air (SSD). c. Prosedur pelaksanaan berat isi lepas
a. Peralatan yang digunakan : 1. Timbang dan catat berat silinder.
1. Timbangan 5000 gram dengan ketelitian 2. Masukan benda uji kedalam silinder
0,1 gram sampai penuh dan padat lalu ratakan
2. Siapkan alat spesific Gravitydengan dengan mistar.
ukuran diameter 8”dan tinggi 2,5” 3. Timbang berat dan catat wadah beserta
3. Oven yang dilengkapi pengatur suhu isinya.
untuk pemanasan sampai (110±5)oC 4. Hitunglah berat benda uji.
4. Handuk d. Prosedur pelaksanaan berat isi :
b. Benda Uji : 1. Timbang dan catat berat silinder.
Ambil agregat kasar kurang lebih 2. Isilah wadah dengan benda uji dalam 3
sebanyak 1000 gram dalam keadaan lapis, setiap lapisan dipadatkan dengan
kering permukaan (saturated surface dry, tongkat sebanyak 25 kali secara merata.
SSD), yang lolos saringan No.2”, 1½“, 1”, 3. Ratakan permukaan benda uji dengan
¾“, ½ “, 3/8 “, ¼ “ dan No. 4. menggunakan mistar perata.
c. Prosedur Pelaksanaan : 4. Timbang dan catat berat wadah beserta
1. Benda uji yang lulus saringan direndam isi.
selama 24 jam. 5. Hitung berat benda uji.
Teknik Pengumpulan Data mengacu pada peraturan SK SNI 7656-2012.
Teknik pengumpulan data dilakukan Tata cara pemilihan campuran untuk beton
dengan metode eksperimen terhadap beberapa normal, beton berat dan beton massa.
benda uji dari berbagai kondisi perlakuan yang
di uji di Laboratorium Beton Universitas Prosedur Pembuatan Benda Uji
Tridinanti Palembang. Benda uji dibuat dengan cetakan silinder
a.. Data Primer diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Untuk
Data primer diperoleh langsung di pengujian kuat tekan beton masing-masing
Laboratorium, data-data tersebut antara lain: persentase (%) dan umur beton di buat 3 benda
1. Berat jenis agregat halus uji dengan perendaman menggunakan pH air
Untuk menentukan berat jenis agregat yang berbeda. Untuk pengujian kuat lentur beton
halus dalam keadaan kering dan masing-masing persentase (%) dengan umur
menentukan kadar air agregat halus. beton 28 hari dibuat sebanyak 3 benda uji
2. Berat isi agregat halus dengan perendaman menggunakan pH air yang
Pemeriksaan ini untuk menentukan berat berbeda. Berikut tabel jumlah benda uji :
isi agregat halus. Tabel 2. Jumlah Sampel Kuat Tekan Beton
3. Analisa saringan agregat halus Normal dan Komposisi Serat Purun Tikus
Untuk mengetahui gradasi dan modulus Komposisi Jumlah Jumlah
No Tambahan Usia Beton Sampel Sampel
kehalusan agregat. Serat Purun (Perendaman (Perendaman
4. Kadar lumpur agregat halus Tikus dengan pH dengan Air
Untuk menentukan kadar lumpur dengan Air Normal) pH Asam)
1 BN (0 %) 3, 7, 14, 15 sampel 15 sampel
persentase berat lumpur terhadap berat 21, 28 hari
kering agregat halus memenuhi 2 BSP (0,75%) 3, 7, 14, 15 sampel 15 sampel
persyaratan. 21, 28 hari
5. Berat jenis agregat kasar Total 30 sampel 30 sampel
Untuk menentukan berat jenis agregat
kasar dalam keadaan kering dan Tabel 3. Jumlah Sampel Kuat Tarik Belah Beton
menentukan kadar air agregat kasar. dan Komposisi Serat Tanaman Purun Tikus
6. Berat isi agregat kasar Komposisi Jumlah Jumlah
No Tambahan Usia Beton Sampel Sampel
Pemeriksaan ini untuk menentukan berat Serat (Perendaman (Perendaman
isi agregat halus. Tanaman dengan pH dengan Air
7. Analisa saringan agregat kasar Purun Tikus Air Normal) pH Asam)
1 BN (0 %) 28 hari 3 sampel 3 sampel
Untuk mengetahui gradasi dan modulus 2 BSP (0,75%) 28 hari 3 sampel 3 sampel
kehalusann agregat. Total 6 sampel 6 sampel
8. Kadar lumpur agregat kasar
Untuk menentukan kadar lumpur dengan Tahapan pembuatan sampel beton normal yaitu :
persentase berat lumpur terhadap berat 1. Adukan beton yang telah siap dimasukkan
kering agregat kasar memenuhi kedalam cetakan silinder sebanyak tiga lapis
persyaratan. dengan masing-masing lapis ketebalannya 1/3
9. Uji slump dari volume cetakan silinder.
Menentukan ukuran campuran beton basa 2. Disetiap lapis dilakukan pemadatan dengan
yang tetap dan memeriksa kesegaran beton cara ditusuk-tusuk dengan besi pemadat
tiap-tiap campurannya. sebanyak 25 kali tusukan secara merata di
b. Data sekunder setiap lapisannya sampai cetakan penuh.
Data sekunder diperoleh dari artikel-artikel 3. Setelah langkah 1 dan 2 telah dilakukan,
dan buku mengenai Serat tanaman purun/ permukaan atas adukan beton diratakan
Penelitian Beton campuran Serat. dengan bagian atas cetakan.
Tahapan pembuatan sampel beton purun adalah :
Perencanaan Campuran Beton 1. Adukan beton yang telah diaduk rata di
Merupakan cara untuk menentukan taburkan serat purun ukuran ±2 cm sedikit-
perbandingan bahan-bahan pada campuran sedikit sesuai presentase yang di rencanakan
beton. Penelitian ini campuran beton yang kemudian aduk lagi sampai rata.
2. Masukkan kedalam cetakan silinder sebanyak silinder ukuran 150 mm x 300 mm, dan balok
tiga lapis, masing-masing lapis ketebalannya ukuran 150 mm x 150 mm x 600 mm. Pertama
1/3 dari volume cetakan silinder. kali yang dilakukan adalah menimbang seluruh
3. Disetiap lapis dilakukan pemadatan dengan material yang akan digunakan sesuai dengan
cara ditusuk-tusuk dengan besi pemadat perencanaan campuran yang telah dibuat.
sebanyak 25 kali tusukan secara merata di Kemudian material dicampur menggunakan
setiap lapisannya sampai cetakan penuh. mesin pengaduk hingga tercampur rata.
4. Setelah langkah 1,2 dan 3 telah dilakukan, Selanjutnya dilakukan pengujian slump, dan
permukaan atas adukan beton diratakan dicetak kedalam cetakan silinder dan balok yang
dengan bagian atas cetakan. sudah dilumasi oli. Cetakan dibuka setelah 24
jam, kemudian perawatan benda uji dengan cara
Tahap Perawatan Benda Uji merendam benda uji kedalam air hingga satu hari
Benda uji yang telah dicetak dalam umur sebelum tanggal pengujian, sehingga pada saat
24 jam dibuka cetakannya kemudian diselimuti pengujian benda uji dalam keadaan kering.
dengan karung goni yang telah di siram dengan Setelah mencapai waktu yang ditentukan benda
air dengan periode tertentu. Selanjutnya uji ditimbang dan dilakukan pengujian kuat
direndam hingga satu hari sebelum benda diuji. tekan dan kuat lentur.

Pengujian Benda Uji Hasil Uji Slump


Langkah-langkah pengujian kuat tekan dan Uji slump untuk perencanaan struktur
lentur beton terhadap beton normal dan beton sebesar 10±2 yang dilakukan untuk mengukur
purun yang melalui proses perendaman dengan kekentalan adukan beton. Perbandingan hasil uji
air pH normal dan air pH Asam adalah : slump antara beton normal dan beton purun tikus
a. Uji Kuat Tekan Beton dengan variasi 0,75% dapat dilihat pada tabel 4.
1. Keluarkan benda uji dari tempat Tabel 4. Hasil Pengujian Slump Beton
perendaman sehari sebelum benda di uji. Variasi Nilai Slump Beton
2. Benda uji ditimbang berat dan volumenya. Beton Normal 10 cm
3. Letakkan benda uji secara sentris pada Beton Purun Tikus 0.75% 8 cm
mesin kuat tekan beton. Sumber : Hasil Penelitian di Laboratorium
4. Catatlah beban maksimum yang terjadi
selama pengujian berlangsung. Dapat dilihat hasil slump beton normal
5. Lakukan pada semua benda uji yang akan sebesar 10 cm, dan beton purun sebesar 8 cm.
di uji kuat tekan beton.
b. Uji Kuat Tarik Belah Beton Data Hasil Pengujian Kuat Tekan dan Kuat
1. Keluarkan benda uji dari tempat Lentur Beton
perendaman sehari sebelum benda di uji. Data Pengujian kuat tekan dan kuat lentur
2. Benda uji ditimbang berat dan volumenya. beton normal dan beton purun menggunakan air
3. Letakkan benda uji pada mesin uji kuat pH Normal (Air PDAM Tirta Musi pH=6.5) dan
tarik belah beton yang dilapisi plat diatas air pH Asam (Air Rawa pH=4,5) adalah sebagai
dan dibawah benda uji. berikut :
4. Selama pengujian berlangsung mesin uji a. Kuat Tekan Beton Normal
akan menekan benda uji hingga terbelah. Kuat tekan rata-rata beton normal
5. Mencatat hasil kuat tarik belah beton perendaman air PDAM Tirta Musi dan air
hingga semua benda uji yang akan di uji rawa adalah :
kuat tarik belah beton.
Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Pengujian Kuat
Tekan Beton Normal
IV. ANALISA DATA
Umur Beton ( Hari )
Kondisi Beton
3 7 14 21 28 σbk
Deskripsi Pembuatan Benda Uji Beton Normal
Sampel benda uji dengan dua variasi yaitu 12.41 15.00 16.73 19.52 22.60 kg/cm2
(Air PDAM)
beton normal dan beton campuran serat purun Beton Normal
11.69 13.18 14.48 17.77 19.97 kg/cm2
(Air Rawa)
0,75%. Cetakan yang digunakan berbentuk
Sumber : Hasil Penelitian di Laboratorium
Grafik perbandingan antara kuat tekan beton Grafik perbandingan antara kuat lentur beton
normal menggunakan perendaman air PDAM normal menggunakan perendaman air PDAM
Tirta Musi dan air rawa seperti dibawah ini : Tirta Musi dan air rawa seperti dibawah ini :

Gambar 10. Perbandingan Kuat Tekan Beton Gambar 12. Perbandingan Kuat Lentur Beton
Normal Perendaman Air PDAM dan Air Rawa Normal Perendaman Air PDAM dan Air Rawa

b. Kuat Tekan Beton Purun Tikus 0.75% d. Kuat Lentur Beton Purun Tikus 0.75%
Kuat tekan rata-rata beton purun perendaman Kuat lentur beton purun perendaman air
air PDAM Tirta Musi dan air rawa adalah : PDAM Tirta Musi (pH=6.5) dan Air Rawa
(pH=4.5) adalah :
Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Pengujian Kuat
Tekan Beton Purun Tikus 0.75% Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Pengujian Kuat
Umur Beton ( Hari )
Kondisi Beton Lentur Beton Purun Tikus 0.75%
3 7 14 21 28 σbk
Umur 28 Hari
Beton Purun Kondisi Beton
(Air PDAM)
10.39 13.08 14.62 17.31 19.62 kg/cm2 Kuat Lentur σbk
Beton Purun Tikus 0.75%
Beton Purun
10.08 12.50 13.82 16.64 18.81 kg/cm2 (Air PDAM)
20.13 kg/cm2
(Air Rawa)
Beton Purun Tikus 0.75%
Sumber : Hasil Penelitian di Laboratorium Purun (Air Rawa)
18.96 kg/cm2
Sumber : Hasil Penelitian di Laboratorium
Grafik perbandingan antara kuat tekan beton
purun menggunakan perendaman air PDAM Grafik perbandingan antara kuat lentur beton
Tirta Musi dan air rawa adalah : purun menggunakan perendaman air PDAM
Tirta Musi dan air rawa seperti dibawah ini :

Gambar 11. Perbandingan Kuat Tekan Beton


Purun Perendaman Air PDAM dan Air Rawa
Gambar 13. Perbandingan Kuat Lentur Beton
c. Kuat Lentur Beton Normal Purun Perendaman Air PDAM dan Air Rawa
Kuat lentur beton normal perendaman air
PDAM Tirta Musi dan air Rawa adalah : Analisa Hasil Pengujian Kuat Tekan
Hasil pengujian kuat tekan dan kuat lentur
Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Pengujian Kuat beton normal dan beton purun tikus 0.75%
Lentur Beton Normal menggunakan Air PDAM Tirta Musi (pH=6.5)
Kondisi Beton
Umur 28 Hari dan Air Rawa (pH =4.5) adalah :
Kuat Lentur σbk a. Kuat Tekan Beton Normal
Beton Normal Berdasarkan Tabel 5 dan Gambar 10, didapat
22.90 kg/cm2
(Air PDAM)
Beton Normal beton normal perendaman air PDAM Tirta
19.51 kg/cm2 Musi umur 28 hari memiliki kuat tekan
(Air Rawa)
Sumber : Hasil Penelitian di Laboratorium sebesar 22.60 Mpa, perendaman air rawa
umur 28 hari memiliki kuat tekan sebesar 1. Perendaman beton mutu fc’ = 20Mpa umur 28
19.97 Mpa. Beton normal perendaman air hari menggunakan air rawa (pH=4.5), dapat
PDAM Tirta Musi umur 28 hari memiliki menurunkan kuat tekan beton normal sebesar
kuat tekan yang lebih tinggi dibanding 11.63%, sedangkan pada beton purun tikus
perendaman air rawa. Ini menunjukkan bahwa 0.75% sebesar 4.12%, dibanding beton
perendaman air rawa dapat menurunkan kuat perendaman air PDAM Tirta Musi (pH=6.5).
tekan beton sebesar 11,63%. 2. Perendaman beton mutu fc’ = 20Mpa umur 28
b. Kuat Tekan Beton Purun Tikus 0.75% hari menggunakan air rawa (pH=4.5), dapat
Berdasarkan Tabel 6 dan Gambar 11, didapat menurunkan kuat lentur beton normal sebesar
beton purun tikus 0.75% perendaman air 14.8%, sedangkan pada beton purun tikus
PDAM Tirta Musi umur 28 hari memiliki 0.75% sebesar 5.8%, dibanding beton
kuat tekan sebesar 19.62 Mpa, perendaman perendaman air PDAM Tirta Musi (pH=6.5).
air rawa umur 28 hari memiliki kuat tekan
sebesar 18.81 Mpa. Beton purun tikus 0.75% DAFTAR PUSTAKA
perendaman air PDAM Tirta Musi umur 28
hari memiliki kuat tekan yang lebih tinggi As'ad, 2008, Teknologi Beton Serat, dalam
dibanding perendaman air rawa. Ini buku: Potret Hasil Karya Iptek, 32 Tahun
menunjukkan bahwa perendaman air rawa UNS Mengabdi Bangsa, Surabaya, UNS
dapat menurunkan kuat tekan beton sebesar Press.
4.12%.
AST M. C125, Standard Terminology Relating
c. Kuat Lentur Beton Normal
to Concrete and Concrete Aggregates.
Berdasarkan Tabel 7 dan Gambar 12, didapat
Philadelphia, PA : American Society for
beton normal perendaman air PDAM Tirta
Testing and Materials.
Musi umur 28 hari memiliki kuat lentur
Kusnaedi, 2006, Mengolah Air Gambut dan
sebesar 22.90 Mpa, perendaman air rawa
Kotor untuk Air Minum, Penebar Swadaya,
umur 28 hari memiliki kuat lentur sebesar
Jakarta, Hal. 17-20
19.51 Mpa. Beton normal perendaman air
Mulyono, Tri, 2005, Teknologi Beton. Edisi II,
PDAM Tirta Musi umur 28 hari memiliki
Andi Offset, Yogyakarta.
kuat lentur yang lebih tinggi dibanding
P Soroushian, Z Bayashi. 1987, Concept of Fibre
perendaman air rawa. Ini menunjukkan bahwa
Reinforced Concrete, Universitas Negeri
perendaman air rawa dapat menurunkan kuat
Surabaya, UNS Press.
lentur beton sebesar 14.80%.
Purba, Parhimpuan. 2006. Pengaruh Kandungan
d. Kuat Lentur Beton Purun Tikus 0.75%
Sulfat terhadap Kuat Tekan Beton. UNDIP:
Berdasarkan Tabel 8 dan Gambar 13, didapat
Jurnal Teknik Sipil PSD III, UNDIP
beton purun tikus 0.75%, perendaman air
SNI 03-4431-1997. Metode Pengujian Kuat
PDAM Tirta Musi umur 28 hari memiliki
Lentur Normal Dengan Dua Titik
kuat lentur sebesar 20.13 Mpa, perendaman
Pembebanan. Bandung. Badan Standar
air rawa umur 28 hari memiliki kuat lentur
Nasional.
sebesar 19.51 Mpa. Beton purun tikus 0.75%
SNI 03-6468-2000. Tata Cara Perancanaan
perendaman air PDAM Tirta Musi umur 28
Campuran Tinggi Dengan Semen Portland
hari memiliki kuat lentur yang lebih tinggi
Dengan Abu Terbang. Bandung. Badan
dibanding perendaman air rawa. Ini
Standar Nasional.
menunjukkan bahwa perendaman air rawa
SNI 1970-2008. Metode Uji Untuk Analisis
dapat menurunkan kuat lentur beton sebesar
Saringan Agregat Halus dan Agregat Kasar.
5.81%.
Bandung. Badan Standar Nasional.
SNI 2847-2013. Persyaratan Beton Struktural
V. KESIMPULAN
Untuk Bangunan Gedung. Bandung. Badan
Standar Nasional.
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan
Tjokrodimuljo, Kardiyono. 2007, Teknologi
pada penelitian ini, maka dapat diambil
Beton, Teknik Sipil dan Lingkungan
kesimpulan sebagai berikut :
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai