Pengaruh Variasi Perendaman Beton Purun Tikus Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Lentur Beton - Ani Firda
Pengaruh Variasi Perendaman Beton Purun Tikus Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Lentur Beton - Ani Firda
Ani Firda1,
1
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tridinanti Palembang
E-mail: anifirda@univ-tridinanti.ac.id
ABSTRAK
Salah satu bahan tambah beton ialah serat (fiber). Serat dalam beton berfungsi untuk mencegah
retak–retak sehingga menjadikan beton lebih daktail dari pada beton biasa dan untuk meningkatkan
kekuatan tarik beton. Pemakaian beton pada lingkungan agresif sangat berpengaruh pada keawatan dan
nilai kuat tekan dan tarik beton. Struktur beton dapat dikatakan berada pada lingkungan agresif manakala
beton terus-menerus berada dalam lingkungan air laut, air rawa, tanah, dan kawasan industri dimana banya
terkandung sulfat, beton akan menjadi rentan terhadap serangan sulfat yang dapat mengurangi durabilitas
beton dan dapat membuat beton menjadi korosi. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan meneliti
mengenai seberapa besar pengaruh variasi perendaman air PDAM Tirta Musi (pH=7) dan air rawa (pH<7)
dan terhadap kuat tekan dan kuat lentur dengan tambahan serat purun tikus (eleocharis dulcis) sebesar
0.75% selama 28 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perendaman beton mutu fc’ = 20Mpa umur 28 hari
menggunakan air rawa (pH=4.5), dapat menurunkan kuat tekan beton normal sebesar 11.63%, sedangkan
pada beton purun tikus 0.75% sebesar 4.12%, dibanding beton perendaman air PDAM Tirta Musi (pH=6.5).
Perendaman beton mutu fc’ = 20Mpa umur 28 hari menggunakan air rawa (pH=4.5), dapat menurunkan
kuat lentur beton normal sebesar 14.8%, sedangkan pada beton purun tikus 0.75% sebesar 5.8%, dibanding
beton perendaman air PDAM Tirta Musi (pH=6.5).
1. Semen
Jenis semen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah semen portland tipe I yang
diproduksi oleh PT. Semen Baturaja. Gambar 9. Serat Tanaman Purun
Sumber : Dok. Pribadi, 2019
4. Air 2. Pengujian Berat Jenis SSD dan Penyerapan
Air yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Air Agregat Halus
air bersih yang di supply PDAM ke Fakultas Untuk menentukan berat jenis agregat halus
Teknik Universitas Tridinanti Palembang dalam keadaan kering oven, menentukan
berat jenis (bulk), berat jenis kering
Pengujian Material permukaan jenuh (Saturated Surface Dry,
Bertujuan untuk mengetahui karakteristik SSD), berat jenis semu (apparent) , dan
atau sifat dasar material yang akan digunakan penyerapan dari agregat halus.
sehingga dapat memudahkan dalam menentukan a. Peralatan yang digunakan
campuran beton yang akan digunakan. 1. Timbangan digital 5000 gram dengan
1. Pengujian Analisa Saringan Agregat Halus ketelitian 0,1 gr.
Untuk mengetahui daerah gradasi dari agregat 2. Piknometer/gelas ukur dengan kapasitas
halus, dan nilai maksimum dari agregat halus 500 ml.
menggunakan saringan. 3. Kerucut terpancung untuk menentukan
a. Peralatan yang digunakan SSD dengan diameter atas (40+3) mm,
1. Timbangan kapasitas 3 Kg dengan diameter bawah (90+3) mm dan
ketelitian 0,1 gram. tingginya (75+3) mm terbuat dari logam
2. Saringan yang tersusun dari ukuran no tebal minimal 0,8 mm.
2”, 1½“, 1”, 3/4“, ½“, 3/8”, ¼”, 4”, 8”, 4. Batang penumbuk dengan dengan
16”, 30”, 50”, 100”, 200”, dan pan. permukaan rata, diameter penumbuk
3. Oven yang dilengkapi pengatur suhu (25+3) mm dan berat (340+15) gram.
untuk pemanasan sampai (110±5) ºC. 5. Cawan.
4. Mesin penggetar (Sieve Shaker) 6. Oven yang dilengkapi pengatur suhu
5. Pan dan Cawan. untuk pemanasan sampai (110 ± 5ºC)
6. Kuas, sikat dan lain – lain. 7. Loyang atau talam-talam.
b. Benda Uji : 8. Bejana tempat air.
Agregat Halus (pasir) yang berasal dari 9. Air suling.
Tanjung raja sebanyak ±1000 gram. b. Benda Uji :
c. Prosedur Pelaksanaan : Agregat Halus (Pasir) yang tertahan dari
1. Persiapkan benda uji (pasir) sebanyak ± saringan no.4 hingga pan diperoleh dari
1000 gr analisa saringan yang telah direndam
2. Agregat halus (pasir) dikeringkan selama 24 jam ± 1000 gram.
didalam oven dengan suhu 110 ± 5ºC, c. Prosedur Pelaksanaan :
sampai berat tetap. 1. Ambil benda uji yang lolos saringan no.
3. Persiapkan saringan berdasarkan nomor 4”, 8”, 16”, 30”, 50”,100”, 200”, dan
saringan dan susun saringan mulai dari pan yang telah direndam selama 24 jam.
nomor terbesar diatas sampai nomor 2. Benda uji terlebih dahulu dibuat dalam
terkecil serta pan diletakan di bawah. keadaan jenuh air kering permukaan.
4. Letakkan saringan pada mesin penggetar 3. Masukkan benda uji kedalam kerucut
dan masukan benda uji kedalam terpancung dalam 3 lapisan dan
saringan, lalu getarkan menggunakan ditumbuk sebanyak 25 kali, lapisan
alat sieve shaker selama 15 menit. pertama dan kedua ditumbuk sebanyak
5. Setelah itu agregat yang tertahan di atas 5 kali. Penumbukan dilakukan secara
masing-masing lubang ayakan di merata searah jarum jam. Angkat
timbang. cetakan kerucut terpancung secara
6. Kemudian data hasil timbangan perlahan-lahan.
dimasukkan ke tabel dan dihitung. 4. Setelah mencapai keadaan kering
7. Untuk agregat halus yang lolos permukaan jenuh (SSD), ambil agregat
saringan no.4, benda ujinya diambil sebanyak 500 gram dan masukkan ke
dan direndam selama 24 jam untuk dalam labu ukur.
penelitian berat jenis pasir. 5. Masukkan air bersih mencapai 90% isi
piknometer, putar sambil diguncang
sampai tidak terlihat gelembung udara 1. Timbang dan catat berat silinder (W1)
di dalamnya, atau dengan cara di pompa 2. Masukkan benda uji kedalam silinder
hampa udara atau direbus labu ukur. dengan hati-hati sampai penuh dan
6. Setelah gelembung tidak terlihat lagi, padat lalu ratakan dengan mistar.
tambahkan air sampai mencapai tanda 3. Timbang berat wadah beserta benda uji
batas. (W2)
7. Timbang piknometer berisi air dan 4. Hitunglah berat benda uji (W3=W2-W1)
benda uji (B) d. Prosedur Pelaksanaan Berat Isi Padat :
8. Keluarkan benda uji, keringkan dalam 1. Timbang dan catat beratnya (W1)
oven dengan suhu 110 ± 5ºC sampai 2. Isilah wadah dengan benda uji dalam 3
berat tetap kemudian didinginkan benda lapis, setiap lapisan dipadatkan dengan
uji dalam desikator, lalu timbang tongkat sebanyak 25 kali secara merata.
beratnya (A). 3. Ratakan permukaan benda uji dengan
9. Isi kembali piknometer dengan air menggunakan mistar perata.
sampai tanda batas, lalu timbang 4. Timbang dan catat berat wadah beserta
beratnya (C). benda uji W2.
10.Kemudian masukkan data hasil 5. Hitung berat benda uji (W3 =W2-W1)
timbangan ke dalam tabel. 4. Pengujian Kadar Lumpur Agregat Halus (Silt
3. Pengujian Berat Isi Agregat Halus Content)
Untuk mengkonversi dari satuan berat ke Untuk menentukan kadar prsentasi kadar
satuan volume. Dalam merancang campuran lumpur dalam agregat. Kandungan lumpur <
beton komposisi bahan ditentukan dalam 5% merupakan ketentuan dalam peraturan
satuan berat. Pada waktu membuat beton di bagi penggunaan agregat halus untuk
lapangan dengan komposisi berat kurang pembuatan beton.
praktis, biasanya di lapangan menggunakan a. Peralatan yang digunakan
komposisi perbandingan yaitu dengan takaran 1. Corong
(volume). Untuk mengkonversi dari 2. Labu ukur 500 ml.
komposisi satuan berat ke komposisi satuan 3. Cawan.
volume digunakan angka berat isi. Berat isi b. Benda Uji
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor 1. Pasir sebanyak 200 gram
seperti berat jenis, gradasi agregat, bentuk 2. Larutan NaCl
agregat, diameter maksimum agregat, berat isi c. Prosedur Pelaksanaan
untuk agregat beton diisyaratkan harus lebih 1. Masukkan benda uji kedalam labu ukur
dari 1,2 kg/liter. Tujuan pengujian ini untuk dan beri larutan NaCl hingga benda uji
menentukan berat isi agregat halus, berat isi terendam.
merupakan perbandingan berat dan volume. 2. Guncangkan Labu ukur yang telah diisi
a. Peralatan yang digunakan : benda uji dan larutan NaCl secara
1. Timbangan dengan kapasitas 500 gram vertikal sebanyak 90 kali.
dengan ketelitian 0,1 gram 3. Diamkan selama kurang lebih 30 menit -
2. Pan dan cawan 1 jam, sampai lumpurnya naik ke atas.
3. Tongkat pemadat berdiameter 15 mm 4. Kemudian baca dan catat hasil yang
dengan panjang 60 cm dengan ujung didapat kedalam tabel berapa tebal
bulat. lumpur yang naik ke atas dan baca juga
4. Mistar perata. tinggi pasir dan lumpurnya.
5. Oven yang dilengkapi pengatur suhu 5. Pengujian Analisa Saringan Agregat Kasar
untuk pemanasan sampai (110 ± 5ºC) Untuk menentukan butir maksimum agregat
6. Bejana silinder. kasar.
b. Benda Uji a. Peralatan yang digunakan :
Agregat halus (pasir) yang berasal dari 1. Timbangan 500 gram ketelitian 0,1 gr.
Tanjung Raja, dimasukkan kedalam bejana 2. Saringan yang tersusun dari no 2” , 1½ “
silinder sampai penuh. , 1”, 3/4“, ½“, 3/8”, ¼”, 4”, 8”, 16”,
c. Prosedur Pelaksanaan Berat Isi Lepas : 30”, 50”, 100”, 200”, dan pan.
3. Oven yang dilengkapi pengatur suhu 2. Setelah direndam selama 24 jam,
untuk pemanasan sampai (110 ± 5ºC) keringkan benda uji dengan cara
4. Mesin penggetar. dikeringkan menggunakan handuk,
5. Pan dan Cawan . setelah itu timbang beratnya. (B)
6. Kuas , sikat dan lain-lain. 3. Benda uji imasukan kedalam keranjang
b. Benda Uji : dan rendam kembali dalam air, lalu
Agregat Kasar (split) yang berasal dari timbang berat benda uji didalam
Lahat. keranjang yang berada didalam air.(A)
c. Prosedur Pelaksanaan : 4. Angkat benda uji, lalu oven sampai
1. Persiapkan benda uji (split), dalam kering dengan temperatur (110±5)oC.
keadaan bersih dari kadar lumpur. 5. Setelah benda uji sudah dalam keadaan
2. Agregat kasar (split) dikeringkan di kering, timbang kembali benda uji
dalam oven dengan suhu (110 ± 5ºC) dalam kondisi kering (C).
sampai berat tetap. 7. Pengujian Berat Isi Agregat Kasar
3. Persiapkan saringan berdasarkan nomor Pengujian ini dilakukan untuk menentukan
saringan dan susun saringan mulai dari berat isi agregat kasar. Berat isi merupakan
nomor terbesar diatas sampai nomor perbandingan antara berat dan volume.
terkecil serta pan diletakkan dibawah. a. Peralatan yangdigunakan
4. Letakkan saringan pada mesin 1. Timbangan dengan kapasitas 500 gram
penggentar dan masukkan benda uji dengan ketelitian 0,1 gram
kedalam saringan, kemudian getarkan 2. Pan atau cawan untuk agregat yang telah
menggunakan alat sieve shaker selama dikeringkan
15 menit. 3. Tongkat pemadat berdiameter 15 mm
5. Setelah itu timbang berat agregat yang dan panjang 60 cm
tertahan di atas masing masing lubang 4. Mistar perata
ayakan. 5. Oven yang dilengkapi pengatur suhu
6. Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air untuk pemanasan sampai (110±5)o
Agregat Kasar 6. Bejana silinder
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan b. Benda Uji
berat jenis agregat kasar (bulk), dalam Agregat kasar (split) yang berasal dari
keadaan kering oven, menentukan berat jenis Lahat, dimasukan kedalam bejana silinder
agregat kasar kering permukaan, menentukan sampai penuh. Lalu keringkan dalam oven
kadar air agregat kasar kering permukaan dengan suhu (110±5)oC sampai berat tetap.
jenuh air (SSD). c. Prosedur pelaksanaan berat isi lepas
a. Peralatan yang digunakan : 1. Timbang dan catat berat silinder.
1. Timbangan 5000 gram dengan ketelitian 2. Masukan benda uji kedalam silinder
0,1 gram sampai penuh dan padat lalu ratakan
2. Siapkan alat spesific Gravitydengan dengan mistar.
ukuran diameter 8”dan tinggi 2,5” 3. Timbang berat dan catat wadah beserta
3. Oven yang dilengkapi pengatur suhu isinya.
untuk pemanasan sampai (110±5)oC 4. Hitunglah berat benda uji.
4. Handuk d. Prosedur pelaksanaan berat isi :
b. Benda Uji : 1. Timbang dan catat berat silinder.
Ambil agregat kasar kurang lebih 2. Isilah wadah dengan benda uji dalam 3
sebanyak 1000 gram dalam keadaan lapis, setiap lapisan dipadatkan dengan
kering permukaan (saturated surface dry, tongkat sebanyak 25 kali secara merata.
SSD), yang lolos saringan No.2”, 1½“, 1”, 3. Ratakan permukaan benda uji dengan
¾“, ½ “, 3/8 “, ¼ “ dan No. 4. menggunakan mistar perata.
c. Prosedur Pelaksanaan : 4. Timbang dan catat berat wadah beserta
1. Benda uji yang lulus saringan direndam isi.
selama 24 jam. 5. Hitung berat benda uji.
Teknik Pengumpulan Data mengacu pada peraturan SK SNI 7656-2012.
Teknik pengumpulan data dilakukan Tata cara pemilihan campuran untuk beton
dengan metode eksperimen terhadap beberapa normal, beton berat dan beton massa.
benda uji dari berbagai kondisi perlakuan yang
di uji di Laboratorium Beton Universitas Prosedur Pembuatan Benda Uji
Tridinanti Palembang. Benda uji dibuat dengan cetakan silinder
a.. Data Primer diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Untuk
Data primer diperoleh langsung di pengujian kuat tekan beton masing-masing
Laboratorium, data-data tersebut antara lain: persentase (%) dan umur beton di buat 3 benda
1. Berat jenis agregat halus uji dengan perendaman menggunakan pH air
Untuk menentukan berat jenis agregat yang berbeda. Untuk pengujian kuat lentur beton
halus dalam keadaan kering dan masing-masing persentase (%) dengan umur
menentukan kadar air agregat halus. beton 28 hari dibuat sebanyak 3 benda uji
2. Berat isi agregat halus dengan perendaman menggunakan pH air yang
Pemeriksaan ini untuk menentukan berat berbeda. Berikut tabel jumlah benda uji :
isi agregat halus. Tabel 2. Jumlah Sampel Kuat Tekan Beton
3. Analisa saringan agregat halus Normal dan Komposisi Serat Purun Tikus
Untuk mengetahui gradasi dan modulus Komposisi Jumlah Jumlah
No Tambahan Usia Beton Sampel Sampel
kehalusan agregat. Serat Purun (Perendaman (Perendaman
4. Kadar lumpur agregat halus Tikus dengan pH dengan Air
Untuk menentukan kadar lumpur dengan Air Normal) pH Asam)
1 BN (0 %) 3, 7, 14, 15 sampel 15 sampel
persentase berat lumpur terhadap berat 21, 28 hari
kering agregat halus memenuhi 2 BSP (0,75%) 3, 7, 14, 15 sampel 15 sampel
persyaratan. 21, 28 hari
5. Berat jenis agregat kasar Total 30 sampel 30 sampel
Untuk menentukan berat jenis agregat
kasar dalam keadaan kering dan Tabel 3. Jumlah Sampel Kuat Tarik Belah Beton
menentukan kadar air agregat kasar. dan Komposisi Serat Tanaman Purun Tikus
6. Berat isi agregat kasar Komposisi Jumlah Jumlah
No Tambahan Usia Beton Sampel Sampel
Pemeriksaan ini untuk menentukan berat Serat (Perendaman (Perendaman
isi agregat halus. Tanaman dengan pH dengan Air
7. Analisa saringan agregat kasar Purun Tikus Air Normal) pH Asam)
1 BN (0 %) 28 hari 3 sampel 3 sampel
Untuk mengetahui gradasi dan modulus 2 BSP (0,75%) 28 hari 3 sampel 3 sampel
kehalusann agregat. Total 6 sampel 6 sampel
8. Kadar lumpur agregat kasar
Untuk menentukan kadar lumpur dengan Tahapan pembuatan sampel beton normal yaitu :
persentase berat lumpur terhadap berat 1. Adukan beton yang telah siap dimasukkan
kering agregat kasar memenuhi kedalam cetakan silinder sebanyak tiga lapis
persyaratan. dengan masing-masing lapis ketebalannya 1/3
9. Uji slump dari volume cetakan silinder.
Menentukan ukuran campuran beton basa 2. Disetiap lapis dilakukan pemadatan dengan
yang tetap dan memeriksa kesegaran beton cara ditusuk-tusuk dengan besi pemadat
tiap-tiap campurannya. sebanyak 25 kali tusukan secara merata di
b. Data sekunder setiap lapisannya sampai cetakan penuh.
Data sekunder diperoleh dari artikel-artikel 3. Setelah langkah 1 dan 2 telah dilakukan,
dan buku mengenai Serat tanaman purun/ permukaan atas adukan beton diratakan
Penelitian Beton campuran Serat. dengan bagian atas cetakan.
Tahapan pembuatan sampel beton purun adalah :
Perencanaan Campuran Beton 1. Adukan beton yang telah diaduk rata di
Merupakan cara untuk menentukan taburkan serat purun ukuran ±2 cm sedikit-
perbandingan bahan-bahan pada campuran sedikit sesuai presentase yang di rencanakan
beton. Penelitian ini campuran beton yang kemudian aduk lagi sampai rata.
2. Masukkan kedalam cetakan silinder sebanyak silinder ukuran 150 mm x 300 mm, dan balok
tiga lapis, masing-masing lapis ketebalannya ukuran 150 mm x 150 mm x 600 mm. Pertama
1/3 dari volume cetakan silinder. kali yang dilakukan adalah menimbang seluruh
3. Disetiap lapis dilakukan pemadatan dengan material yang akan digunakan sesuai dengan
cara ditusuk-tusuk dengan besi pemadat perencanaan campuran yang telah dibuat.
sebanyak 25 kali tusukan secara merata di Kemudian material dicampur menggunakan
setiap lapisannya sampai cetakan penuh. mesin pengaduk hingga tercampur rata.
4. Setelah langkah 1,2 dan 3 telah dilakukan, Selanjutnya dilakukan pengujian slump, dan
permukaan atas adukan beton diratakan dicetak kedalam cetakan silinder dan balok yang
dengan bagian atas cetakan. sudah dilumasi oli. Cetakan dibuka setelah 24
jam, kemudian perawatan benda uji dengan cara
Tahap Perawatan Benda Uji merendam benda uji kedalam air hingga satu hari
Benda uji yang telah dicetak dalam umur sebelum tanggal pengujian, sehingga pada saat
24 jam dibuka cetakannya kemudian diselimuti pengujian benda uji dalam keadaan kering.
dengan karung goni yang telah di siram dengan Setelah mencapai waktu yang ditentukan benda
air dengan periode tertentu. Selanjutnya uji ditimbang dan dilakukan pengujian kuat
direndam hingga satu hari sebelum benda diuji. tekan dan kuat lentur.
Gambar 10. Perbandingan Kuat Tekan Beton Gambar 12. Perbandingan Kuat Lentur Beton
Normal Perendaman Air PDAM dan Air Rawa Normal Perendaman Air PDAM dan Air Rawa
b. Kuat Tekan Beton Purun Tikus 0.75% d. Kuat Lentur Beton Purun Tikus 0.75%
Kuat tekan rata-rata beton purun perendaman Kuat lentur beton purun perendaman air
air PDAM Tirta Musi dan air rawa adalah : PDAM Tirta Musi (pH=6.5) dan Air Rawa
(pH=4.5) adalah :
Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Pengujian Kuat
Tekan Beton Purun Tikus 0.75% Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Pengujian Kuat
Umur Beton ( Hari )
Kondisi Beton Lentur Beton Purun Tikus 0.75%
3 7 14 21 28 σbk
Umur 28 Hari
Beton Purun Kondisi Beton
(Air PDAM)
10.39 13.08 14.62 17.31 19.62 kg/cm2 Kuat Lentur σbk
Beton Purun Tikus 0.75%
Beton Purun
10.08 12.50 13.82 16.64 18.81 kg/cm2 (Air PDAM)
20.13 kg/cm2
(Air Rawa)
Beton Purun Tikus 0.75%
Sumber : Hasil Penelitian di Laboratorium Purun (Air Rawa)
18.96 kg/cm2
Sumber : Hasil Penelitian di Laboratorium
Grafik perbandingan antara kuat tekan beton
purun menggunakan perendaman air PDAM Grafik perbandingan antara kuat lentur beton
Tirta Musi dan air rawa adalah : purun menggunakan perendaman air PDAM
Tirta Musi dan air rawa seperti dibawah ini :