Anda di halaman 1dari 7

JURNAL BELAJAR

TUGAS WAWASAN PENDIDIKAN

Dosen Pengampuh:
Prof. Dr. Susriyati Mahanal, M. Pd.
Dr. Ibrohim, M. Si

Oleh
Rikardus Herak
210341970401

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S3 PENDIDIKAN BIOLOGI
SEPTEMBER 2021
JURNAL BELAJAR

A. Identitas
Nama : Rikardus Herak
NIM : 210341970401
Kelas : Off. B
Dosen : Prof. Dr. Susriyati Mahanal, M. Pd
Dr. Ibrohim, M. Si
Pertemuan : IV
Topik : TEORI-TEORI BELAJAR DALAM PENDIDIKAN
Makalah YANG SESUAI DENGAN BIDANG ILMU
Kelompok
Topik : KENDURI SKO (KS) SEBAGAI PEMBELAJARAN
Makalah BERBASIS KEARIFAN LOKAL
Individu

B. Konsep Yang Sudah Dipahami


1. Topik Makalah Kelompok
Pada pertemuan kali ini membahas mengenai “Teori-Teori Belajar
Dalam Pendidikan Yang Sesuai Dengan Bidang Ilmu”. Pada bahasan ini,
penyaji memulai membahas mengenai Apa yang dimaksud dengan
pengertian belajar; materi bahasan ini dipresentasikan oleh saudari
Yuyun Usman, selanjutnya materi teori-teori dalam belajar yang dapat
mendukung pembelajaran dipresentasikan oleh saudari Arifah Novia
Arifin
Dari materi yang kelompok sajikan konsep yang saya pahami
Dalam Guidance of Learning Activity W.H. Burton (1984) dalam Yuberti
(2014) mengemukakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah
laku pada diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan
individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi
dengan lingkungannya. Sementara Emest R. Hilgard dalam Instruction
to Phsychology mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan
kegiatan, reaksi terhadap lingkungan (Yuberti, 2014).
Dari berbagai perspektif pengertian belajar di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental (psikis) yang
berlangsung dalam interaksi dengan lingkunganya yang menghasilkan
perubahan bersifat relatif konstan. Seseorang dikatakan telah belajar
apabila terdapat perubahan tingkah laku dalam dirinya, perubahan
tersebut terjadi sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya, tidak
karena pertumbuhan fisik atau kedewasaan, bukan karena kelelahan,
penyakit atau pengaruh obat-obatan.
Menurut Yuberti (2014) belajar memiliki ciri-ciri, sebagai berikut:
1. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku
bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun
nilai dan sikap (afektif). 2. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja
melainkan menetap atau dapat disimpan. 3. Perubahan itu tidak terjadi
begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi dengan
akibat interaksi dengan lingkungan. 4. Perubahan tidak semata-mata
disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau kedewasaan, tidak karena
kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.
Perbedaan antara teori pembelajaran dengan teori belajar biasa
diamati dari posisioning teorinya, apakah berada pada tataran teori
deskriptif atau preskriptif. Yuberti (2014) mengemukakan bahwa teori
pembelajaran adalah preskriptif dan teori belajar adalah deskriptif.
Preskriptif karena tujuan utama teori pembelajaran adalah menetapkan
metode pembelajaran yang optimal sedangkan teori deskriptif karena
tujuan utama belajar adalah menjelaskan proses belajar. Teori belajar
hanya menaruh perhatian pada huungan diantara variabel-variabel hasil
belajar. Sedangkan teori pembelajaran sebaliknya, teori ini menaruh
perhatian pada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar
dapat terjadi proses belajar.
Menurut teori belajar behavioristik aliran tingkah laku belajar
diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari
interaksi antara stimulus dan respon. Belajar menurut psikologi
behavioristik adalah suatu kontrol istrumental yang berasal dari
lingkungan. Belajar tidaknya seseorang tergantung pada faktor-faktor
tradisional yang diberikan lingkungan. Beberapa ilmuan yang termasuk
pendiri sekaligus penganut behavioristik antara lain adalah Thorndike
Aplikasi Teori Belajar Behavioristik dalam Pembelajaran; 1. Guru
hendaknya memilih jenis stimulus yang tepat untuk diberikan kepada
peserta didik agar dapat memberikan respons yang diharapkan. 2. Guru
hedaknya menentukan jenis respons yang harus dimunculkan peserta
didik. Untuk mengetahui apakah respons yang ditunjukkan peserta didik
benar-benar sesuai dengan apa yang diharapkan, maka guru harus
mampu menetapkan bahwa respons itu dapat diamati dan diukur. 3. Guru
perlu memberikan reward yang tepat, untuk meningkatkan perilaku yang
diharapkan muncul dari peserta didiknya. 4. Guru hendaknya
memberikan umpan balik secara langsung, sehingga si belajar dapat
mengetahui apakah respons yang diberikan telah benar atau belum.
Teori Belajar Kognitivistik. Teori ini lebih menekankan proses
belajar daripada hasil belajar. Bagi pengalaman kognitivistik belajar
tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon. Lebih
dari itu, belajar adalah melibatkan proses berfikir yang sangat kompleks.
Beberapa ilmuan yang termasuk pendiri sekaligus penganut
Kognitivistik antara lain Robert M. Gagne, Jean Piaget, Ausebel, Brunner.
Teori Belajar Humanistik. Bagi penganut teori humanistik, teori
belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia. Dari teori-teori belajar
seperti behavioristik, kognitif, dan konstruktivistik, teori inilah yang
paling abstrak dan paling mendekati dunia filsafat dari pada dunia
pendidikan. Pada kenyataannya teori ini lebih banyak berbicara tentang
pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Empat
pakar lain yang termasuk ilmuan kubu humanistik adalah, Kolb, Honey,
Mumford, Hubermas dan Carl Rogers.
Teori konstruktivistik memahami proses belajar pembentukan
(konstruksi) pengetahuan oleh si belajar itu sendiri. Pengetahuan ada
didalam diri seseorang yang sedang mengetahui dan tidak dapat
dipindahkan begitu saja dari seseorang guru kepada orang lain (siswa).
Menurut Saguni (2019) aplikasi Teori Konstruktivistik dalam kegiatan
pembelajaran meliputi: 1. Membebaskan siswa dari belenggu kurikulum
yang berisi faktafakta lepas yang sudah ditetapkan, dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengmbangkan ide-idenya secara lebih
bebas. 2. Menempatkan siswa sebagai kekuatan timbulnya interes, untuk
membuat hubungan ide-ide atau gagasan-gagasan, kemudian
memformulasikan kembali ide-ide tersebut, serta membuat kesimpulan-
kesimpulan. 3. Guru bersama-sama siswa mengkaji pesan-pesan penting
bahwa dunia adalah kompleks, dimana terjadi bermacam-macam
pandangan tentang kebenaran yang datangnya dari berbagai interpretasi.
4. Guru mengakui bahwa proses belajar serta penilaianya merupakan
suatu usaha yang kompleks, sukar dipahami, tidak teratur, dan tidak
mudah dikelola.
2. Topik Makalah Individu
Pada pertemuan kali ini penyaji saudara M Eval Setiawan membahas
mengenai “KENDURI SKO (KS) SEBAGAI PEMBELAJARAN
BERBASIS KEARIFAN LOKAL”
Dari materi yang penyaji sajikan konsep yang saya pahami adalah
dalam Website Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) (2018) Kenduri
Sko merupakan sebuah upacara kenduri adat yang telah diwariskan
secara turun temurun serta masih terus dilaksanakan hingga saat ini
dalam dalam kehidupan masyarakat, baik di Kota Sungai Penuh maupun
di Kabupaten Kerinci. Dalam pelaksanaannya, Kenduri Sko dilakukan
untuk dua hal acara pokok yaitu Kenduri Sko untuk tujuan menurunkan
dan menyucikan benda-benda pusaka serta Kenduri Sko untuk
pengukuhan kepada orang yang akan menyandang gelar adat/pemimpin
adat/ninik mamak/depati. Kenduri sko memiliki makna sebagai (1)
sebuah ungkapan kepada Sang Pencipta untuk memohon keselamatan
kepada Yang Maha Kuasa agar diberi rezki melimpah, selain itu juga
berterima kasih kepada roh nenek moyang, roh para leluhur atas pusaka
tanah yang telah diwariskannya, karena biasanya setelah kenduri sko ini,
maka penduduk setempat akan kembali ke sawah/ladang, berkaitan
dengan tanah sebagai pusaka (2) memeriksa kembali tanah- tanah pusaka
yang lahir dari rumah pusakanya dan (3) mengumpulkan semua sanak
keluarga yang terpencar-pencar, berkumpul bersama di rumah pusakanya
pada saat perhelatan tersebut. (4) pelantikan pemuka adat/pemimpin
adat/depati ninik mamak. (pelantikan dilaksanakan diatas piagam yaitu
sebuah surat pengakuan Raja Jambi akan kedudukan atau keberadaan
dari gelar kedepatian.
Nilai-nilai yang terkandung dalam pelaksanaan Kenduri Sko
(Manik, 2021) sebagai berikut; Filosopi nilai keagaaman, Filisopi nilai
Kemanusiaan, Filosopi Nilai demokrasi dan musyawarah dan Nilai
Filosopi Sosial Kemasyarakatan

C. Hal yang Belum Dipahami


Hal yang masih belum dipahami pada materi kali ini adalah
1. Untuk Materi Kolompok: Teori belajar yang terbaik untuk diterapkan
pembelajaran di era 4.0
2. Untuk Materi Individu: Kapan pelaksanaan kenduri SKO? Dan Apakah ada
perbedaan antara kenduri SKO laki dan perempuan
D. Upaya untuk memahami
1. Untuk Materi Kolompok: Memahami dengan baik Teori-teori belajar
sehingga bisa menjawab hal yang belum dipahami
2. Untuk Materi Individu: Perlu membaca banyak literatur sehingga bisa
mengetahui kearifan lokal kenduri SKO

E. Pertanyaan
Pertanyaan:
1. Oleh I Gede Sudirgayasa: a. Teori belajar yang terbaik untuk
diterapkan pembelajaran di era 4.0? dan b. Mohon dijelaskan teori
belajar baru, teori belajar konektivisme!
Jawaban Arifah Nurul Arifin
a. Teori belajar yang sesuai digunakan dalam era 4.0 adalah teori
belajar konstruktivisme karena sesuai dengan kurikulum 2013.
Siswa akan mengkontruksi pengetahuannya sendiri dengan
diberikan stimulus kepada siswa. Guru akan memberikan
pengetahuan kepada siswa ssua dengan perkembangan
kognitif, afektif, dan psikomotor.
b. Teori belajar konektivisme, belajar tidak hanya berasal dari
individu saja tetapi berasal dari berbagai macam sumber
menjadi dengan dukungan teknologi.
Tambahan oleh saudari Yuyun Usman & Eval Setiawan
Semua teori pembelajaran memiliki kelebihan masing-masing.
Teori belajar ini bisa digunakan dan disesuaikan dengan kondisi di
lingkungan.
2. Nurul Asikin; Teori belajar mana yang sesuai dengan kondisi saat
ini? dan Mohon dijelaskan teori belajar sibernetik dan Kecerdasan
majemuk!
Jawaban oleh Arifah Nurul Arifin
a. Teori belajar yang sesuai digunakan dalam era 4.0 adalah
teori belajar konstruktivisme karena sesuai dengan
kurikulum 2013. Siswa akan mengkontruksi
pengetahuannya sendiri dengan diberikan stimulus kepada
siswa. Guru akan memberikan pengetahuan kepada siswa
ssua dengan perkembangan kognitif, afektif, dan
psikomotor.
b. Teori belajar sibernetik adalah usaha guru untuk membantu
siswa mencapai tujuan belajarnya secara efektif dengan cara
memfungsikan unsur-unsur kognisi siswa, terutama unsur
pikiran untuk memahami stimulus dari luar melalui proses
pengolahan informasi. Bentuk informasi dan proses
terjadinya lupa dijelaskan melalui 3 komponen: Sensory
memory atau sensory register (SM/SR), Short Term Memory
(STM), Long Term Memory (LTM).
c. Teori belajar majemuk adalah teori belajar yang memahami
bahwa setiap anak memiliki kemampuan dan tipe belajar
masing-masing yang perlu difasilitasi oleh pendidik.

Tambahan dari Yuyun Usman & Eval Setiawan: Semua teori


pembelajaran memiliki kelebihan masing-masing. Teori belajar
ini bisa digunakan dan disesuaikan dengan kondisi di lingkungan
3. Rikardus Herak: Apakah hirarki Maslow masih bisa digunakan
hingga sekarang?
Jawaban dari Ibu Prof. Susriyati Mahanal, M. Pd
Teori Maslow masing relevan dan dapat digunakan hingga sekarang
terutama kebutuhan dalam mengaktualisasi diri.
4. Rikardus Herak; Kapan pelaksanaan kenduri SKO? Dan Apakah
ada perbedaan antara kenduri SKO laki dan perempuan?
Jawaban dari M. Eval Setiawan Waktu disesuaikan dengan Desa
dan kegiatan masing-masing. Setiap desa memiliki bahasa dan adat
berbeda-beda.Tidak ada kenduri laki-laki dan perempuan. Kenduri
SKO adalah pelaksanaan adat.
5. I Gede Sudirgayasa
Langkah apa yang dilakukan untuk melestarikan budaya kenduri
SKO?
Jawaban dari: M. Eval Setiawan
Implementasi yang akan dilakukan guna melestarikan budaya yaitu
dengan dimasukkan ke materi pembelajaran untuk pendidikan dasar
dan menengah melalui pelajaran muatan lokal.

Tambahan dari Ibu Prof. Susriyati Mahanal, M.Pd.


Perlu ada landasan filosopi yang mendalam untuk dapat diimplementasikan dalam
proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai