Anda di halaman 1dari 4

MUCOS

Mucos adalah sediaan obat dalam bentuk tablet, sirup, dan drops yang diproduksi oleh
Meprofarm Indonesia. Mucos digunakan untuk mengobati batuk berdahak. Mucos
mengandung zat aktif Ambroxol Hydrochloride yang bekerja dengan cara mengencerkan
dahak atau lendir. Mucos di gunakan untuk Penyakit saluran napas akut dan kronik yang
disertai dengan sekresi bronkus yang abnormal, terutama pada eksaserbasi bronkus kronik,
bronkitis asmalitikus, asma bronkial, terapi pra dan pasca operasi untuk pasien yang dirawat
secara intensif guna mencegah terjadinya komplikasi pada paru. Mucos (Ambroxol) bekerja
dengan memecah serat mukopolisakarida pada dahak sehingga viskositasnya menjadi lebih
encer dan mudah dikeluarkan. Mucos (Ambroxol) juga meningkatkan produksi surfaktan
yang dapat membersihkan kuman atau patogen lainnya dan membantu mencegah infeksi pada
bronkus. Dalam penggunaan obat ini harus SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER.

- Indikasi

Sebagai sekretolitik pada gangguan pernapasan akut dan kronis, terutama pada
eksaserbasi bronkitis kronis, bronkitis kronik dan asma bronkial.

- Kontra Indikasi

hipersensitif terhadap ambroxol

- Efek Samping

gangguan gastrointestinal ringan dan reaksi alergi.

- Peringatan & Perhatian


 Pemberian Mucos hanya dapat digunakan selama kehamilan (terutama trimester awal)
dan menyusui jika memang benar-benar diperlukan
 Keaamanan penggunaan Mucos selama menyusui masih memerlukan penelitian lebih
lanjut
- Dosis
 Mucos Tablet
o Dewasa: 1 tablet, diminum 2-3 kali sehari.
o Anak usia 6-12 tahun ½ tablet, diminum 2-3 kali sehari.
 Mucos Sirup
o Anak usia < 2 tahun: ½ sendok takar (2.5 mL), diminum 2 kali sehari.
o Anak usia 2-6 tahun: ½ sendok takar (2.5 mL), diminum 3 kali sehari.
o Anak usia 6-12 tahun: 1 sendok takar (5 mL), diminum 2-3 kali sehari.
 Mucos Drops
o Anak s/d 2 tahun: dosis 0,5 mL (10 tetes), diminum 2 kali sehari.
Mucos drop dapat dicampur bersama dengan sari buah, susu, atau air
- Penyimpanan
Simpan pada suhu dibawah 30 derajat Celsius

- Pabrik
PT. MEPROFARM
CODEIN
Codeine merupakan obat pereda nyeri golongan opioid yang dibuat dari ekstrak
tumbuhan opium. Codeine meredakan nyeri dengan cara mengurangi respons nyeri yang
diterima oleh otak. Selain untuk meredakan nyeri, codeine juga dapat diresepkan untuk
menekan respon batuk pada orang dewasa. Codeine berfungsi untuk mengobati nyeri ringan
atau cukup parah. Dalam kasus tertentu, obat ini juga bisa digunakan untuk meredakan batuk.
Obat ini bekerja pada sistem saraf pusat untuk mengurangi nyeri dan rasa sakit yang dialami
pasien. Codein tersedia dalam bentuk tablet 10, 15, dan 20 mg.

- Farmakologi
 Codein merupakan analgesik agonis opioid. Efek codein terjadi apabila codein
berikatan secara agonis dengan reseptor opioid di berbagai tempat di susunan saraf
pusat. Efek analgesic codein tergantung afinitas codein terhadap reseptor opioid
tersebut.
 Codein dapat meningkatkan ambang rasa nyeri dan mengubah reaksi yang timbul di
korteks serebri pada waktu persepsi nyeri diterima dari thalamus.
 Codein juga merupakan antitusif yang bekerja pada susunan saraf pusat dengan
menekan pusat batuk.
- Indikasi
 Antitusif
 Analgesik
- Kontraindikasi
 Asma bronkial, emfisema paru-paru, trauma kepala, tekanan intracranial yang
meninggi, alkoholisme akut, setelah operasi saluran empedu
 Anak di bawah 12 tahun
 Ibu menyusui
 Ibu hamil termasuk hamil at term
 Pasien dengan masalah pernapasan akut atau kronik, tanpa adanya alat resusitasi
 Pasien usia 12-18 tahun untuk indikasi analgesik
- Dosis dan cara pemberian
 Sebagai analgesic (> 18 tahun)
 30-60 mg, tiap 4-6 jam sesuai kebutuhan
 Sebagai antitusif (> 12 tahun)
 10-20 mg, tiap 4-6 jam sesuai kebutuhan, maksimum 60 mg perhari.
- Efek samping
 Dapat menimbulkan ketergantungan
 Mual, muntah, idiosinkrasi, pusing, sembelit
 Depresi pernafasan terutama pada penderita asma, depresi jantung dan syok
- Peringatan dan perhatian
 Hati-hati penggunaan pada pasien dengan infark miokardial dan penderita asma.
 Hindari minuman beralkohol
 Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan karena dapat menyebabkan kerusakkan
fungsi hati
 Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita penyakit ginjal
 Hati-hati pada pemberian jangka Panjang
- Interaksi obat
 Hendaknya hati-hati dan dosis dikurangi, apabila digunakan Bersama-sama dengan
obat-obat depresan lain, anestetik, tranquilizer, sedatif, hipnotik dan alcohol
 Tranquilizer terutama fenotiazin bekerja antagonis terhadap analgesic opiat agonis.
 Dekstroamfetamin dapat menghambat efek analgesik opiat agonis
 Jangan diberikan Bersama-sama dengan penghambat MAO dan dalam jangka waktu
14 hari setelah pemberian penghambat MAO
- Pabrik
PT. KIMIA FARMA

Anda mungkin juga menyukai