L
APORAN Ringkas Capaian Utama Reformasi Birokrasi Badan
Pusat Statistik 2017 menyajikan delta progress pelaksanaan
Reformasi Birokrasi (RB) dari sejak PMPRB 2017 lalu. Laporan
ringkas ini hanya mencakup sejumlah capaian utama yang sangat penting
dan strategis baik capaian RB di BPS Pusat maupun capaian di BPS daerah.
Capaian pelaksanaan RB secara lengkap disajikan secara khusus dan terpisah
di publikasi laporan menurut unit kerja baik kedeputian maupun BPS Provinsi.
Laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan evaluasi penilaian
yang dilakukan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (KemenPAN RB) terhadap capaian RB BPS.
PENDAHULUAN......................................................................................... 1
TEMUAN, REKOMENDASI DAN TINDAK LANJUT PMPRB 2017.................. 7
Temuan 1................................................................................................... 7
Temuan 2.................................................................................................. 12
Temuan 3.................................................................................................. 16
Temuan 4.................................................................................................. 20
Temuan 5.................................................................................................. 21
PERAN BPS................................................................................................ 53
1. Peran BPS dalam Pembinaan Statistik Sektoral................................ 55
2. Peran BPS dalam Pelaksanaan TPB di Indonesia.............................. 56
3. Respon Terhadap Kebutuhan Pemerintah akan Data Strategis........ 56
4. Peran dan Prestasi BPS di Dunia Internasional................................. 57
TEMUAN 1
Pelaksanaan RB baru terlihat di Tim RB internal, sedangkan di
unit-unit masih bersifat formalitas dan belum mampu menyentuh
perubahan mendasar terkait mindset dan budaya kerja.
REKOMENDASI
1. Mendorong implementasi RB mulai dari BPS Pusat hingga ke unit
kerja perwakilan daerah sehingga seluruh unit kerja berkontribusi
terhadap pelaksanaan RB
2. Meningkatkan internalisasi kepada seluruh pegawai tentang
segala kebijakan terbaru serta mendorong setiap atasan langsung
melakukan supervisi, coaching, dan konseling secara berkala
kepada masing-masing bawahannya secara berkala setidaknya
tiga bulanan yang bertujuan untuk membangun budaya kinerja
secara berkelanjutan
Pertama
BPS telah mendorong dan mengintensifkan implementasi RB di
BPS Pusat dan Daerah, serta mewajibkan seluruh Kedeputian BPS dan
BPS Provinsi untuk menyampaikan laporan pelaksanaan RB melalui:
• Perbaikan Tim Kerja RB dengan melibatkan seluruh Eselon 2 di
BPS dan juga BPS Daerah.
• Selain itu, segala upaya yang terkait RB yang dilakukan oleh
tim RB baik Pusat maupun daerah telah didokumentasikan dan
dikemas dalam laporan per kedeputian dan per provinsi.
Kedua
BPS telah mendorong peningkatan jumlah Satker berstatus WBK
dan WBBM sebagai bagian dari implementasi RB di Daera. Beberapa
kegiatan yang telah dilakukan antara lain:
• Pada Tahun 2015 BPS memilih 7 satker provinsi di lingkungan
BPS, dan diajukan ke KemenPANRB untuk mendapatkan predikat
WBK, dan BPS Prov Sulawesi Barat diakui oleh Kemenpanrb
sebagai satker WBK.
• Pada tahun 2017 lalu satker yang berpredikat WBK bertambah
satu, yakni BPS Prov Jatim.
• Pada tahun ini ada 12 satker WBK dan 2 satker WBBM yang
diusulkan ke Kemenpanrb. Diantara satker yang diusulkan tahun
ini, sudah mulai ada satker kabupaten kota sebanyak 5.
• Diharapkan tahun ini ada Satker WBBM yang masuk, dan Predikat
WBKnya bertambah terutama kabupaten kota, yang diharapkan
bisa menjadi pionir atau contoh bagi yang lainnya.
Tabel 1. Daftar Satker yang diusulkan sebagai Satker WBBM dan WBK, 2018
Ketiga
BPS telah mendorong setiap unit kerja untuk melakukan
pertemuan berkala dalam berbagai bentuk kegiatan yang dapat
membangun budaya kerja. Beberapa kegiatan terkait mencakup:
• Pada kegiatan rapat teknis pimpinan bps kabupaten kota di
Bandung 2017 lalu, tema peningkatan budaya kerja diusung.
Dilakukan internalisasi nilai-nilai reorientasi budaya kerja,
work environment, kecintaan pada data seperti menulis, dan
leadership, manajemen serta komunikasi merupakan variabel
yang menjadi upaya percepatan perbaikan budaya kerja.
• Hasil dari internalisasi tersebut muncul kegiatan seperti happy
Monday di BPS Provinsi Jawa Tengah, yang menjadikan senin
adalah hari yang paling ditunggu dan dirindu, media komunikasi
face to face yang melibatkan seluruh karyawan, unjuk kebolehan
dalam bentuk apapun, sharing knowledge dll. Ini telah
menciptakan work environment yang kondusif. Kegiatan ini
sudah direplikasi di satker lain.
• Ada juga seperti di pusat pertemuan 3 bulanan yang dilakukan
di DAPS.
Keempat
BPS Melakukan pembinaan Change Champion (CC) dan
Change Agent Network (CAN) serta mengoptimalkan fungsinya dalam
menyosialisasikan berbagai perubahan baik di BPS Pusat maupun
Daerah.
Fungsi CC sebagai vocal point, bukan memfungsikan dirinya
sebagai personel yang lebih penting dari yang lain, tapi untuk
memperkuat kejelasan fungsi masing-masing, mengarahkan fokus dan
mempertajam langkah reformasi yang harus dilakukan bersama-sama.
TEMUAN 2
Masih terdapat definisi kinerja yang belum jelas, sehingga
menimbulkan ketidakselarasan kinerja antara BPS dengan Unit Kerja
Eselon I, sehingga pelaksanaan delapan (8) area perubahan masih
belum terintegrasi terkait pencapaian kinerja organisasi dan masih
pemenuhan dokumentasi formal.
REKOMENDASI
3. Mengintegrasikan semua pelaksanaan RB dengan kinerja yang
akan dicapai, sehingga pelaksanaan RB lebih dapat dirasakan
manfaatnya oleh stakeholder.
4. Melakukan reviu terhadap kinerja pada level BPS, unit kerja
eselon I, dan BPS perwakilan di daerah sehingga terwujud
keselarasan kinerja di setiap jenjang organisasi.
TEMUAN 3
Inovasi-inovasi tata kelola internal organisasi di BPS Perwakilan
Daerah belum banyak direplikasi; misalnya catatan harian pegawai
yang di BPS Bantul bisa dikembangkan dan digunakan oleh unit BPS
wilayah lain, bahkan pusat.
REKOMENDASI
5. Mereplikasi inovasi-inovasi tata kelola internal organisasi yang
dibuat oleh perwakilan BPS di daerah untuk dapat diimplementasi
di perwakilan BPS lainnya. Misalnya, catatan harian pegawai di
Bantul bisa dikembangkan dan digunakan oleh unit BPS wilayah
lain, bahkan pusat
Gambar 12. Karya inovasi BPS Provinsi yang segera akan direplikasi
TEMUAN 4
Penggunaan e-government belum optimal sehingga kualitas
pelayanan BPS belum sesuai harapan stakeholder.
REKOMENDASI
6. Meningkatkan komunikasi dengan stakeholder terutama dalam
rangka menginformasikan segala perbaikan/inovasi yang telah
dilakukan oleh BPS sehingga stakeholder dapat mengetahui hasil
perbaikan/inovasi
TEMUAN 5
Pemberian tunjangan kinerja pegawai masih berdasarkan pada
kehadiran dan justifikasi pimpinan
REKOMENDASI
7. Memastikan bahwa setiap individu punya ukuran kinerja yang
jelas sehingga penilaiannya bisa menjadi unsur kinerja dalam
pemberian tunjangan kinerja
Gambar 16. Pengadaan konsultan dalam rangka Performance dan Career Management
Gambar 21. Cover Laporan Pembinaan CAN di BPS Provinsi Jawa Timur
PERKA BPS No. 87 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Statistika STIS
Perka BPS No. 87 ini dibuat untuk mengevaluasi struktrur
organisasi Politeknik Statistika STIS dalam rangka penataan organisasi
agar sesuai dengan perkembangan lingkungan organisasi yang strategis
sesuai dengan tuntutan kebutuhan BPS dalam rangka menghadapi
tantangan-tantangan BPS yang semakin berat.
Gambar 26. Perka BPS No. 87 tentang evaluasi struktrur organisasi Politeknik Statistika STIS
Perka BPS No 60 Tahun 2018 tentang pembentukan BPS Prov Kaltara, BPS Kab Labuhan
Batu Selatan, BPS Kab Kolaka Timur dan BPS Kab Bolaang Mongondow Utara
Perka Badan Pusat Statistik Nomor 60 Tahun 2018 tentang
pembentukan Badan Pusat Statistik pada Provinsi Kalimantan Utara,
Badan Pusat Statistik Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Badan Pusat
Statistik Kabupaten Kolaka Timur, dan Badan Pusat Statistik Kabupaten
Bolaang Mongondow Utara dikeluarkan dalam rangka efektifitas
kinerja BPS di wilayah-wilayah tersebut serta memenuhi kebutuhan
stakeholder khususnya pemerintah daerah terkait. Sebelum Perka
No. 60 tahun 2018 dikeluarkan, telah dilakukan penyusunan naskah
akademik pembentukan instansi vertical baru. Naskah akademik
didasarkan pada hasil evaluasi TUSI unit organisasi pusat dan daerah
menghasilkan penataan struktur organisasi BPS melalui pengusulan
pembentukan satu BPS Provinsi dan 36 BPS Kabupaten/Kota.
Gambar 30. Pemanfaatan Teknologi dalam Perbaikan Proses Bisnis (CAPI dan CAWI)
Halo SIS
Sebagai bagian dari perbaikan tata laksana dalam rangka
meningkatkan pelayanan kepada pegawai internal BPS khusunya terkait
dengan pelayanan Teknologi Informasi, Direktorat SIstem Informasi
Statistik telaah membangun sistem pelayanan yang dikenal dengan
Halo SIS. Dengan Halo SIS, pengguna layanan TI dipermudah khususnya
dalam melakukan pelaporan atau permintaan TI ke Direktorat SIS secara
mandiri.
Gambar 36. Cover Buku Laporan Pilot Project Aplikasi Performa 360
Gambar 37. Laporan Pembinaan Sakip BPS seluruh Provinsi Tahun 2018
7. PENGUATAN PENGAWASAN
Sistem Pengendalian Internal
Di area penguatan pengawasan, satu kegiatan strategis yang
dilakukan BPS adalah internalisasi sistem pengendalian internal.
Internalisasi pengendalian internal telah dilakukan secara intensif
terhadap seluruh Satker BPS. Internalisasi sistem pengndalian internal
dilakukan melalui kegiatan Bimtek Internalisasi Implementasi SPIP.
Internalisasi ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan pengendalian
yang baik dalam mencapai sasaran dan tujuan BPS.
Untuk mendukung pelaksanaan SPI yang efektif, dibangun
sitem e-SPIP dan pedoman penggunaan e-SPIP. e-SPIP merupakan
sistem untuk mengidentifikasi dan menilai resiko secara mandiri yang
dilakukan di seluruh unit kerja secara online melalui: https://webapps.
bps.go.id/e-spip/web. Langkah strategis yang telah dilakukan BPS
dalam rangka efektifitas pemanfaatan e-SPIP adalah bahwa BPS melalui
Irtama telah mengirimkan petunjuk terkait pengisian LK menggunakan
PIPK (Pengendalian Intern Pelaporan Keuangan).
Web API
Portal open data dikembangkan untuk memberikan kemudahan
kepada pengguna data dalam mengakses produk-produk BPS dalam
format yang diinginkan: tabel, berita resmi, publikasi digital, infografis,
dan lainnya.
Dashboard SDG
Dashboard SDG merupakan sistem manajemen data SDGs
terorganisir. Dashboard menyajikan indikator SDGs secara cepat dalam
bentuk tabel /grafik. Dashboard saat ini baru memuat 62 indikator dari
136 indikator kontribusi BPS, atau sekitar untuk 319 indikator nasional.