NIM : 20105030115
Prodi : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Kelas : IAT-C Tafsir Ayat dan Hadits Kealaman
5. Sejak kapan ada tren untuk memproduksi buku khusus yang menungkap aspek ilmiah
dari al-Qur’an?
Jawab
Adanya tren untuk memproduksi buku khusus yang mengungkapkan aspek ilmiah
dari Alquran sejak munculnya buku-buku tafsir dari para intelektual muslim seperti
Amin Al khuli, air Syaid Ahmad Khan kemudian pada tafsir Al jawahir, Zaghlūl al-
Najjār, Maurice Bucaille, ‘Abd al-Razzāq Naufal. Dari perkembangan inilah yang
mengkhususkan buku yang mengungkapkan aspek ilmiah dari Alquran dan lebih
banyak terkesan menjadi buku sains dimulai dari awal abad ke-19.
6. Apakah yang bisa dilibatkan dalam tafsīr ‘ilmī hanya ilmu-ilmu keras (hard
sciences)?
Jawab
Yang dilibatkan dalam tafsir ilmi tidak hanya ilmu-ilmu keras atau hardware science
tetapi menurut tafsir Jauhari semua yang ia rasa merupakan bagian dari sains modern
tetapi orang lain menganggapnya tidak itu juga termasuk dari tafsir ilmi. Selain itu
juga Muhammad Abduh menjelaskan bahwa hanya ingin mengatakan Alquran tidak
bertentangan dengan rasio atau dengan kata lain bahwa kita bisa mengajukan
pemahaman rasional pada semua bagian dari Al-Qur’an asalkan tidak menyimpang
terhadap kesesuaian Alquran dan dan tidak masuk lebih lanjut dalam Pembahasan
spiritualitas contohnya seperti mufassir Bisri Musthofa yang kerja tafsirnya mirip
dengan Al Razi.
7. Menurut anda, apakah tepat jika saya menyebut tafsir al-Rāzī adalah tafsir spiritual?
Jawab
Menurut saya setuju bahwa tafsir ar-razi adalah tafsir spiritual alasannya karena dari
penjelasan pada materi UAS kali ini banyak menjelaskan tentang ar-razi yang selalu
membuktikan penelitian penelitian hubungan ayat Alquran dengan sains itu diakhiri
dengan semua kehendak tuhan atau lebih tepatnya sesuai kehendak Allah SWT.
Sedangkan tafsir ilmi yang aslinya itu menjelaskan keterkaitan hubungan kandungan
ayat-ayat Alquran terhadap sains tetapi tidak sampai ke ranah ketuhanan. Apapun juga
dijelaskan bahwa Al Razi mengingatkan tentang sains yang merupakan sesuatu tidak
kategorikal, tidak pasti, sehingga tidak seharusnya Alquran ikut campur tangan di
dalamnya Dan inilah yang menjadi di ketidaksinambungan terhadap perkataan alladzi
dan pembuktiannya pada tafsir ilmi yang mengakhiri dengan adanya kehendak Tuhan.