Roleplay RPK - Kelompok 5
Roleplay RPK - Kelompok 5
DISUSUN OLEH :
Kelompok 5
1. Dira lestari (18130096)
2. Anita molisa (18130097)
3. Ade prayunita putri (18130103)
4. Maria venty M.R (18130110)
5. I Kadek Dwi Virgantara (18130123)
6. Milenia Ewang A (18130134)
7. Apryanti Along (18130158)
8. Ziana Utari (18130163)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
DS : Klien mengatakan pernah melakukan tindakan kekerasan, klien menganggap
orang tua jahat.
DO : klien terlihat tegang, mata klien melotot, klien terlihat mengepalkan tangan, nada
berbicara klien tinggi
2. Diagnosa : Risiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan ( TUK/TUM):
TUK
a. Pasien mampu mengontrol perilaku kekerasan
b. Pasien tidak menciderai diei sendiri, orang lain dan keluarga
TUM
a. Pasien mampu mengidentifikasi penyebab PK
b. Pasien mampu mengidentifikasi tanda & gejala PK
c. Pasien mampu mengidentifikasi PK yang dilakukan
d. Pasien mampu mengidentifikasi akibat PK yang dilakukan
e. Pasien mau mendengarkan penjelasan cara-cara mengontrol PK; fisik, obat,
verbal, spiritual.
f. Pasien mau latihan mengontrol PK secara fisik, obat, verbal, spiritual.
4. Intervensi :
SP 1
a. Identifikasi penyebab PK
b. Identifikasi tanda dan gejala
c. Identifikasi PK yang dilakukan
d. Identifikasi akibat PK yang dilakukan
e. Jelaskan cara-cara mengontrol PK ; fisik, obat, verbal, spiritual
f. Latih cara mengontrol PK secara fisik: tarik nafas dalam, pukul bantal atau
pukul kasur
g. Masukkan pada jadwal kegiatan pasien untuk latihan fisik
SP I Hari ke-1
Fase Orientasi
Perawat 1&2 : “selamat pagi pak, perkenalkan nama saya anita, dan saya ade , kami
perawat yang dinas di rumah sakit ini. Boleh saya tau nama bapak
siapa?”
Pasien : “Dwi!” ( menjawab dengan ketus)
“senangnya dipanggil apa pak ?”
Perawat 1 :
Perawat 1 : “baiklah mas dwi. bagaimana perasaan mas dwi saat ini mas ? Masih
ada perasaan kesal atau marah mas?”
Pasien : “masih !”
Perawat 1 : “baiklah mas dwi sekarang kita akan berbincang bincang tentang
perasaan marah mas dwi, apakah bersedia ?”
Pasien : “bersedia !”
Perawat 1 : “supaya lebih nyaman bagaimana kalau kita duduk ditaman saja mas ?”
Pasien : “ Iya”
Perawat 1 : “mas dwi disini kami ingin berbicang-bincang dengan mas dwi
selama lebih kurang 20 menit apakah mas dwi bersedia?”
Pasien : (Hanya mengangguk)
Fase Kerja
Perawat 2 : saya ingin bertanya apakah yang menyebabkan mas dwi marah?
Apakah sebelumnya mas dwi pernah marah? Jika pernah Penyebabnya
apa mas?
Pasien : pernah , saya marah karena orang tua saya sering berkata kasar kepada
saya dan saya sering sekali dipukuli
Perawat 2 : apakah penyebabnya mas dwi marah sekarang sama dengan yang
sebelumnya?
Pasien : iya sama
Perawat 2 : oh iyaa... jadi itu penyebab marah mas dwi
Perawat 2 : pada saat mas dwi diperlakukan seperti itu apa yang mas dwi rasakan?
(tunggu respon pasien)
Pasien : (hanya diam saja)
Perawat 2 : apakah mas dwi merasakan tegang , mata melotot, dan tangan
mengepal?
Pasien : iya memangnya kenapa?
Perawat 2 ; oh begitu. Setelah itu apa yang mas dwi lakukan?
Pasien : saya marah dengan orang tua saya dan melemparkan barang yang ada
disekitar saya kemudian saya pergi dari rumah dan minum-minum!
Perawat 2 : begini mas dwi hal itu jangan dilakukan, jika mas dwi melemparkan
barang-barang yang ada disekitar mas dwi dan kemudian meminum
minuman keras coba pikirkan apakah kerugian yang mas dwi alami?
Pasien : barang-barang dirumah saya akan rusak dan habis dan orang-orang
disekitar saya akan takut dengan saya, tetapi jika saya minum-
minuman keras pikiran saya lebih tenang walaupun hanya sesaat.
Perawat 2 : betul sekali mas. Tetapi jika setiap marah mas dwi meminum minuman
keras itu tidak baik bagi kesehatan mas dwi. Menurut mas dwi apakah
ada cara yang lain yang lebih baik? Apakah mas dwi mau belajar cara
mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan
kerugian?
Pasien : (hanya diam)
Perawat 2 : ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan mas. Salah satunya
dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik ini dapat menyalurkan
rasa marah mas dwi. Bagaimana jika kita belajar satu cara ini dulu
mas?
Pasien : Iya
Perawat 2 : jadi caranya begini mas, jika tanda-tanda marah tadi sudah mas dwi
rasakan maka mas dwi berdiri, lalu tarik nafas dari hidung, tahan
selama 5 detik, lalu hembuskan perlahan-lahan melalui mulut seperti
mengeluarkan kemarahan. Coba mas dwi praktikkan, tarik nafas dari
hidung, baguss.... tahan selama 5 detik, dan hembuskan melalui mulut
perlahan-lahan (pasien mempraktikkan). Bagus sekali, mas dwi sudah
dapat melakukannya.
Fase Terminasi
SP I hari ke-2
Fase Orientasi
Perawat 2 : Selamat pagi mas, masih ingat dengan kami berdua tidak?
Pasien Iya masih
Perawat 2 : Bagimana perasaan mas dwi saat ini, apakah ada hal lain yang
membuat mas dwi marah? Dan apakah latihan nafas dalam nya sudah
dilakukan mas?
Pasien : Iya sudah
Perawat 2 : Coba saya lihat jadwal kegiataannya, bagus sekali, mas dwi telah
melakukannya dengan baik
Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah
Perawat 2 :
Mas dwidengan kegiatan fisik untuk cara yang kedua. Bagaimana
Jika kita melakukannya dikamar mas dwi?
Pasien : Iya
Perawat 2 : Kamar mas dwi nomor berapa?
Pasien : Nomor 6
Mas dwi sebelum kita melakukan kegiatan yang kedua saya ingin
Perawat 2 :
Memberikan kontrak waktu selama 20 menit apakah mas dwi
bersedia?
Pasien : Iya
Fase kerja
Perawat 1 : Baiklah mas dwi kita mulai ya. Jika ada yang menyebabkan mas dwi
marah dan muncul perasaan kesal, tegang, mata melotot, selain nafas
dalam mas dwi dapat memukul bantal dan kasur dengan keras. Oh iya
coba pertama mas dwi lakukan nafas dalam.
Pasien : (Pasien mempraktekkan.)
Perawat 1 : Bagus sekali mas dwi sudah melakukannya. Sekarang mari kita
lakukan latihan memukul bantal dan kasur. Jadi, nanti jika mas dwi
kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan
tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba mas dwi
lakukan, pukul kasur dan bantal.
Pasien : (Memukul bantal dan kasur)
Perawat 1 : Ya, bagus sekali mas dwi melakukannya. Bagaimana jika memukul
kasur dan bantar kita tambahkan ke jadwal harian mas dwi?
Pasien : Iya mbak
Fase Terminasi
Perawat 2 : Bagaimana perasaan mas dwi setelah melakukan latihan memukul
bantal dan kasur?
Pasien : Saya merasa lebih baik
Perawat 2 : Coba mas dwi sebutkan apa saja cara mengontrol marah yang sudah
kita latih selama 2 hari ini
Pasien : Latihan nafas dalam dan latihan pukul bantal dan kasur
Perawat 2 : Sekarang kita buat jadwal latihan nya ya mas, berapa kali mas dwi
mau melakukan latihan pukul bantal dan kasur?
Pasien : 2 kali sehari saja
Perawat 2 : Baik lah mas dwi kalau begitu. Bagaimana jika besok saat jam
makan siang kita latihan cara yang lain yaitu dengan minum obat
secara teratur mas dwi?
Pasien : Iya
Perawat 2 : Tempatnya disini saja bagaimana mas ?
Pasien : iya saya ngikut saja.
Perawat 2 : Kalau begitu kami permisi dulu ya mas, selamat pagi
Pasien : (hanya mengangguk)
Intervensi
SP II
Fase Orientasi
Perawat 3 : Selamat siang mas dwi perkenalkan saya Venty Dan ini teman saya
Apriyanti Yang akan menggantikan perawat Anita Dan Ade
Pasien : Iyaa
Perawat 3 : Bagaimana mas dwi, sudah makan siang atau belum? Obatnya sudah
diminum atau belum mas?
Pesien : Sudah tapi saya belum minum obat
Perawat 3 : Apakah mas dwi sudah mencoba cara yang telah diberikan kemarin?
Mas dwi masih ingat cara yang kemarin kan?
Pasien : Iya sudah saya masih ingat
Perawat 3 : Coba mas dwi praktikkan cara mengontrol marah yang sudah
dilakukan kemarin
Pasien : Pasien mempraktikkan
Perawat 3 : Wah bagus sekali mas dwi sudah dapat mempraktekanya . Bagaimana
kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat yang
benar untuk mengontrol rasa marah mas dwi ?
Pasien : Iya baik
Perawat 3 : Dimana enaknya kita berbincang-bincang mas?
Pasien : Disini saja
Perawat 3 : Berapa lama mas dwi mau kita berbincang-bincang? Bagaimana jika
15 menit?
Pasien : Iya saya mau
Fase Kerja
Fase Terminasi
SP III
Perawat 5 : Selamat pagi mas dwi, saya perawat Milenia dan disamping saya
perawat Dira menggantikan perawat Venty dan Apriyanti untuk
melakukan kegiatan yang kedua sesuai jadwal.
Perawat 6 : Bagaimana mas dwi, sudah dilakukan tarik nafas dalam dan pukul
kasur bantalnya? Apa yang dirasakan setelah melakukan pukulan
secara teratur?
Pasien Sudah saya merasa lebih baik ketika saya sedang melakukan latihan,
rasanya rasa marah saya terlampiaskan
Perawat 5 : Iya benar sekali mas. Mas dwi sudah melakukan hal yang benar.
Apakah mas dwi masih ingat dengan macam-macam obat mas dwi?
Pasien : Iya saya ingat CPZ, THP, LHP
Perawat 5 : Bagus sekali mas dwi Mas dwi bagaimana jika sekarang kita latihan
cara bicara untuk mencegah marah?
Pasien : Iya mbak
Perawat 5 : Dimana enaknya kita berbincang-bincang mas?
Pasien : Di taman saja mbak
Perawat 5 : Baik mas, berapa lama mas dwi mau berbincang-bincang? Bagaimana
jika 15 menit?
Pasien : Iya terserah mbak nya saja.
Fase Kerja
Perawat 6 : Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah.
Jika marah sudah disalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukulan
kasur dan bantal dan sudah lega, maka kita perlu bicara dengan
orang yang membuat kita marah. Caranya ada tiga mas, yaitu:
meminta dengan baik tanpa marah dengan suara yang rendah dan
tidak menggunakan kata-kata kasar. Misalnya meminta orang tua
anda agar tidak memarahi anda terus menerus “ ayah ibu tolong
jangan marahi saya terus “. Coba praktikkan mas .
Pasien : Ayah ibu tolong jangan marahi saya terus
Perawat 6 : Bagus mas. Nah sekarang menolak dengan baik, jika ada yang
menyuruh dan mas dwi tidak ingin atau tidak bisa melakukannya,
katakan maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada
kerjaan. Coba mas dwi paraktikkan.
Pasien : Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan
Perawat 6 : Bagus sekali mas , kemudian mengungangkapkan rasa kesal, jika
ada perlakukan orang lain yang membuat kesal, mas dwi dapat
mengatakan : saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu. Coba
praktikkan mas
Pasien : Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu
Perawat 6 : Bagus sekali mas dwi bisa mempraktekkan nya dengan baik
Fase Terminasi
Perawat 5 : Bagaimana perasaan mas dwi setelah kita berlatih cara berbicara
yang baik saat akan marah?
Pasien : Saya merasa jauh lebih baik tapi saya belum terbiasa berbicara
dengan baik seperti itu
Perawat 5 : Tidak apa-apa mas nanti mas dwi harus banyak berlatih agar
terbiasa.
Pasien : Baik mbak
Perawat 5 : Coba mas dwi sebutkan lagi 3 cara berbicara yang baik
Pasien : meminta dengan baik tanpa marah dengan suara yang rendah dan
tidak menggunakan kata-kata kasar, menolak dengan baik,
mengungangkapkan rasa kesal dengan baik
Perawat 5 ; Bagus sekali sekarang kita masukkan ke jadwal ya mas
Pasien : Iya
Perawat 5 : Berapa kali sehari mas dwi mau melakukannya
Pasien : Sesering mungkin mba agar saya terbiasa
Perawat 5 : Wah bagus sekali pak kalo begitu nanti mas dwi bisa coba 3 cara
tadi saat meminta makanan atau obat ya mas
Pasien : Baik mbak nanti saya coba
Perawat 5 : Bagaimana jika besok kita berlatih cara mengontrol marah mas dwi
dengan cara ibadah? Apakah mas dwi mau?
Pasien : Iya saya mau saja
Perawat 5 : Mau dimana mas? Apakah di kamar mas dwi ?
Pasien : Iya dikamar saya aja
Perawat 5 : Baik kalau begitu sampai bertemu besok ya mas
SP IV
Fase Kerja
Perawat 4 : Baiklah mas dwi coba sekarang ceritakan kegiatan ibadah yang biasa
mas dwi lakukan
Pasien : Saya jarang beribadah
Perawat 4 : Mas dwi jika mas dwi sedang marah coba mas dwi duduk dan tarik
nafas dalam. Jika tidak reda juga marahnya, rilekskan badan, jika
tidak reda juga, mas dwi ambil air wudhu kemudian sholat. Coba
mas dwi sebutkan sholat 5 waktu apa saja?
Pasien : Subuh, zuhur, ashar, magrib,isya
Perawat 4 : Apakah mas dwi mau mencoba? Jika mas dwi mau mencoba mau
yang mana?
Pasien : Subuh saja
Perawat 4 : Coba praktikkan mas
Pasien : (Pasien mempraktekkan cara sholat subuh)
Perawat 4 : Wah bagus sekali mas dwi mempraktikkan dengan benar
Fase Terminasi
Perawat 7 : bagaimana perasaan mas dwi setelah kita becakap-cakap tentang
cara yang ini?
Pasien : Sepertinya saya merasa lebih baik
Perawat 7 : Coba mas dwi praktekkan kembali yang kita lakukan tadi
Pasien : (Pasien mempraktekkan)
Perawat 7 : Bagus mas dwi jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang
sudah kita pelajari?
Pasien : Sudah empat
Perawat 7 : Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal mas dwi. Apakah
mas dwi mau solat 5 waktu
Pasien : Ya saya akan coba dulu
Perawat 7 : Baik mas dwi setelah ini mas dwi lakukakn sholat sesuai jadwal
yang kita sudah buat tadi ya
Pasien : Iya mbak
Perawat 7 : Baik mas dwi 2 hari lagi kita bertemu lagi untuk melihat sejauh
mana mas dwi melakukan kegiatan dan sejauh mana dapat
mencegah rasa marah. Selamat pagi , dan sampai jumpa mas dwi
Pasien : Iya selamat pagi.
SP V
a. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1,2, obat, verbal, dan spiritual. Beri pujian
b. Nilai kemampuan yang telah mandiri
c. Nilai apakah PK terkontrol
Fase Orientasi
Perawat 5 : Selamat pagi mas dwi masih ingat dengan saya dan teman saya kan?
Pasien : Perawat milenia dan ziana kan?
Perawat 5 : Iya benar mas. Bagaimana perasaan mas dwi hari ini?
Pasien : Baik sekali mbak
Perawat 5 : Apakah cara mengontrol marah dengan ibadah sudah dilakukan
mas?
Pasien : Sudah sus saya sudah sholat 5 waktu dan setelah sholat saya merasa
lebih tenang
Perawat 5 : Bagus sekali mas Bagaimana dengan latihan lain yang sudah kita
pelajari mas apakah sudah dilakukan?
Pasien : Sudah mbak
Perawat 5 : Baiklah mas dwi disini kami akan melihat sejauh mana latihan yang
sudah mas dwi lakukan , apakah mas dwi bersedia mas?
Pasien : Iya saya bersedia
Perawat 5 : Mas dwi mau kita bercakap-cakap dimana? Dan berapa lama?
Pasien : Seperti biasanya saja mbak
Fase Kerja
Perawat 7 : Bagaimana perasaan mas dwi setelah melakukan semua latihan yang
sudah kita pelajari selama beberapa hari ini?
Pasien : Saya merasa lebih baik mbak, saya juga sudah dapat mengontrol
marah saya kadang-kadang
Perawat 7 : Apakah mas dwi rajin berlatih?
Pasien : Ya mbak saya rajin berlatih
Perawat 7 : Baiklah sekarang coba mas dwi praktikkan kembali cara mengontrol
marah yang sudah kita pelajari
Pasien : (Pasien mempraktekkan)
Perawat 7 : Wah bagus sekali mas dwi sudah baik sekali melakukkannya, saya
berharap mas dwi bisa terus melakukannya agar mas dwi bisa cepat
kembali kerumah
Pasien : Baik mbak
Fase Terminasi
Perawat 7 : Baiklah mas dwi kami lihat mas dwi sudah merasa lebih baik,
sekarang tugas kami telah selesai, semoga mas dwi bisa menerapkan
yang sudah kita pelajari
Pasien : Baik mbak terimakasih sudah memberi tahu saya cara mengontrol
marah saya, agar orang tua saya tidak takut lagi dengan saya
Perawat 7 : Iya mas sama-sama, kalau begitu kami permisi ya mas, semoga mas
dwi segera sembuh dan kembali kerumah
Pasien : Baik mbak terimakasih
Perawat 7 : Selamat pagi mas