Anda di halaman 1dari 6

ROLE PLAY KEPERAWATAN JIWA KELOMPOK 7

PADA PASIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN

PERAN :

 Perawat 1 – Kristina Noviantik Elisabet


 Perawat 2 & Narator – Safira Huznul Hawariyyah
 Pasien – Bevio Exvansyah
 Istri Pasien – Jean Merry Diniari
 Bapak Pasien – Muhammad Dimas Rizaldi
 Ibu Pasien – Vemmy Patricia

Suatu hari ada seorang pasien bernama Bevio dibawa oleh keluarganya ke Rumah Sakit
dikarena pasien merasa sakit hati dan merasa direndahkan sehingga membuatnya mengamuk,
memukul orang lain terutama keluarga yang tinggal serumah dengan pasien karena tidak
dituruti keinginannya seperti meminta rokok ataupun uang sebab pasien tidak bekerja.

SP 1 :

- Perawat membina hubungan saling percaya


- Mengidentifikasi penyebab perasaan marah, Perilaku kekerasan yang dilakukan,
akibatnya serta cara mengontrol secara fisik dengan cara tarik nafas dalam.

FASE ORIENTASI

Perawat 1 : “ Selamat Pagi, Perkenalkan nama saya Kristina, perawat yang dinas diruangan
ini, Boleh kita berkenalan pak? Nama Bapak siapa? Senangya dipanggil apa? “

Pasien : “ Bevio, panggil saja saya Bevio! ”

Perawat 1 : “ Bagaimana perasaan bapak saat ini? Masih ada perasaan kesal atau marah? ”
Pasien : “ Masih “

Perawat 1 : “ Baik. Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang perasaan


yang bapak rasakan?

Pasien : ( Hanya Mengangguk )

Perawat 1 : “ Berapa lama bapak mau kita berbincang? Bagaimana kalau 10 Menit?

Pasien : ( Hanya Mengangguk )

FASE KERJA

Perawat 1 : “ Kalau boleh saya tau apa yang menyebabkan bapak sekarang marah?
Apakah sebelumnya bapak juga pernah marah? Penyebabnya apa? “

Pasien : “ Pernah, ketika saya mau makan tapi istri saya tidak masak ! ”

Perawat 1 : “ Apakah penyebabnya sama seperti yang sekarang?

Pasien : “ Tidak, saya merasa sakit hati karena saya meminta uang dan rokok tapi tidak
diberikan ! ”

Perawat 1 : “ Ooo begitu, berarti ada 2 penyebab bapak menjadi marah ya..., Apa perasaan
bapak pada saat itu? “

Pasien : ( Hanya Diam )

Perawat 1 : “ Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak terasa berdebar-debar,
mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal? “

Pasien : “ Ya! Memangnya kenapa? “

Perawat 1 : “ Ooo begitu, setelah itu apa yang bapak lakukan? “

Pasien : “ Ya saya pukul saja istri saya!, Piring-piring di rak saya pecahkan didepan
matanya, biar dia tau rasa jadi istri kok ga becus! “

Perawat 1 : “ Ooo jadi bapak memukul istri bapak dan juga membanting barang-barang
dirumah bapak ya, apakah dengan cara itu makanan lagsung terhidang dan
uang juga ada di tangan bapak? “

Pasien : “ Ya mana saya tau kan saya marah !, Tanya saja sana sama istri saya !”
Perawat 1 : “ Begini Bapak hal itu lebih baik ditinggalkan, jika bapak memukul istri
bapak dan membanting barang, coba bapak pikirkan kerugian apa yang bapak
alami ?

Pasien : “ Istri saya jadi sakit dan takut pada saya “

Perawat 1 : “ Betul, istri bapak jadi sakit dan takut karena bapak memecahkan piring-
piring. Merurut Bapak adakah cara lain yang lebih baik? “

Pasien : “ Ya mana saya tau! “

Perawat 1 : “ Maukah Bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa
menimbulkan kerugian? “

Pasien Hanya Terdiam

Perawat 1 : “ Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, Pak. Salah satunya adalah
dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa marah.
Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu? “

Pasien : “ Iya “

Perawat 1 : “ Begini Pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah Bapak rasakan maka Bapak
berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup
perlahan-lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan.
(Ajak Pasien Mencobanya) Mari pak kita coba bersama-sama. Ayo coba lagi,
(tarik dari hidung, bagus..., tahan, dan tiup melalui mulut). Nah, lakukan
sebanyak 5 kali. Bagus sekali, Bapak sudah dapat melakukannya.

Perawat 1 : “ Sebaiknya latihan ini Bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-
waktu rasa marah itu muncul Bapak terbiasa melakukannya. Jadi bagaimana
perasaannya pak ? “

Pasien : “ Lumayan “

Perawat 1 : “ Baiklah pak, sekarang kita masukkan cara mengontrol kemarahan yang
pertama yaitu dengan cara kegiatan fisik (Tarik Nafas Dalam) kedalam buku
harian Bapak mari saya bantu”
TAHAP TERMINASI

Perawat 1 : “ Nah... Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang tentang


kemarahan Bapak? “

Pasien : “ Biasa saja. Tapi ya sedikit lega sih “

Perawat 1 : “ Oke, Jadi ada 2 penyebab bapak menjadi marah apa saja pak?

Pasien : “ Ya istri saya tidak masak saat saya mau makan dan juga tidak memberikan
saya uang dan rokok “

Perawat 1 : “ Bapak bisa menjelaskan sedikit bagaimana cara mengontrol kemarahan


bapak?

Pasien : “ Dengan cara tarik nafas dalam dan hembuskan melalui hidung “

Perawat 1 : “ Baik pak, Bagus sekali “

Perawat 1 : “ Sekarang kita buat jadwal latihannya ya Pak, berapa kali sehari Bapak mau
latihan tarik nafas dalam? “

Pasien : “ Ya kalau saya lagi marah saja lah “

Perawat : “ Baiklah, bagaimana kalau besok kita lakukan evaluasi latihan nafas dalam
dan kegiatan yang kedua, yaitu mencegah/mengontrol kemarahan bapak
dengan memukul kasur menggunakan bantal. Bagaimana pak? Kita lakukan
latihannya dikamar bapak saja ya, bapak setuju? “

Pasien : “ Iya terserah “

Perawat 1 : “ Oke, kalau begitu saya kembali ke ruangan saya dulu ya pak, Selamat Pagi
bapak, silahkan beristirahat.

Pasien Hanya Terdiam

 Kemudian Perawat I pergi ke ruangan Perawat 2 untuk meminta bantuan kepada


Perawat 2 agar memasukkan jadwal harian pasien yaitu cara mengontrol perilaku
kekerasan pasien.
Perawat 1 : “ Sus saya minta tolong untuk memasukkan jadwal ini ke buku harian pasien
Tn. B ya “
Perawat 2 : “ Baik sus sebentar ya “
 Keesokan harinya istri dan kedua orang tua Tn. B datang ke Rumah Sakit untuk
menjenguknya

Istri Pasien : “ Selamat Pagi Sus “

Perawat 2 : “ Selamat Pagi ibu, iya ibu apakah ada yang bisa saya bantu? “

Istri Pasien : “ Begini Sus, saya kesini ingin mengetahui keadaan suami saya “

Ibu Pasien : “ Iya sus kami sangat khawatir dengan keadaannya “

Bapak Pasien : “ Apakah anak kami baik-baik saja sus? “

Perawat 2 : “ Baik saya bantu ya ..., Bisa tolong sebutkan namanya?

Istri Pasien : “ Bevio Sus “

Perawat 2 : “ Oke Baik tunggu sebentar ya... “

 Kemudian perawat 2 mengecek keadaan pasien dibuku hasil observasi terakhir

Perawat 2 : “ Sebelumnya maaf ya Pak Bu. Jadi begini, untuk perkembangan suami
ibu dan anak bapak dan juga ibu sudah mulai ada sedikit peningkatan tapi
untuk saat ini masih belum memungkinkan untuk dijenguk dulu ya, tapi
jangan khawatir kondisi pasien saat ini sudah lumayan tenang, hanya saja
untuk sementara ini belum bisa dijenguk karena takutnya nanti timbul lagi
marah marahnya”

Ibu Pasien : “ Ooo begitu ya sus, baiklah saya titip anak saya ya sus tolong lakukan
yang terbaik...”

Istri Pasien : “ Iya sus tolong lakukan yang terbaik untuk suami saya “

Perawat 2 : “ Baik Ibu tidak perlu khawatir, kami akan mengusahakan yang terbaik
untuk semua pasien-pasien kami disini ”

Bapak Pasien : “ Baiklah kalau begitu kami pamit dulu ya sus terimakasih banyak sudah
membantu kami “

Perawat 2 : “ Sama-sama bapak itu sudah tugas saya “


~ SELESAI ~

Anda mungkin juga menyukai