Anda di halaman 1dari 3

K PASIEN YANG MUDAH MARAH, REWEL DAN COMPLAIN.

PERAWAT 1 : Ermina
Kepala Bagian : Septina Felle
PASIEN : Agustina Ade
SUAMI PASIEN : Monica R

Naskah :
Di Rumah sakit CAHAYA ILAHI, ada seorang pasien yang sudah berumur 50 tahun dengan
diagnosa Maag Akut. Pasien cenderung sering marah dan mengkomplain segala sesuatu nya
termasuk soal makanan nya. Pada suatu pagi ada dua orang perawat muda yang sedang magang
berdinas di jam pagi sampai siang, mahasiswi perawat Reina dan perawat Init.
Pagi itu di ruang rawat inap pasien sudah ngomel – ngomel dengan keluarga dan ART (asisten
rumah tangga). Pasien merasa makanan di Rumah sakit tidak enak dan tidak ia sukai. Pasien pun
ingin makan dengan makanan yang di larang karena penyakitnya.
Pasien : “Kenapa sih makanan nya begini, bubur, dan ikan seperti ini.
Anak pasien : ”mah, inikan memang aturan dari rumah sakit yang harus mama makan
sesuai dengan keadaan mama sekarang”.
Pasien : “bi, bisa belikan saya nasi kuning di luar sana”.
Bibi : “tapikan nyah, nyonyah harus makan yang di anjurkan rumah sakit”.
Pasien : (hanya diam dan menoleh ke arah lain)
Suami pasien : “iya sayang, kamu harus nurut biar cepat sembuh”.

Fase Orientasi
Pagi itu pukul 07.30WITA di rumah sakit Cahaya Ilahi dua orang perawat yang sedang berdinas
tersebut menghampiri pasien tersebut.
Perawat 1 : “Selamat pagi... “(tersenyum)
Anak pasien : “ ia selamat pagi suster..”(tersenyum)
Perawat 1 : “ Permisi .. apa betul ini, keluarga dari pasien yang ada di kamar
ini?”
Anak Pasien : “Iya benar, saya anak dari pasien ini ”
Perawat 2 : “sebelumnya apakah ibunya sering mengeluhkan sesuatu kepada
adek....?”
Anak pasien : ”selama saya disini ibu saya sering marah-marah dan cerewet sus”.
Perawat 2 : “baik kalau begitu kami akan langsung memeriksa ibu ya”.
Keluarga : ”ia silahkan”.
Perawat 1 : “Permisi , selamat pagi ibu..”(tersenyum)
Pasien : “ ia selamat pagi suster..”(tersenyum)
Perawat 1 : “baik ibu.. perkenalkan nama saya Reina saya biasa di panggil Ina
dan rekan saya perawat Init Almahera biasa di panggil Init, kami mahasiswa magang di rumah
sakit ini, saya dan rekan saya berdinas dari pukul 7 sampai jam 2 siang.”
Perawat 2 : “dengan ibu siapa ya bu?”
Pasien : “ saya Thabita Yovi Sri Dayanti, suster bisa panggil saya dengan
panggilan ibu Thabita saja .
Perawat 1 : “baik bu saya dan rekan saya disini ingin melakukan tindakan yang
biasanya dilakukan setiap pagi dan siang yaitu mengukur TTV atau Tekanan Darah,
Pernapasan, Nadi, Suhu Badan. Untuk mengetahui normal nya bu”
Pasien : “oh iya sus..”
Perawat 2 : “sebelum ya ada yg igin ditanyakan bu?”
Pasien : “tidak sus”
Perawat 1 : “baik IbuThabita, bagaimana keadaan ibu sekarang? Apa yang
ibuThabita rasakan ?“
Pasien : “saya merasa lemas, perut saya nyeri karna belum makan dan
makanan di rumah sakit ini tidak sesuai selera saya dan saya ingin makanan yang lain
yang bukan darii rumah sakit”.
Perawat 2 : “baik, tetapi ibu harus tetap makan, biar tidak merasa lemas dan
maag ibu bisa berkurang.”
Pasien : (hanya tersenyum)
Perawat 2 : “baik bu, sekarang kita akan cek keadaan ibu dulu ya”
Pasien : “iya suster”.
Perawat pun melakukan pencekan seperti TTV dan lain-lain, saat mencek tekanan darah pasien,
pasien teriak kesakitan
Pasien : “aduuuuh” sakit sus pelan-pelan.”
Perawat 1 : “iya maaf bu, ini sudah pelan-pelan”.
Pasien : “sus, saya boleh ga makan makanan yang di luar, bukan
anjuran rumah sakit?”
Perawat 2 : “ibu mau nya makan apa bu?”
Pasien ; “saya mau makan nasi kuning iwak hintalu sus ai kada
biasa makan bubur”
Perawat 1 ; “begini ya bu, ibu ini lagi sakit, maag kambuh jadi untuk
sementara ibu nih harus makan makanan yg dianjurkan rumah sakit bu lah, ibu boleh makan
nasi kuning tapi tunggu sehat bu lah, kalo misalkan kada bisa makan bubur bisa diganti nanti
kita bicarakan dengan Bagian Gizi dulu bu lah. Karena maag tu kada bisa makan makanan yg
sifat nya keras bu jadi harus lembek dulu. Atau ibu aplikasikan dengan bubur dan soup biar
nafsu makan, makan nya bu.
Pasien : “kok gitu sih sus, saya kan bosan makan-makanan itu aja
saya juga mau makan makanan yang lain juga”.
Perawat 2 : “ iya ibu, maka dari itu usahakan dibiasakan terlebih dulu
ya bu, biar cepat sembuh jadi bisa makan nasi kuning sarapan nya”.
Pasien : “baik lah kalau begitu sus”.
Perawat1 : “terus apa yang ibu rasakan saat ini apa?”
Pasien : “perut saya masih terasa nyeri dan tubuh saya lemas, saya
juga merasa pelayanan di rumah sakit ini sangat kurang terhadap pasien yang seperti saya”.
Perawat2 : (diam, dan tersenyum mendengarkan keluhan si pasien)
Pasien : “kadang saya pencet bel perawat nya lama untuk
datang”.(judes)
Perawat1 : “ oh iya ibu maaf sebelumnya untuk menangani pasien
sangat banyak ya bu, dan kaka perawat sedang sibuk setiap waktunya.”
Perawat 2 : “tetapi kami akan berusaha untuk lebih baik lagi dan tepat
waktu ya bu”
Pasien : “(mengaguk sambil melihat sekitarnya)”

Fase Terminasi
Perawat 2 : “baik bu kami sudah selesai, kami akan kembali ke kantor
perawat misalkan ada hal yang di perlukan dan untuk infus ibu ini mau habis ya bu, bisa
pencet tombol disebelah kanan ibu, kami akan segera datang”
Pasien : “iya sus..terimakasih banyak”
Perawat1 : “baik bu saya permisi. Dek saya dan rekan saya permisi,
untuk infus sambil diperhatikan ya jangan sampai habis nanti darah nya akan naik.
Suami Pasien, Anak Pasien&ART : “terimakasih sus..”
Fase Dokumentasi

Setalah perawat Reina dan Init kembali ke kantor perawat, keluarga kembali berbincang
bincang.
Suami Pasien : “tu mah dengerin apa kata perawat tadi, dibiasakan dulu biar bisa
makan nasi kuning lagi, demi kesembuhan mamah”
Anak Pasien : (tertawa kecil) “iyaa mah..”
ART : “nanti saya yg masakin soup ayam nya ya nyahh dari rumah biar
lebih enak aja dimakan, nanti saya bawakan yg hangat.”
Pasien : “iyaa tapi jangan soup mulu ya.. diganti ganti menu nya yg sehat”
ART : “iya nyaahh”

Percakapan Terapeutik telah selesai dan berakhir maka kesimpulan nya adalah akhirnya
pasien mengerti dengan apa yang dijelaskan kedua perawat tadi sehingga pasien dapat
mengaplikasikan nya.

Anda mungkin juga menyukai