Anda di halaman 1dari 10

Tinjawan hukum pidana islam terhadap gratifikasi dan sanki nya dalam perundang

undangan di indonesia

Tugas Hukum pidana islam III

Disusun oleh:

Muhammad Firman Zaelani : 1153060046

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNANGUNUNG DJATI BANDUNG


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya serta karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Tinjawan hukum pidana islam terhadap gratifikasi dan sanki nya dalam perundang
undangan di indonesia”

ini dengan baik tanpa ada halangan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Hukum Pidana islam III

saya mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada bapa enceng arifin, S.H.,
M.H. selaku dosen mata kuliah Hukum Pidana islam III yang telah membimbing saya dalam
mata kuliah ini.

Selain itu, saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Oleh karena itu, saya mengharap segala kritik dan saran yang membangun dan dapat
menjadikan pembuatan makalah ini jauh lebih baik lagi.

Saya mohon maaf setulus-tulusnya atas kesalahan maupun kekurangan dalam penyusunan
makalah ini.

29 september 2017

Penyusun
BAB I

Pendahuluan

A. Latar belakang

Gratifikasi adalah suatu kata yang cukup popular di masyarakat dan masalah yang
cukup serius melanda bangsa ini , gratifikasi di definisikan sebagai pemeberian, yang di
atur dalam undang-undang nomor 31 tahun 1999 juncto undang –undang nomor 20
tahun 2001 .

Garatifikasi ini hampir sama dengan suap dan korupsi , masalah ini merupaka masalah
social yang terjadi di tengah masyarakat kasus ini adalah kasus sosial yang menyimpang
yang terjadi di tengah masyarakat yang harus menjadi perhatian semua elemen bukan
saja pemerintah tetapi kita sebagai masyarakat Indonesia

Dari beberapa kasus yang sering muncul di masyarakat ini lah salasatu kasus yang
harus di perhatikan secara serius.

Nabi bersabda: “Dari abuhurairrah yang berkata roslullah bersabda : laknat allah akan
menimpa orang yang menyuap dan menerima suap (H.R Ahmad, abudaud, dan tirmizi )

Dalam hadist tersebut allah akan melaknat orang yang memberi atau menerima suap . suap dan
gratifikasi menurut hukum islam adalah dua kejadai social yang hampir sama ,dan hukum ke
dua nya juga sama dalam islam .

Ulama berpendapat bahwa gratifikasi adalah sesuatu yang tidak di sukai oleh allah ,dan ulama
spakat memfatwakan bahwa suap dang gratifikasi itu haram berlandaskan dari hadist di atas .

B. Rumusan masalah

1. Bagai mana Tinjawan hpi pada kasus gratifikasi ?


2. Bagaimana sanksi gratifikasi menurut hukum positif ?
3. Apa sanksi yang di berikan pada orang yang menerima atau meberi gratifikasi
menurut hukum pidana islam ?

BAB II

Tinjawan hukum pidana islam terhadap gratifikasi dan sanki nya dalam perundang
undangan di indonesia

A. Pengertian gratifikasi menurut hukum pidama islam

Gratifikasi menurut hukum pidana islam sama dengan suap karena delik nya megerah pada
suap (risywah) rosul bersabda dalam salasatu hadst nya yang berbunyi:

“Dari abuhurairrah yang berkata roslullah bersabda : laknat allah akan menimpa orang yang
menyuap dan menerima suap (H.R Ahmad, abudaud, dan tirmizi )

Dan para ulama sepakat bahwa gratifikasi tersebut haram di karnakan di lihat dari motif yang
emang sama dengan suap .

Dengaln berlandaskan pada sabsa nabi di atas. 1

B. Sanksi gratifkasi menurut hukum pidana islam

sanksi yang di berikan utuk orang yang melakukan gratifikasi melihat dari pengertian di atas
bahwa suap motif dan tujuan nya sama dengan gratifikasi

dan melihat dari dasar hukum di atas allah membenci /melaknat orang yang berbuat suap maka
hukum pidana islam tida memeperboleh kan orang islam untuk meberi kangratifikasi .

sanksi /jarimah yang di berikan utuk orang yang melakukan hal seperti itu adalah jarimah ta’zir
karna
Di lihat dari segi motif kejahat ini hampir sama dengan karna itu menurut hukum islam
gratifikasi di kategorikan pada jarimah ta’zir .1

sanksi nya dalam perundang undangan di indonesia

A. Pengertian gratifikasi menutut undang undang Indonesia

Pengertian gratifikasi terdapa pada penjelasan pasal 12b ayat 1 uu nomor 31 tahun 1999juncto
uu nomor 20 tahun 2001.

Yang di maksud gratifikasi dalam ayat ini adalah pemberian dalam arti luas ,yakni meliputi
pembrian uang , barang rabat (diskon ),pinjaman tanpa bunga tiket perjalanan ,fasilitas
penginapan perjalan wisata ,pengobatan Cuma –Cuma dan fasilitas lain, gratifikasi ini di terima
baik di uar negri maupun dalam negri dengan sarana elektronik ataupun tanpa sarana
elektronik.

1. Pasal 12b
2
Setiap gartifikasi kepada pegawai negeri atau penyelengggara negara di anggap
pemberian suap, apabila behubungan dengan jabatan nya dan berlawanana dengan
kewajiban atau tugas nya dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Yang nilai nya Rp10.000.000.00 (sepuluh juta rupiah ) atau lebih ,pembuktian
tersebut bukan suap yang di lakun oleh penerima gratifikasi
b. Bila nilai nya kurang dari Rp 10.000.000.00 pembuktian bahwa gartifikasi itu suap
yang di lakukan oleh penuntut umum

Ada juga di sini pidana yang di maksud oleh ayat (1) adalah sebagai berikut:

1 Dr.M.Nuru Irfan,M.Ag korupsi dalam hukum pidana islam (Jakarta ,AMZAH Imprint Bumi Aksara 2012)
.
2 KPK, Memahami untuk Membasmi (Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia, 2010), 1.
“ pidana bagi pegawai negri atau penyelenggara Negara sebagai di maksud dalam
pasal (1) adalah pidana penjara se umur hidup atau pidana penjara paling singkat 4
tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp200.000.000.00
(dua ratus juta rupiah )
Dan paling banyakRp 1.000.000.000.00 (satu miliyar rupiah ) 2

Penjelasa pasal 12 b ayat 1 undang undang nomor 20 tahun 2001


Yang di maksud dengan gratifikasi adalah suatu bentuk pemberian uang,jasa ,dan
lain lain yang di lakukan di luar negeri atau di dalam negrti degan menggunakan
sarana elektronik atau pun tanpa sarana elektronik .
Pasal 12 C

1. Ketentuan sebagai mana di tentukan dalam pasa 12b ayat (1)jika penerima
gratifikasi melaporkan gartifikasi yang diterima nya kepada komisi
pemberantasan korupsi menyampaikanlaporan sebagaimana yang di
sampaikan dalam pasal 1 wajib di lakukan oleh penerima gratifikasi paling
lambat 30 hari terhitung sejak tanggal gartifikasi itu di terima

2. komisi pemberantasan tindak pidana korupsi dalam 30 hari kerja sejak tanggal
menerima laporan ,wajib menetap kan bahwa gratifikasi itu milik peneria atau
mulik Negara .

3. ketentuan mengenai tatacara menyampaikan laporan sebagai mana di maksud


dalam ayat 2 dan penetuan status gratifikasi sebagaimana dimaksud dalam ayat
3 di atur dalam undang undang tetntang komisi pemberantasan korupsi .
B. sanksi gratifikasi menurut hukum Indonesia

sanksi gartifikasi terdapat pada:

pasal 5 undang –undang nomor 20 tahun 2001

Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun
dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling
banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) setiap orang yang:

a. memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara
dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau
tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya atau
memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara karena atau
berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban, dilakukan atau tidak
dilakukan dalam jabatannya .
Undang-Undang No. 20 tahun 2001 Pasal 12 B
1. Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap
pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatan dan yang berlawanan dengan
kewajiban atau tugasnya, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Yang nilainya Rp. 10.000.000.00 (sepuluh juta rupiah) atau lebih, pembuktian bahwa
gratifikasi tersebut bukan merupakan suap dilakukan oleh penerima gratifikasi.

b. Yang nilainya kurang dari Rp. 10.000.000.00 (sepuluh juta rupiah), pembuktian bahwa
gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh penuntut umum.
2. Pidana bagi pegawai negara atau penyelenggara negara sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) adalah pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun
atau paling lama 20 (dua puluh) tahun, dan pidana denda paling sedikit Rp. 200.000.000.00
(dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000.00 (satu miliar rupiah). 3

BAB III

PENUTUP

Dalam kasusu gratifikasi ini hukum pidana islas memberi hukuman yaitu jarimah ta’zir
berlandaskan kepada hadist nabi yang telah di sebut di atas

Dan para ulama sepakat untuk menghukumi haram bagi urang yang menerima suap dan yang
menyuap nya

Hukuman gratifikasi telah di atur dalam undang undang nomor 20 tahun 2001 atas penganti
undang- undang nomor 31 tahun 1999

Hukuman atau sangsi yang di berkan pada yang melakukan gratifikasi adalah

Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun
dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling
banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) setiap orang yang:

Dengan ketentuan pasal 5 bagian a

a. memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara
dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau
tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya atau
memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara karena atau
berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban, dilakukan atau tidak
dilakukan dalam jabatannya

3 Undang undang tipikor


DAFTAR PUSTAKA

Dr.M.Nuru Irfan,M.Ag korupsi dalam hukum pidana islam (Jakarta ,AMZAH Imprint
Bumi Aksara 2012)

KPK, Memahami untuk Membasmi (Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi Republik


Indonesia, 2010), 1.

Undang undang tipikor

Anda mungkin juga menyukai