Belajar dapat terjadi karena ada subjek, yang mengajar dan ada subjek yang belajar. Dalam proses
pembelajaran subjek, yang mengajar disebut guru, dan subjek yang belajar disebut siswa. Bahkan istilah
yang lebih sering digunakan saat inilah belajar dan pembelajaran. Ada subjek yang belajar, dan ada
subjek yang membelajarkan. Jadi semuanya terlibat dalam belajar.
Di samping siswa yang belajar, orang yang sangat penting dalam program pendidikan yaitu guru. Tugas
guru adalah melihat apakah berbagai pengaruh yang mengitari siswa telah dipilih dan diatur agar
kegiatan belajar meningkat. Pada kelas-kelas di sekolah dasar tugas ini harus direncanakan secermat
mungkin dengan memperhatikan keterbatasan-keterbatasan perhatian, dan pemahaman para siswa.
Pada situasi lain yang siswanya lebih dewasa dan lebih berpengalaman, perencanaan kondisi untuk
meningkatkan belajar dapat dilakukan dalam kondisi dan keadaan', yang lebih besar, dan dengan asumsi
tanggung jawab yang lebih besar dapat diberikan. Usaha untuk menjamin terjadinya kegiatan belajar itu
berubah seiring dengan perubahan usia dan pengalaman siswa, namun usaha ini tetap menjadi bagian
dari tugas guru,
Para guru melaksanakan tugas meningkatkan kegiatan belajar dengan memberi pembelajaran. Misalnya,
guru merencanakan siswa kelas satu akan mempelajari beberapa konsep dasar seperti di muka, di
samping, di atas, dan di bawah. Ada perencanaan untuk kegiatan guru, dan ada perencanaan untuk
aktivitas siswa.
Pembelajaran berbasis nilai-nilai adalah pembelajaran yang digunakan guru untuk memfasilitasi
peserta didik dalam menguasai seperangkat rumusan kompetensi, dengan mengedepankan dan
mengacu pada nilai-nilai (Gufron dkk, 2017:310). Pembelajaran berbasis nilai dapat disajikan melalui
analisis nilai-nilai.