Menurut (Supinah dan Wibawa, 2009: 8) Strategi pembelajaran adalah cara yang
sistematik dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Ini berkenaan dengan bagaimana menyampaikan isi pelajaran.
Menurut Suparman dalam buku (Supinah dan Wibawa, 2009: 9) ada empat komponen
utama dalam strategi pembelajaran, yaitu: urutan kegiatan pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan waktu adalah sebagai berikut.
Contoh, adalah benda atau kegiatan yang terdapat dalam kehidupan siswa
sebagai wujud dari materi pelajaran yang diuraikan.
c. Penutup
Tes formatif dan umpan balik, adalah set pertanyaan untuk dijawab atau
seperangkat tugas untuk dilakukan, yang berfungsi untuk mengukur
kemajuan belajar siswa setelah menyelesaikan suatu tahap pembelajaran.
Tindak lanjut, adalah kegiatan yang dilakukan siswa setelah melakukan tes
formatif dan mendapatkan umpan balik. Siswa yang telah mencapai hasil
baik dalam tes formatif dapat meneruskan ke bagian pelajaran selanjutnya
atau mempelajari bahan tambahan untuk memperdalam pengetahuan yang
telah dipelajarinya.
Pada strategi discovery, pengajaran betul-betul menjadi student contered. Peran guru
dalam proses belajar mengajar, lebih banyak sebagai fasilitator belajar siswa sehingga yang
penting diupayakan bagaimana siswa belajar bukannya bagaimana guru mengajar (Sobel,
1991)
2. Metode Pembelajaran
Menurut Suparman dalam buku (Supinah dan Wibawa, 2009: 14) Metode
pembelajaran adalah cara dalam menyajikan (menguraikan, memberi contoh dan
memberi latihan) isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Berikut
ini hanya akan diambil beberapa metode yang dianggap cocok dalam pembelajaran
matematika di SD.
a. Metode Ceramah. Metode ini berbentuk penjelasan guru kepada siswa dan
biasanya diikuti dengan tanya jawab tentang isi pelajaran yang belum jelas.
d. Metode Diskusi. Metode ini dapat dilakukan dalam bentuk klasikal atau
kelompok-kelompok kecil dan dapat digunakan antara lain pada kompetensi
yang memerlukan penalaran atau analisis dan adanya lebih dari satu
kemungkinan jawaban, misal pembuktian teorema atau rumus atau
pemecahan masalah.
f. Metode Bermain Peran. Metode ini berbentuk interaksi dua atau lebih siswa
tentang suatu topik atau situasi. Pada siswa sekolah dasar metode ini cocok
diberikan pada pokok bahasan aritmatika sosial, seperti tukar menukar mata
uang, jual beli dan lain-lain.
g. Metode Computer Assisted Learning (CAL). Metode ini berbentuk suatu seri
kegiatan belajar yang sangat terstruktur dengan menggunakan komputer.
Namun metode ini jarang ataupun tidak banyak digunakan di sekolah-
sekolah dasar pada umumnya. Hal ini disebabkan karena tidak tersedianya
fasilitas pendukung terlaksananya metode ini, seperti keterbatasan jumlah
komputer dan program-programnya.
h. Metode Deduktif. Metode ini dapat digunakan misalnya pada saat guru
menjelaskan tentang rumus-rumus dan penerapannya, seperti rumus
keliling, luas atau volum, atau pada saat guru menjelaskan prosedur
penyelesaian suatu masalah, seperti menentukan sudut terkecil yang
dibentuk oleh jarum jam yang menunjukkan waktu atau pukul tertentu.
i. Metode Induktif atau Discovery atau Socratic. Metode ini dapat digunakan
dalam menemukan rumus-rumus seperti rumus luas, keliling bangun dasar
atau volum bangun ruang dan menemukan hubungan antara panjang, lebar,
keliling dan luas.
k. Metode Tanya Jawab. Metode ini merupakan interaksi antara siswa dan
guru dalam bentuk murni tanya jawab dalam membahas topik atau
permasalahan tertentu.
l. Metode Drill dan Latihan. Metode Drill berbentuk pertanyaan atau soal dari
guru yang harus dijawab siswa dengan cepat, tepat dan benar. Pada
pembelajaran matematika, metode ini digunakan dengan tujuan untuk
meningkatkan kecepatan dan ketepatan siswa dalam mengingat serta
mengungkapkan kembali ingatannya (menyebutkan) tentang fakta-fakta
dasar, seperti: penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian
bilangan-bilangan dasar dan untuk meningkatkan kemampuan siswa agar
cepat dan cermat dalam menggunakan algoritma (langkah-langkah atau
prosedur penyelesaian masalah) matematika.
m. Metode Pemberian Tugas. Metode ini berbentuk pemberian tugas oleh guru
yang harus dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan pelaksanaannya oleh
siswa kepada guru atau teman-teman sekelasnya. Pada pembelajaran
matematika, metode ini digunakan antara lain bertujuan agar siswa dapat :
melatih keterampilannya dalam menyelesaikan soal, lebih memahami dan
mendalami suatu kompetensi yang telah dipelajari di sekolah,
menumbuhkan kebiasaan belajar secara mandiri dan sikap positif terhadap
matematika serta melatih rasa tanggung jawab.
3. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah suatu media yang memuat pesan-pesan tertentu,
yang dirancang untuk mencapai tujuan tertentu pula.Oleh karena itu media
pembelajaran disebut juga sebagai perantara (medium). Yang termasuk media
pembelajaran antara lain: televisi, film, slide seri, kaset audio, modul CAI (Computer
Assisted Instructional), dan lain-lain. Media yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran beraneka ragam. Guru hendaknya dapat memilih salah satu atau
beberapa diantaranya untuk digunakan dalam menyusun strategi pembelajaran.
4. Waktu
Jumlah waktu yang dibutuhkan guru terbatas kepada waktu yang digunakan
guru dalam pertemuan dengan siswa.Sedangkan waktu yang digunakan siswa adalah
jumlah waktu yang digunakan dalam pertemuan dengan guru ditambah dengan waktu
yang digunakan untuk melaksanakan tugas yang berhubungan dengan mata pelajaran
di luar pertemuan dengan guru.
Penentuan waktu yang dibutuhkan guru dan siswa pada setiap langkah dalam
urutan kegiatan pembelajaran adalah salah satu pembatasan bagi guru dan siswa
bahwa tujuan pembelajaran (kompetensi) akan dapat dicapai bila mereka dapat
memenuhinya secara baik. Untuk satu tujuan pembelajaran (kompetensi) yang
menghendaki penggunaan sebagian waktu pada latihan misalnya tidak dapat diganti
dengan banyak uraian tetapi sedikit latihan. Walaupun semua komponennya sama,
tetapi apabila penekanan jumlah waktu berbeda, hasilnya dapat berbeda pula.
Strategi sebagai garis besar haluan dalam mencapai sasaran yang ditentukan
menjadi pola-pola umum kegiatan pendidik dan peserta didik dalam proses belajar
mengajar matematika.
Menurut Suherman (2001 : 7), Pendekatan pembelajaran matematika adalah cara yang
ditempuh guru dalam pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi
dengan siswa. Ada dua jenis pendekatan yaitu pendekatan yang bersifat metodologi dan
yang bersifat materi. Pendekatan metodologi berkenaan dengan cara siswa mengadaptasi
konsep yang disajikan ke dalam struktur kognitifnya, yang sejalan dengan cara menyajikan
bahan tersebut. Sedangkan pendekatan secara material adalah pendekatan pembelajaran
matematika dimana guru dalam menayajikan konsep matematika melalui konsep
matematika lainnya.
1. Pendekatan Induktif
Pada hakikatnya matematika merupakan suatu ilmu yang diadakan atas akal
yang berhubungan dengan benda-benda dan pikiran yang abstrak.Ini bertentangan
dengan sejarah diperolehnya matematika.Menurut sejarah, matematika ditemukan
sebagai hasil pengamatan dan pengalaman yang pernah dikembangkan dengan
analogi dan coba-coba (trial dan error).
2. Pendekatan Deduktif
3. PendekatanKontekstual
4. PendekatanKonstruktivisme
5. Pendekatan Open-Ended
Sifat “keterbukaan” dari suatu masalah dikatakan hilang apabila hanya ada satu
cara dalam menjawab permasalahan yang diberikan atau hanya ada satu jawaban
yang mungkin untuk masalah tersebut. Contoh penerapan masalah open-ended dalam
kegiatan pembelajaran adalah ketika siswa diminta mengembangkan metode, cara
atau pendekatan yang berbeda dalam menjawab permasalahan yang diberikan bukan
berorientasi pada jawaban (hasil) akhir.
6. Pendekatan Saintifik
Proses belajar dengan pendekatan saintifik terdiri atas lima kegiatan, yaitu
mengamati, menanya, mengumpulkan data atau eksperimen, mengolah informasi dan
mengkomunikasikan. Dalam proses mengamati, peserta didik diharapkan dapat
menyaksikan tentang apa yang di sajikan pendidik, melalui video atau alat peraga
yang terkait materi, pendidik juga bisa menampilkan gambar-gambar yang juga
terkait dengan materi.
Selain itu pengamatan juga dapat dilakukan pada saat guru melakukan simulasi.
Setelah itu, peserta didik merumuskan pertanyaan yang nanti akan diperoleh melalui
proses pengamatan terhadap media yang ditampilkan oleh pendidik, selanjutnya
peserta didik mengumpulkan informasi. Informasi yang dibutuhkan untuk menjawab
pertanyaan yang sudah dibuat, informasi tersebut dapat diperoleh dari berbagai
sumber belajar seperti buku, perpustakaan, internet dan lain-lain. Informasi yang
telah didapat diolah dan dipresentasikan bersama teman-teman yang lain untuk saling
berbagi informasi.
7. Pendekatan Realistic
Pendekatan realistik adalah salah satu pendekatan pembelajaran matematika
yang menekankan pada keterkaitan antar konsep-konsep matematika dengan
pengalaman sehari- hari.Dalam pembelajaran realistik, dunia nyata dijadikan sebagai
sunber pemunculan konsep matematika. Pengenalan konsep-konsep matematika
dilakukan dengan menghadapkan siswa pada masalah dari kehidupan mereka,
pengalaman mereka, atauapa yang pernah mereka lihat atau dengar, tetapi yang
mereka anggap sebagai kenyataan sehingga siswa segera melibatkan dirinya dalam
kegiatan belajar secara bermakna.
Pendekatan realistik sejalan dengan teori belajar yang lainnya. Ada lima
karakteristik dalam pendekatan realistik, yaitu:
Daftar Pustaka
Rahman, Arief Aulia. (2018). Strategi Belajar Mengajar Matematika. Banda Aceh : Syiah Kuala
University Press.
Sobel, M.A, M. Maletsky. 1991. Teaching Mathematics, A Source Book of Aids, Activity and
Strategies, Second Edditions. Boston: Allian and Bacon.