Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DAMPAK GLOBALISASI BAGI PENDIDIKAN

Disusun oleh :
1. Bagas Desta Putra (4121210055)
2. Fariz Fadlillah (1217211049)
3. Uswatul Aulia (6021210071)
4. Muhammad Alfi Ramadhan (1121210020)
5. Adela Raniah Calista (3021210159)

UNIVERSITAS PANCASILA
BAHASA INDONESIA A20
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok 1 ini yang bertema
“Dampak Globalisasi Bagi Pendidikan” dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini guna memenuhi tugas kelompok dari mata
kuliah Bahasa Indonesia oleh Bapak Dr. Yusup, M.M. sebagai dosen.

Kami sebagai penulis menyadari dan mengakui bahwa dalam proses pembuatan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi penulisan ataupun materinya.
Namun, kami telah berusaha dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki
untuk dapat menyelesaikan makalah yang kami buat ini dengan sebaik mungkin.

Oleh karena itu, kami dengan terbuka mengharapkan adanya kritik dan saran dari
seluruh pihak untuk kesempurnaan makalah ini kedepannya.

Jakarta, 28 September 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………i

Daftar Isi………..………..……………………………………………………………………ii

BAB 1 Pendahuluan,,,,,,,,,,…………………………………………………………………….1

1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………………………...1


1.2 Rumusan
Masalah………………………………………………………………….2
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………………..2
1.4 Manfaat Penulisan…………………………………………………………………2

BAB II Landasan Teoritis……………………………………………………………………..3

BAB III Pembahasan…………………………………………………………………………..5

BAB IV Penutup………………………………………………………………………………..

4.1 Simpulan…………………………………………………………………………...8

4.2 Rekomendasi………………………………………………………………………8

Daftar Pustaka………………………………………………………………………………..13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal
batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang
dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai
pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di
seluruh dunia (Edison A. Jamli, 2005). Globalisasi sering diterjemahkan “mendunia” atau
“mensejagat”, yaitu dengan cepat menyebar keseluruh plosok dunia, baik berupa ide,
gagasan, data, informasi, dan sebagainya begitu disampaikan saat itu pula diketahui oleh
semua orang diseluruh dunia. Globalisasi selain menghadirkan ruang positif namun juga
terdapat sisi negativenya. Globalisasi adalah merupakan sebuah tantangan yang harus
dihadapi dan dikontekskan pada keadaan yang ada pada masa kini.

Pengaruh globalisasi mempunyai implikasi atau bahkan dampak atas berbagai Negara
atau bangsa, tampaknya didasarkan pada dua asumsi. Pertama, sekurang-kurangnya sampai
taraf tertentu, pelaku atau subjek globalisasi adalah Negara-negara industri maju. Dengan
kata lain, globalisasi sampai taraf tertentu merupakan kepanjangan tangan (extension)
kepentingan Negara industri maju. Kedua, kekhawatiran, kecemasan, atau bahkan ketakutan
akan pengaruh atau dampak terutama yang bersifat negative dari globalisasi umumnya
dirasakan terutama oleh bangsa-bangsa dalam Negara berkembang, yang lebih merupakan
objek daripada subjek globalisasi. Meskipun demikian, baik karena ketergantungan Negara
berkembang pada Negara-negara maju dalam berbagai bidang, keuangan, ekonomi, maupun
teknologi, ataupun keinginan untuk mengejar kemajuan, sadar atau tidak, mau atau tidak,
Negara-negara berkembang sebenarnya juga mendukung proses globalisasi itu. Dalam
pengertian ini, Negara-negara berkembang juga merupakan subjek atau pelaku globalisasi
walaupun lebih pasif sifatnya.

Dari globalisasi tersebut maka akan berpengaruh, implikasi ataupun dampaknya,


khususnya terhadap Negara-negara berkembang seperti Indonesia, terutama dalam ranah
pendidikan, nilai-nilai moral, sosial, politik budaya dan kemanusiaan, baik yang bersifat
positif maupun negative akan sangat besar efek yang ditimbulkan. Ini semua merupakan
tantangan khususnya bagi generasi muda sebagai penerus bangsa, bagaimana mengemas
globalisasi ini sebaik mungkin mengambil nilai positifnya dan menghindari sisi negatifnya.

1
Hal itu juga berimbas pada perkembangan dunia pendidikan di Indonesia yang tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh perkembangan arus globalisasi, dimana ilmu pengetahuan dan
teknologi berkembang pesat. Era pasar bebas juga merupakan tantangan bagi dunia
pendidikan Indonesia, karena terbuka peluang lembaga pendidikan dan tenaga pendidik dari
mancanegara masuk ke Indonesia. Untuk menghadapi pasar global maka kebijakan
pendidikan nasional harus dapat meningkatkan mutu pendidikan, baik akademik maupun
non-akademik, dan memperbaiki menejemen pendidikan agar lebih produktif dan efisien
serta memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat disimpulkan perumusan masalah sebagai
berikut:

“Apa dampak globalisasi terhadap dunia Pendidikan?”

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1) Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen dalam mata kuliah.
Selain itu, bagi diri kami pribadi ini juga diharapkan bisa digunakan untuk menambah
pengetahuan yang lebih bagi mahasiswa.
2) Untuk membahas dampak dari globalisasi terhadap dunia Pendidikan.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1) Dapat menambah pengetauhan dan wawasan mengenai apa saja dampak dari
globalisasi terhadap dunia Pendidikan.
2) Menambah wawasan dan pengetahuan bagi pebaca tentang dampak globalisasi
terhadap dunia pendidikan

2
BAB II

LANDASAN TEORITIS

Globalisasi adalah sebagai sebagai proses peningkatan hubungan sosial ke tahap dunia
yang lebih luas dari suatu tempat lokal ke tempat lain yang lebih jauh atau lebih dekat.
Kenyataan ini merupakan proses dialektikal di mana sesuatu kejadian yang berlaku dalam
suatu tempat digerakkan oleh suatu proses yang terjadi di tempat lain. Transformasi lokal
adalah bagian dari proses globalisasi yang dihasilkan melalui pengembangan hubungan sosial
yang berlangsung mengatasi batas-batas ruang dan waktu. Globalisasi merupakan
konsekuensi dan hasil dari modernitas (Giddens, 1990).

Globalisasi telah melahirkan kesepaduan sistem sosial dari masyarakat dunia, dengan
ciri-ciri yang lebih khusus dari masyarakat sebelumnya baik masyarakat tradisional maupun
masyarakat modern, yang ditandai dengan pergeseran-pergeseran baru, yang pada gilirannya
melahirkan intensifikasi suatu jalinan sosial mendunia yang menghubungkan berbagai tempat
yang berbeda sedemikian rupa sehingga peristiwa apapun yang terjadi di suatu tempat akan
terlihat dan dirasakan di tempat lainnya secara serentak (Giddens, 1990:63-64).

Faktor pendorong terjadinya globalisasi adalah adanya kemajuan di bidang


pengetahuan dan teknologi, sistem keuangan internasional yang liberal, berkembangnya cara
berpikir dan semakin majunya pendidikan masyarakat, dan adanya kerjasama atau hubungan
antar negara. Sedangkan faktor penghambat globalisasi adalah perkembangan ilmu
pengetahuan yang lambat, sikap masyarakat yang tradisional, adanya Prasangka buruk
terhadap hal hal baru, dan sikap apatis dan tertutup.

Bagi kelompok optimistik mereka melihat globalisasi merupakan proses kemanusiaan


yang dinamik yang sesungguhnya berlangsung lama dalam kadar yang berbeda intensitasnya
yang tidak kita sadari dari sejak awal kehidupan sampai sekarang ini (Robertson, 2003:3).
Tetapi bagi sebagian kalangan penentang globalisasi mereka merasa cemas dengan
kemampuan dan nasib negara negara berkembang dalam arena kompetisi baru ini.

Globalisasi memberikan banyak dampak diberbagai aspek kehidupan manusia, salah


satunya dalam bidang pendidikan. Dengan adanya globalisasi pendidikan setiap orang dapat
menempuh pendidikan dan memperoleh ilmu pengetahuan tanpa memandang batas wilayah
negara. Menurut H. Horne, pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari
penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan

3
mental, yang bebas dan sadar kepada Tuhan, seperti termanifestasi (terwujud) dalam alam
sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.

Globalisasi pendidikan memberikan dampak positif dan negatif. PBB melalui trilogi
pendidikan global menekankan bahwa globalisasi pendidikan akan menjamin pemerataan
pendidikan bagi setiap orang. Imbas negatif dari globalisasi dibidang pendidikan yaitu
pengelompokan status sosial, melemahnya kekuatan kontrol pendidikan oleh negara,
menurunnya kualitas moral siswa, tergerusnya kebudayaan lokal, dan munculnya tradisi serba
cepat. Dampak negatif tersebut masih bisa diatasi dan diminimalisir. Dengan globalisasi
pendidikan diharapkan tenaga kerja Indonesia dapat bersaing di pasar dunia.

4
BAB III
Pembahasan
Globalisasi merupakan sesuatu tidak bisa terlepaskan dalam perkembangan zaman
saat ini. Secara etimologi, globalisasi diambil dari kata benda globe yang artinya dunia dan
global berarti mensifatkan kata benda tersebut, yaitu mendunia. Jadi kata globalisasi dapat
diartikan sebagai suatu upaya atau proses yang berdampak pada aspek kehidupan secara
mendunia.
Pengaruh globalisasi terhadap dunia pendidikan perkembangan dunia pendidikan di
Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh perkembangan globalisasi, di mana ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Era pasar bebas juga merupakan tantangan
bagi dunia pendidikan Indonesia, karena terbuka peluang lembaga pendidikan dan tenaga
pendidikan dari mancanegara masuk ke Indonesia. Untuk menghadapi pasar global maka
kebijakan pendidikan nasional harus dapat meningkatkan mutu pendidikan, baik akademik
maupun non-akademik, dan memperbaiki manajemen pendidikan agar lebih produktif dan
efisien serta memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan
pendidikan.
Dampak globalisasi di dunia pendidikan, globalisasi akan mendatangkan kemajuan
yang sangat cepat, yakni munculnya beragam sumber belajar dan merebaknya media massa,
khususnya internet dan media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan.
Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.
Hal ini dapat kita rasakan bahwa para siswa bisa menguasai pengetahuan yang belum
dikuasai oleh guru. Oleh karena itu, tidak mengherankan pada era globalisasi ini, wibawa
guru khususnya dan orang tua pada umumnya di mata siswa merosot.
Di sisi lain, pengaruh-pengaruh pendidikan yang mengembangkan kemampuan untuk
mengendalikan diri, kesabaran, rasa tanggung jawab, solidaritas sosial, memelihara
lingkungan baik sosial maupun fisik, hormat kepada orang tua, dan rasa keberagamaan yang
diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, justru semakin melemah. Sekolah harus
menjadi benteng terakhir yang berperan membendung dampak negatif bawaan yang muncul
dari teknologi informasi dan komunikasi yang menjamur tersebut.
Sementara itu, kemajuan teknologi dan pertumbuhan eko-nomi yang terjadi juga akan
melahirkan generasi yang disiplin, tekun, dan kompetitif. Namun demikian, kompetisi
tersebut juga berdampak pada aspek budaya dan nilai-nilai masyarakat kita yang akhirnya
akan melahirkan generasi yang “kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani”, khususnya
di kalangan remaja dan pelajar.
Sebuah generasi berdisiplin tinggi, tekun, dan pekerja keras namun tidak memiliki
kemampuan untuk mengendalikan diri, kesabaran, rasa tanggung jawab, solidaritas sosial,
hormat kepada orang tua, dan rasa keberagamaan yang diwujud-kan dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara pada umumnya.
Kemerosotan wibawa orang tua, guru, dan ditambah tergerusnya nilai-nilai sosial
yang ada telah melemahkan sendi-sendi kehidupan sosial yang berperan penting dalam
pengembangkan potensi peserta didik yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia di tengah
perkembangan teknologi informasi dan media sosial yang masif dan eksesif.

5
Hal ini akan membawa budaya liberal, sekuler, yang jauh berbeda dengan nilai-nilai
budaya luhur kita dan nilai-nilai agama. Akibatnya, pergaulan bebas, perilaku menyimpang,
serta praktik-praktik dekadensi moral (akhlak) lainnya tumbuh dan berkembang dengan
cepat dan merusak generasi bangsa kita.
Tidak ada cara efektif untuk mengatasi hal tersebut, kecuali dengan menanamkan
nilai-nilai agama yang konsekuen, terutama dalam dimensi pengamalan akhlak sehari-hari
karena iman, taqwa, akhlak itu sumbernya agama.
Pada prakteknya, ini semua membutuhkan peran aktif semua pihak: guru, orang tua,
lingkungan pendidikan, lingkungan sosial, dan pergaulan. Dan negara atau pemerintah wajib
memfasilitasinya dengan mendukung, mempromosikan, dan menunjukkan keseriusan dalam
menciptakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan berne-gara yang nasionalis, religius,
berintegritas, mandiri, bergotong-royong berdasarkan Pancasila.
Menurut Khaerudin Kurniawan (1999), kehadiran globalisasi telah menjadi beberapa
tantangan besar bagi dunia pendidikan Indonesia, yaitu:
Pertama, tantangan untuk meningkatkan nilai tambah, yaitu bagaimana meningkatkan
produktivitas kerja nasional serta pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, sebagai upaya
untuk memelihara dan meningkatkan pembangunan berkelanjutan (continuing development).
Kedua, tantangan untuk mela-kukan riset secara komprehensif terhadap terjadinya era
reformasi dan transformasi struktur masyarakat, dari masyarakat tradisional-agraris ke
masyarakat modern-industrial dan informasi-komunikasi, serta bagaimana implikasinya bagi
peningkatan dan pengembangan kualitas kehidupan SDM.
Ketiga, tantangan dalam persaingan global yang semakin ketat, yaitu meningkatkan
daya saing bangsa dalam menghasilkan karya-karya kreatif yang berkualitas sebagai hasil
pemikiran, penemuan dan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Keempat, tantangan terhadap munculnya invasi dan kolonialisme baru di bidang
Iptek, yang menggantikan invasi dan kolonialisme di bidang politik dan ekonomi. Di sisi lain,
globalisasi juga telah mendatangkan kemajuan yang sangat pesat bagi dunia pendidikan,
yakni munculnya beragam sumber belajar dan merebaknya media massa, khususnya internet
dan media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan.
1. Dampak Positif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia

a) Pengajaran Interaktif Multimedia


Kemajuan teknologi akibat pesatnya arus globalisasi, merubah pola
pengajaran pada dunia pendidikan. Pengajaran yang bersifat klasikal berubah menjadi
pengajaran yang berbasis teknologi baru seperti internet dan computer. Apabila dulu,
guru menulis dengan sebatang kapur, sesekali membuat gambar sederhana atau
menggunakan suara-suara dan sarana sederhana lainnya untuk mengkomunikasikan
pengetahuan dan informasi. Sekarang sudah ada computer. Sehingga tulisan, film,
suara, music, gambar hidup, dapat digabungkan menjadi suatu proses komunikasi.
Dalam fenomena balon atau pegas, dapat terlihat bahwa daya itu dapat
mengubah bentuk sebuah objek. Dulu, ketika seorang guru berbicara tentang
bagaimana daya dapat mengubah bentuk sebuah objek tanpa bantuan multimedia,

6
para siswa mungkin tidak langsung menangkapnya. Sang guru tentu akan
menjelaskan dengan contoh-contoh, tetapi mendengar tak seefektif melihat. Levie dan
Levie (1975) dalam Arsyad (2005) yang membaca kembali hasil-hasil penelitian
tentang belajar melalui stimulus kata, visual dan verbal menyimpulkan bahwa
stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti
mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan fakta
dengan konsep.

b) Perubahan Corak Pendidikan


Mulai longgarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh negara. Tuntutan untuk
berkompetisi dan tekanan institusi global, seperti IMF dan World Bank, mau atau
tidak, membuat dunia politik dan pembuat kebijakan harus berkompromi untuk
melakukan perubahan. Lahirnya UUD 1945 yang telah diamandemen, UU Sisdiknas,
dan PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) setidaknya telah
membawa perubahan paradigma pendidikan dari corak sentralistis menjadi
desentralistis. Sekolah-sekolah atau satuan pendidikan berhak mengatur kurikulumnya
sendiri yang dianggap sesuai dengan karakteristik sekolahnya. Kemudahan Dalam
Mengakses Informasi Dalam dunia pendidikan, teknologi hasil dari melambungnya
globalisasi seperti internet dapat membantu siswa untuk mengakses berbagai
informasi dan ilmu pengetahuan serta sharing riset antarsiswa terutama dengan
mereka yang berjuauhan tempat tinggalnya.

6
Pembelajaran Berorientasikan Kepada Siswa Dulu, kurikulum terutama
didasarkan pada tingkat kemajuan sang guru. Tetapi sekarang, kurikulum didasarkan
pada tingkat kemajuan siswa. KBK yang dicanangkan pemerintah tahun 2004
merupakan langkah awal pemerintah dalam mengikutsertakan secara aktif siswa
terhadap pelajaran di kelas yang kemudian disusul dengan KTSP yang didasarkan
pada tingkat satuan pendidikan. Di dalam kelas, siswa dituntut untuk aktif dalam
proses belajar-mengajar. Dulu, hanya guru yang memegang otoritas kelas. Berpidato
di depan kelas. Sedangkan siswa hanya mendngarkan dan mencatat. Tetapi sekarang
siswa berhak mengungkapkan ide-idenya melalui presentasi. Disamping itu, siswa
tidak hanya bisa menghafal tetapi juga mampu menemukan konsep-konsep, dan fakta
sendiri.

2. Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia


a. Komersialisasi Pendidikan
Era globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Banyak didirikan
sekolah-sekolah dengan tujuan utama sebagai media bisnis. John Micklethwait
menggambarkan sebuah kisah tentang pesaingan bisnis yang mulai merambah
dunia pendidikan dalam bukunya “Masa Depan Sempurna” bahwa tibanya
perusahaan pendidikan menandai pendekatan kembali ke masa depan. Salah satu
ciri utamanya ialah semangat menguji murid ala Victoria yang bisa
menyenangkan Mr. Gradgrind dalam karya Dickens. Perusahaan-perusahaan ini
harus membuktikan bahwa mereka memberikan hasil, bukan hanya bagi murid,
tapi juga pemegang saham.(John Micklethwait, 2007:166).

b. Bahaya Dunia Maya


Dunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses informasi dengan mudah
juga dapat memberikan dampak negative bagi siswa. Terdapat pula, Aneka
macam materi yang berpengaruh negative bertebaran di internet. Misalnya:
kebencian, rasisme, kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya. Berita yang bersifat
pelecehan seperti pedafolia, dan pelecehan sek-sual pun mudah diakses oleh siapa
pun, termasuk siswa. Barang-barang seperti viagra, alkhol, narkoba banyak
ditawarkan melalui internet. Contohnya, 6 Oktober 2009 lalu diberitakan salah
seorang siswi SMA di Jawa Timur pergi meninggalkan sekolah demi menemui
seorang lelaki yang dia kenal melalui situs pertemanan “facebook”. Hal ini sangat
berbahaya pada proses belajar mengajar.

c. Ketergantungan
Mesin-mesin penggerak globalisasi seperti computer dan internet dapat
menyebabkan kecanduan pada diri siswa ataupun guru. Sehingga guru ataupun
siswa terkesan tak bersemangat dalam proses belajar mengajar tanpa bantuan alat-
alat tersebut.

7
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Globalisasi telah membawa perubahan pada semua aspek kehidupan khususnya dalam
dunia pendidikan. Globalisasi dapat memberikan dampak postitif dan negatif di dunia
pendidikan. Berdampak positif jika membuat perubahan yang membawa pendidikan
Indonesia ke arah yang lebih maju, dan berdampak negatif jika menurunkan kualitas
pendidikan itu sendiri. Pemanfaatan teknologi baru, seperti komputer dan internet, telah
membawa perubahan yang luar biasa dalam dunia pendidikan dan sudah menjadi
pemandangan biasa dalam praktik pembelajaran di sekolah di Indonesia. Maka sudah
sepantasnya hal tersebut lebih dikembangkan dan dimanfaatkan semaksimal mungkin guna
meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia.
Toffler dalam Sonhadji (1993 : 4) menyatakan bahwa sekolah atau lembaga pendidikan
masa depan harus mengarahkan peserta didiknya untuk belajar bagaimana belajar (learn how
learn). Kebutaan dalam era global adalah ketidakmampuan belajar bagaimana belajar.
Untuk mewujudkannya maka disinilah pendidikan harus menampilkan diri sebagai
bagian dari tantangan globalisasi tersebut. Pendidikan ditantang harus mampu mendidik dan
menghasilkan para lulusan yang berdaya saing tinggi bukan justru sebaliknya mandul dalam
menghadapi gempuran berbagai kemajuan dan dinamika globalisasi tersebut.
Evaluasi pendidikan juga perlu dilakukan, hendaknya struktur dan sistem pendidikan
diubah menhyesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan zaman, terutama dalam era
globalisasi ini. Cenderung mempertahankan struktur dan sistem yang sudah ada justru akan
membuat dunia pendidikan di Indonesia menjadi tertinggal dari negara lain.
Untuk menghadapi pengaruh kuat globalisasi diperlukan kerja sama yang padu antar
semua komponen pendidikan seperti pendidik, peserta didik, keluarga, dan lingkungan.
Selain itu pemerintah juga berperan sebagai penjamin penyelenggaraan pendidikan yang
berkualitas dan merata di Indonesia seharusnya memberikan pendidikan yang murah.
Sehingga tidak ada alasan lagi anak tidak dapt sekolah karena alasan biaya mahal.

4.2 Rekomendasi
a. Perlu dikembangkan langkah-langkah yang selaras dan komprehensif guna
membentuk lembaga setingkat Kementerian guna pengelolaan hidup komunitas ada,
seni budaya tradisional dan warisan leluhur dan seniman tradisional, serta
perlindungan karya kreatif bangsa. Kementerian tersebut terlepas dari kementerian
Pendidikan.

b. Perlu dikembangkan langkah-langkah yang selaras dan komprehensif membangun


sinergisme kebijakan antar lembaga pemerintahan yang saling mempercayai, terbuka,
dan memiliki tujuan bersama sehingga akan terbentuk sistem pemberdayaan seniman
tradisional yang kokoh.

8
c. Perlu dikembangkan langkah-langkah yang selaras dan komprehensif membangun
hukum perlindungan HAKI atas EBT di kalangan masyarakat tradisional yang
mandiri dan lebih mendahulukan kepentingan nasional daripada kepentingan asing.

d. Perlu dikembangkan langkah-langkah yang selaras dan komprehensif guna


membangun kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai luhur bangsa yang melekat
pada dan HAKI atas seniman tradisional dan atas EBT.

e. Perlu dikembangkan langkah-langkah yang selaras dan komprehensif antara pihak


pemerintah dan swasta nasional guna membangun museum, monumen, dan
dokumentasi data base berbasis teknologi di setiap provinsi dan kabupaten.

9
DAFTAR PUSTAKA

Maiwan, M. (2014). Memahami Politik Globalisasi dan Pengaruhnya dalam Tata Dunia Baru:
Antara Peluang dan Tantangan. Jurnal Pamator, 7, 1-10.

Sunarto, K. (1993). Pengantar Sosiologi. Lembaga Penerbit FE – UI.

10

Anda mungkin juga menyukai