Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulisan makalah yang berjudul ”Pentingnya Wawasan dalam Perspektif
Global “ yaitu untuk mengetahui tentang pentingnya wawasan perspektif
global dalam era globalisasi seperti saat ini.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu menyiapkan, memberikan masukan, dan menyusun makalah yang
disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Perspektif Global ini. Penulis juga
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dari pembaca sangat
diharapkan guna menyempurnakan makalah ini dalam kesempatan berikutnya.
Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan, serta para pembaca.

Jayapura 10 Desember 2022

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………...............i

DAFTAR ISI………………………………………………………………....ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah………………………………………………2
C. Tujuan Masalah…………………………………………………2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pendidikan dalam wawasan Global 3
B. Nilai Budaya dalam Arus Globalisasi 4
C. Pentingnya Kesadaran dan Wawasan Global 5

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan 9
B. Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini Indonesia memasuki era globalisasi yang mau tidak mau kita harus
terlibat di dalamnya. Oleh karena itu kita sebagai warga Negara Indonesia
harus mempersiapkan diri untuk ikut terjun dalam gelanggang globalisasi
tersebut. Ini adalah kewajiban kita bukan saja sebagai warga Negara
Indonesia akan tetapi juga sebagai warga dunia (global citizenship). Seorang
warga dunia yang baik perlu berbekal pengetahuan, sikap, dan nilai, serta
aktivitas sosial yang mendunia sehingga dapat mengikuti perubahan dunia
yang begitu cepat.
Oleh karena itu, guru dan siswa harus mampu mengembangkan kemampuan,
kesadaran, dan wawasan global agar dapat mengenali, memahami, dan
memecahkan segala permasalahan dan ketidakmenentuan di lingkungan
sekitar mereka. Pengertian lingkungan di sini yang dimaksud yaitu lingkungan
lokal, nasional, dan dunia. Pentingnya wawasan dalam perspektif global perlu
dibangun agar setiap warga Negara Indonesia menyadari tentang peran dan
fungsi dia sebagai warga Negara dan warga dunia.
Terjadinya interaksi dalam masyarakat dunia yang sangat beragam
budayanya kadang-kadang bisa menimbulkan kekurangharmonisan, sehingga
konsep berteman dan bertetangga dengan baik dengan sesama umat
manusia yang mendiami bumi ini menjadi penting. Terdapat satu prinsip
bahwa sekalipun ada perbedaan budaya dalam masyarakat dunia, tetapi pada
dasarnya mereka mempunyai berbagai macam keinginan dan kebutuhan yang
sama, seperti kebutuhan akan lingkungan fisik maupun lingkungan sosial
yang bersih dan sehat, kebutuhan untuk hidup harmonis, keinginan untuk
bekerjasama, dan sebagainya yang bisa terwujud antara lain bila kita sudah
mempelajari perspektif global. Hal ini bertujuan untuk menggugah kesadaran
masing-masing individu dan seluruh masyarakat bahwa mereka
berkesempatan dan bertanggung jawab untuk berperan serta meningkatkan
lingkungan sosial dan fisik dunia.

B. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Jelaskan peranan pendidikan dalam meningkatkan wawasan global!
2. Bagaimana nilai budaya dalam arus globalisasi?
3. Jelaskan pentingnya kesadaran dan wawasan dalam perspektif global!

C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah hal-hal berikut:
1. Mengetahui peranan pendidikan dalam meningkatkan wawasan global.
2. Mengetahui nilai budaya dalam arus globalisasi.
3. Mengetahui pentingnya kesadaran dan wawasan global dalam perspektif
global.

BAB II
PEMBAHASAN
*. PENERAPAN WAWASAN GLOBAL DI KEHIDUPAN

Wawasan adalah suatu pandangan ataupun sikap terhadap sesuatu dan


global adalah dunia. Sehingga, wawasan global merupakan pandangan
ataupun sikap kita terhadap dunia. Perkembangan teknologi di berbagai
aspek mengalami perkembangan yang pesat, terutama di bidang teknologi
komunikasi dan informasi. Hal ini menyebabkan berbagai macam informasi
dari berbagai negara di penjuru dunia dapat dengan mudah masuk ke suatu
negara tanpa mengenal batasan waktu dan tempat.

Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa efek dari perkembangan globalisasi tidak
bisa hindari dari perubahan yang ada dan kita sebagai masyarakat harus
memiliki wawasan global. Apabila kita masih memiliki pengetahuan yang
sempit, maka kita akan tertinggal. Berwawasan global akan membawa kita
mengenali bahwa dunia ini tidak memiliki batasan. Selain itu, kita juga tau
cara menghargai perbedaan seperti perbedaan ras, ideologi, warna kulit, dan
nasionalisme. Dengan demikian, pentingnya memiliki wawasan global
menjadi sangat dibutuhkan dalam kehidupan.

Maka dari itu, sebagai masyarakat harus mempersiapkan diri dalam


menghadapi era globalisasi ini dengan cara meningkatkan kesadaran dan
memperluas wawasan kita. Menurut Makagiansar (mimbar Pendidikan, 1989)
agar kita bisa meningkatkan wawasan global, maka pendidikan memegang
peranan penting. Melalui pendidikan, terdapat empat hal yang harus
dikembangkan yaitu sebagai berikut:

Kemampuan Mengantisipasi (anticipate), artinya pendidikan berusaha


menyiapkan anak didik supaya dapat mengantisipasi perkembangan IPTEK
yang bergerak cepat.
Mengerti dan mengatasi situasi (cope), artinya dapat mengembangkan
kemampuan dan sikap dari peserta didik untuk menangani dan berhadapan
dengan situasi yang baru.
Mengakomodasi (accommodate), artinya dapat mengakomodasi
perkembangan IPTEK yang pesat dan segala perubahan yang diciptakan ke
kehidupan sehari-hari.
Mereoriantasi (reorient), artinya persepsi dan wawasan tentang dunia perlu
diorientasikan kembali karena perkembangan IPTEK dan perubahan sosial
yang terus berubah sehingga memperoleh wawasan yang semakin luas.
Keempat hal tersebut dapat membantu kita untuk memperluas dan membuka
wawasan global kita. Jika kita masih berpikir sempit, maka kita akan kalah
dan tertinggal jauh dari bangsa-bangsa lainnya.

Tetapi kita juga masih harus mengingat nilai budaya yang merupakan
identitas dan harus tetap kita pertahankan. Pendidikan harus membuka
wawasan anak didik dan mengembangkan nilai yang perlu dipertahankan.
Sesuai dengan pesatnya arus globalisasi, maka peran keluarga juga sangat
besar.

Untuk mewaspadai hal yang tidak diinginkan tersebut, perlu dilakukan


beberapa hal yaitu sebagai berikut:

Kita harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, agar kita dapat
mewaspadai dampak tidak baik dari wawasan global.
Menguasai informasi dalam berbagai bidang, mengolah dan memahami
pesan-pesan yang ada dalam informasi tersebut, kemudian menarik
kesimpulan dan menyeleksinya untuk dapat diakomodasi dalam kehidupan
sehari-hari.
Memanfaatkan pertemuan ilmiah, seperti seminar, diskusi dan sebagainya
agar kita dapat memahami lebih jauh informasi tersebut.
Di era sekarang ini tidak ada nilai-nilai suatu bangsa yang benar-benar sama
dan stabil. Setiap bangsa berkembang berkat interaksi dari bangsa lain. Kita
harus terbuka kepada dunia luar, tetapi harus tetap mengerti nilai budaya kita
sendiri.

*Pendidikan dalam Wawasan Global


Dalam menghadapi globalisasi tanpa adanya persiapan yang kuat maka
globalisasi akan menjadi sesuatu yang menakutkan dan akan berubah
menjadi sesuatu yang negatif. Cara untuk mempersiapkan diri dalam
menghadapi globalisasi ini adalah dengan cara meningkatkan kesadaran dan
memperluas wawasan kita. Untuk meningkatkan dan memperluas wawasan
dapat dilakukan dengan berbagai cara, dan cara yang paling efektif adalah
melalui pendidikan.
Meningkatkan dan memperluas wawasan global merupakan unsur penting
untuk memahami masalah global. Menurut Makagiansar (Mimbar Pendidikan,
1989) agar kita dapat meningkatkan wawasan global ini, maka pendidikan
memegang peranan penting.

Melalui pendidikan maka seseorang harus mampu mengembangkan 4 hal


berikut:
1. Kemampuan mengantisipasi (anticipate), artinya pendidikan berusaha
menyiapkan anak didik untuk dapat mengantisipasi perkembangan IPTEK
yang begitu cepat.
2. Mengerti dan mengatasi situasi (cope), artinya dapat mengembangkan
kemampuan dan sikap peserta didik untuk menangani dan berhadapan
dengan situasi baru. Rasa kepedulian terhadap suatu masalah serta keinginan
untuk mengatasi masalah merupakan faktor yang harus dikembangkan pada
diri anak.
3. Mengakomodasi (acomodate), artinya dapat mengakomodasi
perkembanagn IPTEK yang pesat dan segala perubahan yang ditimbulkannya.
Dalam mengatasi (cope) dan mengakomodasi (acomodate) perlu
dikembangkan sikap bahwa anak didik tidak larut oleh perubahan, tetapi ia
harus mampu mengikuti dan mengendalikan perubahan agar tumbuh menjadi
suatu yang positif dan bermanfaat bagi kehidupan.
4. Mereoriantasi (reorient), artinya persepsi dan wawasan kita tentang dunia
perlu diorientasikan kembali karena perkembanagn IPTEK dan perubahan
sosial yang cepat. Melalui pendidikan kita memperluas persepsi anak. Kita
mendidik untuk dapat mengadakan reorientasi sikap dan nilai, sehingga
memperoleh wawasan yang semakin luas.
B. Nilai Budaya dalam Arus Globalisasi
Nilai budaya yang merupakan identitas budaya harus kita pertahankan, tetapi
ada nilai yang perlu diubah atau disesuaikan dengan perkembangan. Contoh,
motto orang Jawa ”mangan ora mangan ngumpul” yang dalam bahasa
Indonesianya adalah ”makan atau tidak yang penting berkumpul”, harus
diubah karena tidak sesuai lagi dengan kehidupan global yang sudah
berkembang sangat jauh. Perlu sikap baru terhadap perkembangan sekitar,
bahwa dunia ini adalah tempat tinggal kita, dan tanah air kita yang harus
dijaga kelestariannya. Pendidikan harus membuka wawasan anak didik dan
mengembangkan nilai-nilai yang perlu dipertahankan.
Sesuai dengan derasnya arus globalisasi ini, maka peran keluarga juga sangat
besar. Tanpa kita sadari bahwa arus globalisasi ini telah melanda rumah
tangga kita. Keluarga sekarang hidup dalam ”kotak global” elektronik baru
(Schultze, 1991). Ini dapat kita lihat dari adanya televisi, radio, dan parabola.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi rumah akan dipenuhi dengan
komputer yang dapat digunakan untuk e-mail, internet, dan alat komunikasi
jarak jauh lainnya. Selain itu, bagi anak yang tidak memilikinya di rumah,
mereka dapat main ”dingdong” di tempat yang disediakan. Ini semua
membuktikan bahwa mau tidak mau kita berada dalam arus globalisasi.
Dengan adanya media seperti itu, yang dapat kita kendarai untuk mengarungi
arus globalisasi ini, menurut Schultze akan mengantar anak-anak kita keluar
dari rumah dan berjalan-jalan ke kebudayaan lain. Kadang-kadang anak kita
dibawa ke dunia yang tidak realistis. Suatu ketika anak-anak kita lebih pandai
dari orang tua dalam menggunakn alat-alat seperti ini. Orang tua hanya
menonton, sebagai pengikut dan tidak lagi membimbing atau mengarahkan
anak. Globalisasi dengan melalui berbagai media seperti ini akan berpacu
dengan para orang tua dalam membesarkan anak. Hal ini tentu harus kita
waspadai.
Untuk mewaspadai hal tersebut perlu dilakukan hal-hal seperti berikut:
1. Kita harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Menguasai informasi dalam berbagai bidang, mengolah dan memahami
pesan-pesan yang ada dalam informasi tersebut, kemudian menarik
kesimpulan dan menyeleksinya untuk digunakan dalam kehidupan.
3. Memanfaatkan pertemuan ilmiah, seperti seminar, diskusi, dan sebagainya
untuk memahami informasi tersebut.
Dewasa ini tidak ada nilai-nilai suatu bangsa yang benar-benar homogen dan
statis. Setiap bangsa berkembang berkat interaksi dengan bangsa lain.
Tentunya masih ingat dengan sistem politik ”tirai bambu” Cina dan ”tirai besi”
Uni Soviet. Kedua negara tersebut tertinggal dalam peraturan dunia, karena
politik mereka menutup diri. Kita tidak bisa memungkiri bahwa kemajuan yang
dicapai oleh negara kita juga merupakan hasil sentuhan atau interaksi dengan
negara lain. Kita harus terbuka pada dunia luar, tetapi harus tetap kokoh
berakar pada nilai budaya kita.

C. Pentingnya Kesadaran dan Wawasan Global


Kecenderungan bidang lainnya yang ikut dalam arus gelombang globalisasi
adalah pendidikan. Masalah pokok yang dihadapi dalam pendidikan adalah
”identitas bangsa”. Bentuk dan struktur pendidikan di negara kita
dikhawatirkan kurang mampu menjawab tantangan globalisasi. Sebagaimana
dampak radio, televisi, parabola, dan sebagainya masuk ke rumah-rumah.
Yang masih menjadi pertanyaan adalah apakah Badan Sensor Film sekarang
ini masih efektif? Dan bagaimana kontrol edukatif dilaksanakan?
Walaupun ada globalisasi, kita harus mampu mempertahankan identitas.
Hakikat globalisasi tidak melebur identitas yang ada. Seperti sajaknya
Mahatma Gandhi, baris terakhir dari sajaknya adalah ”tetapi jangan sampai
merobohkan fundamen rumahku”. Dalam hal ini, peran pendidikan sangat
besar. Pendidikan harus berorientasi ke depan dan membuka wawasan global.
Untuk mempertahankan identitas nasional, kita memiliki Pancasila dan UUD
1945. Menurut UUD 1945, budaya nasional berakar dan berkembang dari
budaya daerah. Kebijakan pemerintah juga memberikan peluang bagi
perkembangan budaya daerah. Kalau kita ada pada jalur globalisasi, maka
kita tidak lantas kehilangan budaya daerah. Sekarang tari Bali ditarikan oleh
orang asing, karawitan Mang Koko di Jawa Barat dinyanyikan oleh orang
asing.
Dampak globalisasi terhadap pendidikan berkenaan dengan bagaiman
peranan pendidikan dalam kerangka globalisasi. Dikaitkan dengan peranan
IPTEK yang dampaknya begitu kuat terhadap globalisasi, maka pelajaran
matematika memegang peranan yang sangat penting. Melalui matematika,
siswa dilatih untuk berpikit kritis dan analitis.
Kita bisa memanfaatkan gelombang globalisasi untuk mendorong proses
pembangunan nasional. Ini berarti dibutuhkan kemampuan untuk
menjinakkan gelombang globalisasi. Kepandaian untuk menjinakkan itu
karena kita memiliki akal atau kemampuan intelektual, sehingga kita tidak
akan mengekor, tetapi tumbuh berkembang dengan jati diri yang kuat yang
berakar pada nasionalisme yang kokoh. Oleh karena itu, sangat penting
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan pendidikan yang
bertugas memberikan landasan yang kuat sejak SD, termasuk mutunya. HAR
Tilaar (1988) mengemukakan pendapat tentang kondisi yang menceluskan
konsep-konsep inovasi yang dapat meningkatkan wawasan tentang masalah
global dan globalisasi, seperti berikut:
1. Di dalam era globalisasi kita berada dalam suatu masyarakat yang
kompetitif, artinya pribadi dan masyarakat berada pada kondisi untuk
menghasilkan sesuatu yang terbaik dan berkualitas.
2. Masyarakat di dalam era globalisasi menuntut kualitas yang tinggi baik di
dalam jasa, barang, maupun investasi modal (kualitas di atas kuantitas).
3. Era globalisasi merupakan era informasi dengan sarananya yang dikenal
sebagai superhighway. Oleh sebab itu, pemanfaatan informasi superhighway
merupakan suatu kebutuhan masyarakat modern dan dengan demikian perlu
dikuasai anggota masyarakat.
4. Era globalisasi merupakan era komunikasi yang sangat cepat dan canggih.
Oleh karena itu, penguasaan terhadap sarana komunikasi seperti bahasa
merupakan syarat mutlak.
5. Era globalisasi ditandai oleh maraknya kehidupan bisnis. Oleh karena itu,
kemampuan bisnis, manajer, merupakan tuntutan masyarakat masa depan.
6. Era globalisasi merupakan era teknologi. Oleh karena itu, masyarakatnya
harus ”melek digital”.
Institusi-institusi pendidikan seperti sekolah baik yang ada di negara
nerkembang maupun negara maju berperan penting di dalam membentuk dan
mengembangkan individu maupun masyarakat agar mempunyai tingkah laku
yang baik dan menjadi warga negara yang tahu akan hak dan kewajibannya.
National Council for the Social Studies pada tahun 1982 (Merryfield, 1991)
menunjukkan arti pentingnya perspektif global untuk diajarkan di sekolah-
sekolah, antara lain:
1. Sekarang ini kita hidup dalam masa terjadinya peningkatan globalisasi yang
ditandai dengan fenomena hampir semua orang berinteraksi secara
transnasional (tidak hanya terbatas dalam negaranya saja), multikultural
(dalam berbagai macam budaya), dan cross-cultural (berinteraksi dengan
budaya lain selain yang dimilikinya).
2. Aktor-aktor yang berinteraksi dalam tingkatan dunia tidak hanya terbatas
pada negara/bangsa saja namun juga melibatkan perseorangan, kelompok-
kelompok lokal, organisasi-organisasi yang bergerak dalam bidang teknologi
dan ilmu, kelompok-kelompok perdagangan MNCs (perusahaan-perusahaan
multinasional), serta organisasi-organisasi regional. Mereka ini semakin aktif
berinteraksi dan mampu mempengaruhi peristiwa-peristiwa lokal maupun
global.
3. Kehidupan umat manusia tergantung pada satu lingkungan fisik dunia yang
ditandai dengan terbatasnya sumber-sumber alam. Ekosistem dunia ini akan
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh umat manusia.
4. Ada keterkaitan antara apa yang dilakukan manusia di bidang sosial, politik,
ekonomi, teknologi, dan ekologi pada masa kini dengan masa depan umat
manusia yang hidup di bumi ini beserta lingkungannya fisiknya di masa yang
akan datang.
5. Terjadinya globalisasi yang melibatkan hampir seluruh umat manusia ini
menyebabkan masing-masing individu dan seluruh masyarakat
berkesempatan dan bertanggung jawab untuk berperan serta dalam
meningkatkan lingkungan fisik maupun sosial dunia.

* . Contoh Sikap 'Berpikir Global, Bertindak Lokal'


Mengonsumsi produk lokal adalah salah satu contoh sikap berpikir global dan
bertindak lokal. Sumber: Pixabay.com
Mengonsumsi produk lokal adalah salah satu contoh sikap berpikir global dan
bertindak lokal. Sumber: Pixabay.com
Untuk lebih mudah memahami 'berpikir global, bertindak lokal', berikut
beberapa contoh sikap yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Mengimplementasikan nilai-nilai dalam Pancasila

Memiliki sikap nasionalisme atau cinta tanah air.

Tidak mengikuti budaya luar negeri yang bertentangan dengan nilai Pancasila.

Menggunakan produk atau brand lokal.

Mendukung usaha-usaha lokal seperti UMKM.

Memasarkan atau mempromosikan tradisi atau budaya Indonesia di kancah


internasional.
Menyaring infomasi, nilai atau budaya dari luar negeri.

Bijaksana dalam menggunakan internet.

Melestarikan kebudayaan dan tradisi.

Memanfaatkan teknologi dan informasi dengan baik.

Pentingnya Wawasan Global dalam Pendidikan

Cara untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi globalisasi ini adalah


dengan cara meningkatkan kesadaran dan memperluas wawasan. Cara untuk
meningkatkan dan memperluas wawasan dapat dilakukan dengan berbagai
cara, dan cara yang paling efektif adalah melalui pendidikan.

Peningkatan kualitas pendidikan bagi suatu bangsa, bagaimanapun mesti


diprioritaskan. Sebab kualitas pendidikan sangat penting artinya, karena
hanya manusia yang berkualitas saja yang bisa bertahan hidup di masa depan.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk peningkatan kualitas pendidikan
tersebut adalah dengan pengelolaan pendidikan dengan wawasan global.
Meningkatkan dan memperluas wawasan global merupakan unsur penting
untuk memahami masalah global.

Melalui pendidikan maka seseorang harus mampu mengembangkan 4 hal


berikut:

a. Kemampuan mengantisipasi (anticipate), artinya pendidikan berusaha


menyiapkan anak didik untuk dapat mengantisipasi perkembangan IPTEK
yang begitu cepat.

b. Mengerti dan mengatasi situasi (cope), artinya dapat mengembangkan


kemampuan dan sikap peserta didik untuk menangani dan berhadapan
dengan situasi baru.

c. Mengakomodasi (acomodate), artinya dapat mengakomodasi


perkembanagn IPTEK yang pesat dan segala perubahan yang ditimbulkannya.

d. Mereoriantasi (reorient), artinya persepsi dan wawasan tentang dunia perlu


diorientasikan kembali karena perkembangan IPTEK dan perubahan sosial
yang cepat sehingga memperoleh wawasan yang semakin luas.

Dengan demikian pentingnya (urgensi) wawasan perspektif global dalam


pengelolaan pendidikan ialah sebagai langkah upaya dalam peningkatan mutu
pendidikan nasional. Hal ini dikarenakan seperti yang telah dituliskan
sebelumnya, dengan wawasan perspektif global kita dapat menghindarkan
diri dari cara berpikir sempit dan terkotak-kotak oleh batas subyektif sehingga
pemikiran kita lebih berkembang. Kita dapat melihat sistem pendidikan di
negara lain yang telah maju dan berkembang.

Dapat membandingkannya dengan pendidikan di negara kita, mana yang


dapat diterapkan dan mana yang sekerdar untuk diketahui saja. Kita bisa
mencontoh sistem pendidikan yang baik di negara lain selama hal itu tidak
bertentangan dengan jati diri bangsa

Pengertian Wawasan Global


Wawasan adalah suatu pandangan ataupun sikap yang mendalam terhadap
suatu hakekat, sedangkan global dapat diartikan mendunia. Jadi wawasan
global adalah pandangan atau sikap yang mendunia.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Makagiansar, bahwa peran pendidikan dalam meningkatkan
wawasan global warga negara Indonesia adalah harus mampu
mengembangkan 4 hal, yaitu kemampuan mengantisipasi, mengenali dan
mengatasi masalah, mengakomodasi perkembangan IPTEK, dan
mereorientasikan sikap, nilai, dan wawasan. Dalam globalisasi, kita tidak bisa
memungkiri bahwa kemajuan yang dicapai oleh negara kita juga merupakan
hasil sentuhan atau interaksi dengan negara lain. Kita harus terbuka pada
dunia luar, tetapi harus tetap kokoh berakar pada nilai budaya kita.

B. Saran
Sebagai warga negara yang baik, hendaknya kita harus dapat menyeleksi
kebudayaan-kebudayaan yang datang dari luar negeri. Kita harus bisa
memilah-milah kebudayaan mana yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan
adab negeri kita. Demikian pula sebagai seorang calon pendidik, kelak kita
harus bisa menanamkan mental yang sesuai dengan kepribadian bangsa
kepada peserta didik kita nanti agar dampak negatif dari adanya globalisasi
tidak merambah kepada generasi penerus bangsa. Dan hanya dampak
positifnya saja yang mereka terima.

DAFTAR PUSTAKA

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN JAYAPURA .

Anda mungkin juga menyukai