Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERSAINGAN GLOBAL

Dosen Pengampu : Dinda Riski amalia, M.pd

Disusun Oleh :
Wahyudin
Taufik hidayah

Mata Kuliah : Pendidikan Dan Kearifan Lokal

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


ACEH TAMIANG
(STAI AT)
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Tak lupa pula Shalawat seiring
salam sama-sama kita sanjung sajikan kepangkuan Baginda Nabi Muhammad SAW
beserta segenap keluarga dan sahabat beliau. Makalah ini disusun sebagai tugas
yang diberikan Dosen Pembimbing kepada kami dengan segala kerendahan hati,
kami mohon dengan tulus ikhlas kiranya para pembaca berkenan memberikan saran
dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan tugas ini.
Akhirnya penulis ucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada semua
pihak. Atas kekurangan isi tugas ini kami mohon maaf sedalam-dalamnya.

Karang Baru, Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

C. Tujuan......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 3

A. Pengertian dan Unsur Hukum Acara Pidana ............................................... 3

B. Sumber Hukum Acara Pidana .................... Error! Bookmark not defined.

C. Ruang Lingkup Hukum Acara Pidana ........ Error! Bookmark not defined.

D. Subyek dan Obyek Hukum Acara Pidana .. Error! Bookmark not defined.

E. Asas-asas Hukum Acara Pidana ................. Error! Bookmark not defined.

F. Contoh Kasus dan Penyelesaiannya ........... Error! Bookmark not defined.

BAB III KESIMPULAN ................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 94

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persaingan global di dunia pendidikan saat ini semakin ketat, ditandai dengan adanya
perubahan lingkungan yang sangat cepat sehingga menuntut kepekaan organisasi dalam
merespon perubahan yang akan terjadi dalam persaingan global. Pada masa yang akan datang,
harus disadari bahwa sumber daya manusia akan membutuhkan suatu model dan proses untuk
memperoleh kecakapan dalam dunia global, keefektifan dalam bekerja dan kemampuan dalam
berkompetisi. Perlu ditempatkan sumber daya manusia di dalam dunia pendidikan yang
digunakan sebagai skala prioritas agar dapat bertahan di era global, sebab SDM mempunyai
peran utama didalam dunia pendidikan.
Kelancaran pelaksanaan pembangunan nasional terutama di bidang pendidikan,
tergantung dari kualitas tenaga pendidik. Pembinaan tenaga pendidik sebaiknya dilakukan
dengan optimal berdasarkan perpaduan sistem karir dan sistem prestasi kerja. Peningkatan
prestasi kerja tenaga pendidik yang merupakan pengendali dari sebagian besar aktivitas
organisasi di bidang pendidikan, dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan
kepemimpinan yang efektif, pemberian motivasi, adanya lingkungan kerja yang mendukung
dan budaya organisasi yang baik.
Proses globalisasi yang mengakibatkan persaingan antara bangsa semakin ketat
terutama dalam bidang ekonomi serta ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam negara
yang unggul dalam bidang ekonomi dan IPTEK serta didukung dengan nilai-nilai budaya yang
kondunsif, maka akan membawa dampak besar dari globalisasi. Keunggulan tersebut mampu
dicapai terutama melalui sumber daya Manusia yang berkualitas. Upaya untuk tantangan
tersebut merupakan perjuangan kita dengan masa depan bangsa Indonesia dapat lebih unggul
sehingga dapat dihargai dalam percaturan global,kesadaran ini telah mendorong individu untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan dan yang bersamaan dengan penguatan identitas kebudayaan
dan kebangsaannya.
Persaingan yang begitu ketat dari berbagai macam bidang pada era globalisasi abad 21
ini, salah satunya adalah pada bidang pendidikan. Persaingan yang terjadi pada era globalisasi
abad 21 ini dapat dihadapi dengan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu
cara untuk dapat memiliki sumber daya manusia yang berkualitas tentunya dengan
meningkatkan kualitas pendidikan. Menurut H.A.R Tilaar (1999:12) karakteristik masyarakat
pada abad 21 yaitu :

1
1) masyarakat teknologi
2) masyarakat yang terbuka antar bangsa
3) masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan maju dalam
penguasaan ilmu pengetahuan serta teknologi (masyarakat madani).
Untuk dapat memiliki masyarakat dengan karakteristik tersebut, tentunya peserta didik
dituntut untuk memiliki kemampuan komunikasi, kerjasama, berpikir kritis dan pemecahan
masalah serta daya cipta dan inovasi.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dimakalah


ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa pengertian Kompetensi Global ?
2. Apa nilai-nilai kearifan lokal ?
3. Bagaimana Pentingnya kearifan lokal di Era Globalisasi?
4. Bagaimana transformasi Nilai-nilai Budaya lokal ?
5. Bagaimana kearifan lokal sebagai modal sosial di Era Global ?

C. Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan dari permasalahan yang akan dibahas


dimakalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Mengerti maksud pengertian Kompetensi Global
2. Apa saja nilai-nilai kearifan lokal
3. Bagaimana Pentingnya kearifan lokal di Era Globalisasi.
4. Mengerti bagaimana transformasi Nilai-nilai Budaya lokal
5. Mengerti Bagaimana kearifan lokal sebagai modal sosial di Era Global

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komptensi Global


Menurut Dimano (2017), Global competency can be defined as the acquisition of in-
depth knowledge and understanding of international issues, an appreciation of and ability to
learn and work with people from diverse linguistic and cultural backgrounds, proficiency in a
foreign language, and skills to function productively in an interdependent world community.
Definisi tersebut bermakna bahwa kompetensi global adalah perolehan pengetahuan mendalam
dan pemahaman tentang isu-isu internasional, apresiasi dan kemampuan untuk belajar dan
bekerja dengan orang-orang dari beragam latar belakang linguistik dan budaya, kemahiran
dalam bahasa asing, dan keterampilan untuk berfungsi secara produktif dalam komunitas dunia
yang saling bergantung.

Kompetensi global dapat membentuk seperangkat kredensial (yaitu, pengetahuan,


keterampilan, dan sikap) yang dapat diperoleh oleh siswa dari pengalaman pendidikan mereka.
Kredensial ini dapat mencakup pemahaman intelektual tentang sistem global, isu global,
dinamika bagaimana hal-hal saling terkait dan saling terkait di dunia, dan bagaimana
masyarakat dapat mengatasi masalah global dengan baik ”(Moffat dalam Willard).

Menurut Alghazo (2017), global competency means the ability to work with people
from different cultures and backgrounds. Global competence is an expression of tolerance and
cooperation. Definisi ini menjelaskan bahwa kompetensi global berarti kemampuan untuk
bekerja dengan orang-orang dari berbagai budaya dan latar belakang berbeda. Kompetensi
global adalah ekspresi toleransi dan kerja sama.

Menurut Ramos dan Andreas , global Competence as the combination of the


interconnected dimensions of knowledge and understanding, skills and attitudes, subject to the
conditions set by valuing human dignity and cultural diversity. Ini berarti kompetensi global
merupakan kombinasi dimensi-dimensi yang saling berhubungan dari pengetahuan dan
pemahaman, keterampilan dan sikap, yang tunduk pada kondisi yang ditetapkan dengan
menghargai martabat manusia dan keragaman budaya.

Berikut pemaparan pengertian dimensi-dimensi yang digunakan dalam mengukur


kompetensi global

a. International awareness (kesadaran internasional).

3
Ini merupakan pengetahuan dan pemahaman tentang sejarah dunia,
sosio-ekonomi dan sistem politik, dan peristiwa global lainnya.
Kesadaran ini termasuk pemahaman bahwa peristiwa lokal dan nasional
dapat memiliki implikasi internasional. Seseorang yang sadar akan
lingkungan dunia yang lebih luas juga mengakui bahwa tindakan
seseorang dapat memengaruhi orang lain di luar batas seseorang.

b. Appreciation of cultural diversity (Apresiasi keanekaragaman budaya).

Ini memerlukan kemampuan untuk mengetahui, memahami, dan


menghargai orang-orang dari budaya lain bersama dengan kemampuan
untuk mengakui sudut pandang lain tentang isu-isu dunia yang
menekan. Kesadaran dan penghargaan terhadap perbedaan lintas
budaya, dan kesediaan untuk menerima perbedaan itu, membuka pintu
bagi peluang untuk terlibat dalam hubungan lintas budaya yang
produktif dan saling menghormati.

c. Proficiency in foreign languages (Kemahiran dalam bahasa asing).

Kemampuan untuk memahami, membaca, menulis, dan berbicara dalam


lebih dari satu bahasa meningkatkan keterampilan komunikasi lintas
budaya. Pengetahuan bahasa tambahan membuka pintu untuk
memahami budaya lain dan orang-orang yang berbicara bahasa-bahasa
tersebut.

d. Competitive skills (Keterampilan kompetitif).

Kemampuan untuk bersaing secara global memerlukan akuisisi


pengetahuan yang luas tentang isu-isu internasional.

B. Nilai-nilai kearifan Lokal


Kearifan lokal merupakan identitas atau kepribadian budaya sebuah bangsa yang
menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap, bahkan mengolah kebudayaan yang berasal
dari luar/bangsa lain menjadi watak dan kemampuan sendiri (Wibowo, 2015: 17). Dari
pengertian di atas masyarakat harus menunjukkan serta mempertahankan indentitas dalam
mengolah kebudayaan yang ada serta mampu mewariskannya kepada generasi-generasi
bangsa, sebagai wujud cinta akan bangsa dan kekayaan budaya.
Kearifan lokal dijadikan pedoman hidup, ilmu, dan rencana kehidupan dalam
melakukan kegiatan lokal masyarakat untuk mengatasi masalah-masalah dalam memenuhi

4
kepentingan mereka (Permana, 2010:1). Selain itu, Rapanna (2016:6) menyampaikan bahwa
setiap taraf, aturan-aturan, bentuk kepercayaan, dan buah pikiran masyarakat setempat
merupakan kandungan dalam kearifan lokal. Seiring berjalannya waktu, kearifan lokal dapat
mengalami perubahan secara aktif dengan mengikuti aturan dan perjanjian sosial budaya yang
ada di masyarakat. Hasanah dkk (2016:45) mengemukakan terbentuknya kearifan lokal
merupakan bagian dari kualitas adat setempat maupun keadaan geografis dalam dimensi besar.
Dapat dikatakan bahwa kearifan lokal kuat hubungannya dengan budaya atau kebudayaan
dalam suatu masyarakat. Kebudayaan diartikan sebagai suatu komunitas kaidah merasa,
bermakrifat, dan berperangai dari sejumlah insan yang dijadikan sebagai kebiasaan, sehingga
dapat dikatakan sebagai identitas masyarakat itu sendiri (Ansoriy, 2013:66). Dalam
kebudayaan terkandung cultural values.
Cultural values yang dimaksud bermakna pada sistem kehidupan. Masyarakat memiliki
peranan penting dalam pembentukan budaya agar terus bertahan diperkembangan jaman, baik
secara langsung maupun tidak langsung dengan memanfaatkan kemampuannya, sehingga
manusia mampu menguasai alam. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi dalam buku
Soerjono Soekanto (2007: 151), merumuskan kebudayaan sebagai hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau
kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam
sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.

C. Pentingnya kearifan Lokal di Era Globalisasi


Ada beragam pandangan bahwa globalisasi dapat mengancam dan merusak tatanan
kehidupan heterogenitas budaya lokal dengan mengabaikan keberagaman dan kearifan lokal
untuk menuju pada universalitas. Kedua paham tersebut merupakan situasi yang dikotomi dan
dilematis serta tarik menarik. Yasraf Amir Piliang (2005: 13), bila homogenisasi daya tariknya
lebih kuat, maka budaya lokal akan terseret ke dalam arus globalisasi, sehingga dapat
mengancam terhadap kesinambungan, eksistensi dan kehilangan identitas. Sedangkan bagi
budaya lokal jika tidak mengadakan pengembangan, maka peluang penciptaan keunggulan
budaya lokal tidak dilakukan, sehingga budaya etnik Nusantara justru dimanfaatkan oleh pihak
luar yang punya kepentingan, berupa "pengambilan" lalu dimodifikasi serta disesuaikan
dengan kepentingan ekonomi kapitalis global.
Globalisasi tanpa disadari telah membawa perubahan tata nilai di masyarakat.
Perubahan itu nampak terjadinya pergeseran sistem nilai budaya serta sikap dan pandangan
yang telah berubah terhadap nilai-nilai budaya. Pengaruh global tanpa disadari telah

5
menimbulkan mobilitas sosial, yang diikuti oleh hubungan tata nilai budaya yang bergeser
dalam kehidupan masyarakat. Dampak globalisasi dan kemajuan di bidang teknologi
komunikasi yang masuk secara tidak disadari membawa dampak terhadap identitas budaya
antar suku maupun dengan kebudayaan dari luar. Khususnya hadirnya budaya asing itu bukan
saja identitasnya menjadi besar, tetapi juga penyebaran berlangsung dengan cepat dan luas
jangkuannya. Selain itu, terjadilah perubahan orientasi budaya yang kadang-kadang
menimbulkan dampak tethadap tata nilai yang ada dalm masyarakat.
Menghadapi era globalisasi, maka kita diharuskan mampu mengembangkan dan
memanfaatkan kekayaan budaya yang memiliki kearifan lokal/lokal genius. Oleh karena itu
pentingnya memahami dan mengenal lebih dalam budaya-budaya daerah yang dimiliki serta
mampu mengembangkan atau melestarikan karya-karya seni yang ada.
Menurut Sedyawati, ketahanan budaya diartikan sebagai kemampuan sebuah
kebudayaan untuk mempertahankan jati dirinya, tidak dengan menolak sebuah unsur asing,
melainkan dengan menyaring, memilih dan memodifikasi unsur-usur budaya luar sedemikian
rupa sehingga tetap sesuai dengan karakter dan citra bangsa (Edi Sedyawati 2007:7). Jadi untuk
menghadapi pengaruh budaya asing, maka diperlukan kreativitas atau daya kreatif serta kritis
untuk menghadapi dan menanggapi segala pengaruh dari luar.
Beragam wujud warisan budaya lokal memberi kita peluang untuk mempelajari
kearifan lokal dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi. Kearifan lokal sering kali
diabaikan, karena pengaruh globalisasi yang membawa dampak, di mana banyak warisan
budaya yang lapuk dimakan usia, terlantar, diabaikan, bahkan dilecehkan keberadaannya.
Padahal banyak bangsa yang kurang kuat sejarahnya justru mencari dan berusaha menemukan
jati diri dari ketertinggalan sejarah dan warisan budayanya yang sedikit jumlahnya. Kita
sebagai bangsa yang kaya akan warisan budaya justru mengabaikan asset yang ternilai.
Untuk menjawab permasalah tantangan global, maka sangatlah penting
mengembalikan kesadaran masyarakat betapa pentingnya memahami akan budaya yang
dimiliki bangsa ini (Nusantara). Pentingnya pemberdayaan kearifan lokal yang menciptakan
harmonisasi kehidupan yang tetap terjaga, serta sebagai penuntun untuk masyarakat agar selalu
bersikap dan berperilaku arif terhadap lingkungan. Kearifan terhadap lingkungan dapat dilihat
bagaimana perlakuan masyarakat terhadap benda-benda, tumbuhan, hewan-hewan dan apapun
yang berada di sekitar. Perlakuan ini melibatkan penggunaan akal budi sehingga dari
perlakuan-perlakuan tersebut tergambar hasil dari aktivitas budi atau kearifan lokal.
Selain itu, pentingnya menanamkan kepada masyarakat terhadap kearifan lokal tidak
hanya masalah fisik, akan tetapi juga nilai-nilai budaya leluhur yang harus dilestarikan di dalam

6
kehidupan bermasyarakat. Di mana kesadaran itu akan mengubah presepsi terhadap kearifan
lokal dan kesadaran terhadap keuntungan memiliki kearifan lokal, bahkan mengarahkan
masyarakat untuk melaksanakan kembali berbagai aktivitas yang merupakan bagian dari
kearifan lokal. Sebab kearifan lokal dapat memperkaya kehiduapan masyarakat, serta
memberikan pengalaman yang mendalam yang berkaitan dengan interaksi atau hubungan
harmonis antar anggota masyarakat.
Adapun tantangan yang dihadapi masyarakat dalam mempertahankan kearifan lokal di
era global ini, maka sangatlah penting adanya kesadaran bagi generasi muda untuk lebih
memahami budaya yang dimiliki bangsa ini dengan menanamkan rasa nasionalisme terhadap
kekayaan budaya.

D. Transformasi Nilai-nilai Budaya Lokal


Pembangunan karakter bangsa melalui budaya lokal sangatlah dibutuhkan. Pada
dasarnya budaya memiliki nilai-nilai yang senantiasa diwariskan, ditafsirkan dan dilaksanakan
seiring dengan proses perubahan sosial kemasyarakatan. Pelaksanaan nilai-nilai budaya
merupakan bukti legitimasi masyarakat terhadap budaya. Eksistensi budaya dan keragaman
nilai-nilai luhur kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan sarana dalam
membangun karakter warga negara, baik yang berhubungan dengan karakter privat maupun
karakter publik.

Transformasi mengarah pada perubahan bentuk dengan tidak menghilangkan unsur


lama. Sehingga unsur yang lama dapat terus diwariskan hingga berbagai masa, tetapi dengan
sedikit perubahan pada budaya tersebut. Transformasi harus dilakukan dengan penuh
keyakinan bahwa hasilnya dapat berdampak baik bagi seluruh aspek. Proses transformasi harus
dengan konsisten adaptif dan dinamis, sehingga sejalan dengan zaman yang terus berkembang.
Terjadinya transformasi budaya diawali adanya unsur keterbukaan, baik secara terpaksa
ataupun karena karakter suatu budaya yang dengan mudah menerima hadirnya budaya asing.
Akan tetapi, adanya transformasi budaya tidak serta merta seluruh aspek dengan cepat dapat
menyeimbangkan perubahan tersebut dengan budaya awal mereka. Ada yang secara cepat
dapat menerima, ada juga yang sebaliknya.

Pembangunan karakter bangsa dapat ditempuh dengan cara mentransformasi nilai-nial


budaya lokal sebagai salah satu sarana untuk membangun karakter bangsa. Pentingnya
transformasi nilai-nilai budaya lokal sebagai salah satu sarana untuk membangun karakter
bangsa adalah sebagai berikut:

7
a. Secara filosofis, pembangunan karakter bangsa merupakan sebuah kebutuhan asasi
dalam proses berbangsa karena hanya bangsa yang memiliki karakter dan jati diri
yang kuat yang akan eksis;

b. Secara ideologis, pembangunan karakter merupakan upaya mengejewantahkan


ideologi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Secara normatif,
pembangunan karakter bangsa merupakan wujud nyata langkah mencapai tujuan
negara;

c. Secara historis, pembangunan karakter bangsa merupakan sebuah dinamika inti


proses kebangsaan yang terjadi tanpa henti dalam kurun sejarah, baik pada zaman
penjajah, maupan pada zaman kemerdekaan;

d. Secara sosiokultural, pembangunan karakter bangsa merupakan suatu keharusan dari


suatu bangsa yang multikultural .

Dalam upaya pembangunan karakter bangsa apabila kurang memperhatikan nilai-nilai


budaya bangsa Indonesia maka akan berakibat pada ketidakpastian jati diri bangsa akan terjadi:

a. disorientasi dan belum dihayati nilai-nilai Pancasila sebagai filosofi dan ideologi
bangsa,

b. keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai esensi


Pancasila,

c. bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,

d. memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa dan bernegara,

e. ancaman disintegrasi bangsa, dan

f. melemahnya kemandirian bangsa.1

1
Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025:1

8
BAB III
KESIMPULAN

Kompetensi global dapat membentuk seperangkat kredensial (yaitu, pengetahuan,


keterampilan, dan sikap) yang dapat diperoleh oleh siswa dari pengalaman pendidikan mereka.
Kredensial ini dapat mencakup pemahaman intelektual tentang sistem global, isu global,
dinamika bagaimana hal-hal saling terkait dan saling terkait di dunia, dan bagaimana
masyarakat dapat mengatasi masalah global dengan baik ”(Moffat dalam Willard).

Berikut pemaparan pengertian dimensi-dimensi yang digunakan dalam mengukur


kompetensi global

a. International awareness (kesadaran internasional).

Ini merupakan pengetahuan dan pemahaman tentang sejarah dunia,


sosio-ekonomi dan sistem politik, dan peristiwa global lainnya.
Kesadaran ini termasuk pemahaman bahwa peristiwa lokal dan nasional
dapat memiliki implikasi internasional. Seseorang yang sadar akan
lingkungan dunia yang lebih luas juga mengakui bahwa tindakan
seseorang dapat memengaruhi orang lain di luar batas seseorang.

b. Appreciation of cultural diversity (Apresiasi keanekaragaman budaya).

Ini memerlukan kemampuan untuk mengetahui, memahami, dan


menghargai orang-orang dari budaya lain bersama dengan kemampuan
untuk mengakui sudut pandang lain tentang isu-isu dunia yang
menekan. Kesadaran dan penghargaan terhadap perbedaan lintas
budaya, dan kesediaan untuk menerima perbedaan itu, membuka pintu
bagi peluang untuk terlibat dalam hubungan lintas budaya yang
produktif dan saling menghormati.

c. Proficiency in foreign languages (Kemahiran dalam bahasa asing).

Kemampuan untuk memahami, membaca, menulis, dan berbicara dalam


lebih dari satu bahasa meningkatkan keterampilan komunikasi lintas
budaya. Pengetahuan bahasa tambahan membuka pintu untuk
memahami budaya lain dan orang-orang yang berbicara bahasa-bahasa
tersebut.

9
d. Competitive skills (Keterampilan kompetitif).

Kemampuan untuk bersaing secara global memerlukan akuisisi


pengetahuan yang luas tentang isu-isu internasional.

Globalisasi tanpa disadari telah membawa perubahan tata nilai di masyarakat.


Perubahan itu nampak terjadinya pergeseran sistem nilai budaya serta sikap dan pandangan
yang telah berubah terhadap nilai-nilai budaya. Pengaruh global tanpa disadari telah
menimbulkan mobilitas sosial, yang diikuti oleh hubungan tata nilai budaya yang bergeser
dalam kehidupan masyarakat. Dampak globalisasi dan kemajuan di bidang teknologi
komunikasi yang masuk secara tidak disadari membawa dampak terhadap identitas budaya
antar suku maupun dengan kebudayaan dari luar. Khususnya hadirnya budaya asing itu bukan
saja identitasnya menjadi besar, tetapi juga penyebaran berlangsung dengan cepat dan luas
jangkuannya. Selain itu, terjadilah perubahan orientasi budaya yang kadang-kadang
menimbulkan dampak tethadap tata nilai yang ada dalam masyarakat.
Pembangunan karakter bangsa melalui budaya lokal sangatlah dibutuhkan. Pada
dasarnya budaya memiliki nilai-nilai yang senantiasa diwariskan, ditafsirkan dan dilaksanakan
seiring dengan proses perubahan sosial kemasyarakatan. Pelaksanaan nilai-nilai budaya
merupakan bukti legitimasi masyarakat terhadap budaya. Eksistensi budaya dan keragaman
nilai-nilai luhur kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan sarana dalam
membangun karakter warga negara, baik yang berhubungan dengan karakter privat maupun
karakter publik.

Transformasi mengarah pada perubahan bentuk dengan tidak menghilangkan unsur


lama. Sehingga unsur yang lama dapat terus diwariskan hingga berbagai masa, tetapi dengan
sedikit perubahan pada budaya tersebut. Transformasi harus dilakukan dengan penuh
keyakinan bahwa hasilnya dapat berdampak baik bagi seluruh aspek. Proses transformasi harus
dengan konsisten adaptif dan dinamis, sehingga sejalan dengan zaman yang terus berkembang.
Terjadinya transformasi budaya diawali adanya unsur keterbukaan, baik secara terpaksa
ataupun karena karakter suatu budaya yang dengan mudah menerima hadirnya budaya asing.
Akan tetapi, adanya transformasi budaya tidak serta merta seluruh aspek dengan cepat dapat
menyeimbangkan perubahan tersebut dengan budaya awal mereka. Ada yang secara cepat
dapat menerima, ada juga yang sebaliknya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, E. W., Syaharuddin, S., Mutiani, M., Susanto, H., & Jumriani, J. (2022).

Khoiri, Nur. "Revitalisasi dan Optimaslisasi Manajemen Madrasah sebagai Pendidikan Islam
Menuju Pendidikan Alternatif", Jurnal Tarbawi, Vol. II. No. 1 Januari-Juni 2014

Wijaya, E. Y., Sudjimat, D. A., & Nyoto, A. (2016). Transformasi pendidikan abad 21
sebagai tuntutan pengembangan sumber daya manusia di era global. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2016, 1.

https://repository.unikama.ac.id/840/32/263-278 TRANSFORMASI PENDIDIKAN ABAD


21 SEBAGAI TUNTUTAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI
ERA GLOBAL.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai