Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PERSPEKTIF GLOBAL

“PENTINGNYA WAWASAN DALAM PERSPEKTIF GLOBAL”

Disusun Oleh :

1. ULIANA
2. SRI INDARWATI
3. HASRINA
4. MELKA
5. MASTINA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulisan makalah ini yang
berjudul “pentingnya wawasan dalam Prespektif global” yaitu untuk mengetahui tentang
pentingnya wawasan prespektif global dalam era globalisasi seperti saat ini.

Ucapan terima kasih penulis mengucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
menyiapkan, memberikan masukan dan meyusun makalah yang disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah prespektif global ini. penulias juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karna itu, kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dari pembaca
sangat diharapkan guna menyempurnakan makalah ini dalam kesempatan berikutnya.

Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pendidikan
dan perkembangan ilmu pengetahuan, serta para pembaca.

Palopo, 30 September 2019


Daftar Isi

Kata pengantar
Daftar isi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar belakang belakang .....................................................................
1.2 Rumusan masalah................................................................................
1.3 Tujuan masalah ..................................................................................

BAB II Pembahasan
2.1 Pentingnya Dalam Wawasan Global .....................................................
2.2 Nilai Budaya Dalam Arus Global..........................................................
2.3 ................................................................................................................
2.4 ................................................................................................................
2.5 ................................................................................................................
2.6 ................................................................................................................
BAB III Penutup
3.1. Kesimpulan ...........................................................................................
3.2. Saran .....................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini Indonesia memasuki era globalisasi yang mau tidak mau kita harus
terlibat di dalamnya. Oleh karena itu kia sebagai warga Negara Indonesia harus
mempersiapkan diri untuk ikut terjun dalam gelanggang globalisasi tersebut. Ini adalah
kewajiban kita bukan saja sebagai warga Negara Indonesia akan tetapi juga warga dunia
(global citizenship). Seseorang warga dunia yang baik perlu berbekal pengeahuan, sikap,
dan nilai, serta aktivitas sosial yang mendu ia sehingga dapat mengikuti perubahan dunia
yang begitu tepat.
Oleh karena itu, guru dan siswa harus mampu mengembangkan kemampuan,
kesadaran, dan wawasan global agar dapat mengenali, memahami, dan memecahkan,
segala permasalahan dan ketidak menentuan dilingkungan sekitar mereka. Pengertian
lingkungan disini yang di maksud yaitu lingkungan lokal, nasional, dan dunia.
Pentingnya wawasan dalam perspektif global perlu dibangun agar setiap warga Negara
Indonesia menyadari tentang peran dan fungsi dia sebagai warga Negara dan warga
dunia.
Terjadinya interaksi dalam masyarakat dunia yang sangat beragam budayanya
kadang-kadang bisa menimbulkan kekurang harmonisan, sehingga konsep berteman dan
bertetangga dengan baik dengan sesama umat manusia yang mendiami bumi ini menjadi
penting. Terdapat satu prinsip bahwa sekalipun ada perbedaan budaya dalam masyarakat
dunia, tetapi pada dasarnyaa mereka mempunyai berbagai macam keinginan dan
kebutuhan yang sama, seperti kebutuhan akan lingkungan fisik maupun lingkungan sosial
yang bersih dan sehat, kebutuhan untuk hidup harmonis, keinginan untuk kerjasama, dan
sebagainya yang bisa terwujud antara lain bila kita sudah mempelajari prespektif global.
Hal ini bertujuan untuk menggugah kesadaran masing-masing masing individu dan
seluruh masyarakat bahwa mereka berkesempatan dan bertanggung jawab untuk berperan
serta meningkatkan lingkungan sosial dan fisik dunia.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah yang dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Jelaskan peranan pendidikan dalam meningkatkan wawasan global !
2. Bagaimana nilai budaya dalam arus globalisasi ?
3. Jelaskan pentingnya kesadaran dan wawasan dalam perspektif global !

1.3 Tujuan Masalah


Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui peranan pendidikan dalam meningkakan wawasan global.
2. Mengetahi nilai budaya dalam arus globalisasi
3. Mengetahui pentingnya kesadaran dan wawasan global dalam perspektif global.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pendidikan dalam Wawasan Global


Dalam menghadapi globalisasi tanpa adanya persiapan yang kuat maka
globalisasi akan menjadi sesuatu yang menakutkan dan akan berubah menjadi sesuatu
yang negatif. Cara untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi globalisasi ini adalah
dengan cara meningkatkan kesadaran dan memperluas wawasan kita. Cara untuk
meningkatkan dan memperluas wawasan dapat dilakukan dengan berbagai cara, dan cara
yang paling efektif adalah melalui pendidikan.
Meningkatkan dan memperluas wawasan global merupakan unsur penting untuk
memahami masalah global. Menurut Makkagiansar (Mimbar Pendidikan, 1989) agar kita
dapat meningkatkan wawasan global ini., maka pendidikan memegang peranan penting.
Melalui pendidikan maka seseorang harus mampu mengembamgkan 4 hal berikut :

1. Kemampuan mengantisipasi (anticipate), artinya pendidikan berusahaa meyiapkan


anak didik untuk dapat mengantisipasi perkembangan IPTEK yang begitu cepat.
2. Mengerti dan mengatasi situasi (cope), artinya dapat mengembangkan kemampuan
dan sikap peserta didik untuk menangani dan berhadapan dengan situasi baru. Rasa
kepedulian erhadap suatau masalah serta keinginan untuk mengaasi masalah
merupakan faktor yang harus dikembangkan pada diri anak.
3. Mengakomodasi (acomodate), artinya dapat mengakomodasi perkembangan iptek
yang pesat dan segala perubahan yang ditimbulkannya dalam mengatasi (cope) dan
mengakomodasi (acomodate) perlu dikembangkan sikap bahwa anak didik tidak larut
oleh perubahan, tetaapi ia harus mampu mengikuti dan mengendalikan agar tumbuh
menjadi suatu yang positif dan bermanfaat bagi kehidupan.
4. Meronrintasi (reorient), artinya persepsi dan wawasan kia tentang dunia perlu
diorientasikan kembali karena perkembangan iptek dan perubahan sosial yang cepat.
Melalui pendidikan kita memperluas persepsi anak. Kita mendidikan untuk dapat
mengadakan reorientasi sikap dan nilai, sehingga memperoleh wawasan yang
semakin luas.

2.2 Nilai-nilai Budaya Dalam Arus Global


Nilai budaya yang merupakan identitas budaya harus kita pertahankan, tetapi ada
nilai yang perlu diubah atau disesuaikan dengan perkembangan. Contoh, motto orang
jawa “mangan ora mangan ngumpul” yang dalam bahasa indonesianya adalah “makan
atau makan tidak yang penting berkumpul”, harus diubah karena tidak sesuai lagi dengan
kehidupan global yang sudah berkembang sangat jauh. Perlu sikap baru terhadap
perkembangan sekitar, bahwa dunia ini adalah tempat tinggal kita, dan tanah air kita yang
harus dijaga kelestariannya. Pendidikan harus membuka wawasan anak didik dan
mengembangkan nilai-nilai yang perlu dipertahankan.
Sesuai dengan derasnya arus globalisasi ini, maka peran keluarga juga sangat
besar. Tanpa kita sadari bahwa arus globalisasi ini telah melanda rumah tangga kita.
Keluarga sekarang hidup dalam “kotak global” elektronik baru (Schultze, 1991). Ini
dapat kita lihat dari adanya televisi, radio, dan parabola. Dalam waktu yang tidak terlalu
lama lagi rumah akan dipenuhi dengan komputer yang dapat digunakan untuk e-mail,
internet, dan alat komunikasi jarak jauh lainnya. Selain itu, bagi anak yang tidak
memilikinya dirumah, mereka dapat main “dingdong” ditempat yang disediakan. Ini
semua membuktikan bahwa mau tidak mau kita berada dalam arus globalisasi.
Dengan adanya media seperti itu, yang dapat kita kendarai untuk mengarungi arus
globalisasi ini, menurut Schultze akan mengantar anak-anak kita keluar dari rumah dan
berjalan-jalan kebudayaan lain. Kadang-kadang anak kita di bawa kedunia yang tidak
realistis. Suatu ketika anak-anak kita lebih pandai dari orangtua dalam menggunakan alat-
alat seperti ini. Orang tua hanya menonton, sebagai pengikut dan tidak lagi membimbing
atau mengarahkan anak. Gobalisasi melalui berbagai media seperti ini akan berpacu
dengan parah orang tua dalam membesarkan anak. Hal ini tentu harus kita waspadai.
Untuk mewaspadai hal tersebut perlu di lakukan hal-hal seperti berikut:
1. Kita harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Menguasai informasi dalam berbagai bidang, mengelolah dan memahami
pesan-pesan yang ada dalam informasi tersebut, kemudian menarik
kesimpulan dan menyeleksinya untuk di guanakan dalam kehidupan.
3. Memanfaatkan pertemuan ilmiah, seperti seminar, diskusi, dan sebagainya
untuk memahami informasi tersebut.
Dewasa ini tidak ada nilai-nilai suatu bangsa yang benar-benar homogen dan
statis. Setiap bangsa berkembang berkat interaksi dengan bangsa lain. Tentunya
masih ingat dengan sistem politik “tirai bambu” cina dan “tirai besi” uni soviet.
Kedua negara tersebut tertinggal dalam peraturan dunia, karna politik mereka
menutup diri. Kita tidak bisa memungkiri bahwa kemajuan yang di capai oleh
negara kita juga merupakan hasil sentuhan atau interaksi dengan negara lain. Kita
harus terbuka dengan dunia luar, tapi harus tetap kokoh berakar pada nilai budaya
kita.
2.3 Pentingnya kesadaran dan wawasan global
Dalam kehidupan global yang pertama kali harus di sadari adalah mnusia memiliki hak
dan kewajiban tertentu.permasalahan global yang sering kita dengar adalah tentang
demokrasi, hak asasi, keadilan sosial, dan tanggung jawab global .
Salah satu yang memicu terjadinya globali sasi adalah kewajiban ilmu pengetahuan dan
teknologi yang pesat (IPTEK).kemajuan IPTEK ditandai dengan berbagai temuan dan
ilmu pengetahuan,misalnya tentang perkembang biakan mahluk hidup,penggunaan
computer dan satelit.tidak hanya itu,para ilmuwan terus berpikir baga mana cara
mengatasi masalah dari kekurangan teknologi informasi yang di ciptakan.Akhirnya
muncullah surat elektronik untuk mengatasi masalah tersebut seperti, surat elektronik
(email), pager, telepon,genggam,internet.
Kecenderungan bidang lainnya yang ikut dalam arus gelombang globalisasi
adalah pendidikan. Masalah pokok yang di hadapi dalam pendidikan adalah “identitas
bangsa”. Bentuk dan struktur pendidikan di negara kita di khawatirkan kurang mampu
menjawab tantangan globalisasi. Sebagaimana dampak radio, televisi, parabola, dan
sebagainya masuk ke dalam rumah-rumah. Yang masih jadi pertanyaan adalah apakah
badan sensor film sekarang ini masih efektif? Dan bagaimana kontrol edukatif di
laksanakan? Walaupun ada globalisasi,kita harus mampu mempertahankan identitas.
Hakikat globalisasi tidak melebur identitas yang ada. Seperti sajaknya mahatma Gandhi,
baris terakhir dari sajaknya adalah “tetapi jangan sampai merobohkan fundamen
rumahku”. Dalam hal ini, peran pendidikan sangat besar. Pendidikan harus berorientasi
kedepan dan membuka wawasan global. Untuk mempertahankan identitas nasional, kita
memiliki pancasila dan undang-undang 1945. Menurut undang-undang 1945, budaya
nasional berakar dan berkembang dari budaya daerah. Kebijakan pemerintah juga
memberikan peluang bagi perkembangan budaya daerah. Kalau kita ada pada jalur
globalisasi, maka kita tidak lantas kehilangan budaya daerah. Sekarang tarian bali di
tarikan oleh orang asing, karawitan Mang koko di jawa barat di nyanyikan oleh orang
asing.
Dampak globalisasi terhadap pendidikan berkenaan dengan bagaimana peranan
pendidikan dalam kerangka globalisasi. Di kaitkan dengan peranan IPTEK yang
dampaknya begitu kuat terhadap globalisasi, maka pelajaran matematika memegang
peranan yang sangat penting. Melalui matematika, siswa dilatih untuk berfikir kritis dan
analitis.
Kita bisa memanfaatkan gelombang globalisasi untuk mendorong proses
pembangunan nasional. Ini berarti dibutuhkan kemampuan untuk menjinakkan
gelombang globalisasi. Kepandaian untuk menjinakkan itu karena kita memiliki akal atau
kemampuan intelektual, sehingga kita tidak akan mengekor, tetapi tumbuh berkembang
dengan jati diri yang kuat berakar pada nasionalisme yang kokoh. Oleh karena itu, sangat
penting menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan pendidikan yang bertugas
memberikan landasan yang kuat sejak SD, termasuk mutunya. HAR Tilaar (1998)
mengemukakan pendapat tentang kondisi yang menceluskan konsep-konsep inovasi yang
dapat meningkatkan wawasan tentang masalah global dan globalisasi, seperti berikut:
1. Di dalam era globalisasi kita berada dalam suatu masyarakat yang
kompetitif, artinya pribadi dan masyarakat berada pada kondisi untuk
menghasilkan sesuatu yang terbaik dan berkualitas.
2. Masyarakat di dalam era globalisasi menurut kualitas yang tinggi baik di
dalam ijazah, barang, maupun investasi modal (kualitas di atas kuantitas).
3. Era globalisasi merupakan era inforamasi dengan sarananya yang di kenal
sebagai superhighway. Oleh sebab itu, pemanfaatan informasi
superhighway yang merupakan suatu kebutuhan masyarakat moderen dan
dengan demikian perlu di kuasai anggota masyarakat.
4. Era globalisasi merupakan era komunikasi yang sangat cepat dan canggih.
Oleh karena itu, penguasaan terhadap sarana komunikasi seperti bahasa
merupakan syarat mutlak.
5. Era globalisasi d tandai oleh maraknya kehidupan bisnis. Oleh karena itu,
kemampuan bisnis, manajer, merupakan tuntutan masyarakat masa depan.
6. Era globalisasi merupakan era teknologi. Oleh karena itu, masyarakat
harus “melek digital”.
Institusi-institusi pendidikan seperti sekolah baik yang ada di negara berkembang
maupun negara maju berperan penting dalam membentuk dan mengembangkan individu
maupun masyarakat agar mempunyai tingkah laku yang baik dan menjadi warga negara
yang tau akan hak dan kewajiban. National Council for the social studies pada tahun 1982
(Merryfield,1991) menunjukkan arti pentingnya perspektif global untuk di ajarkan di
sekolah-sekolah, antara lain:
1. Sekarang ini kita hidup dalam masa terjadinya peningkatan globalisasi
yang di tandai dengan fenomena hampir semua orang berinteraksi secara
transional (tidak hanya terbatas dalam negara saja), multikultural (dalam
berbagai macam budaya), dan cross-cultural (berinteraksi dengan budaya
lain selain yang dimilikinya).
2. Aktor-aktor yang berinteraksi dalam tingkatan dunia tidak hanya sebatas
pada negara atau bangsa saja namun juga melibatkan perseorangan,
kelompok-kelompok lokal, organisasi-organisasi yang bergerak dalam
bidang teknologi dan ilmu, kelompok-kelompok perdagangan MNCs
(perusahaan-perusahaan multinational) serta organisasi-organisasi
regional. Mereka ini semakin aktif berinteraksi dan mampu mempengaruhi
peristiwa-peristiwa lokal maupun global.
3. Kehidupan umat manusia tergantung pada satu lingkungan fisik dunia
yang di tandai dengan terbatasnya sumber-sumber alam. Ekosistem dunia
ini akan mempengaruhi dan di pengaruhi oleh umat manusia.
4. Ada keterkaitan antara apa yang di lakukan manusia di bidang sosial,
politik, ekonomi, teknologi, dan ekologi masa kini dengan masa depan
umat manusia yang hidup di bumi ini beserta lingkungannya fisiknya di
masa yang akan datang.
5. Terjadinya globalisasi yang melibatkan hampir seluruh umat manusia ini
menyebabkan masing-masing individu dan seluruh masyarakat
berkesempatan dan bertanggung jawab untuk berperan serta dalam
meningkatkan lingkungan fisik maupun sosial dunia.
A. Nasionalisme (kesadaran nasional)
Nasionalisme ialah cinta pada tanah air, ras, bahasa atau sejarah budaya
bersama.Nasionalisme menunjuk pada totalitas kultur, sejarah, bahasa, psikologi serta
sentiment sosial lainya yang menarik pada satu perasaan saling memiliki cita-cita
maupun nilai kemasyarakat.Nasionalisme harus mampu menangkal perbedaan suku, adat
istiadat, ras dan agama.
B. Norma dan agama
Bangsa kita terkenal sebagai bangsa yang agamis, patuh terhadap aturan dan norma yang
ada.Norma dan agama adalah pilar utama untuk menangkal pengaruh negativ seiring
dengan gelombang globalisasi.
C. Nilai budaya bangsa
Menurut Emil salim, terdapat empat bidang kekuatan gelombang globalisasi:
1. Gelombang perkembangan IPTEK yang amat tinggi antara lain, penggunaan
computer dan satelit.
2. Kekuatan ekonomi.Globalisasi dalam ekonomi nampak sebagai suatu keterkaitan
yang sulit dilepaskan.Krisis moneter yang melanda idonesia saat ini tidak terlepas
dari kegiatan ekonomi di negara-negara ASEAN dan di dunia.
3. Masalah lingkungan hidup.Pengaruh asap kebakaran hutan di kalimantan dan sumatra
dapat di rasakan di negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan
filipina.Dampaknya dimana semua penerbangan ke indonesia tertunda karena adanya
gangguan asap.
4. Politik.Misalnya, krisis teluk dampaknya sangat dirasakan secara global di negara-
negara lain baik dalam segi politik maupun ekonomi.Adanya kerisuhan politik dalam
negeri juga berdampak besar terhadap perkembangan pariwisata, perdagangan, dan
sebagainya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Makagianser, bahwa peran pendidikan dalam meningkatkan wawasan global
warga negara Indonesia adalah harus mampu mengembangkan 4 hal, yaitu kemampan
mengantisipasi, mengenali dan mengatasi masalah, mengakomodasi perkembangan
IPTEK, dan mereorientasikan sikap, nilai, dan wawasan. Dalam globalisasi, kita tidak
bisa memungkiri bahwa kemajuan yang dicapai oleh negara kita juga merupakan hasil
sentuhan atau interaksi dengan negara lain. Kita harus terbuka pada dunia luar, tetapi
harus tetap kokoh berakar pada nilai budaya kita.
B. Saran
Sebagai warga negara yang baik, hendaknya kita harus dapat menyeleksi kebudayaan-
kebudayaan yang datang dari luar negeri. Kita harus bisa memilah-milah kebudayaan
mana yang sesuai dan mana yang tidak sesuai dengan adab negeri kita. Demikian pula
sebagai seorang calon pendidik, kelak kita harus bisa menanamkan mental yang sesuai
dengan kepribadian bangsa kepada peserta didik kita nanti agar dampak negatif dari
adanya globalisasi tidak merambah kepada generasi penerus bangsa. Dan hanya dampak
positifnya saja yang mereka terima
DAFTAR PUSTAKA

Retnaningsih, Umi Oktyari. 1999. Perspektif Global. Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan
Wihardit, K. & Sumaatmaja, H. N. 2007. Perspektif Global

Anda mungkin juga menyukai