Anda di halaman 1dari 17

ANCAMAN DI ERA GLOBALISASI

DALAM BIDANG PENDIDIKAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun Oleh :
1. Atha Rasendriya Salsabila ( G41191822 )
2. Deanissa Aulia ( G41190578 )
3. Dyajeng Tsamara Rahastyo Putri ( G41191990 )
4. Lu’aily Munawaroh ( G41191075 )
5. Nanda Purnagiri Agatha ( G41191093 )
6. Sandi Nur Azizah ( G41191914 )

PROGRAM STUDI REKAM MEDIK


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul ancaman
di era globalisasi dalam bidang pendidikan ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen Saiful Bahri pada mata kuliah Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini
bertujuan untuk menambah wawasan tentang ancaman di era globalisasi bagi para
pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Saiful Bahri selaku dosen
pembimbing kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai pada bidang yang saya tekuni.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membagi pengetahuannya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Jember, 18 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah..............................................................................................3
BAB 2............................................................................................................................4
LANDASAN TEORI.....................................................................................................4
2.1 Pengertian Globalisasi..............................................................................................4
2.2  Pengertian Pendidikan.............................................................................................5
BAB 3............................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................6
3.1 Dampak Positif dan Negatif Pengaruh Globalisasi di Bidang Pendidikan...............6
3.2 Keadaan Buruk Pendidikan di Indonesia.................................................................7
3.3  Sikap Menghadapi Pengaruh Globalisasi di Bidang Pendidikan...........................10
3.4 Penyesuaian Pendidikan Indonesia di Era Globalisasi...........................................11
BAB 4................................................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................................12
4.1 Kesimpulan............................................................................................................12
4.2  Saran.....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak
mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari
gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain
yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman
bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia (Edison A. Jamli, 2005). Proses
globalisasi berlangsung melalui dua dimensi, yaitu dimensi ruang dan waktu.
Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi,
politik, ekonomi, dan terutama pada bidang pendidikan. Teknologi informasi dan
komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini,
teknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat dengan berbagai bentuk
dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi
tidak dapat dihindari kehadirannya, terutama dalam bidang pendidikan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan semakin
kencangnya arus globalisasi dunia membawa dampak tersendiri bagi dunia
pendidikan. Banyak sekolah di indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini
mulai melakukan globalisasi dalam sistem pendidikan internal sekolah. Hal ini
terlihat pada sekolah – sekolah yang dikenal dengan billingual school, dengan
diterapkannya bahasa asing seperti bahasa Inggris dan bahasa Mandarin sebagai
mata ajar wajib sekolah. Selain itu berbagai jenjang pendidikan mulai dari sekolah
menengah hingga perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang membuka
program kelas internasional. Globalisasi pendidikan dilakukan untuk menjawab
kebutuhan pasar akan tenaga kerja berkualitas yang semakin ketat. Dengan
globalisasi pendidikan diharapkan tenaga kerja Indonesia dapat bersaing di pasar
dunia. Apalagi dengan akan diterapkannya perdagangan bebas, misalnya dalam
lingkup negara-negara ASEAN, mau tidak mau dunia pendidikan di Indonesia
harus menghasilkan lulusan yang siap kerja agar tidak menjadi “budak” di negeri
sendiri.
Persaingan untuk menciptakan negara yang kuat terutama di bidang ekonomi,
sehingga dapat masuk dalam jajaran raksasa ekonomi dunia tentu saja sangat

1
membutuhkan kombinasi antara kemampuan otak yang mumpuni disertai dengan
keterampilan daya cipta yang tinggi. Salah satu kuncinya adalah globalisasi
pendidikan yang dipadukan dengan kekayaan budaya bangsa
Home Schooling, Virtual learning dan program-program pendidikan
import lainnya yang mulai diterapkan di Indonesia sebagai akibat dari cepatnya
akses internet. Globalisasi lah yang telah memberikan inspirasi-inspirasi baru
tersebut untuk mengadopsi program-program pendidikan dari luar Indonesia.
Belum lagi musim internasional yang akhir-akhir ini melanda Indonesia,
pengadaan sekolah-sekolah bertaraf internasional sedang booming digalakan.
Tidak hanya pada tingkat sekolah menengah, bahkan kanak-kanak pun telah
deprogram menjadi sekolah bertaraf internasional. Les bahasa inggris, mandarin,
komputer semua tersedia disekolah, fenomena tersebut tak lain adalah akibat dari
globalisasi. Perubahan kurikulum pendidikan yang berkali-kali juga merupakan
dampak dari pesatnya arus globalisasi. Pesatnya arus globalisasi menyebabkan
pemerintah harus bergerak cepat mengubah kurikulum pendidikan yang lama,
yang dianggap ketinggalan jaman dengan kurikulum yang baru yang dianggap
sesuai dan mampu menjawab tantangan global. Hal ini disebabkan karena dunia
pendidikan adalah salah satu sector penting dalam suatu Negara yang menopang
berdirinya suatu Negara. Kehancuran dunia pendidikan merupakan langkah awal
kehancuran suatu Negara. Kegagalan bangsa Indonesia di masa lampau
mempertahankan kedaulatan, karena pendidikan rakyat yang lemah.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan karya ilmih adalah sebagai berikut:

1. Karya ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen
dalam mata kuliah. Selain itu, bagi diri kami pribadi ini juga diharapkan
bisa digunakan untuk menambah pengetahuan yang lebih bagi mahasiswa.
2. Untuk membahas dampak globalisasi terhadap dunia pendidikan dan
menambah ilmu pengetahuan mengenai globalisasi.
3. Diharapkan masyarakat bisa lebih memahami tentang arti penting
globalisasi sehingga dampak negatif yang berimbas bisa leih diperkecil.

2
Dan juga diharapkan agar realisasi kegiatan positif terhadap adanya
pendidikan semakin lebih baik.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari globalisasi?
2. Apa dampak positif dan negatif dari pengaruh globalisasi di bidang
pendidikan?
3. Bagaimana sikap menghadapi pengaruh globalisasi di bidang pendidikan ?
4. Cara penyesuain pendidikan di Indonesia pada era globalisasi?

3
BAB 2

LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Globalisasi
Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal.
Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja
(working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada
yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses
alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat
satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-
eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya
masyarakat. Mitos yang hidup selama ini tentang globalisasi adalah bahwa proses
globalisasi akan membuat dunia seragam. Proses globalisasi akan menghapus
identitas dan jati diri. Kebudayaan lokal atau etnis akan ditelan oleh kekuatan
budaya besar atau kekuatan budaya global. Ada banyak ahli yang memberikan
pengertian tentang globalisasi. Mereka mempunyai sudut pandang yang berbeda-
beda. Pendapat para ahli tentang definisi atau pengertian globalisasi adalah
sebagai berikut ini :

a. Selo Soemardjan, Bapak Sosiologi Indonesia, Berpendapat bahwa globalisasi


adalah terbentuknya organisasi dan komunikasi antara masnyarakat di seluruh
dunia untuk mengikuti system dan kaidah-kaidah yang sama.
b. Malcom Waters, seorang professor sosiologi dai Universitas Tasmania,
berpendapat bahwa globlalisasi adalah sebuah proses social yang berakibat
pembatasan geografis pada keadaan social budaya menjadi kurang penting,
yang terjelma di salam kesadaran orang.
c. Princenton N. Lyman, mantan duta besar Amerika Serikat untuk Afrika
Selatan, berpendapat bahwa globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat
atas saling ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara di dunia dalam
hal perdagangan dan keuangan.
d. Emanuel Ritcer, Guru besar ilmu politik Universitas Aachen, Jerman,
berpendapat bahwa globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan
yang menyatukan masyarakat, yang sebelumnya terpencar-terpencar dan
terisolasi, ke dalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.

4
2.2  Pengertian Pendidikan
Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia
untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan
kebudayaan. Dalam perkembangan, istilah pendidikan berarti bimbingan atau
pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi
dewasa. Dewasa di sini dimaksudkan adalah dapat bertanggung jawab terhadap
diri sendiri secara biologis, psikologis,dan sosiologis. Selanjutnya, pendidikan
diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain
agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau kehidupan yang lebih
tinggi dalam arti mental.
 Berikut ini akan dikemukakan sejumlah pengertian pendidikan yang diberikan
oleh para ahli pendidikan :
a.           Ki Hajar Dewantara, Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya
anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai
anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya.
b.           Ahmad D. Marimba, Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar
oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuuju
terbentuknya kepribadian yang utama.
c.           J.J. Rousseau , Pendidikan memberikan kita perbekalan yang tidak ada pada
masa kanak-kanak, akan tetapi kita  membutuhkannya pada waktu dewasa.
d.          John Dewey , Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam da sesama manusia.

5
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Dampak Positif dan Negatif Pengaruh Globalisasi di Bidang


Pendidikan
Dampak Positif Globalisasi dalam Pendidikan :
1.           Pendidikan semakin berkembang melalui berbagai sarana dan prasarana selaku
media yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
Contohnya: internet. Sekolah-sekolah pada era globalisasi seperti sekarang ini,
telah menggunakan fasilitas internet sebagai media belajar siswa.Hal tersebut
menandakan adanya kemajuan teknologi yang mempengaruhi kemajuan di bidang
pendidikan.Karena baik siswa maupun tenaga pendidik mampu mengakses ilmu
dari berbagai sumber yang dapat menunjang bahan ajar untuk para siswa.Sehingga
ilmu yang diperoleh dapat berkembang dan menghasilkan cikal bakal generasi
muda Indonesia yang lebih unggul dan berkompeten.
2.           Mengembangkan pola pikir siswa dan tenaga pendidik secara progresif.
Contohnya: Siswa dapat mengembangkan nalar berpikir secara ilmiah seperti
menyusun karya-karya ilmiah yang digunakan untuk kemaslahatan umat.
3.           Mampu menciptakan karya-karya inovatif yang bersumber dari pemikiran-
pemikiran siswa melalui media yang ada serta dibantu oleh tenaga pendidik.
4.           Meningkatkan kualitas tenaga pendidik sehingga pendidikan juga semakin
berkembang pesat.

Dampak negatif globalisasi dalam pendidikan :


1.             Menurunkan kualitas moral siswa. Karena melalui media internet, setiap
siswa dapat mengakses segala informasi tanpa batas. Sehingga ada kemungkinan
siswa terpengaruh akan situs-situs yang kurang baik dan dapat mempengaruhi
pola pikir siswa serta tingkah laku siswa.

6
2.             Mengurangi minat baca siswa. Karena adanya media internet, siswa
cenderung malas membaca buku-buku ataupun literatur yang ada. Sehingga, siswa
cenderung memiliki pemikiran yang sempit.
3.             Menimbulkan kesenjangan social, karena adanya globalisasi yang tidak
merata, masih ada daerah-daerah yang jauh dari kemajuan jaman. Hal tersebut
mengakibatkan kesenjangan sosial dengan daerah-daerah yang cenderung lebih
maju.

3.2 Keadaan Buruk Pendidikan di Indonesia

1. Paradigma Pendidikan Nasional yang Sekular-Materialistik

Diakui atau tidak, sistem pendidikan yang berjalan di Indonesia saat ini
adalah sistem pendidikan yang sekular-materialstik. Hal ini dapat terlihat antara
lain pada UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Bab VI tentang jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan bagian kesatu (umum) pasal 15 yang berbunyi : Jenis pendidikan
mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, advokasi, kagamaan,
dan khusus dari pasal ini tampak jelas adanya dikotomi pendidikan, yaitu
pendidikan agama dan pendidikan umum. Sistem pendidikan dikotomis semacam
ini terbukti telah gagal melahirkan manusia yang sholeh yang berkepribadian
sekaligus mampu menjawab tantangan perkembangan melalui penguasaan sains
dan teknologi secara kelembagaan, sekularisasi pendidikan tampak pada
pendidikan agama melalui madrasah, institusi agama, dan pesantren yang dikelola
oleh Departemen Agama; sementara pendidikan umum melalui sekolah dasar,
sekolah menengah, kejurusan serta perguruan tinggi umum dikelola oleh
Departemen Pendidikan Nasional. Terdapat kesan yang sangat kuat bahwa
pengembangan ilmu-ilmu kehidupan (iptek) dilakukan oleh Depdiknas dan
dipandang sebagai tidak berhubungan dengan agama. Pembentukan karakter siswa
yang merupakan bagian terpenting dari proses pendidikan justru kurang tergarap
secara serius. Agama ditempatkan sekadar salah satu aspek yang perannya sangat
minimal, bukan menjadi landasan seluruh aspek.

7
Pendidikan yang sekular-materialistik ini memang bisa melahirkan orang yang
menguasai sains-teknologi melalui pendidikan umum yang diikutinya. Akan
tetapi, pendidikan semacam itu terbukti gagal membentuk kepribadian peserta
didik dan penguasaan ilmu agama. Banyak lulusan pendidikan umum yang ‘buta
agama’ dan rapuh kepribadiannya. Sebaliknya, mereka yang belajar di lingkungan
pendidikan agama memang menguasai ilmu agama dan kepribadiannya pun
bagus, tetapi buta dari segi sains dan teknologi. Sehingga, sektor-sektor modern
diisi orang-orang awam. Sedang yang mengerti agama membuat dunianya sendiri,
karena tidak mampu terjun ke sektor modern.

2. Mahalnya Biaya Pendidikan

Pendidikan bermutu itu mahal, itulah kalimat yang sering terlontar di kalangan
masyarakat. Mereka menganggap begitu mahalnya biaya untuk mengenyam
pendidikan yang bermutu. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak
(TK) sampai Perguruan Tinggi membuat masyarakat miskin memiliki pilihan lain
kecuali tidak bersekolah. Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak
lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan MBS (Manajemen Berbasis
Sekolah), dimana di Indonesia dimaknai sebagai upaya untuk melakukan
mobilisasi dana. Karena itu, komite sekolah yang merupakan organ MBS selalu
disyaratkan adanya unsur pengusaha. Asumsinya, pengusaha memiliki akses atas
modal yang lebih luas. Hasilnya, setelah komite sekolah terbentuk, segala
pungutan disodorkan kepada wali murid sesuai keputusan komite sekolah. Namun
dalam penggunaan dana, tidak transparan. Karena komite sekolah adalah orang-
orang dekat kepada sekolah.
Kondisi ini akan lebih buruk dengan adanya RUU tentang Badan Hukum
Pendidikan (RUU BHP). Berubahnya status pendidikan dari milik publik ke
bentuk Badan Hukum jelas memiliki konsekuensi ekonomis dan politis amat
besar. Dengan perubahan status itu pemerintah secara mudah dapat melempar
tanggung jawabnya atas pendidikan warganya kepada pemilik badan hukum yang
sosoknya tidak jelas.

8
Mencermati konteks pendidikan dalam praktik seperti itu, tujuan pendidikan
menjadi bergeser. Awalnya, pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa
dan tidak membeda-bedakan kelas sosial. Pendidikan adalah untuk semua.
Namun, pendidikan kemudian menjadi perdagangan bebas (free trade).
Tesis akhirnya, bila sekolah selalu mengadakan drama tahun ajaran masuk
sekolah dengan bentuk pendidikan diskriminatif sedemikian itu, pendidikan justru
tidak bisa mencerdaskan bangsa. Ia diperalat untuk mengeruk habis uang rakyat
demi kepentingan pribadi maupun golongan.

3. Kualitas SDM yang Rendah

Akibat paradigma pendidikan nasional yang sekular-materialistik, kualitas


kepribadian anak didik di Indonesia semakin memprihatinkan. Dari sisi keahlian
pun sangat jauh jika dibandingkan dengan Negara lain. Jika dibandingkan dengan
India, sebuah Negara dengan segudang masalah (kemiskinan, kurang gizi,
pendidikan yang rendah), ternyata kualitas SDM Indonesia sangat jauh tertinggal.
India dapat menghasilkan kualitas SDM yang mencengangkan. Jika Indonesia
masih dibayang-bayangi pengusiran dan pemerkosaan tenaga kerja tak terdidik
yang dikirim ke luar negeri, banyak orang India mendapat posisi bergengsi di
pasar Internasional.
Di samping kualitas SDM yang rendah juga disebabkan di beberapa daerah di
Indonesia masih kekurangan guru, dan ini perlu segera diantisipasi. Tabel 1.
berikut menjelaskan tentang kekurangan guru, untuk tingkat TK, SD, SMP dan
SMU maupun SMK untuk tahun 2004 dan 2005. Total kita masih membutuhkan
sekitar 218.000 guru tambahan, dan ini menjadi tugas utama dari lembaga
pendidikan keguruan.
Dalam menghadapi era globalisasi, kita tidak hanya membutuhkan sumber daya
manusia dengan latar belakang pendidikan formal yang baik, tetapi juga
diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai latar belakang pendidikan non
formal.

9
3.3  Sikap Menghadapi Pengaruh Globalisasi di Bidang Pendidikan
Beberapa sikap yang dapat kita lakukan untuk menyikapi pengaruh dari
globalisasi yaitu:
·                Sikap terhadap pengaruh positif globalisasi
Agar pengaruh globalisasi tidak merusak kehidupan masyarakat maka kita harus
mengetahui misi positifnya, sehingga kita dapat memanfaatkannya dalam
kehidupan sehari-hari .
Beberapa contoh sikap yang dapat kita lakukan adalah :
1. Memanfaatkan keunggulan alat komunikasi dengan sebaik – baiknya sesuai
dengan fungsi dan kebutuhan .

2.    Memanfaatkan keunggulan alat teknologi komputer dan lain sebagainya demi


kemajuan masa depan dan tidak menyalah gunakannya .
3. Dalam melihat acara televisi harus dapat memilih mana yang baik dan
mendukung proses pembelajaran diri .

·           Sikap terhadap pengaruh negatif globalisasi


Pengaruh negatif globalisasi globalisasi dapat mempengaruhi tingkah laku
kita dalam kehidupan sehari – hari .Untuk itu kita harus dapat menentukan sikap
dalam menghadapi globalisasi , khususnya dari pengaruh negatif .
Beberapa contoh sikap untuk menghadapi pengaruh negatif dari globalisasi
misalnya :
1.            Memperkuat keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2.            Belajar tekun agar menjadi manusia yang berguna dan dapat membedakan
perilaku yang benar dan salah.
3.            Memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa .
4.            Menggunakan produk dalam negeri .
5.            Mempertimbangkan setiap perbuatan agar tidak merugikan diri sendiri dan
oranglain .
6.            Menggunakan waktu dengan kegiatan – kegiatan yang bermanfaat .
7.            Bergaul dengan orang – oprang yang berakhlak baik dan tidak terpengaruh
terhadap lingkungan dan pergaulan buruk .

10
3.4 Penyesuaian Pendidikan Indonesia di Era Globalisasi
Dalam menghadapi era globalisasi, kita tidak hanya membutuhkan
sumber daya manusia dengan latar belakang pendidikan yang baik, tetapi juga di
perlukan sumberdaya manusia yang mempunyai latar belakang pendidikan non
formal. Dari tulisan di atas , kita bisa menyimpulkan :
1.           Bahwa dlam berbagai takaran dan ukuran dunia pendidikan kita belum siap
menghadapi globalisasi. Belum siap tidak berarti bangsa kita akan hanyut begitu
saja dalam arus globalisasi tersebut. Kita harus menyadari bahwa Indonesia masih
dalam masa transisi dan memiliki potensi yang sangat besar untuk memainkan
peran dalam globalisasi khususnya pada konteks regional. Inilah salah satu
tantangan dunia pendidikan kita yaitu menghasilkan SDM yang kompetitif dan
tangguh.
2.           Dunia pendidikan kita menghadapi banyak kendala dan tantangan. Namun dari
uraian diatas, kita optimis bahwa masih ada peluang.
3.           Alternatif yang di tawarkan disini adalah penguatan fungsi keluarga dalam
pendidikan anak dengan penekanan pada pendidikan informal sebagai bagian dari
pendidikan formal anak di sekolah. Kesadaran yang tumbuh bahwa keluarga
memainkan peranan yang sangat penting dalam pendidikan anak akan membuat
kita lebih berhati-hari untuk tidak mudah melemparkan kesalahandunia
pendidikan nasional kepada otoritas dan sektor-sektor lain dalam masyarakat,
karena mendidik itu ternyata tidak mudah .
1.           Yang dibutuhkan Indonesia sekarang ini adalah visioning, repositioning, strategy
dan leadership. Tanpa semua itu, kia tidak akan pernah beranjak dari transformasi
yang terus berputar-putar . Dengan visi jelas, tahapan-tahapan yang juga jelas, dan
komitmen semua pihak serta kepemimpinan yang kuat untuk mencapai itu, tahun
2020 tidak mungkin Indonesia juga bisa bangkit kembali menjadi bangsa yang
lebih bermartabat dan jaya sebagai pemenang dalam globalisasi

11
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan
tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses
dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa
lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi
pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia
1. Dampak Positif
Kemajuan teknologi akibat pesatnya arus globalisasi, merubah pola
pengajaran pada dunia pendidikan. Pengajaran yang bersifat klasikal berubah
menjadi pengajaran yang berbasis teknologi baru seperti internet dan computer.
Perubahan Corak Pendidikan, mulai longgarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh
negara. Tuntutan untuk berkompetisi dan tekanan institusi global, seperti IMF dan
World Bank, mau atau tidak, membuat dunia politik dan pembuat kebijakan harus
berkompromi untuk melakukan perubahan.

2. Dampak Negatif
Era globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Banyak
didirikan sekolah-sekolah dengan tujuan utama sebagai media bisnis. John
Micklethwait menggambarkan sebuah kisah tentang pesaingan bisnis yang mulai
merambah dunia pendidikan dalam bukunya “MasaDepan Sempurna” bahwa
tibanya perusahaan pendidikan menandai pendekatan kembali ke masa depan.
Dunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses informasi dengan mudah juga
dapat memberikan dampak negative bagi siswa. Terdapat pula, Aneka macam
materi yang berpengaruh negative bertebaran di internet. Misalnya: pornografi,
kebencian, rasisme, kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya. Berita yang bersifat
pelecehan seperti pedafolia, dan pelecehan seksual pun mudah diakses oleh siapa
pun, termasuk siswa. Barang-barang seperti viagra, alkhol, narkoba banyak
ditawarkan melalui internet.

12
Penyebab buruknya pendidikan di era globalisasi di indonesia adalah Mahalnya
Biaya Pendidikan, Kualitas SDM yang Rendah dan fasilitas pendidikan ang
kurang, itu yang mengakibatkan pendidikan tidak berjalan dengan lancer
Yang dibutuhkan Indonesia sekarang ini adalah visioning (pandangan),
repositioning strategy (strategi) , dan leadership (kepemimpinan). Tanpa itu
semua, kita tidak akan pernah beranjak dari transformasi yang terus berputar-
putar. Dengan visi jelas, tahapan-tahapan yang juga jelas, dan komitmen semua
pihak serta kepemimpinan yang kuat untuk mencapai itu.

4.2  Saran
Penulis menyarankan kepada pemerintah untuk lebih meningkatkan
mutu SDM yang berkualitas dan bermoral agar dapat lebih siap menerima dampak
positif maupun dampak negatif dari adanya globalisasi. Peningkatan mutu SDM
bisa di tingkatkan melalui progran pendidikan gratis bagi masyarakat yang kurang
mampu. Hendaknya pemerintah juga lebih memperhatikan tentang dampak
globalisasi, karena dampak globalisasi tidak hanya merugikan warga negaranya,
akan tetapi juuga dapat berimbat pada pemerintah sendiri.
Alhamdulillah makalah ini telah selesai di susun, semoga menjadi tembahan ilmu
khususnya bagi penulis umumnya bagi rekan – rekan pembaca, selanjutnya
tentunya makalah ini masih banyak kekurangannya oleh karena itu kepada siapa
saja yang mau menyempurnakannya penulis ucapkan terima kasih.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://bennimoharom.blogspot.com/?m=1

https://www.researchgate.net/profile/Kalbin_Salim/publication/271205216_PEN
GARUH_GLOBALISASI_TERHADAP_DUNIA_PENDIDIKAN_Oleh/links/54
c13b640cf2d03405c502c8.pdf

Asri B. 2008. Pembelajaran Moral. Jakarta: PT Rineka Cipta.


Faizah, F. 2009. Dampak Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan, (Online),
(http://www.blogger.com/profile/14458280955885383127),
Munir. 2010. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Maqdani,
Anggota IKPI.
Surya, M. 2002. Dasar-dasar Kependidikan di SD. Pusat penerbitan Universitas
Terbuka.
Suryabrata, S. 2010. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rajawali Pers.
Januar, I. 2006. Globalisasi pendidikan dI indonesia, (Online),
(www.friendster.com/group/tabmain.php?statpos=mygroup&gid=340151),
Wardoyo, C. 2007. Urgensi Pendidikan Moral (Online), (http://www.nu.or.i)

14

Anda mungkin juga menyukai