Rapat dimulai pada Jam 19.20 hari Jum`at (malam Sabtu) tanggal 23 Maret 2018
Hadir pada rapat tersebut 1 Penanggung Jawab Program dan asatidz.
Adapun susunan acara sebagai berikut :
1. Pembukaan sekaligus sambutan
2. Acara inti yang diisi dengan :
a. Penetapan Rencana Kerja Tahunan
b. Penetapan Rencana Kerja 5 Tahunan
3. Penutup
JALANNYA RAPAT
Rapat dibuka oleh Abdul Majid Muslim, M.Pd dengan pembacaan Ummul Kitab.
Setelah membuka rapat, beliau memberikan sambutan, dalam sambutannya beliau mengharap peran
asatidz dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh pihak Madrasah baik dari KBM, rapat, dan kegiatan
lainnya agar ikut serta berkejasama dan mempunyai niat yang baik dalam menjalankan segala bentuk
tugasnya. Adanya rencana kerja tahunan dan lima tahunan ini dimaksudkan supaya adanya rencana
yang terkonsep dalam segala bentuk kegiatan di Madrasah.
PEMBAHSAN MATERI RAPAT
Pembahasan rapat dipimpin oleh Ust. Moh. Dahri, S.Pd.I. beliau memimpin rapat
a. Penetapan Rencana Kerja Tahunan dan Lima Tahunan
Dalam memimpin rapat terlebih dahulu Ust. Moh. Dahri, S.Pd.I. membacakan rencana kerja
tahunan dan lima tahunan yang telah disusun oleh penanggung jawab. Setelah selesai membaca,
pemimpin rapat memberikan kesempatan kepada asatidz untuk mengoreksi rencana dimaksud.
Dalam hal ini terdapat usulan dari astidz:
2. Ust. Hidayatullah,S.Pd.I juga mengusulkan adanya kegiatan lomba pada setiap akhir tahun
yang mewajibkan semua siswa-siswi khariji ikut serta berpartisipasi dalam kegiatan ini. Karena
selama adanya lomba mayoritas yang mengikuti hanya dari kalangan santri aktif saja. Usulan
ini direspon oleh penanggung jawab dimana akan dibebankan pada semua wali kelas untuk
menganjurkan dan mewajibkan mengikuti lomba pada setiap akhir tahun kegiatan, terutama
dalam lomba keagamaan, seperti baca kitab, cerdas cermat, dan mencari kamus. Karena
lomba juga merupakan salah satu kegiatan yang bisa menggugah kesemangatan para santri
dan siswa-siswi untuk lebih mengasah kemampuannya.
3. Ust. Abd. Haliq, S.Pd.I, mengusulkan agar Madrasah mempunyai income tersendiri tidak hanya
melalui dana BOS seperti foto copy atau koperasi dengan melibatkan asatidz untuk
dimintakan sumbangan. Usulan ini ditanggapi oleh penanggung jawab, dimana memang
seharusnya untuk menopang kemajuan dan kegiatan yang ada diperlukan adanya dana yang
mencukupi. Cuman untuk mewujudkan rencana membuat foto copy dan koperasi
membutuhkan biaya yang tidak sedikit sedangkan dana BOS yang diterima setiap tahunnya
hanya cukup untuk membiayai operasional kegiatan sekolah saja. Untuk meminta sumbangan
kepada para asatidz juga tidak memungkinkan karena rata-rata bisyarah yang diberikan oleh
Madrasah sangant minim. Usulan ini juga menjadi catatan untuk diusulkan kepada pengasuh
dan pihak terkait madrasah.
Setelah sekian lama rapat berjalan, baru jam 22.13 menit rapat ditutup dengan pembacaan do`a
yang dipimpin oleh KH. Thalabudin.
Pakondang, 23 M a r e t 2018
5 R a j a b 1439
Penanggung Jawab,
Rapat dimulai pada Jam 08.00 istiwa` hari Ahad tanggal 27 Mei 2018 / 11 Ramadhan 1439
Hadir pada rapat tersebut 1 Pengasuh 1 Penanggung Jawab Program dan asatidz.
Adapun susunan acara sebagai berikut :
1. Pembukaan sekaligus sambutan
2. Acara inti yang diisi dengan :
a. Penetapan Kurikulum Kepesantrenan
3. Penutup
JALANNYA RAPAT
Rapat dibuka oleh KH. Thalabudin (Pengasuh) dengan pembacaan Ummul Kitab.
Setelah membuka rapat, beliau memberikan sambutan, dalam sambutannya beliau mengharap agar
ketika mengajar dilandasi dengan niat yang ikhlas supaya ilmu yang disampaikan mudah dicerna oleh
para siswa/siswi dan juga dianjurkan ketika mengajar dalam keadaan suci (berwudlu`) karena ilmu itu
ibarat cahaya dimana cahaya akan mudah masuk pada orang yang dalam keadaan suci. Mengingat
peninjauan kurikulum ini agar mengedepankan kemampuan siswa/siswi supaya pembelajaran yang
dilaksanakan bisa menyenangkan.
Usulan kedua disampaikan Ust. Abd. Wasik sebagaimana usulan tahun lalu untuk mengkaji ulang
penggunaan kitab Ayatul Ahkam sebagai bahan pelajaran di Madrasah Salafiyah Wustha Assasul
Muttaqin mengingat kitab tersebut selain merupakan referensi bagi santri juga kitabnya bercorak
fiqhi dimana di dalamnya lebih dominan bahasan tentang fiqhi ketimbang dari penafsiran ayat.
Berangkat dari itu Ust. Subli meminta agar kitab Tafsir Ayatul Ahkam diganti denggan kitab Tafsir
Jalalain dimana tafsir tersebut merupakan kitab fenomenal yang dipakai diberbagai pesantren di
Indonesia, selain itu kitab tersebut lebih menjelaskan makna ayat al-Qur`an secara langsung yang
bisa memudahkan para siswa/siswi untuk memahami ayat al-Qur`an secara utuh. Usulan ini
sangat diterima oleh semua asatidz termasuk pengasuh dan penanggung jawab, berhubung untuk
pelajaran fiqhi sudah ada kitab tertentu dengan demikian lebih fokus pada penafsiran ayat.
Apalagi dimasa sekarang lanjut pengasuh banyak sekali orang-orang yang menafsirkan al-Qur`an
dengan seenaknya tanpa mengukip kitab salaf, padahal sudah jelas ancaman bagi orang yang
menafsirkan ayat al-Qur`an dengan akal.
Usulan ketiga disampaikan oleh Ust. Mohammad Kholish, dimana untuk mencapai target atau
batas kurikulum yang telah ditetapkan terasa tidak mungkin dikarenakan terlalu banyak dan
siswa/siswi kurang cepat dalam memberi makna dan kurang faham. maka pengasuh
menganjurkan untuk materi fiqhi akan difokuskan Juz 1 untuk tingkat wustha demi mencapai
pemahaman yang masimal. Dikarenakan fiqhi merupakan kebutuhan pokok hari-hari baik untuk
diri sendiri dan orang lain.
Setelah sekian lama rapat berjalan, baru jam 10.05 menit rapat ditutup dengan pembacaan do`a
yang dipimpin oleh KH. Thalabudin
Pakondang, 27 M e i 2018
11 Ramadhan 1439
Penanggung Jawab,