699 1323 1 SM
699 1323 1 SM
Abstrak
Lokasi pemetaan berada di daerah Bero dan sekitarnya Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri
Provinsi Jawa Tengah, yang berada pada koordinat 110° 50' 17.4840"-110° 50' 17.3959"BT dan 7° 48'
37.2355" - 7° 52' 25.1843" LS. Geomorfologi daerah penelitian terdiri dari Satuan Geomorfologi
Perbukitan Lipat Patahan dan Satuan Geomorfologi Bukit Intrusi. Pola aliran sungai yang berkembang
adalah Rektangular. Stadia erosi sungai berada pada tahap muda dan dewasa. Jentera geomorfik secara
umum adalah dewasa. Tatanan batuan dari yang tertua hingga termuda di daerah penelitian adalah
Satuan Breksi sisipan Batupasir (Formasi Nglanggran) berumur Miosen Awal - Tengah (N5 - N9)
menjemari dengan satuan batupasir tufan selang-seling breksi (Formasi Semilir), berumur Miosen Awal
- Tengah (N6 - N9) diendapkan pada lingkungan laut dalam. Diatasnya secara tidak selaras diendapakan
satuan batugamping sisipan batulempung gampingan (Formasi Wonosari) berumur Miosen Tengah
(N12 - N13) diendapkan pada lingkungan laut dangkal. Intrusi diorit berumur Pliosen merupakan batuan
termuda yang ada di daerah penelitian. Struktur geologi yang berkembang adalah kekar, lipatan dan
patahan (sesar). Adapun kekar yang berkembang adalah kekar tarik (Extension Fracture) dan kekar
gerus (Shear fracture). Terdapat lipatan yaitu Antiklin Bero, Antiklin Mlopoharjo, dan Sinklin
Gumiwang Lor. Sedangkan struktur patahan (sesar) yang berkembang adalah Sesar Naik Keloran, Sesar
Mendatar Gunungan, Sesar Mendatar Pulutan, dan sesar Mendatar Gumiwang Lor. Keseluruhan
struktur yang ada di daerah penelitian terjadi dalam satu perioda tektonik atau dapat dikatakan tektonik
menerus yaitu pada kala Miosen Tengah hingga Plistosen dengan arah gaya utama N 205ºE relatif
berarah Utara - Selatan. Berdasarkan hasil analisa petrografi dan analisa geokimia terhadap 5 contoh
batuan beku diorit, maka batuan diorit yang di analisis tergolong ke dalam batuan intermediet sesuai
dengan analisa kandungan silika pada batuan. Maka batuan beku diorit digolongkan ke dalam batuan
Intermediet (menengah). Jenis magmanya adalah jenis magma Calk Alkali dan lingkungan tektonik
batuan beku daerah penelitian lebih mendekati Jalur Orogenesa Busur Kepulauan,
kumpulan fasies dari turbidit klastik sampai lipatan, dengan kemiringan berkisar antara 7° -
debris flow. Sedimen longsoran membentuk 38°. Satuan batulempung gampingan sisipan
model kipas bawah laut (Walker, 1978). Satuan batupasir tufaan mempunyai ketebalan ± 1.000
breksi sisipan batupasir ini disebandingkan meter yang di ukur pada penampang geologi.
dengan model Fasies Walker (1978) termasuk
Pada satuan ini tersingkap batupasir tufan serta
kedalam model Fasies Aliran Rombakan.
breksi polimik dengan fragmen berupa batuan
beku andesit, batuan beku dasit, serta batuan
sedimen batupasir. Pada bagian bawah satuan ini
dicirikan oleh breksi dan batupasir tufan dengan
tebal lapisan diatas 10 m dengan sisipan
batulanau. Bagian tengah dicirikan oleh
batupasir tufan selang seling breksi dengan
ketebalan breksi 5 cm - 15 cm, dan batupasir
tufan 5 cm - 20 cm. Sedangkan pada bagian atas
dicirikan oleh batupasir tufan dengan ketebalan
Gambar 1 Singkapan breksi pada Kali Kloran 2 cm - 5 cm. Dan di beberapa tempat terdapat
(KR4) yang di sebandingkan dengan model fasies
lapisan breksi dan batulanau.
turbidit (Walker, 1978)
Untuk menentukan umur batuan ini didasarkan (1978), maka pengendapannya terletak pada
pada kehadiran foraminifera planktonik yang kipas bagian tengah atau Mid Fan.
terkandung dalam conto batuan yang diambil
Hubungan stratigrafi satuan batupasir
pada lokasi pengamatan PW 9 (bagian bawah)
tufan selang-seling breksi dengan satuan yang
yaitu pada serta lokasi pengamatan PK 9 (bagian
dibawahnya yaitu satuan breksi sisipan batupasir
atas). Berdasarkan kehadiran fosil indeks
adalah menjemari, didasari oleh berubahnya
Globigerida staiforthi pada bagian bawah yang
fasies pada jurus perlapisan batuan, sedangkan
berumur N6-N7 serta munculnya Globorotalia
hubungan satuan ini dengan satuan diatasnya
tribolus pada N6 dan punahnya Globigerinoides
yaitu satuan batugamping sisipan batulempung
dimiturus pada N9 (bagian atas), maka kisaran
gampingan adalah tidak selaras. Berdasarkan
umur satuan yang didapat adalah N6-N9 atau
ciri litologi dari Formasi Semilir yang terdiri
pada Kala Miosen Awal – Miosen Tengah.
dari tuf, breksi dasitan, batupasir tufan, serta
Penentuan lingkungan pengendapan dalam umur dan lingkungan pengendapan, satuan
mekanisme turbidit dan struktur sedimen arus batupasir tufan selang-seling breksi di daerah
turbidit yang sudah dijelaskan pada satuan yang penelitian dapat disebandingkan dengan
lebih tua melihat dari ciri - ciri litologi sedimen Formasi Semilir (Surono, dkk 1998), dengan
yang ada, bahwa pada bagian bawah demikian penulis menyatakan satuan ini sebagai
terendapkan batupasir tufan berwarna abu - abu Formasi Semilir.
terang, besar butir pasir halus - kasar, bentuk
butir membundar sampai membundar tanggung, 2.2.3. Satuan Batugamping Sisipan
terpilah buruk, kemas terbuka, sementasi silika, Batulempung Gampingan
komposisi mineral terdiri dari kuarsa, feldspar, Penamaan satuan batuan ini di dasarkan atas
plagioklas.Satuan batupasir tufan dan pada dominasi batugamping sebagai penyusun utama
bagian atas terendapkan batupasir warna coklat serta batulempung gampingan sebagai sisipan.
terang, ukuran butir pasir halus, kemas tertutup, Satuan batuan ini menempati luas ± 9% dari
porositas baik, sementasi silika, di sebandingan daerah penelitian. Kedudukan perlapisan
dengan model fasies Walker (1978), satuan berkisar antara N70°E - N120°E dengan
batuan ini masuk ke dalam fasies batupasir kemiringan berkisar antara 8° - 19°. Satuan
krikil. Berdasarkan hal tersebut maka dapat batugamping sisipan batulempung gampingan
diambil kesimpulan bahwa Satuan Batuan ini mempunyai ketebalan ± 150 meter yang di ukur
merupakan batuan sedimen yang terendapkan pada penampang geologi.
dengan mekanisme arus turbidit pada suatu Secara umum satuan batuan ini memiliki kondisi
sistem pengendapan kipas bawah laut. singkapan segar yang di susun oleh litologi batu-
gamping berlapis dan masif serta batulempung
gampingan sebagai sisipan.
Penentuan umur berdasarkan keberadaan fosil
planktonik menurut Blow (1969), yang
terkandung dalam satuan batugamping sisipan
batulempung gampingan yang diambil pada
sampel batulempung, maka umur satuan batuan
ini berada pada N12 - N13 berdasarkan
kehadiran fosil indeks Globorotalia Fohsi yaitu
berada pada Miosen Awal - Miosen Tengah.
(Zonasi Blow, 1969). Berdasarkan klasifikasi
lingkungan pengendapan menurut Phleger
(1962), analisis fosil foraminifera bentos
Gambar 2 Singkapan batupasir tufan menghalus
keatas yang di sebandingkan dengan model fasies
menghasilkan lingkungan pengendapan Neritik
turbidit (Walker, 1978) Tengah Neritik Luar (50 – 150 meter).
Jadi diperkirakan lingkungan pengendapan dari Hubungan Satuan Batugamping sisipan tuf
Satuan Batupasir tufan selang - seling breksi ini dengan satuan batuan di bawahnya yaitu satuan
dengan melihat dari ciri - ciri sedimen yang ada, batupasir tufan selang - seling breksi di daerah
serta menyebandingkan dengan model Walker penelitian adalah tidak selaras. Hal ini
Pada kala Miosen Akhir - Pliosen terjadi Dari hasil 5 contoh sayatan tipis batuan beku
aktivitas tektonik yang mengakibatkan proses andesit di bawah mikroskop polarisasi
deformasi pada batuan yang diendapkan pada memperlihatkan warna colorles sampai
daerah penelitian serta terbentuknya perlipatan kecoklatan memperlihatkan holokristalin,
dan pensesaran yang cukup intensif serta ukuran butir sedang-kasar, bentuk subhedral-
aktifitas vulkanik yang menghasilkan intrusi anhedral, inequgranular. Disusun oleh fenokris
diorit. Hal ini dapat dikatakan bahwa pada saat dan masa dasar berupa : feldspar dan piroksen .
itu telah terjadi Orogenesa yang dikenal sebagai
Orogenesa Intra Miosen dan Pliopleistosen 1. Piroksen
(Van Bemmelen, 1949). Hadir ± 10 - 15 %, Warna kuning
kecoklatan ukuran 0,4 - 0,30 mm, bentuk
III. STUDI PETROGENESA BATUAN subhedral - anhedral, jenis klinopiroksen.
BEKU DIORIT
2.5.2.3.1. Penentuan Tingkat Kandungan magma pembentukan batuan beku andesit pada
Silika daerah penelitian bersifat Andesitik.
2.5.2.3.3. Penentuan Indeks Jenis Magma
Tabel 4 Klasifikasi batuan beku berdasarkan
presentasi kandungan silika SiO2, (Williams, 1956) 1. Kuno (1966) : Penentuan jenis magma
asal menurut Kuno (1966) di dasarkan
pada perbandingan antara Oksida Alkali
Total (K2O + Na2O) dengan Silika
(SiO2).
S3 = (100 . 2,97) / (2,97 + 3,5 + 8,12 + 2,04 + 0,36) = 17,48 3. Pecerillo dan Taylor (1976) : Penentuan
jenis magma asal menurut Pecerillo dan
S4 = (100 . 2,4) / (2,4 + 3,1 + 6,55 + 3,28 + 0,73)= 14,94
Taylor (1981), di dasarkan pada
S5 = (100 . 2,47) / (2,47 + 3,0 + 7,89 + 2,82 + 0,52) = 14,79 perbandingan antara K2O dengan SiO2