Anda di halaman 1dari 7

LO:

1. Treatment khusus jika kondisi mata mengalami kelainan campuran?


2. DD lain, selain mata tenang dan visus turun (Misal, mata merah).

a.

Mata tenang visus turun perlahan


1. Katarak  kekeruhan lensa.
Klasifikasi :
• Katarak kongenital, katarak yang sudah terlihat pada usia di
bawah 1 tahun.
• Katarak juvenil, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun.
• Katarak sensil, katarak setelah usia 50 tahun.
2. Glaukoma  meningkatnya tekanan bola mata, saraf papil optic atrofi,
lapang pandang menciut. Penyebab :
- bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar
- berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata
atau di celah pupil (glaukoma hambatan pupil).
- Lemahnya aliran humor aquos
- Kerusakan saraf penglihatan
- Kehilangan penglihatan menetap
Pada glaukoma akan terdapat melemahnya fungsi mata dengan
terjadinya cacat lapang pandang dan kerusakan anatomi berupa
ekskavasi (penggaungan) serta degenerasi papil saraf optik, yang dapat
berakhir dengan kebutaan. Ekskavasi glaukomatosa, penggaungan atau
ceruk papil saraf optik akibat glaukoma pada saraf optik. Luas atau
dalamnya ceruk ini pada glaukoma kongenital dipakai sebagai indikator
progresivitas glaukoma. Terdapat 4 bentuk glaukoma: Glaukoma sudut
terbuka (kronik), Glaukoma sudut tertutup (akut), Glaukoma kongenital,
dan Glaukoma sekunder
Klasifikasi :
a. glaukoma primer
- glaukoma sudut terbuka (glaukoma simpleks)
- glaukoma sudut sempit
b. glaukoma kongenital
- primer atau infantil , menyertai kelainan kongenital lainnya
c. glaukoma sekunder
Penyebab :
- perubahan lensa
- kelainan uvea
- trauma bedah
- rubeosis
- steroid dan lainnya
d. glaukoma absolut
Dari pembagian diatas dapat dikenal glaukoma dalam bentuk-bentuk:
1. Glaukoma sudut sempit primer dan sekunder, (dengan blokade
pupil atau tanpa blokade pupil)
2. Glaukoma sudut terbuka primer dan sekunder
3. Kelainan pertumbuhan, primer (kongenital, infantil, juvenil),
kelainan sekunder
4. pertumbuhan lain pada mata
Mata tenang visus turun mendadak
a. neuritis optic  radang saraf optik dengan gejala penglihatan mendadak
turun pada saraf yang sakit. Neuritis optik dapat merupakan gejala dini
atau permulaan penyakit multipel sklerosis. Penyebab neuritis optik
dapat merupakan penyakit autoimun, infeksi jamur Cryptococcosis,
infeksi bakteri tuberculosis, sifilis infeksi virus ensefalitis, tampek,
rubella, herpeszoster, parotitis dan infeksi saluran napas atas.
b. Ablasi retina regmatogenosa  robekan pada retina sehingga cairan
masuk ke belakang antara sel pigmen epitel dengan retina. Terjadi
pendorongan retina oleh badan kaca cair (fuid vitreous) yang masuk
melalui robekan atau lubang pada retina ke rongga subretina sehingga
mengapungkan retina dan terlepas dari lapis epitel pigmen koroid.

Mata yang berbakat untuk terjadinya ablasi retina adalah mata dengan
miopia tinggi, pasca retinitis, dan retina yang memperlihatkan
degenerasi di bagian perifer, 50% ablasi yang timbul pada afakia tahun
pertama. Ablasi retina akan memberikan gejala terdapatnya gangguan
penglihatan yang kadang-kadang terlihat sebagai tabir yang menutup.
terdapatnya riwayat adanya pijaran api (fotopsia) pada lapangan
penglihatan. Ablasi retina yang berlokalisasi di daerah superotemporal
sangat berbahaya karena dapat mengangkat macula.
c. Oklusi vena retina sentral  penyumbatan vena retina yang
mengakibatkan gangguan perdarahan di dalam bola mata, ditemukan
pada usia pertengahan. Biasanya penyumbatan terletak di mana saja
pada retina, akan tetapi lebih sering terletak di depan lamina kribrosa.

Penderita biasanya mengeluh adanya penurunan tajam penglihatan


sentral ataupun perifer mendadak yang dapat memburuk sampai hanya
tinggal persepsi cahaya. Tidak terdapat rasa sakit dan mengenai satu
mata.
d. Oklusi arteri retina sentral  terdapat pada usia tua atau usia
pertengahan, dengan keluhan penglihatan kabur yang hilang timbul
(amaurosis fugaks) tidak disertai rasa sakit dan gelap menetap.
Etiogi: Arteritik (temporal arteritis) dan Nonarteritik (emboli,
aterosklerotik ).
Penurunan visus berupa serangan berulang dapat disebabkan oleh
penyakit spasme pembuluh darah atau emboli yang berjalan.
Penyumbatan arteri retina sentral akan menyebabkan keluhan
penglihatan tiba-tiba gelap tanpa terlihatnya kelainan pada mata luar.
Reaksi pupil menjadi lemah dengan pupil anisocoria.
Penyumbatan arteri retina sentral dapat disebabkan oleh radang arteri,
trombus dan embolus pada arteri, spasme pembuluh darah, akibat
terlambatnya pengaliran darah, giant cell artritis, penyakit kolagen,
kelainan hiperkoagulasi, sifilis dan trauma. Tempat tersumbatnya arteri
retina sentral biasanya di daerah lamina kribrosa.
e. Kekeruhan dan perdarahan badan kaca akibat penuaan disertai
degenerasi berupa terjadinya koagulasi protein badan kaca.
Perdarahan badan kaca akan menyebabkan turunnya penglihatan
mendadak lapang pandang ditutup oleh sesuatu sehingga mengganggu
penglihatan tanpa rasa sakit. Perdarahan dalam badan kaca biasanya
cepat sekali menggumpal.

f. Amblyopia toksik  Pada keracunan beberapa obat dapat terjadi


kebutaan mendadak. Neuritis optik toksik dapat terjadi pada keracunan
alkohol atau tembakau, timah dan bahan toksis lainnya. Biasanya
terdapat tanda-tanda lapang pandang yang berubah-ubah. Pada uremia
dapat terjadi ambliopia uremik di mana penglihatan akan berkurang.
Berkurangnya penglihatan akibat keracunan alkohol mengakibatkan
ambliopia Alkohol. Hilangnya tajam penglihatan sentra bilateral, akibat
keracunan metilal kohol dan juga akibat gizi buruk.

g. Trombosis arteri karotis interna

h. Okulopati iskemik  sindrom yang terjadi akut akibat oklusi arteri


karotis yang mengakibatkan iskemia seluruh bola mata. Pada mata
menyebabkan keluhan sangat sakit, edema kornea, suar pada cairan
mata, pupil dilatasi dan atrofi, rubeosiris, katarak, hipotoni,
mikroaneurisma, dan neovaskularisasi

i. Uveitis posterior/koroiditis  peradangan lapis koroid bola mata yang


dapat disebabkan: Toxocariasis, Sitomegalovirus, Sindrom histoplasm
okuler, Herpes virus 2, Trauma Sifilis, kongenital, Herpes simplex, Pasca
bedah, Pigmen epitelitis retinal, Toxoplasma.
Gejalanya berupa penglihatan buram terutama bila mengenal daerah
sentral makula, bintik terbang (floater), mata jarang menjadi merah,
fotofobia, tidak sakit, vitreous keruh. Pada mata akan ditemukan
kekeruhan di dalam badan kaca, infiltrat dalam retina dan koroid. Edema
papil, perdarahan retina, dan vaskular sheathing. Penyebab koroiditis
dapat toksoplasmosis, trauma, pasca bedah dan definisi imun. Penyulit
yang dapat timbul adalah glaukoma, katarak, dan ablasi retina.

Sumber :
Samayang.2015.Refarat-Mata Tenang Visus Menurun.Jakarta: UMJ
Panduan praktis klinis
Jogi, R.Basic Opthalmology.New Delhi: Jaypee
Universitas Udayana.2017.Buku Panduan Belajar Koas ILMU KESEHATAN
MATA.Bali: Univeristas Udayana.
UI. Ilmu Penyakit Mata.Jakarta: FK UI.

3. Jenis/ kelompok Astigmatisme ditambah contoh kasus.


file:///D:/kuliah/buku%20oftalmologi/BO14.pdf 2020
Tipe :
- Reguler  kornea rata dari sisi ke sisi (meridian horizontal) ,
melengkung atas bawah (meridian vertical)
 Simple
 Compound
 Mixed
o According to the rule : meridian vertical lebih melengkung
(kornea normal)
Kornea seperti bola football di tanah.
Lebih banyak power plus pada meridian 90 (axis 180)
Kekuatan miopi lebih banyak di vertical meridian
Koreksi :
+ cyl power pada meridian 180 (axis 90)
-cyl power pada meridian 90 (axis 180)
Contoh : -3.0D cyl x 180
o Against the rule : horizontal meridian lebih melengkung
(setelah operasi katarak)
Kornea seperti bola football berdiri
Lebih banyak power plus pada meridian 180 (axis 90)
Koreksi :
+ cyl power pada meridian 90 (axis 180)
-cyl power pada meridian 180 (axis 90)
Contoh : -3.0D cyl x 90
- Iregular  permukaan kornea tidak teratur. Tidak dapat dikoreksi
secara memadai oleh lensa (penyembuhan ulkus kornea).
Penggunaan kontak lensa dapat digunakan. Keratoplasti dapat
dilakukan sebagai upaya terakhir.
- Berdasarkan orientasi meridian
o Oblique
Axis tidak diantara 90 atau 180
Range axis berkisar antara 120, -150 & 60, -30
Cth : -3.0 D Cyl x45
o Bioblique
Meridian tidak tegak lurus
Cth : -3.0 D cyl x 90 / -2 D cyl x 110

Untuk mengukur astigmatisme :

Contoh
 +3.0 -2.0 x 80
Cyl : +1.0 +2.0 x 170
+ & +  compound hyperopia
 +1.0 -4.0 x 80
Cyl : -3 +4 x 170
+ &  mixed astigmatism
Sumber :
- Aao.org.2020. Astigmatic Refractive Error: Types of Astigmatism.
Basic optics, chapter 14. [online] available at:
https://www.aao.org/Assets/3d714124-a292-4e27-b12f-
c762885ce9f5/637151349599870000/bo14-pdf?inline=1
- knowyoureyes.2016.Astigmatism.[online] available at:
https://www.slideshare.net/helleravinas/astigmatism-56625998
- Jogi, R.Basic Opthalmology.New Delhi: Jaypee
4. Penulisan resep untuk kasus kelainan refraksi mata.

Anda mungkin juga menyukai