Anda di halaman 1dari 8

2018

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PERKOPERASIAN INDONESIA

RANCANGAN SKEMA SERTIFIKASI


KOMPETENSI KONSULTAN PENDAMPING
UMKM JUNIOR
Skema Sertifikasi Profesi Kompetensi Konsultan Pendamping UMKM Junior mengacu pada
SKKNI Bidang Pendamping UMKM (SK Menaker Nomor 181 Tahun 2017), dan Kualifikasi Kerja
Nasional Indonesia (KKNI) Bidang Pendamping UMKM (Peraturan Menteri Koperasi dan UKM
Nomor 4 Tahun 2018)

Ditetapkan Tanggal April 2018 Disahkan Oleh


Oleh:

Akhmad Junaidi Prijadi Atmadja


Ketua Komite Skema Sertifikasi Profesi Kepala LSP Perkoperasian Indonesia
Bidang Pendamping UMKM

KODE SKEMA : SSK.01.01/LSPPI/PEN/IV/2018


STATUS DOKUMEN : TERKENDALI
Skema Sertifikasi Kompetensi Profesi Konsultan Pendamping UMKM Junior

1. LATAR BELAKANG
1.1. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan mayoritas (99,99%)
pelaku usaha nasional, dan penampung mayoritas (sekitar 90 %) penyerapan
tenaga kerja nasional. Karenanya peningkatan kemampuan UMKM melakukan
inovasi dan memanfaatkan peluang usaha yang tersedia serta penciptaan
kesempatan asaha bagi UMKM merupa salah satu agenda utama
pembangunan.
1.2. Guna lebih memastikan upaya peningkatan kemampuan UMKM dalam
melakukan inovasi, kewirausahaan UMKM dan memanfaatkan kesempatan
yang tersedia maka diperlukan pendampingan UMKM. Pendampingan menurut
SKKNI Bidang Pendamping UMKM adalah proses peningktan kualitas dan daya
saing kelembagaan dan usaha UMKM yang dilakukan oleh lembaga
pendamping UMKM dan pendamping perorangan. Dalam mendukungan
perkembangan UMKM, pendamping memiliki beberapa fungsi, yaitu : 1) fungsi
operasional seperti peningkatan kapasitas UMKM dalam mengelola usaha,
fasilitasi akses terhadap sumberdaya produktif, penyuluhan dan motivasi, dan
advokasi, 2) fungsi rujukan dalam rangka koordinasi, kerjasama maupun
adopsi hal baru dan 3) fungsi administratif seperti pendataan, identifikasi
permasalahan, perencanaan, monev dan pelaporan. ,
1.3. Dalam rangka mendukung dan memperkuat kemampuan dan peran
pendamping UMKM maka perlu dibangun sistem pengembangan Sumberv
daya manusia pendamping UMKM secara terintegrasi dan berkelanjutan,
diantaranya dengan sistem sertifikasi profesi kompetensi pendamping UMKM.

2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTFIKASI

2.1. Bidang Pendamping UMKM


2.2. Lingkup Penggunaan: Pendamping UMKM dengan kemungkinan jabatan
Pendamping UMKM muda, konsultan pendamping UMKM Junior atau jabatan
lain yang setara..

3. TUJUANSERTIFIKASI
3.1. Memastikan dan memelihara kompetensi para pendamping UMKMdan
sejenisnya,
3.2. Sebagai acuan dalam melakukan sertifikasi oleh LSP Perkoperasian Indonesia
dan Asesor Kompetensi.

4. ACUAN NORMATIF
4.1. Undang-undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan
4.2. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional
Sertifikasi Profesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4408);
LSP PERKOPERASIAN INDONESIA Page 1
Skema Sertifikasi Kompetensi Profesi Konsultan Pendamping UMKM Junior

4.4. Keputusan Menteri Ketenaga Kerjaan RI No 161 Tahun 2015 Tentang


Penetapan SKKNI Kategori Pendidikan, Golongan Pokok Jasa Pendidikan
Bidang Standarisasi, Pelatihan, dan Sertifikasi
4.5. Keputusan Menteri Ketenaga Kerjaan RI No 181 Tahun 2017 Tanggal 19 Juni
2017 Tentang Penetapan SKKNI Kategori Aktifitas Profesional, Ilmiah, dan
Teknis Golongan Pokok Aktifitas Kantor Pusat Dan Konsultasi Manajemen
Bidang Pendamping Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
4.6. Peraturan menteri Koperasi dan UKM Nomor 4 Tahun 2018 Tentang Kualifikasi
Kerja Nasional Indonesia Bingan Pendamping UMKM.
4.7. Pedoman BNSP 201 Versi 2014 Tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian
Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi
4.8. Pedoman BNSP 202 Versi 2014 – Pedoman Penyiapan dan Lisensi Lembaga
Sertifikasi Profesi
.

5. KEMASAN/PAKET KOMPETENSI
5.1. Jenis Kemasan : KKNI
5.2. Rincian Unit Kompetensi :
Kemasan unit kompetensi Konsultan Pendamping Pendamping UMKM Junior
adalah sebanyak 8 unit kompetensi, yang terdiri atas 4 Unit kompetensi Inti
dan 4 Unit Kompetensi Pilihan.

5.2.1. Unit Kompetensi Inti

Persyaratan
No. Kode Unit Judul Unit
Kompetensi
Melakukan Identifikasi
1 M.70PEN00.008.1 Permasalahan dan Analisis Tidak ada
Kebutuhan UMKM
Membuat Rencana
2 M.70PEN00.009.1 M.70PEN00.008.1
Pendampingan UMKM
Membuat Laporan Penilaian
3 M.70PEN00.032.1 Tidak ada
Hasil Pendampingan UMKM
Melaksanakan Pelatihan Tatap
4 P.854900.017.01 Tidak ada
Muka (Face To Face)*

5.2.2. Unit Kompetensi Pilihan


Unit pilihan sebanyak 4unit Kompetensi, terdiri atas :
2 unit kompetensi Pilihan dari Kelompok A, dan 2 Unit Kompetensi Pilihan dari
Kelompok B.

LSP PERKOPERASIAN INDONESIA Page 2


Skema Sertifikasi Kompetensi Profesi Konsultan Pendamping UMKM Junior

a. Unit Kompetensi Pilihan Kelompok A


Persyaratan
No. Kode Unit Judul Unit
Kompetensi
Melakukan Pendampingan
1 M.70PEN00.011.1 Pengurusan Kelembagaan dan Tidak ada
Perizinan Usaha
Melakukan Pendampingan
2 Pemenuhan Persyaratan dan
M.70PEN00.014.1 Tidak ada
PenerapanStandar Nasional
Indonesia (SNI)
Melakukan Pendampingan
3 M.70PEN00.016.1 Pengurusan Izin Edar Produk Tidak ada
UMKM
Melakukan Pendampingan
4 M.70PEN00.017.1 Pengurusan Sertifikat Halal Tidak Ada
Produk
Melakukan Pendampingan
5 Penerapan Manajemen Dasar
M.70PEN00.019.1 Tidak Ada
Pengelolaan Usaha Mikro dan
Kecil (UMK)
6 Melakukan Pendampingan
M.70PEN00.021.1 Penyusunan Rencana Usaha Tidak Ada
(Business Planning)
7 Melakukan Pendampingan Akses
M.70PEN00.022.1 Tidak Ada
Kemitraan

b. Unit Kompetensi Pilihan Kelompok B


Persyaratan
No. Kode Unit Judul Unit
Kompetensi
Melakukan Pendampingan
1. M.70PEN00.023.1 Pembuatan Profil Perusahaan Tidak ada
(Company Profile)
Melakukan Pendampingan
2. M.70PEN00.024.1 Akses Pasar Produk UMKM Tidak ada
Melalui SitusOnline
Melakukan Pendampingan
3. M.70PEN00.026.1 Penyusunan Laporan Tidak ada
Keuangan
Melakukan Pendampingan
4. M.70PEN00.027.1 Tidak ada
Pembuatan Laporan Pajak

LSP PERKOPERASIAN INDONESIA Page 3


Skema Sertifikasi Kompetensi Profesi Konsultan Pendamping UMKM Junior

Persyaratan
No. Kode Unit Judul Unit
Kompetensi
Melakukan Pendampingan
5. M.70PEN00.028.1 Penyusunan Studi Kelayakan Tidak ada
Usaha
Melakukan Pendampingan
6. M.70PEN00.029.1 Tidak ada
Akses Pembiayaan Usaha
Melakukan Pendampingan
7. M.70PEN00.031.1 Restrukturisasi Tidak ada
Kredit/Pembiayaan

6. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTFIKASI


6.1. Minimal pendidikan SLA dan
6.2. Memiiliki sertifikat kompetensi Asisten Konsultan Pendamping UMKM dan paska masa
sertifikat asisten konsultan pendamping UMKM minimal satu (1) tahun.
[atau]
6.3. Memiliki Sertifikat Pelatihan Berbasis Kompetensi Tentang Konsultan Pendamping
UMKM Junior.

7. HAK PEMOHON SETIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTFIKAT


7.1. Hak Pemohon Sertifikasi
a. Hak bertanya berkaitan dengan persyaratan dan procedure uji kompetensi

7.2. Hak Peserta Sertifikasi


a. Mendapatkan hak bertanya berkaitan dengan kompetensi yang diuji
b. Hak banding bila keputusan hasil uji kompetensi tidak sesuai dengan ketentuan
bukti
c. Memperoleh sertifikat sesuai hasil uji kompetensi
d. Hak untuk uji kompetensi ulang
e. Peserta yang dinyatakan kompeten diberikan sertifikat kompetensi
f. Menggunakan sertifikat kompetensi yang dimiliki untuk keperluan pekerjaannya

7.3. Kwajiban Pemegang Sertifikat


a. Mematuhi ketentuan yang relevan dalam skema sertifikasi;
b. Membuat pernyataan bahwa sertifikasi yang diterima hanya untuk ruang lingkup
sertifikasi yang telah diberikan;
c. Tidak menggunakan sertifikasi yang dapat mencemarkan LSP, dan tidak membuat
pernyataan terkait sertifikasi yang oleh LSP dianggap menyesatkan atau tidak
dapat dipertanggungjawabkan;
d. Menghentikan penggunaan semua pengakuan atas sertifikasi yang merujuk pada
LSP atau sertifikasi LSP apabila sertifikat dibekukan atau dicabut, dan
mengembalikan sertifikat yang diterbitkan LSP
e. Mematuhi program uji petik (surveilance) yang ditetapkan LSP.

LSP PERKOPERASIAN INDONESIA Page 4


Skema Sertifikasi Kompetensi Profesi Konsultan Pendamping UMKM Junior

8. BIAYA SERTIFIKASI
8.1. Biaya sertifikasi adalah sebesar Rp 1 250 000 (Satu juta Dua Ratus Lima Puluh Ribu
Rupiah).

9. PROSES SERTIFIKASI
9.1. Persyaratan Pendaftaran
9.1.1. Pemohon memahami proses Asesmen untuk skema ini yang mencakup
persyaratan dan ruang lingkup sertifikasi, penjelasan proses penilaian, hak
pemohon, biaya sertifikasi dan kewajiban pemegang sertifikat
9.1.2. Pemohon mengisi formulir Permohonan Sertifikasi (APL 01) DAN dilengkapi
dengan bukti-bukti pendukung
9.1.3. Pemohon telah memenuhi persyaratan dasar sertifikasi yang telah ditetapkan
9.1.4. Pemohon menyatakan setuju untuk memenuhi persyaratan sertifikasi dan
memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk penilaian
9.1.5. LSP menelaah berkas pendaftaran untuk konfirmasi bahwa pemohon sertifikasi
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.
.
9.2. Proses Asesmen
9.2.1. Asesmen direncanakan dan disusun secara terjamin bahwa asesmen dilakukan
secara objektif dan sistematis dengan bukti-bukti yang terdokumentasi
9.2.2. Tolak ukur (benchmark) yang relevan untuk Metoda Asesmen dan Alat
Asesmen (Assessment tools) yang dipilih untuk skema ini diinterpretasikan
untuk mengkonfirmasikan bukti yang akan dikumpulkan dan bagaimana bukti
tersebut akan dikumpulkan
9.2.3. Rincian mengenai rencana asesmen dan proses asesmen dijelaskan, dibahas
dan diklarifikasi dengan Peserta sertifikasi
9.2.4. Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti diterapkan sesuai dengan
persyaratan dasar peserta untuk mengumpulkan bukti yang berkualitas
9.2.5. Bukti yang dikumpulkan PADA ASESMEN MANDIRI (APL 02) DAN
KELENGKAPAN PORTOFOLIO diperiksa dan dievaluasi untuk memastikan bahwa
bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan
kompetensi telah memenuhi aturan bukti VATM
9.2.6. Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti valid, akurat, terkini
dan memadai (VATM) direkomendasikan Kompeten dan yang belum memenuhi
aturan bukti VATM direkomendasikan untuk mengikuti proses lanjut ke proses
uji kompetensi

9.3. Proses Uji Kompetensi


9.3.1. Uji kompetensi dirancang untuk menilai kompetensi secara praktek, tertulis,
lisan, yang andal dan objektif, serta berdasarkan dan konsisten dengan skema
sertifikasi.
9.3.2. Peralatan teknis yang digunakan dalam proses pengujian Skema Sertifikasi
diverifikasi atau dikalibrasi secara tepat
9.3.3. Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti diterapkan sesuai dengan
persyaratan dasar peserta untuk mengumpulkan bukti yang berkualitas
9.3.4. Bukti yang dikumpulkan diperiksa dan dievaluasi untuk memastikan bahwa bukti
tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan
kompetensi telah memenuhi aturan bukti (VATM )

LSP PERKOPERASIAN INDONESIA Page 5


Skema Sertifikasi Kompetensi Profesi Konsultan Pendamping UMKM Junior

9.3.5. Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti VATM
direkomendasikan “Kompeten” dan yang belum memenuhi aturan bukti VATM
direkomendasikan “Belum Kompeten”
9.3.6. Umur sertifikat3 (tiga) Tahun

9.4. Keputusan Sertifikasi


9.4.1. LSP Perkoperasian Indonesia menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan
selama proses sertifikasi telah mencukupi untuk :
a. Mengambil keputusan
b. Melakukan penelusuran apabila terjadi banding atau keluhan
9.4.2. LSP Perkoperasian Indonesia membatasi hasil keputusan sertifikasi sesuai
dengan persyaratan skema sertifikasi;
9.4.3. Keputusan sertifikasi dilakukan oleh LSP Perkoperasian Indonesia
berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh personil LSP Perkoperasian
Indonesia selama proses sertifikasi berlangsung;
9.4.4. Sertifikat Kompetensi diberikan apabila seluruh persyaratan sertifikasi dipenuhi;
9.4.5. Format Sertifikat Kompetensi yang dikeluarkan oleh LSP Perkoperasian
Indonesia berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh BNSP.

9.5. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat


9.5.1. LSP Perkoperasian Indonesiamempunyai kebijakan dan prosedur yang
terdokumentasi untuk pembekuan dan pencabutan sertifikat;
9.5.2. LSP Perkoperasian Indonesiamembuat perjanjian yang mengikat dengan
pemegang sertifikat kompetensi untuk memastikan bahwa setelah pencabutan
sertifikat, pemegang sertfikat tidak diperkenankan menggunakan sertifikatnya
sebagai bahan rujukan untuk kegiatan yang dilakukannya.

9.6. Pemeliharaan Sertifikasi


9.6.1. LSP Perkoperasian Indonesiamempunyai kebijakan dan prosedur tentang
pemeliharaan sertifikat;
9.6.2. LSP Perkoperasian Indonesiamelakukan survailance kepada pemegang sertifikat
minimum setahun sekali selama masa berlakunya sertifikat kompetensi.

9.7. Proses Sertifikasi Ulang


9.7.1. Sertifikasi kompetensi berlaku selama 3 (tiga) tahun. Sertifikasi ulang
dilaksanakan setelah 3 (itga) tahun memegang sertifikat, terhitung sejak
tanggal terbitnya sertifikat kompetensi.
9.7.2. LSP Perkoperasian Indonesia menetapkan kebijakan dan prosedur untuk proses
sertifikasi ulang;
9.7.3. LSP Perkoperasian Indonesia menjamin bahwa selama proses sertifikasi ulang,
kompetensi pemegang sertifikat masih terpelihara dan memenuhi persyaratan
skema sertifikasi
9.7.4. SertifikasiulangyangditetapkanLSPdisesuaikan dengan persyaratan yang telah
ditentukan dalam skema sertifikasi.
9.7.5. Metode asesmen yang digunakan antara lain :
a. Rekaman kegiatan asesmen
b. Portofolio
c. Konfirmasi keberlangsungan pekerjaan yang memuaskan

LSP PERKOPERASIAN INDONESIA Page 6


Skema Sertifikasi Kompetensi Profesi Konsultan Pendamping UMKM Junior

9.7.6. Sertifikasi ulang melalui tahapan proses uji kompetensi dilaksanakan kepada
pemohon apabila selama memegang sertifikat kompetensi tersebut tidak
menunjukkan bukti kompetensi terkini, atau pemohon sudah tidak mempunyai
kompetensi sesuai dengan ruang lingkup bidang sertifikat kompetensinya. Biaya
uji kompetensi yang dikenakan sesuai dengan proses uji kompetensi yang
standar
9.7.7. Sertifikasi ulang melalui portofolio dilaksanakan kepada pemohon apabila
selama memegang sertifikat kompetensi dapat menunjukkan bukti kompetensi
terkininya. Biaya yang dikenakan hanya biaya administrasi pendaftaran dan
penerbitan sertifikat

9.8. Penggunaan Sertifikat


9.8.1. Ketentuan tentang penggunaan sertifikat oleh pemegang sertfikat :
a. Mematuhi ketentuan yang relevan dalam skema sertifikasi;
b. Membuat pernyataan bahwa sertifikasi yang diterima hanya untuk ruang
lingkup sertifikasi yang telah diberikan;
c. Tidak menggunakan sertifikasi yang dapat mencemarkan LSP, dan tidak
membuat pernyataan terkait sertifikasi yang oleh LSP dianggap
menyesatkan atau tidak dapat dipertanggungjawabkan;
d. Menghentikan penggunaan semua pengakuan atas sertifikasi yang merujuk
pada LSP atau sertifikasi LSP apabila sertifikat dibekukan atau dicabut, dan
mengembalikan sertifikat yang diterbitkan LSP
e. Mematuhi program uji petik (surveilance) yang ditetapkan LSP.
9.8.2. LSP Perkoperasian Indonesia menetapkan prosedur tentang tindakan perbaikan
dalam hal penyalahgunaan sertifikat.

9.9. Banding
9.9.1. LSP Perkoperasian Indonesia menetapkan prosedur untuk
menerima,melakukan kajian,dan membuat keputusan terhadap banding;
9.9.2. Permohonan banding dapat dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari
setelah keputusan sertifikasi.
9.9.3. LSP Perkoperasian Indonesia membuat kebijakan dan prosedur yang menjamin
bahwa semua banding ditangan isecara konstruktif, tidak berpihak,dan tepat
waktu;
9.9.4. LSP Perkoperasian Indonesia bertanggung jawab atas semua keputusan di
semua tingkat proses penanganan banding. LSP Perkoperasian Indonesia
menjamin bahwa personil yang terlibat dalam pengambilan keputusan proses
penanganan banding berbeda dari mereka yang terlibat dalam keputusan yang
menyebabkan banding;
9.9.5. LSP Perkoperasian Indonesia menerima banding,dan memberikan laporan
kemajuan serta hasil penanganannya kepada pemohon banding;
9.9.6. LSP Perkoperasian Indonesia memberitahukan secara resmi kepada pemohon
banding pada akhir proses penanganan banding

---------------------------

LSP PERKOPERASIAN INDONESIA Page 7

Anda mungkin juga menyukai