1. LATAR BELAKANG
1.1. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan mayoritas (99,99%)
pelaku usaha nasional, dan penampung mayoritas (sekitar 90 %) penyerapan
tenaga kerja nasional. Karenanya peningkatan kemampuan UMKM melakukan
inovasi dan memanfaatkan peluang usaha yang tersedia serta penciptaan
kesempatan asaha bagi UMKM merupa salah satu agenda utama
pembangunan.
1.2. Guna lebih memastikan upaya peningkatan kemampuan UMKM dalam
melakukan inovasi, kewirausahaan UMKM dan memanfaatkan kesempatan
yang tersedia maka diperlukan pendampingan UMKM. Pendampingan menurut
SKKNI Bidang Pendamping UMKM adalah proses peningktan kualitas dan daya
saing kelembagaan dan usaha UMKM yang dilakukan oleh lembaga
pendamping UMKM dan pendamping perorangan. Dalam mendukungan
perkembangan UMKM, pendamping memiliki beberapa fungsi, yaitu : 1) fungsi
operasional seperti peningkatan kapasitas UMKM dalam mengelola usaha,
fasilitasi akses terhadap sumberdaya produktif, penyuluhan dan motivasi, dan
advokasi, 2) fungsi rujukan dalam rangka koordinasi, kerjasama maupun
adopsi hal baru dan 3) fungsi administratif seperti pendataan, identifikasi
permasalahan, perencanaan, monev dan pelaporan. ,
1.3. Dalam rangka mendukung dan memperkuat kemampuan dan peran
pendamping UMKM maka perlu dibangun sistem pengembangan Sumberv
daya manusia pendamping UMKM secara terintegrasi dan berkelanjutan,
diantaranya dengan sistem sertifikasi profesi kompetensi pendamping UMKM.
3. TUJUANSERTIFIKASI
3.1. Memastikan dan memelihara kompetensi para pendamping UMKMdan
sejenisnya,
3.2. Sebagai acuan dalam melakukan sertifikasi oleh LSP Perkoperasian Indonesia
dan Asesor Kompetensi.
4. ACUAN NORMATIF
4.1. Undang-undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan
4.2. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional
Sertifikasi Profesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4408);
LSP PERKOPERASIAN INDONESIA Page 1
Skema Sertifikasi Kompetensi Profesi Konsultan Pendamping UMKM Junior
5. KEMASAN/PAKET KOMPETENSI
5.1. Jenis Kemasan : KKNI
5.2. Rincian Unit Kompetensi :
Kemasan unit kompetensi Konsultan Pendamping Pendamping UMKM Junior
adalah sebanyak 8 unit kompetensi, yang terdiri atas 4 Unit kompetensi Inti
dan 4 Unit Kompetensi Pilihan.
Persyaratan
No. Kode Unit Judul Unit
Kompetensi
Melakukan Identifikasi
1 M.70PEN00.008.1 Permasalahan dan Analisis Tidak ada
Kebutuhan UMKM
Membuat Rencana
2 M.70PEN00.009.1 M.70PEN00.008.1
Pendampingan UMKM
Membuat Laporan Penilaian
3 M.70PEN00.032.1 Tidak ada
Hasil Pendampingan UMKM
Melaksanakan Pelatihan Tatap
4 P.854900.017.01 Tidak ada
Muka (Face To Face)*
Persyaratan
No. Kode Unit Judul Unit
Kompetensi
Melakukan Pendampingan
5. M.70PEN00.028.1 Penyusunan Studi Kelayakan Tidak ada
Usaha
Melakukan Pendampingan
6. M.70PEN00.029.1 Tidak ada
Akses Pembiayaan Usaha
Melakukan Pendampingan
7. M.70PEN00.031.1 Restrukturisasi Tidak ada
Kredit/Pembiayaan
8. BIAYA SERTIFIKASI
8.1. Biaya sertifikasi adalah sebesar Rp 1 250 000 (Satu juta Dua Ratus Lima Puluh Ribu
Rupiah).
9. PROSES SERTIFIKASI
9.1. Persyaratan Pendaftaran
9.1.1. Pemohon memahami proses Asesmen untuk skema ini yang mencakup
persyaratan dan ruang lingkup sertifikasi, penjelasan proses penilaian, hak
pemohon, biaya sertifikasi dan kewajiban pemegang sertifikat
9.1.2. Pemohon mengisi formulir Permohonan Sertifikasi (APL 01) DAN dilengkapi
dengan bukti-bukti pendukung
9.1.3. Pemohon telah memenuhi persyaratan dasar sertifikasi yang telah ditetapkan
9.1.4. Pemohon menyatakan setuju untuk memenuhi persyaratan sertifikasi dan
memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk penilaian
9.1.5. LSP menelaah berkas pendaftaran untuk konfirmasi bahwa pemohon sertifikasi
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.
.
9.2. Proses Asesmen
9.2.1. Asesmen direncanakan dan disusun secara terjamin bahwa asesmen dilakukan
secara objektif dan sistematis dengan bukti-bukti yang terdokumentasi
9.2.2. Tolak ukur (benchmark) yang relevan untuk Metoda Asesmen dan Alat
Asesmen (Assessment tools) yang dipilih untuk skema ini diinterpretasikan
untuk mengkonfirmasikan bukti yang akan dikumpulkan dan bagaimana bukti
tersebut akan dikumpulkan
9.2.3. Rincian mengenai rencana asesmen dan proses asesmen dijelaskan, dibahas
dan diklarifikasi dengan Peserta sertifikasi
9.2.4. Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti diterapkan sesuai dengan
persyaratan dasar peserta untuk mengumpulkan bukti yang berkualitas
9.2.5. Bukti yang dikumpulkan PADA ASESMEN MANDIRI (APL 02) DAN
KELENGKAPAN PORTOFOLIO diperiksa dan dievaluasi untuk memastikan bahwa
bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan
kompetensi telah memenuhi aturan bukti VATM
9.2.6. Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti valid, akurat, terkini
dan memadai (VATM) direkomendasikan Kompeten dan yang belum memenuhi
aturan bukti VATM direkomendasikan untuk mengikuti proses lanjut ke proses
uji kompetensi
9.3.5. Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti VATM
direkomendasikan “Kompeten” dan yang belum memenuhi aturan bukti VATM
direkomendasikan “Belum Kompeten”
9.3.6. Umur sertifikat3 (tiga) Tahun
9.7.6. Sertifikasi ulang melalui tahapan proses uji kompetensi dilaksanakan kepada
pemohon apabila selama memegang sertifikat kompetensi tersebut tidak
menunjukkan bukti kompetensi terkini, atau pemohon sudah tidak mempunyai
kompetensi sesuai dengan ruang lingkup bidang sertifikat kompetensinya. Biaya
uji kompetensi yang dikenakan sesuai dengan proses uji kompetensi yang
standar
9.7.7. Sertifikasi ulang melalui portofolio dilaksanakan kepada pemohon apabila
selama memegang sertifikat kompetensi dapat menunjukkan bukti kompetensi
terkininya. Biaya yang dikenakan hanya biaya administrasi pendaftaran dan
penerbitan sertifikat
9.9. Banding
9.9.1. LSP Perkoperasian Indonesia menetapkan prosedur untuk
menerima,melakukan kajian,dan membuat keputusan terhadap banding;
9.9.2. Permohonan banding dapat dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari
setelah keputusan sertifikasi.
9.9.3. LSP Perkoperasian Indonesia membuat kebijakan dan prosedur yang menjamin
bahwa semua banding ditangan isecara konstruktif, tidak berpihak,dan tepat
waktu;
9.9.4. LSP Perkoperasian Indonesia bertanggung jawab atas semua keputusan di
semua tingkat proses penanganan banding. LSP Perkoperasian Indonesia
menjamin bahwa personil yang terlibat dalam pengambilan keputusan proses
penanganan banding berbeda dari mereka yang terlibat dalam keputusan yang
menyebabkan banding;
9.9.5. LSP Perkoperasian Indonesia menerima banding,dan memberikan laporan
kemajuan serta hasil penanganannya kepada pemohon banding;
9.9.6. LSP Perkoperasian Indonesia memberitahukan secara resmi kepada pemohon
banding pada akhir proses penanganan banding
---------------------------