Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

MATA KULIAH IMS, PMS dan HIV

Kelompok 1 :

1.

Diana Rizka Kusumawati 20220038P

2.

Elfa Rianti 20220015P

3.

Paulina DEL 20220026P

4.

Yeni Rahmadiani 20220024P

5.

Hendrek Miko Lenzu 20220031P

6.

Yuni Triono 20220009P

7.

Saripudin 18220015

PROGRAM STUDI KESEHATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DEHASEN

BENGKULU

2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya sehingga Makalah Penyakit Menular Seksual (PMS) ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak
lupa

shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya,

sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan

makalah Penyakit Menular Seksual (PMS) ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber

bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan
menjadi

bahan makalah.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta

bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami

menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah Penyakit Menular Seksual (PMS) ini

sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah

ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena

kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita

sebagai manusia. Semoga makalah Penyakit Menular Seksual (PMS) ini dapat bermanfaat bagi kita

semuanya.

Indonesia, Oktober 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit menular seksual (PMS), adalah infeksi yang umumnya menyebar melalui aktivitas

seksual, terutama hubungan seks melalui vagina, seks anal, dan seks oral. Biasanya, pada awalnya
PMS

tidak menimbulkan gejala. Istilah PMS semakin banyak digunakan, karena memiliki cakupan pada

orang yang mungkin terinfeksi dan menginfeksi orang lain dengan tanda-tanda kemunculan
penyakit.

PMS juga dapat ditularkan melalui jarum suntik, kelahiran, dan menyusui. Infeksi PMS telah
diketahui

selama ratusan tahun lamanya.

Penting untuk diperhatikan bahwa kontak seksual tidak hanya hubungan seksual melalui alat

kelamin. Sebetulnya, tidak ada kontak seksual yang dapat benar-benar disebut sebagai “seks aman”.

Satu-satunya yang betul-betul “seks aman” adalah abstinensi. Hubungan seks dalam konteks
hubungan

monogami di mana kedua individu bebas dari PMS juga dianggap “aman”. Kebanyakan orang

menganggap berciuman sebagai aktivitas yang aman. S tikaynep-tikaynep nad ‫ﻭ‬sepreh ,silifis
,ayngnaya

lain dapat menular lewat aktivitas yang nampaknya tidak berbahaya. Semua bentuk lain kontak
seksual

juga berisiko.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah

ini adalah sebagai berikut:

1.

Apa pengertian penyakit menular seksual (PMS)?

2.

Apa saja jenis-jenis penyakit menular seksual (PMS)?


3.

Apa dampak penyakit menular seksual (PMS)?

4.

Bagaimana upaya penanggulangan penyakit menular seksual (PMS)?

5.

Apa saja faktor penghambat proses pencegahan penyakit menular seksual (PMS)?

BAB II

PEMBAHASAN

A.

Pengertian Penyakit Menular Seksual (PMS)

Penyakit menular seksual atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang

ke orang yang lain melalui kontak seksual. Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun, bahkan

PMS yang mudah diobati seperti gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai antibiotik

generasi lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yang

disebabkan oleh virus, belum dapat disembuhkan.

Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak mengenakkan, sementara yang lainnya bahkan dapat

mematikan. Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis, dan bahkan gonore seluruhnya sudah

pernah dikenal sebagai penyebab kematian. Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi

seperti Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker servi .nalimahek isakilpmok iagabreb nad ‫ﻭ‬sk

Sehingga, pendidikan mengenai penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting untuk

dilakukan.

B.

Jenis-jenis Penyakit Menular Seksual (PMS)

1.

Klamidia

Klamidia adalah PMS yang sangat berbahaya dan biasanya tidak menunjukkan gejala; 75%
dari perempuan dan 25% dari pria yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala sama sekali.

2.

Gonore

Gonore adalah salah satu PMS yang sering dilaporkan, 40% penderita akan mengalami

Penyakit Radang Panggul (PRP) jika tidak diobati, dan hal tersebut dapat menyebabkan

kemandulan.

3.

Hepatitis B

Vaksin pencegahan untuk penyakit Hepatitis B sudah ada, tapi sekali terkena penyakit ini

tidak dapat disembuhkan, dapat menyebabkan kanker hati.

4.

Herpes

Gejala penyakit herpes yaitu terasa nyeri dan dapat hilang timbul; dapat diobati untuk

mengurangi gejala.

5.

HIV/AIDS

HIV/AIDS dikenal pertama kali pada tahun 1984, AIDS adalah penyebab kematian ke enam

pada laki-laki dan perempuan muda. Virus ini fatal dan menimbulkan rasa sakit yang cukup

lama sebelum kemudian meninggal.

6.

Human Papilloma Virus (HPV) dan Kutil kelamin

Human Papilloma Virus (HPV) dan kutil kelamin adalah PMS yang paling sering menyerang,

33% dari perempuan memiliki virus ini, yang dapat menyebabkan kanker serviks dan penis

serta nyeri pada kelamin.

7.

Sifilis
Sifilis jika tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan otak dan hati yang serius

8.

Trikomoniasis

Trikomoniasis dapat menyebabkan keputihan yang berbusa atau tidak ada gejala sama sekali.

Pada perempuan hamil dapat menyebabkan kelahiran prematur.

C.

Dampak Penyakit Menular Seksual (PMS)

Perempuan di bawah usia 16 tahun yang pernah melakukan hubungan seks bebas akan

beresiko tinggi terkena kanker serviks, beresiko tertular penyakit menular seksual (PMS),

mengalami Penyakit Radang Panggul (PRP) yang bisa menyebabkan kemandulan. Terjadinya

KTD (Kehamilan yang Tidak Diinginkan) hingga tindakan aborsi yang dapat menyebabkan

gangguan kesuburan, kanker rahim, cacat permanen, bahkan berujung pada kematian.

Dampak psikologis yang sering kali terlupakan ketika terkena PMS adalah akan selalu

muncul rasa bersalah, marah, sedih, menyesal, malu, kesepian, tidak punya bantuan, bingung,

stres, benci pada diri sendiri, benci pada orang yang terlibat, takut tidak jelas, insomnia (sulit

tidur), kehilangan percaya diri, gangguan makan, kehilangan konsentrasi, depresi, berduka, tidak

bisa memaafkan diri sendiri, mimpi buruk, merasa hampa, halusinasi, sulit mempertahankan

hubungan/komunikasi dengan sesama. Seorang remaja akan semakin nekat atau membangkang

dan tidak patuh lagi pada orang tua, terlibat konfrontasi dengan sanak saudara lainnya,

melemahkan perekonomian, produktivitas menurun, kondisi fisik dan mental yang menurun

karena takut akan hukuman Tuhan.

D.

Penanggulangan Penyakit Menular Seksual (PMS)

1.

Penanggulangan PMS terhadap Diri Sendiri

Beberapa cara yang bisa dilakukan dalam rangka pencegahan penyakit menular seksual
adalah:

Bersikap Setia dengan PasanganYang menjadi penyebab dari PMS adalah karena

berganti-ganti pasangan. Berganti-ganti pasangan merupakan salah satu tren yang

saat ini sudah mewabah di masyarakat kota besar. Pemikiran-pemikiran seperti itulah

yang mendorong seseorang untuk terjun pada dunia hitam bernama pergaulan bebas.

Pencegahan PMS adalah dengan menghindari pergaulan bebas dan bersikap setia

dengan pasangan sah atau halal. Ingatlah akan dampak yang akan diterima ketika

keinginan untuk melakukan penyimpangan tersebut ada. Dengan cara bersikap setia

pada pasangan merupakan salah satu antisipasi agar banyak orang yang terhindar dari

PMS. Lakukan Pemeriksaan Kesehatan. Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin bila

termasuk aktif secara seksual dan terindikasi melakukan hubungan seks tidak aman.

Perkuat Sistem Kekebalan Tubuh

Perkuat sistem kekebalan tubuh dengan gaya hidup sehat, konsumsi sayur-sayuran

dan buah-buahan tinggi vitamin C/D/E, rutin berolahraga, dan pola hidup yang teratur

Memastikan Jarum Suntik yang Kita Pakai Steril

Pencegahan PMS yang berikutnya adalah dengan cara memastikan jarum suntik yang

kita pakai steril dan tidak pernah dipakai oleh orang yang mengidap PMS. Selain

tertular lewat hubungan seksual, PMS juga ditularkan melalui jarum suntik yang habis

dipakai oleh pengidap PMS. Sebagai pasien, kita berhak bertanya kepada dokter

apakah jarum suntik yang dipakai steril. Jangan segan-segan untuk meminta jarum

suntik yang steril karena hal tersebut adalah hak kita sebagai pasien.

Menjaga Kesehatan Organ Intim


Pencegahan penyakit menular seksual berikutnya adalah berusaha untuk tetap

membersihkan organ intim dan menjaga kesehatannya. Kadang-kadang kita mungkin

sering sembrono dengan membiarkan begitu saja atau dibersihkan ala kadarnya atas

organ intim kita. Padahal tentunya organ intim membutuhkan penanganan dan

perawatan khusus. Ada ungkapan yang menyatakan bahwa mencegah lebih baik

daripada mengobati. Itu sebabnya pencegahan PMS merupakan langkah yang paling

tepat daripada mengobati. Pencegahan artinya waspada sedangkan mengobati berarti

memperbaiki sesuatu yang sudah rusak.

2.

Pencegahan PMS terhadap Keluarga

Keluarga menjadi salah satu kelompok tempat yang paling efektif dalam penanggulangan

PMS. Memberikan pemahaman akan dampak yang diakibatkan oleh PMS di dalam keluarga

memberikan pengertian pengaruh yang sangat besar. Keluarga harus menganggap masalah

PMS menjadi hal yang penting sehingga keharmonisan berumah tangga dapat terjaga dan

terhindar dari PMS. Beberapa hal yang dapat dilakukan di keluarga:

Pencegahan non-seksual dapat dilakukan dengan mengadakan pemeriksaan donor

darah sehingga darah akan terbebas dari HIV/AIDS.

Penyuluhan yang intensif tentang bahaya penyakit HIV/AIDS, PMS sangat penting.

Hindari seks bebas dan narkoba yang akan merusak generasi muda bangsa.

3.

Penanggulangan PMS terhadap Masyarakat

Penyuluhan yang intensif tentang bahaya penyakit PMS sangat penting. Hindari seks

bebas dan narkoba yang akan merusak generasi muda bangsa.


Memberikan penyuluhan akan bahayanya penyakit PMS untuk itu mereka harus

mengerti akan arti pentingnya pencegahan PMS.

Memberitahu bagaimana cara-cara dalam pencegahan PMS.\

Memberitahukan akan arti pentingnya pencegahan PMS.

Memberikan kesadaran akan arti pentingnya sikap setia.

Memberikan kesadaran apa akibat bila berganti-ganti pasangan.

Memberikan kesadaran apa akibat bila tidak bisa menjaga kebersihan organ intim.

E.

Faktor Penghambat Proses Pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS)

Adapun hal-hal yang bisa menghambat proses pencegahan penyakit menular seksual adalah:

1.

Banyaknya masyarakat yang belum terlalu yakin akan pengetahuan mengenai PMS. Mereka

masih menganggap bahwa PMS adalah penyakit biasa yang tidak berisiko.

2.

Banyak profesi-profesi yang melibatkan hal-hal yang bersifat vulgar dan profesi tersebut

tidak bisa dibabat habis bahkan makin bertambah dari waktu ke waktu.

3.

Masyarakat yang kurang mendukung pelaksanaan program tersebut karena kurangnya

pengetahuan dan terbatasnya pendidikan.

4.

Banyak orang-orang yang masih menyepelekan masalah penyakit menular seksual.


5.

Banyak orang yang masih berpikiran bahwa PMS bisa disembuhkan sehingga mereka masih

menganggap PMS bukanlah masalah yang serius.

6.

Banyak orang-orang yang baru sadar akan kesalahannya ketika mereka berbuat salah atau

dengan kata lain menyesal kemudian dan tidak ada gunanya.

7.

Kurang adanya motivasi yang kuat dari beberapa kelompok masyarakat untuk mencegahnya.

8.

Sesungguhnya pencegahan penyakit menular seksual merupakan langkah yang tepat bila

seseorang ingin hidupnya terhindar dari masalah PMS.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyakit menular seksual atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu

orang ke orang yang lain melalui kontak seksual. Beberapa penyakit menular seksual: klamidia,

gonore, hepatitis B, herpes, HIV/AIDS, human papilloma virus (HPV), kutil kelamin, sifilis,

dan trikomoniasis.

Tindakan penanggulangan yang harus dilakukan terhadap penyakit menular seksual

dapat dilaksanakan oleh diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Memberikan pemahaman dan

pengetahuan menjadikan landasan terpenting dalam penanggulangan penyakit menular

seksual.

B. Saran

Penderita penyakit menular seksual sebaiknya tidak melakukan hubungan seks hingga

penyakit dinyatakan sembuh oleh dokter. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan

penyakit kepada pasangan.


DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal P2P Kemenkes RI (2017).Panduan Teknis Monitoring Klinis dan Progra HIV
AIDS dan PMS di Indonesia

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Standar Isi Kurikulum 2013 untuk Sekolah
Menengah Atas. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2015). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan

Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai