Kelompok 1 :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Saripudin 18220015
BENGKULU
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga Makalah Penyakit Menular Seksual (PMS) ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak
lupa
shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya,
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah Penyakit Menular Seksual (PMS) ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber
bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan
menjadi
bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah Penyakit Menular Seksual (PMS) ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah
ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena
kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita
sebagai manusia. Semoga makalah Penyakit Menular Seksual (PMS) ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit menular seksual (PMS), adalah infeksi yang umumnya menyebar melalui aktivitas
seksual, terutama hubungan seks melalui vagina, seks anal, dan seks oral. Biasanya, pada awalnya
PMS
tidak menimbulkan gejala. Istilah PMS semakin banyak digunakan, karena memiliki cakupan pada
orang yang mungkin terinfeksi dan menginfeksi orang lain dengan tanda-tanda kemunculan
penyakit.
PMS juga dapat ditularkan melalui jarum suntik, kelahiran, dan menyusui. Infeksi PMS telah
diketahui
Penting untuk diperhatikan bahwa kontak seksual tidak hanya hubungan seksual melalui alat
kelamin. Sebetulnya, tidak ada kontak seksual yang dapat benar-benar disebut sebagai “seks aman”.
Satu-satunya yang betul-betul “seks aman” adalah abstinensi. Hubungan seks dalam konteks
hubungan
monogami di mana kedua individu bebas dari PMS juga dianggap “aman”. Kebanyakan orang
menganggap berciuman sebagai aktivitas yang aman. S tikaynep-tikaynep nad ﻭsepreh ,silifis
,ayngnaya
lain dapat menular lewat aktivitas yang nampaknya tidak berbahaya. Semua bentuk lain kontak
seksual
juga berisiko.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah
1.
2.
4.
5.
Apa saja faktor penghambat proses pencegahan penyakit menular seksual (PMS)?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Penyakit menular seksual atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang
ke orang yang lain melalui kontak seksual. Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun, bahkan
PMS yang mudah diobati seperti gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai antibiotik
generasi lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yang
Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak mengenakkan, sementara yang lainnya bahkan dapat
mematikan. Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis, dan bahkan gonore seluruhnya sudah
pernah dikenal sebagai penyebab kematian. Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi
seperti Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker servi .nalimahek isakilpmok iagabreb nad ﻭsk
Sehingga, pendidikan mengenai penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting untuk
dilakukan.
B.
1.
Klamidia
Klamidia adalah PMS yang sangat berbahaya dan biasanya tidak menunjukkan gejala; 75%
dari perempuan dan 25% dari pria yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala sama sekali.
2.
Gonore
Gonore adalah salah satu PMS yang sering dilaporkan, 40% penderita akan mengalami
Penyakit Radang Panggul (PRP) jika tidak diobati, dan hal tersebut dapat menyebabkan
kemandulan.
3.
Hepatitis B
Vaksin pencegahan untuk penyakit Hepatitis B sudah ada, tapi sekali terkena penyakit ini
4.
Herpes
Gejala penyakit herpes yaitu terasa nyeri dan dapat hilang timbul; dapat diobati untuk
mengurangi gejala.
5.
HIV/AIDS
HIV/AIDS dikenal pertama kali pada tahun 1984, AIDS adalah penyebab kematian ke enam
pada laki-laki dan perempuan muda. Virus ini fatal dan menimbulkan rasa sakit yang cukup
6.
Human Papilloma Virus (HPV) dan kutil kelamin adalah PMS yang paling sering menyerang,
33% dari perempuan memiliki virus ini, yang dapat menyebabkan kanker serviks dan penis
7.
Sifilis
Sifilis jika tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan otak dan hati yang serius
8.
Trikomoniasis
Trikomoniasis dapat menyebabkan keputihan yang berbusa atau tidak ada gejala sama sekali.
C.
Perempuan di bawah usia 16 tahun yang pernah melakukan hubungan seks bebas akan
beresiko tinggi terkena kanker serviks, beresiko tertular penyakit menular seksual (PMS),
mengalami Penyakit Radang Panggul (PRP) yang bisa menyebabkan kemandulan. Terjadinya
KTD (Kehamilan yang Tidak Diinginkan) hingga tindakan aborsi yang dapat menyebabkan
gangguan kesuburan, kanker rahim, cacat permanen, bahkan berujung pada kematian.
Dampak psikologis yang sering kali terlupakan ketika terkena PMS adalah akan selalu
muncul rasa bersalah, marah, sedih, menyesal, malu, kesepian, tidak punya bantuan, bingung,
stres, benci pada diri sendiri, benci pada orang yang terlibat, takut tidak jelas, insomnia (sulit
tidur), kehilangan percaya diri, gangguan makan, kehilangan konsentrasi, depresi, berduka, tidak
bisa memaafkan diri sendiri, mimpi buruk, merasa hampa, halusinasi, sulit mempertahankan
hubungan/komunikasi dengan sesama. Seorang remaja akan semakin nekat atau membangkang
dan tidak patuh lagi pada orang tua, terlibat konfrontasi dengan sanak saudara lainnya,
melemahkan perekonomian, produktivitas menurun, kondisi fisik dan mental yang menurun
D.
1.
Beberapa cara yang bisa dilakukan dalam rangka pencegahan penyakit menular seksual
adalah:
Bersikap Setia dengan PasanganYang menjadi penyebab dari PMS adalah karena
saat ini sudah mewabah di masyarakat kota besar. Pemikiran-pemikiran seperti itulah
yang mendorong seseorang untuk terjun pada dunia hitam bernama pergaulan bebas.
Pencegahan PMS adalah dengan menghindari pergaulan bebas dan bersikap setia
dengan pasangan sah atau halal. Ingatlah akan dampak yang akan diterima ketika
keinginan untuk melakukan penyimpangan tersebut ada. Dengan cara bersikap setia
pada pasangan merupakan salah satu antisipasi agar banyak orang yang terhindar dari
termasuk aktif secara seksual dan terindikasi melakukan hubungan seks tidak aman.
Perkuat sistem kekebalan tubuh dengan gaya hidup sehat, konsumsi sayur-sayuran
dan buah-buahan tinggi vitamin C/D/E, rutin berolahraga, dan pola hidup yang teratur
Pencegahan PMS yang berikutnya adalah dengan cara memastikan jarum suntik yang
kita pakai steril dan tidak pernah dipakai oleh orang yang mengidap PMS. Selain
tertular lewat hubungan seksual, PMS juga ditularkan melalui jarum suntik yang habis
dipakai oleh pengidap PMS. Sebagai pasien, kita berhak bertanya kepada dokter
apakah jarum suntik yang dipakai steril. Jangan segan-segan untuk meminta jarum
suntik yang steril karena hal tersebut adalah hak kita sebagai pasien.
sering sembrono dengan membiarkan begitu saja atau dibersihkan ala kadarnya atas
organ intim kita. Padahal tentunya organ intim membutuhkan penanganan dan
perawatan khusus. Ada ungkapan yang menyatakan bahwa mencegah lebih baik
daripada mengobati. Itu sebabnya pencegahan PMS merupakan langkah yang paling
2.
Keluarga menjadi salah satu kelompok tempat yang paling efektif dalam penanggulangan
PMS. Memberikan pemahaman akan dampak yang diakibatkan oleh PMS di dalam keluarga
memberikan pengertian pengaruh yang sangat besar. Keluarga harus menganggap masalah
PMS menjadi hal yang penting sehingga keharmonisan berumah tangga dapat terjaga dan
Penyuluhan yang intensif tentang bahaya penyakit HIV/AIDS, PMS sangat penting.
Hindari seks bebas dan narkoba yang akan merusak generasi muda bangsa.
3.
Penyuluhan yang intensif tentang bahaya penyakit PMS sangat penting. Hindari seks
Memberikan penyuluhan akan bahayanya penyakit PMS untuk itu mereka harus
Memberikan kesadaran apa akibat bila tidak bisa menjaga kebersihan organ intim.
E.
Adapun hal-hal yang bisa menghambat proses pencegahan penyakit menular seksual adalah:
1.
Banyaknya masyarakat yang belum terlalu yakin akan pengetahuan mengenai PMS. Mereka
masih menganggap bahwa PMS adalah penyakit biasa yang tidak berisiko.
2.
Banyak profesi-profesi yang melibatkan hal-hal yang bersifat vulgar dan profesi tersebut
tidak bisa dibabat habis bahkan makin bertambah dari waktu ke waktu.
3.
4.
Banyak orang yang masih berpikiran bahwa PMS bisa disembuhkan sehingga mereka masih
6.
Banyak orang-orang yang baru sadar akan kesalahannya ketika mereka berbuat salah atau
7.
Kurang adanya motivasi yang kuat dari beberapa kelompok masyarakat untuk mencegahnya.
8.
Sesungguhnya pencegahan penyakit menular seksual merupakan langkah yang tepat bila
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit menular seksual atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu
orang ke orang yang lain melalui kontak seksual. Beberapa penyakit menular seksual: klamidia,
gonore, hepatitis B, herpes, HIV/AIDS, human papilloma virus (HPV), kutil kelamin, sifilis,
dan trikomoniasis.
dapat dilaksanakan oleh diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Memberikan pemahaman dan
seksual.
B. Saran
Penderita penyakit menular seksual sebaiknya tidak melakukan hubungan seks hingga
penyakit dinyatakan sembuh oleh dokter. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan
Direktorat Jenderal P2P Kemenkes RI (2017).Panduan Teknis Monitoring Klinis dan Progra HIV
AIDS dan PMS di Indonesia
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Standar Isi Kurikulum 2013 untuk Sekolah
Menengah Atas. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
Kesehatan