Bab Ii New Edit 1
Bab Ii New Edit 1
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. KARTU PENUNGGU PASIEN
a. Pengertian Pasien
Pasien adalah orang yang memiliki kelemahan fisik atau mentalnya
menyerahkan pengawasan dan perawatannya, menerima dan mengikuti
pengobatan yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan yang dikemukakan oleh
Prabowo (dalam Wilhamda, 2011) . Sedangkan (Aditama, 2002) berpendapat
bahwa pasien adalah mereka yang diobati dirumah sakit. Menurut (Soejadi,
1996) pasien adalah individu terpenting dirumah sakit.
Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pasien
adalah orang yang memiliki kelemahan fisik atau mentalnya menyerahkan
pengawasan dan perawatannya, menerima dan mengikuti pengobatan yang
ditetapkan oleh tenaga kesehatan atau para medis yang di obati dirumah sakit.
e. Pengunjung Pasien
Pengunjung adalah orang – orang yang datang berkunjung pada suatu tempat
atau negara yang terdiri dari banyak orang dengan tujuan yang berbeda – beda
(Yoeti, 1985, p.123). Sedangkan menurut Carpman (1986), pengunjung adalah
orang yang datang kerumah sakit, seperti berobat dan mengunjungi pasien yang
dirawat pada jam-jam berkunjung.
f. Penunggu Pasien
Penunggu pasien adalah seorang pengasuh yang bertanggung jawab terhadap
individu dengan keterbatasan akibat usia, kecacatan, penyakit atau gangguan
mental dan bertujuan untuk membantu menjalankan aktivitas sehari-hari
(Redaksi MHomecare, 2021).
Penunggu pasien menurut Carpman (1986) adalah orang yang datang ke rumah
sakit dengan tujuan untuk menunggui keluarga atau kerabatnya yang sedang
dirawat di rumah sakit, dengan cara menginap di rumah sakit yang bersangkutan.
Dari pengertian budaya kerja dapat disimpulkan bahwa budaya kerja adalah cara
pandang yang menumbuhkan keyakinan atas dasar nilai-nilai yang diyakini
karyawan untuk mewujudkan kerja terbaik.
Ada tiga macam proses terbentuknya budaya kerja, yaitu budaya diciptan oleh
sendirinya, budaya terbentuk sebagai upaya menjawab tantangan dan peluang
dari lingkungan internal dan eksternal, budaya diciptakan oleh tim managemen
sebagai cara meningkatkan kinerja perusahaan secara sistematis (Mangkunegara,
2005:317).
Sedangkan menurut Gomes (2009: 39), mengatakan bahwa satuan kerja atau
organisasi akan mampu mencapai sukses tertinggi jika memiliki sasaran dan
target, ketangguhan tetapi sekaligus juga fleksibel, daya inovasi yang kreatif,
system pembangunan Sumber daya Manusia (SDM), dan oerientasi pada mutu
kesempurnaan dan kemampuan untuk terus menerus belajar dan berusaha damai.
Menurut Gomes (2009:59), factor yang memengaruhi budaya kerja adalah:
i. Observed behavioral regularities when people interact, Yaitu bahasa
yang digunakan dalam organisasi, kebiasaan dan organisasi yang ada,
dan ritual para karyawan dalam menghadapi berbagai macam situasi
ii. Group Norms yaitu nilai dan standart baku dalam organisasi
iii. Exposed Values adalah nilai-nilai dan prinsip-prinsip organisasi yang
ingin dicapai, misalnya kualitas produk
iv. Formal Philosophy yaitu kebijakan dan prinsip ideologis yang
mengarahkan perilaku organisasi terhadap karyawan, pelanggan, dan
pemegang saham
v. Rules of the Game yaitu aturan-aturan dalam perusahaan, hal-hal apa saja
yang harus dipelajari oleh karyawan baru agar dapat diterima organisasi
tersebut
vi. Climate adalah perasaan yang secara eksplisit dapat terasa dari keadaan
fisik organisasi dan berinteraksi antar karyawan, interaksi atasan dengan
bawahan, juga interaksi dengan pelanggan atau organisasi lain
vii. Embedded Skills yaitu kompetensi khusus dari anggota organisasi dalam
menyelesaikan tugasnya, dan kemampuan menyalurkan keahliannya dari
satu generasi ke yang lainnya
viii. Habits of thinking,mental models,and/or linguistic paradigms adalah
adanya satu kesamaan “frame” yang mengarahkan pada persepsi (untuk
dapat mengurangi adanya perbedaan persepsi), pikiran dan Bahasa yang
digunakan oleh para karyawan dan diajarkan pada karyawan baru pada
awal proses sosialisasi
ix. Shared Meanings adalah rasa saling pengertian yang diciptakan sendiri
oleh karyawan dari interaksi sehari-hari
x. Root Metaphors or Integrating Symbols yaitu ide-ide, perasaan dan citra
organisasi yang dikembangkan sebagai karakteristik organisasi yang
secara sadar maupun tidak sadar tercermin dari bangunan
xi. lay out adalah ruang kerja dan materi artifact lainnya, hal ini
merefleksikan respon emosional dan estetika anggota organisasi,
disamping kemampuan kognitif atau kemampuan evaluative anggota
organisasi.
Menurut Sentono (2008:69) “Budaya pada intinya adalah nilai dan norma yang
berlaku di suatu organisasi dan dianut oleh para anggota”. Tiap organisasi
seharusnya memiliki nilai masing-masing yang sebaiknya merupakan nilai-nilai
dari seluruh anggota.
e. Gendhis