Anda di halaman 1dari 2

Nepotisme

Apakah nepotisme itu? Kata nepotisme berasal dari kata Latin nepos, yang berarti
“keponakan” atau “cucu”. Istilah ini biasanya dipakai untuk mengutarakan keadaan
buruk yang bisa menyebabkan keresahan karena adanya ketidak adilan.
Orang yang sebenarnya berprestasi baik, ternyata tidak terpilih untuk menjabat sesuatu
kedudukan karena orang yang dipilih adalah teman atau sanak dari orang yang
berkuasa. Nepotisme pada hakikatnya adalah diskriminasi atas orang-orang yang
bukan tergolong keluarga atau golongan sendiri.
Nepotisme sering terjadi dalam masyarakat atau negara dimana tertib hukum belum
sepenuhnya tercapai, dan juga di lingkungan dimana keadilan sosial masih kurang
berkembang. Dalam Alkitab perjanjian lama, kasus nepotisme banyak terjadi. Apa yang
dilakukan imam Eli kepada anak-anaknya – dengan membiarkan mereka berlaku
semaunya di kemah suci, merupakan contoh bagaimana nepotisme bisa membawa
malapetaka (1 Samuel 2: 11 – 16). Agaknya mengherankan bahwa sekalipun imam Eli
dan anak-anaknya mendapat hukuman berat dari Tuhan karena nepotisme, umat
Kristen di sepanjang sejarah gereja masih kurang mau berusaha untuk menghilangkan
hal yang jelas dibenci Tuhan.

Ayat Pendukung :

2 Korintus 5: 15, Roma 2: 11, Matius 4: 45

Korupsi
Kata “korupsi” berasal dari bahasa Latin “corruptio” atau “corruptus”. Selanjutnya dikatakan bahwa
“corruptio” berasal dari kata “corrumpere”, suatu bahasa Latin yang lebih tua. Dari bahasa Latin
tersebut kemudian dikenal istilah “corruption, corrupt” (Inggris), “corruption” (Perancis) dan
“corruptie/korruptie” (Belanda).
Arti kata korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat
disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian.

Sejak dulu kala korupsi dengan segala bentuknya sudah ada. Yakub misalnya, menipu
saudaranya, Esau, untuk memberikan hak anak sulungnya hanya untuk semangkuk
sup kacang merah (Kejadian 25: 33-34). Mungkin untuk sebagian orang, kejadian ini
bukanlah korupsi tetapi proses jual beli yang konyol. Walaupun demikian, apa yang
dilakukan oleh Yakub adalah mirip dengan apa yang kita kenal dengan memberi sogok
(bribe) untuk mendapat keuntungan pribadi yang tidak seharusnya. Memberi/meminta
sesuatu kepada orang lain dengan maksud tidak jujur atau tidak etis untuk
menguntungkan diri sendiri adalah korupsi.

Mengapa ada korupsi? Karena manusia ingin memperoleh keuntungan dengan cara
yang gampang. Dengan memutarbalikkan keadilan, seseorang dapat memperoleh
fasilitas atau dukungan dari orang lain, sekalipun itu sebenarnya bukan haknya.
Dengan mengabaikan keadilan, orang melanggar hukum karena adanya imbalan dari
orang lain. Perbuatan korupsi selalu mengorbankan orang lain untuk kepentingan diri
sendiri.

Ayat Pendukung :

Ayub 8: 5-6, Ulangan 16: 19


Rasisme

Ujaran kebencian bernama rasis atau SARA sering terucap saat emosi, bercanda dan apa
yang terucap yang menyakiti hati sesama itu tidak bisa begitu saja ditarik atau di revisi.
Untuk itu kita harus berhati- hati dalam berucap, seperti yang Firman Tuhan ingatkan.
(Yakobus 3:8)

Kita sebagai anak Tuhan, tidak boleh rasis dan mengucapkan ujaran-ujaran kebencian.
Sebaliknya ucapan kita harusnya jadi berkat. Yuk kita lihat bersama, apa sih kata Firman
Tuhan tentang rasisme ini:

Ayat Pendukung :

(Yakobus 2:8-9), (Kisah Rasul 17:26), (Kisah Rasul 10:34, 35)

Point Penting :

1. Kita Segambar & Serupa Dengan Allah (Kejadian 1:27)


2. Semua Orang Setara Di Hadapan Tuhan (Galatia 3:28)
3. Kasihilah Sesama mu Manusia (Matius 22:39)
4. Kita Semua Manusia Berdosa (Roma 3:9-10)
5. Kristus Telah Mati Untuk Kita Semua (Wahyu 14:6)

Individualisme

Menjelang akhir tahun, hampir semua perusahaan menghitung pencapaian


versus target, termasuk juga keuntungan, semakin besar keuntungan yang
diperoleh, semakin senang pemegang sahamnya. Banyak orang yang
orientasinya ke dalam, yang penting perusahaannya untung, yang penting
keluarganya sehat, tidak peduli apakah orang lain merugi atau keluarganya
amburadul. Manusia menjadi semakin individualis dan egois serta tidak lagi
memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap orang lain.

Ketika seseorang mementingkan dirinya sendiri, ia akan menjadikan dirinya


sebagai pusat dan tidak lagi mempedulikan kepentingan dan perasaan orang
lain. Dunia jaman now cenderung membentuk manusia untuk bertambah dan
lebih mementngkan diri sendiri di atas segalanya. Salomo berkata, “Siapa
menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi Tuhan, yang
akan membalas perbuatannya itu”.

Sebagai pengikut Kristus, kita harus memperlihatkan dulu kepedulian dan


perhatian kita kepada orang lain, sehingga orang bisa meihat siapa Yesus itu
dan boleh percaya kepada-Nya. Paulus mengatakan, “dengan tidak mencari
kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia, sebaliknya hendaklah dengan
rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya
sendiri”.

Ayat Pendukung :

Filipi 2;4

Anda mungkin juga menyukai