Modul 3 Permen PUPR 21-2019
Modul 3 Permen PUPR 21-2019
Dalam acara:
Bimbingan Teknis
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Tahap Pra-Konstruksi
b. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
c. Tahap Penyelesaian Pekerjaan
d. Pembinaan dan Pengawasan
e. Ketentuan Peralihan dan Penutup
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
UU RI NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI
Pasal 4 ayat (1) huruf c. Pasal 5 ayat (3) huruf a. Pasal 59 ayat (4)
Pemerintah Pusat bertanggung jawab Pemerintah Pusat memiliki kewenangan Standar Keamanan, Keselamatan,
atas terselenggaranya Jasa mengembangkan Standar Keamanan, Kesehatan, dan Keberlanjutan untuk
Konstruksi yang sesuai dengan Keselamatan, Kesehatan, dan setiap produk Jasa Konstruksi diatur oleh
Standar Keamanan, Keselamatan, Keberlanjutan dalam penyelenggaraan menteri teknis terkait sesuai dengan
Kesehatan, dan Keberlanjutan Jasa Konstruksi kewenangannya
SE MENTERI
PUPR 11/2019
SE MENTERI
TENTANG JASA TENTANG STANDAR DAN TENTANG
PUPR 15/2019
KONSTRUKSI PEDOMAN PENGADAAN JAS PEDOMAN SMKK
A KONSTRUKSI
MELALUI PENYEDIA
TENTANG TATA CARA PENJAMINAN MUTU
DAN PENGENDALIAN MUTU
PEKERJAAN KONSTRUKSI DI KEMENTERIAN PUPR
pelaksanaan
Peraturan Menteri ini diperuntukkan bagi
Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
Peraturan Menteri ini dapat menjadi acuan bagi instansi
pemerintah dan swasta dengan penyesuaian
struktur organisasi di unit organisasi masing-masing.
PERMEN PU 05/2014 TRANSFORMASI PERMEN PUPR 21/2019
STRUKTUR
BAB I KETENTUAN UMUM
BAB I KETENTUAN UMUM BAB II STANDAR KEAMANAN, KESELAMATAN,
BAB II MAKSUD, TUJUAN DAN KESEHATAN, DAN KEBERLANJUTAN
RUANG LINGKUP KONSTRUKSI
BAB III PENERAPAN SMK3 Bagian Kesatu: Umum
Bagian Kedua: Rancangan Konseptual
KONSTRUKSI BIDANG SMKK
PEKERJAAN UMUM Bagian Ketiga: Elemen SMKK
BAB IV TUGAS, TANGGUNG JAWAB, Bagian Keempat: Penerapan SMKK
DAN WEWENANG Paragraf 1 Umum
BAB V BIAYA PENYELENGGARAAN Paragraf 2 Pemilihan Penyedia Jasa
SMK3 KONSTRUKSI BIDANG Paragraf 3 Pelaksanaan Pek. Kons
Paragraf 4 Serah Terima Pekerjaan
PEKERJAAN UMUM Bagian Kelima: Unit Keselamatan
BAB VI SANKSI Konstruksi
BAB VII KETENTUAN PENUTUP Bagian Keenam: Risiko Keselamatan
Konstruksi
BAB III BIAYA PENERAPAN SISTEM
MANAJEMEN KESELAMATAN
KONSTRUKSI
BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
BAB V KETENTUAN PERALIHAN
BAB VI KETENTUAN PENUTUP
PERMEN PU 05/2014 TRANSFORMASI PERMEN PUPR 21/2019
STRUKTUR LAMPIRAN
LAMPIRAN RAPERMEN TENTANG PEDOMAN SMKK
LAMPIRAN 1 TINGKAT RISIKO K3 Sublampiran A Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
LAMPIRAN 2 FORMAT RK3K PELAKSANAAN Konstruksi (SMKK)
PEKERJAAN KONSTRUKSI Sublampiran B Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang
LAMPIRAN 3 FORMAT SURAT-SURAT Pengguna dan Penyedia Jasa Dalam
Penerapan SMKK
Sublampiran C Tata Cara Penjaminan Mutu dan
Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi
Sublampiran D Format Rancangan Konseptual SMKK
Sublampiran E Format RKK dan Format Penilaian RKK
E.1 Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi
Pengawasan/Manajemen
Penyelenggaraan Konstruksi
E.2 Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
E.3 Format Penilaian Rencana Keselamatan
Konstruksi (RKK)
Sublampiran F Format Pelaporan Pelaksanaan RKK
Sublampiran G Komponen Kegiatan dan Format Audit
Internal Penerapan SMKK
STANDAR K4 DALAM SMKK
Standar K4 menjamin:
“
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, mutu bahan, dan kelaikan
keselamatan publik dan lingkungan. peralatan konstruksi
PENGGUNA JASA
• Unit Organisasi
• Unit Kerja
• Satker/PPK
• Pokja
14
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PENGGUNA JASA PADA
PEKERJAAN KONSTRUKSI DALAM MELAKSANAKAN
PERMEN PUPR NO. 21/2019 SMKK
PENGGUNA JASA
• Unit Organisasi
• Unit Kerja
• Satker/PPK
• Pokja
15
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PENGGUNA JASA PADA
PEKERJAAN KONSTRUKSI DALAM MELAKSANAKAN
PERMEN PUPR NO. 21/2019 SMKK
PENGGUNA JASA
• Unit Organisasi
• Unit Kerja
• Satker/PPK
• Pokja
16
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PENYEDIA JASA PADA
PEKERJAAN KONSTRUKSI DALAM MELAKSANAKAN
PERMEN PUPR NO. 21/2019 SMKK
• Konsultan MK
Penyedia Jasa wajib:
• Konsultan
a. Melakukan identifikasi bahaya
Pengawas b. Melakukan penilaian risiko dan pengendalian risiko/peluang
• Kontraktor Pekerjaan Konstruksi
c. Menyusun sasaran dan program Keselamatan Konstruksi,
yang dibuat berdasarkan tahapan pekerjaan (Work
Breakdown Structure)
d. Melakukan penjaminan & pengendalian mutu
17
TAHAPAN PELAKSANAAN SMKK
PENGKAJIAN &
TAHAPAN PERENCANAAN PERANCANGAN PEMBANGUNAN
PROCUREMENT PELAKSANAAN
Rancangan
Dok.
Rancangan Konseptual, KAK, HPS, RKK
DOKUMEN Konseptual SMKK Risk Analysis,
Penawaran RKK RMPK
Pelaksanaan
Biaya SMKK Teknis
Pengguna/Konsultan Pengkajian/
Pengguna/Kontraktor/
PELAKU Konsultan Perencanaan/
Konsultan Pengawas/Konsultan MK
Konsultan Perancangan
18
3a
TAHAP
PRA-KONSTRUKSI
(Pengkajian–Perencanaan–Perancangan)
RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK (PRA-KONSTRUKSI)
Disusun oleh: PERANAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI PADA SMKK
DALAM RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK (PRA-KONSTRUKSI)
a. Penyedia Jasa
Konsultansi
Konstruksi Rancangan
Pengkajian; Konseptual SMKK
b. Penyedia Jasa harus disetujui
Konsultansi RANCANGAN oleh Pengguna
Konstruksi KONSEPTUAL Jasa untuk
Perencanaan; SMKK dijadikan rujukan
dan dalam menyusun
c. Penyedia Jasa RKK
Konsultansi
Konstruksi
Perancangan.
Penyedia Jasa harus memiliki Ahli K3 Konstruksi
RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK (PRA-KONSTRUKSI)
TAHAPAN MUATAN SUBSTANSI
Harus memuat:
Manajemen Risiko Keselamatan RKK & RMPK dibahas, dan
disetujui oleh Pengguna Jasa dan Laporan pelaksanaan RKK
MUATAN
Pengendalian “4M”
1. Method metode kerja (SOP)
2. Man tenaga kerja kompeten
3. Machine peralatan laik Syarat Memulai
fungsi Pekerjaan
4. Material material sesuai
spesifikasi
5. Subkontraktor
6. Analisis Keselamatan
Pekerjaan/Job Safety Pengendali Pekerjaan
Analysis
BIAYA PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Harus dimasukkan pada Daftar Kuantitas dan
Penyedia jasa tidak Harga dengan besaran biaya sesuai dengan
dapat mengusulkan kebutuhan berdasarkan pengendalian dalam RKK.
perubahan anggaran
biaya penyelenggaraan
Pengguna jasa wajib memastikan
SMKK berdasarkan RKK
seluruh komponen biaya
yang telah ditinjau
penerapan SMKK dianggarkan dan
ulang
diterapkan oleh Penyedia Jasa
3 Jumlah minimal kebutuhan personel Keselamatan Konstruksi ditetapkan oleh pengguna jasa
yang dituangkan pada dokumen tender;
Pemeriksaan
Perbaikan Tidak Cek Ya Administratif Ya
Pekerjaan Cek Penyerahan
Hasil Pekerjaan
Pekerjaan
Kontraktor Pemeriksaan
Berita Acara
Administratif Hasil
Serah Terima Pekerjaan
Pekerjaan ke PA/
KPA
PA/KPA PPHP
PPK dan PPHP
Pengguna Jasa menyam- Gubernur sebagai wakil Gubernur menyampaikan laporan Bupati/walikota menyampaikan laporan
paikan laporan penyeleng- pemerintah pusat me- penerapan SMKK kepada Menteri SMKK kepada gubernur sebagai wakil
garaan pengawasan SMKK nyampaikan laporan dan menteri yang menyelenggara- pemerintah pusat yang menjadi satu
kepada Menteri melalui unit penerapan kebijakan kan urusan pemerintahan dalam kesatuan yang tidak terpisahkan dengan
organisasi yang membidangi SMKK kepada Menteri negeri yang menjadi satu kesatuan laporan penyelenggaraan pemerintah daerah kab
Jasa Konstruksi yang tidak terpisahkan dengan upaten/kota
laporan penyelenggaraan
pemerintah daerah provinsi
Laporan penerapan SMKK disampaikan secara berkala paling sedikit 1 (satu) tahun sekali
Dalam melakukan pengawasan penerapan KOMITE KESELAMATAN
SMKK, Menteri membentuk:
KONSTRUKSI
Komite Keselamatan Konstruksi, terdiri atas:
Ketua Subkomite
Sekretaris Sekretariat
Anggota
Sertifikat Petugas K3 Konstruksi dan surat keterangan penjaminan mutu dan pengendalian
mutu yang telah diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini harus disesuaikan
dengan Peraturan Menteri ini paling lambat 2 (dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini mulai
berlaku
KETENTUAN PENUTUP
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 628), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 02/PRT/M/2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 179), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
TERIMA KASIH
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
LAMPIRAN
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR PER JENIS PEKERJAAN
KHUSUS SIPIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN AHLI K3 KONSTRUKSI/PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI
KLASIFIKASI USAHA PEKERJAAN
KONSTRUKSI MENURUT UU 2 JENIS KONSTRUKSI KETERANGAN
TAHUN 2017
Jembatan bentang ≥ 45 m (beton)
bentang ≥ 50 m (baja)
Jalan Lintas Atas bentang ≥ 45 m (beton)
(Flyover/Overpass) bentang ≥ 50 m (baja)
Jalan Layang panjang > 1.000 m
Jembatan tipe khusus Gantung, beruji kabel, pelengkung dengan bentang paling sedikit 60 m, bentang paling sedikit
100 m, dengan ketinggian pilar diatas 40 m, kotak/box girder, dan lain-lain yang didesain
secara khusus.
Keterangan:
Untuk pekerjaan konstruksi dengan risiko
keselamatan konstruksi yang sudah ditentukan
pada keterangan di atas, tidak diperlukan lagi
perhitungan penentuan tingkat risiko
Keselamatan Konstruksi sebagaimana tertuang
dalam contoh Tabel Penetapan Tingkat Risiko
Pekerjaan.
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR PER JENIS PEKERJAAN
KHUSUS SIPIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN AHLI K3 KONSTRUKSI/PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI
Terowongan Semua
Underpass Semua
Bendungan Semua bendungan
Reklamasi Semua reklamasi
Pemecah/penahan Perlu ada kriteria
gelombang Rubble mound > 1 ton
Ambang (Groundsill) - dengan lebar sungai > 20 m;
- Tinggi Terjunan ≥ 3 m
SIPIL Saluran irigasi khusus Dengan konstruksi terowongan dan sipon
Saluran irigasi volume luasan > 2000 HA
Terowongan air Semua terowongan
Keterangan: Bendung dengan lebar sungai > 20 m
Untuk pekerjaan konstruksi Sistem Penyediaan Air Dengan kedalaman pekerjaan galian > 1,5 m
dengan risiko keselamatan Minum (SPAM)
konstruksi yang sudah ditentukan
pada keterangan di atas, tidak Instalasi Pembuangan Air Dengan kedalaman pekerjaan galian > 1,5 m
diperlukan lagi perhitungan Limbah
penentuan tingkat risiko Tempat Pembuangan Akhir Bila pelaksanaan pekerjaan galian tanah > 1,5 m
Keselamatan Konstruksi (TPA)
sebagaimana tertuang dalam
contoh Tabel Penetapan Tingkat Embung Semua Embung
Risiko Pekerjaan. Dermaga Pembangunan pada program PISEW (Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi
Wilayah)
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI KHUSUS GEDUNG/PERUMAHAN DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR,
SEDANG, DAN KECIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN AHLI K3 KONSTRUKSI/PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI
KLASIFIKASI USAHA
PEKERJAAN KONSTRUKSI JENIS KONSTRUKSI
KETERANGAN
MENURUT UU 2 TAHUN 2017
Keterangan:
Untuk pekerjaan konstruksi dengan risiko keselamatan konstruksi yang sudah ditentukan pada
keterangan di atas, tidak diperlukan lagi perhitungan penentuan tingkat risiko Keselamatan Konstruksi
sebagaimana tertuang dalam contoh Tabel Penetapan Tingkat Risiko Pekerjaan.
PENENTUAN TINGKAT TEKNOLOGI TINGGI, MADYA, DAN SEDERHANA
Peralatan berat dengan menggunakan mesin yang operasionalnya berbasis mekanikal, elektrikal, hidrolik, pneumatik yang terkontrol
secara automatic dan digital, baik berdiri sendiri maupun terintegrasi dalam satu sistem, meliputi:
Jenis dan kapasitas pesawat angkat dan angkut:
Peralatan angkat
a. Keran mobil, keran kelabang, keran portal, keran magnet, keran lokomotif, pesawat hidrolik, dan pesawat pneumatic,
dengan kapasitas:
> 25 ton dan ≤ 100 ton;
> 100 ton dan ≤ 300 ton;
> 300 ton dan ≤ 600 ton;
> 600 ton;
b. Alat angkat listrik/lift barang/passenger hoist, keran overhead, keran pedestal, keran tetap, keran gantry, keran dinding dan
keran sumbu putar, dengan kapasitas:
Teknologi tinggi > 25 ton dan ≤ 100 ton;
> 100 ton dan ≤ 300 ton;
> 300 ton dan ≤ 600 ton;
> 600 ton;
c. Launcher girder;
d. Mesin bor terowongan (tunnel boring machine).
Peralatan angkut
a. Keran Menara (tower crane),
b. Pesawat angkutan di atas landasan dan diatas permukaan:
Jenis forklift dan/atau lift truk > 15 ton
Pesawat pneumatic yang digerakan oleh tenaga yang menggunakan tekanan udara dengan kapasitas tekanan di atas 150 psi
(Pounds per Square inch);
Pesawat hidrolik yang digerakan oleh cairan oli dengan kapasitas tekanan >5000 psi (Pounds per Square inch);
Tenaga penggerak listrik (generator set) dengan kapasitas di atas > 200 KVA.
PENENTUAN TINGKAT TEKNOLOGI TINGGI, MADYA, DAN SEDERHANA
Jenis dan kapasitas pesawat angkat dan angkut:
Peralatan angkat
a. Keran mobil, keran kelabang, keran portal, keran magnet, keran lokomotif, pesawat hidrolik, dan pesawat pneumatic, dengan
kapasitas:
s/d 25 ton
b. Alat angkat listrik/lift barang/passenger hoist, keran overhead, keran pedestal, keran tetap, keran gantry, keran dinding dan keran
sumbu putar, dengan kapasitas:
s/d 25 ton
Peralatan angkut
a. Pesawat angkutan di atas landasan dan diatas permukaan:
Jenis forklift dan/atau lift truk s/d 15 ton
Pesawat pneumatic yang digerakan oleh tenaga yang menggunakan tekanan udara dengan kapasitas tekanan 100 s/d 150 psi (Pounds per
Teknologi Square inch).
Madya Pesawat hidrolik yang digerakan oleh cairan oli dengan kapasitas tekanan diatas 1000 s.d 5000 psi (Pounds per Square inch).
Tenaga penggerak listrik (generator set) dengan kapasitas 25 s.d 200 KVA.
Peralatan mesin:
a. Mesin pon, mesin penghancur, penggiling dan penumbuk (crusher machine).
b. Mesin bor, mesin derad, mesin gunting/potong plat, mesin rol dan tekuk plat.
Peralatan berat:
Backhoe, excavator, bulldozer, loader, scrapper, asphalt finisher, tandem roller, tyre roller.
Peralatan ringan:
a. Tamping Rammer (Mesin Pemadat Ringan);
b. Vibrator (Mesin Penggetar dan pemadat beton cair);
c. Mesin pelurus, pemotong dan pembengkok besi beton;
d. Penyebar semen cair maupun semen campuran;
e. Bar bender, bar cutter; dan
f. Peralatan sejenis lainnya.
PENENTUAN TINGKAT TEKNOLOGI TINGGI, MADYA, DAN SEDERHANA
Pesawat pneumatic yang digerakan oleh tenaga yang menggunakan tekanan udara
dengan kapasitas tekanan <100 psi (Pounds per Square inch);
Bor listrik, hammer drill, dan peralatan sejenis.
Perkakas tangan seperti cangkul, palu, pahat, sabit, gergaji, kikir, obeng, tang, dan
peralatan sejenis.
Teknologi Sederhana Mesin sederhana:
a. mesin asah, poles dan pelicin,
b. mesin tuang dan cetak, tempa dan pres,
c. mesin potong dan belah kayu, mesin ayak dan mesin pemisah,
d. mesin penyaring pasir, mesin pengisi, mesin pengungkit,
e. mesin pengaduk, serta mesin lain yang sejenis.