Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nurkhayatun Nufus

Nim : 1808203028

Kelas : Perbankan Syariah A/7

Tema : Aspek Kelayakan Bisnis Ditinjau Dari Hukum


Nama Perusahaan : Rafie Meubel

HASIL ANALISIS
Rafie Meubel Adalah usaha perkakas rumah tangga seperti meja, kursi dan
lemari yang biasanya terbuat dari kayu atau benda pakai yang dapat dipindahkan,
berguna bagi kegiatan hidup manusia, mulai dari duduk, tidur, bekerja, makan,
bermain, dan sebagainya yang memberi kenyamanan dan keindahan bagi para
pemakainya yang bertempat di desa sindangmekar. Untuk mengetahui apakah suatu
rencana bisnis diyakini layak dari aspek hukum maka ada peratuan peratuan yang
belaku bekaitan dengan bisnis agar dapat dikaji lebih dalam sesuai dengan rencana
bisnis yang dilaksanakan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu teman penulis yaitu bapak lukman
nulhakim salah satu yang bergerak dihukum yang dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu
bisnis dikatakan bertentangan dengan hukum syariah apabila dalam usaha tersebut
terdapat unsur yang melanggar syariat seperti masyrir, gharar, dan riba. Berdasarkan
pengamatan peneliti usaha industri kecil produksi meubel milik bapak nasikin ini masih
belum sepenuhnya menerapkan prinsip syariah karena dalam menjalankan bisnisnya
pelaku usaha masih mencampurkan modal usaha dengan meminjam modal ke bank
konvensional yang di dalamnya terdapat unsur riba. Dan pada proses produksinya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat setempat yaitu Desa
menunjukkan bahwa masyarakat menyetuji akan adanya usaha meubel tersebut,
karena menurut penuturan salah satu masyarakat dengan adanya usaha meubel ini
tersebut membantu masyarakat setempat yang belum mempunyai pekerjaan. Dalam arti
lain dari adanya usaha meubel tersebut membuka peluang pekerjaan bagi masyarakat
sekitar, tentunya membantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Berdasarkan pengamatan penulis, banyak masyarakat Desa sindangmekar yang
berkecimpung di usaha meubel, hampir dari setiap rumah masyarakat memproduksi
meubel. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu anak pemilik usaha meubel
yaitu saudari ibu afla mengatakan “untuk perizinan tempat usaha orang tua saya
datang ke pihak desa untuk izin mendirikan usaha di rumah atau usaha rumahan”.
Berdasarkan wawancara dengan Bapak taufik selaku perakat Desa sindangmekar
dapat ditarik kesimpulan bahwa usaha meubel yang di kembangkan oleh masyarakat
Desa sindangmekar ini berbasis Home Industri.
Berdasarkan keterangan yang di dapat oleh penulis dari saudari ibu afla bahwa
usaha meubel yang di dirikan olehnya menempati tanah pribadi atau tanah milik
sendiri, karena usaha ini dilakukan di rumah di produksi mulai dari input hingga
menjadi output.
Berdasarkan keterangan dari saudari ibu afla, dalam produksi meubel orang tuanya
memakai modal meminjam di bank . Untuk jaminan untuk mendapatkan modal
tersebut adalah surat kendaraan (BPKB), karena modal yang dipinjam tidak terlalu
besar.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai