Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

SEKRETARIAT JENDERAL
Gedung Manggala Wanabakti, Jalan Gatot Subroto
Jakarta 10270, Kotak Pos 6505
Telepon : 5730191, Faximile : 5738732

9 November 2021
Nomor : S. 1128/ROUM/TUP/SET.1/11/2021
Lampiran : 1 (Satu) berkas
Hal : Penyusunan Policy Brief Pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Investasi

Kepada Yth :
1. Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, MSc
2. Laonewan Rezki Alhaq, Presidium Nasional Kajian Strategis Forum Ekonomi
Indonesia
3. Dr. Ir. Joko Prihatno, M.M., Analis Kebijakan Utama

di-
Tempat

Dalam rangka Penyusunan Policy Brief Pengelolaan Sumber Daya Alam


dan Investasi, bersama ini dengan hormat kami mohon kesediaan Saudara
sebagai narasumber dalam pertemuan yang diadakan pada:

Hari/Tanggal : Rabu/17 November 2021


Waktu : Pukul 08.30 WIB s.d. selesai
Tempat : Ruang Galuh 3 Lantai 1, Hotel Salak The Heritage
Jalan Ir. H. Juanda No 8, Kota Bogor, Jawa Barat
Pimpinan Diskusi : Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam KLHK

Berkaitan dengan protokol kesehatan bagi yang hadir diharuskan


menunjukan sertifikat vaksin dan membawa surat tugas. Untuk konfirmasi
kehadiran mohon dapat menghubungi Sdri. Sri Mulyani (0813-8624-1946).
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kehadirannya diucapkan terima
kasih.
Kepala Biro Umum

Ir. Samidi, M.Sc


NIP 19620721 198703 1 001

Tembusan Kepada Yth. :


1. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
2. Sekretaris Jenderal KLHK
3. Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam KLHK
KERANGKA ACUAN
FORMULASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM
DAN POTENSI IMPLIKASI DARI INVESTASI DI INDONESIA

1. LATAR BELAKANG

Sejarah hubungan manusia dengan alam, pada mulanya menempatkan alam


sebagai jagat besar (macrocosmos), sedangkan manusia sebagai jagat kecil
(mirocosmos). Dalam pandangan ini, segala perilaku manusia diyakini akan
berimbal-balik pada alam seisinya. Sikap manusia yang sangat menghormati,
dan bahkan menyakralkan alam, memberikan kenyataan kelestarian alam.
Sebaliknya, alam pun memberikan kondisi kehidupan yang baik bagi manusia.
Beberapa falsafah tersebut masih eksis dan hidup dalam kearifan lokal di
Yogyakarta dan Bali. Di Yogyakarta terdapat falsafah Hamemayu Hayuning
Bawana, yang berarti selalu mempercantik atau nguri-uri bumi. Sedangkan di
Bali dikenal dalam falsafah Tri Hita Karana, yang berarti tiga penyebab
kesejahteraan. Pada hakikatnya Tri Hita Karana mengandung pengertian tiga
penyebab kesejahteraan itu bersumber pada keharmonisan hubungan antara
manusia dengan Tuhannya, sesama manusia, dan alam seisinya. Falsafah yang
hidup di daerah tersebut menjadi oase keilmuan dan memberikan arahan
pelaksanaan pembangunan.
Dalam paradigma pembangunan (developmentalism) telah menempatkan alam
sebagai sumber daya pembangunan. Dalam konteks sebagai sumberdaya
(resource), alam cenderung dilihat sebagai barang ekonomi. Pada kenyataanya
proses pembangunan yang kini sedang berjalan cenderung membuat
sumberdaya alam mengalami penurunan kuantitas dan kualitasnya, atau
deplesi. Dalam pandangan ini, konsep pembangunan berkelanjutan
(sustainable development) menjadi jalan tengah dalam melaksanakan
pembangunan yang berwawasan lingkungan. Kesadaran akan keterbatasan
dan penurunan sumberdaya alam telah muncul di berbagai Negara. Komitmen
bersama untuk dapat menerapkan Sustainable Development Goals (SDGs)
telah dibuat dan diimplementasikan.
Di sisi lain, ancaman perubahan iklim yang terus melaju, dan kini diketahui
akan lebih parah dari prediksi semula menjadi kekhawatiran bersama. Akhir-
akhir ini muncul diskursus akan tenggelamnya kota-kota pesisir di Indonesia
pada tahun 2050. Kompas dalam jurnalisme data 20 Agustus 2021
mengangkat topik kerentanan 199 kabupaten/kota di Indonesia terancam
banjir rob tahunan pada tahun 2050. Sekitar 118.000 hektar wilayah akan
terendam air laut, dan ada 8,6 juta warga yang terkena dampak. Kerugian
ekonomi diperkirakan mencapai Rp. 1.576 triliun. Walau pada awalnya
terkesan sebagai opini politik, namun para ilmuwan mulai menemukan fakta
dan prediksi ilmiah tentang hal tersebut.
Pemerintah telah menegaskan bahwa konsep pembangunan tidak akan
mengandalkan sumberdaya alam sebagai faktor pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah telah melakukan sejumlah program baik reguler maupun
Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk dapat bertahan dari dampak negatif
pandemi Covid-19. Namun, pasca pandemi tetap diperlukan gagasan baru
untuk menjaga dan mendorong pembangunan berkelanjutan. Pada tahun 2021
ini, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 699,43 triliun untuk
membiayai Program PEN dengan fokus pada kesehatan, program perlindungan
sosial, dukungan UMKM dan padat karya/prioritas lainnya. Hingga 18 Juni
2021, realisasi anggaran PEN telah mencapai Rp226,63 triliun atau 32,4% dari
total anggaran.
Pemerintah juga tetap membangun infrastruktur untuk mendukung
konektivitas logistik yang kompetitif dan mengundang investasi. Pemerintah
telah menetapkan 201 proyek infrastruktur dan 10 program pembangunan
sektor sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan total nilai investasi
sekitar Rp 4.817 triliun. Diharapkan proyek dan program tersebut dapat
membantu mendorong pertumbuhan dan distribusi ekonomi secara nasional
dan Indonesia dapat keluar dari middle income trap.
Dalam membangun infrastruktur, pemerintah juga berusaha agar
pembangunan selaras terhadap lingkungan, sehingga pembangunan dapat
sejalan dengan target-target dalam Sustainable Development Goals (SDGs).
Kebijakan pembangunan diarahkan untuk peningkatan kesejahteraan,
keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, menjaga kualitas lingkungan
hidup, menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga
peningkatan kualitas dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Perkembangan teknologi digital telah memungkinkan terbangunnya
infrastruktur cerdas, jadi dapat mengoptimalkan manfaat infrastruktur yang
telah maupun sedang dibangun. Penggunaan teknologi digital juga telah
terbukti bisa mengefektifkan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, yang
pada akhirnya bisa menurunkan biaya operasional penyediaan infrastruktur.
Dalam rangka mengidentifikasi data untuk mengkonstruksi kebijakan KLH
terkait investasi yang sedang gencar dilaksanakan dan kerentanan terhadap
sumberdaya alam dan energi, diperlukan pemantauan lapangan dan diskusi-
diskusi mendalam. Stakeholder yang dilibatkan adalah unit teknis KLHK,
akademisi dan pemerintah daerah terkait. Kota Yogyakarta dan Bali yang
masih memiliki falsafah hidup Hamemayu Hayuning Bawana dan Tri Hita
Karana, diharapkan akan menjadi oase keilmuan dan inspirasi aksi
pembangunan yang ramah lingkungan.

2. DASAR TINDAK
a. Tugas dan Fungsi Staf Ahli Menteri LHK, sebagaimana diatur dalam Pasal
47 Perpres No. 92 Tahun 2020 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan.
b. Arahan tertulis Menteri LHK kepada SAM ESDA tertanggal 8 September
2021.

3. TUJUAN
a. Memperdalam konsep “green” pengelolaan SDA berbasis Iptek dan kearifan
lokal
b. Mengidentifikasi kerentanan sumberdaya lahan, air, udara, dan iklim
c. Memantau rencana/kegiatan investasi, khususnya Proyek Strategis Nasional
(PSN)
d. Memberikan rekomendasi kebijakan kepada Menteri LHK

4. SASARAN
Tersusunnya Policy Brief Pengelolaan Sumberdaya Alam, dan potensi implikasi
dari Investasi

5. OUTPUT/LUARAN
a. Rekomendasi kebijakan Bidang Ekonomi dan Sumberdaya Alam
b. Acuan konsep “green” dalam pengelolaan sumberdaya alam di Daerah
6. METODE
a. Pemantauan lapangan
b. Focus Group Discussion (FGD)

7. PIHAK-PIHAK TERLIBAT (STAKEHOLDER)


a. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
b. Perguruan Tinggi
c. Pemerintan Daerah

8. AGENDA KEGIATAN
Kegiatan ini direncanakan terlaksana pada :
a. Tanggal 27 – 28 September 2021; pemantauan lapangan dan FGD di P3E
Jawa
b. Tanggal 18 – 22 Oktober 2021 (tentatif); pemantauan lapangan dan FGD di
P3E Bali dan Nusa Tenggara
c. Tanggal 17 November 2021 (tentatif); FGD Penyusunan Policy Brief

9. BIAYA

Sumber Biaya adalah APBN Satker Sekretariat Jenderal KLHK.


Agenda Kegiatan Penyusunan Policy Brief Pengelolaan Sumber Daya
Alam dan Investasi
Bogor, Rabu 17 November 2021

Waktu Acara Keterangan

08.00 – 08.30 Registrasi

09.00 – 09.10 Pembukaan dan Safety Briefing MC

09.10 – 09.30 Arahan Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi


Sumber Daya Alam

Dr. Tasdiyanto, S.P., M. Si

09.30-11.30 Paparan Oleh:


1. Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, MSc
2. Laonewan Rezki Alhaq, Presidium
Nasional Kajian Strategis Forum
Ekonomi Indonesia
3. Dr. Ir. Joko Prihatno, M.M., Analis
Kebijakan Utama

11.30 – 12.00 Diskusi Dr. Tasdiyanto, S.P.,


M. Si

12.00 – 13.00 ISHOMA

13.00 – 15.00 Penyusunan Policy Brief Dr. Tasdiyanto, S.P.,


M. Si

15.00- Selesai Penutup oleh Staf Ahli Menteri Bidang


Ekonomi Sumber Daya Alam

Dr. Tasdiyanto, S.P., M. Si

Anda mungkin juga menyukai