Oleh :
DEA ANARDA PUTRI
NIM 19621659
A. PENDAHULUAN
2. Cerebral Palsy Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak
progresif, yang disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik
pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya
(Kemenkes, 2012).
3. Perawakan Pendek (stunting) Short stature atau perawakan pendek merupakan suatu
terminologi mengenai tinggi badan yang berada di bawah persentil 3 atau – 2SD pada
kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi tersebut. Penyebabnya dapat karena
variasi normal, gangguan gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik atau karena
kelainan endokrin (Kemenkes, 2012).
5. Retardasi Mental Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang
rendah (IQ < 70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan
beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal
(Kemenkes, 2012). 7. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian
yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas (Kemenkes, 2012)
Data terbaru pada tahun 2018 menunjukkan sudah adanya perbaikan terkait
jumlah tersebut. Namun begitu, jumlahnya masih mengkhawatirkan. Dari seluruh
benua di dunia, benua Asia merupakan benua dengan gangguan tumbuh kembang
anak terbanyak. Di Indonesia sendiri, hasil riset kesehatan dasar terakhir pada
tahun 2018 menunjukkan bahwa presentase kejadian stunting adalah sebanyak
30.8%, underweight sebanyak17.7%, dan wasting sebanyak10.2% (Firas Farisi
Alkaff dan Sovia Salamah, 2020).
B. PROFIL DESA SOOKO
Sooko
Desa
Negara Indonesia
Provinsi Jawa Timur
Kabupaten Ponorogo
Kecamatan Sooko
Kodepos 63482
Kode Kemendagri 35.02.06.2002
Luas ... km²
Jumlah penduduk …. jiwa
Kepadatan ... jiwa/km²
Desa Sooko memiliki luas wilayah + 383,251 Ha yang terbagi menjadi 4 (empat)
wilayah Dukuh yaitu :
1. Dukuh Dalangan , yang terdiri dari :
Rukun Warga sebanyak 3 (tiga)
Rukun Tangga sebanyak 8 (delapan)
KRITIK
Posyandu yang pelaksanaannya masih belum maksimal disebabkan oleh
bebrapa faktor yaitu keaktifan ibu, wilayah posyandu, keaktifan kader, serta
tingkat pendidikan kader dan sebagainya.
Hambatan yang ada di posyandu yaitu jumlah kader, regenerasi kader, serta
minat pasrtisipasi ibu balita dan ekonomi.
SARAN
Dari observasi yang sudah saya lakukan, peneliti menyarankan:
Perlu dilaksanakan pelatihan kader secara berkala untuk meningkatkan
pengetahuan dan pengalaman guna kebrhasilan pelaksanaan kegiatan.
Perlu peningkatan dana posyandu untuk menunjang pelaksanaan pelayanan
untuk menambah jumlah variasi dan kualitas makanan yang di bagikan.