482 649 2 PB
482 649 2 PB
Abstrak
Abstract
cinnamon oil was yellowish oil and cinnamaldehyde’s yield was up to 42.67%,
and its purity was 99.8723%. Structure elucidation of cinnamaldehyde by mean
of infra red spectrophotometer (FTIR) showed carbonyl vibration at 1676 cm-1, -
C-H aldehyde at 2813.9 cm-1 and 2742.6 cm-1. From mass spectra, it can be
known that cinnamaldehyde had M+ 132 with m/z of main fragmentation were
131, 103, 77, and 51. Inhibition activity of α-glucosidase test showed that
inhibitory concentration at 50 ppm of cinnamaldehyde was 93.29%, and IC50 to
the α-glucosidase was 27.97 ppm.
Key words : cinnamon oil, cinnamaldehyde, anti-diabetic
Seperangkat alat refluks, set peralatan gelas, tanpa penambahan enzim) dan C = absorbansi
neraca analitik, rotary evaporator Buchii, GC-MS kontrol (DMSO), tanpa sampel (kontrol-blanko).
Shimadzu QP-5000, spektrofotometer UV-visible Nilai IC50 diperoleh dari: persamaan regresi linier Y
Shimadzu 1700, spektrofotometer IR Shimadzu PC- = a + bx.
8201, dan inkubator Memmet. IC50 Y = 50, kemudian disubtitusikan ke
persamaaan regresi linier menjadi: IC50 = (50-a)/b
Cara kerja
Isolasi sinamaldehid
Sebanyak 100 g minyak kayu manis Hasil dan Pembahasan
Isolasi sinamaldehid
dimasukkan ke dalam gelas piala dan tambahkan 300 Sinamaldehid dapat dipisahkan dari
mL larutan natrium bisulfit jenuh sambil diaduk.
Endapan yang terbentuk disaring dan dicuci dengan minyak kayu manis dengan cara penambahan
etanol dan sedikit eter. natrium bisulfit. Sinamaldehid mempunyai
Masukkan endapan hasil adisi bisulfit dan gugus fungsional aldehid yang reaktif terhadap
250 mL larutan HCl 5% (b/v) ke dalam alat refluks. adisi nukleofilik, salah satunya reaksi adisi
Campuran dipanaskan pada suhu 60 °C sambil di natrium bisulfit terhadap ikatan rangkap C=O
aduk sampai endapan larut semua dan terbentuk dua karbonil. Senyawa hasil adisi bisulfit merupakan
lapisan. Pisahkan kedua lapisan tersebut dengan garam yang mudah dipisahkan dari sistem
menggunakan corong pisah. Larutan atas diekstrak campuran. Reaksi adisi ini bersifat dapat balik
dua kali dengan 25 mL eter. Lapisan eter disatukan sehingga untuk mendapatkan aldehid kembali
dengan lapisan aldehid dan lakukan pencucian
dapat dilakukan dengan penambahan asam
dengan air sampai didapatkan larutan yang netral.
Setelah dikeringkan dengan natrium sulfat sebagaimana disajikan pada gambar 2.
anhidrous, larutan aldehid dalam eter dievaporasi. Sinamaldehid yang dihasilkan diisolasi
Residu yang diperoleh ditimbang dan dianalisis dengan ekstraksi pelarut menggunakan pelarut
dengan spektrofotometer IR dan kromatografi gas- eter, kemudian dicuci dengan akuades sampai
spektroskopi massa. netral. Selanjutnya dikeringkan dengan natrium
sulfat anhidrous. Pelarut eter dihilangkan
Uji penghambatan aktivitas α-glukosidase menggunakan rotary evaporator. Sinamaldehid
Larutan enzim dibuat dengan melarutkan 1,0 yang diperoleh dengan rendemen 82%.
mg α-glukosidase dalam 100 mL buffer fosfat (pH Elusidasi struktur sinamaldehid
7,0) yang mengandung 200 mg bovin serum dilakukan dengan menggunakan kromatografi
albumin. Sebelum digunakan, sebanyak 1 mL larutan
gas-spektroskopi massa dan Spektrofotometer
tersebut diencerkan 25 kali dengan buffer fosfat
(pH 7,0) disebut sebagai larutan enzim. Sebanyak infra merah (Gambar 3). Dari data
250 µL 20 mM p-nitrofenil α-D-glukopiranosid kromatografi gas- spektroskopi massa diperoleh
sebagai substrat, kemudian ditambah 490 µL 100
bahwa kemurnian sinamaldehid hasil isolasi
sebesar 99,8723%, spektra massa diperoleh M+ :
mM buffer fosfat (pH 7,0) dan 10 µL larutan
senyawa hasil sintesis dalam DMSO. Campuran 132 dengan pola fragmentasi pokok m/z : 131,
reaksi diinkubasi pada suhu optimum selama 5 103, 77, 51 dan 29 (Friedman, et al., 2000).
menit, setelah itu ditambahkan 250 µL larutan Dari spektrum tersebut terlihat pita
enzim dan diinkubasi. Reaksi enzimatis dihentikan 1676,0 cm-1 yang menunjukkan adanya serapan
dengan penambahan 1000 µL 200 mM natrium gugus karbonil (-C=O). Menurunnya harga
karbonat. Hasil reaksi adalah senyawa p-nitro fenol frekuensi vibrasi rentangan gugus karbonil
yang dapat diukur dengan menggunakan dibandingkan dengan harga normal karena
spektrofotometri UV-visibel pada panjang gugus karbonil tersebut terkonjugasi dengan
gelombang 400 nm. Sampel yang digunakan pada uji ikatan rangkap. Adanya ikatan –C=C-
penghambatan α-glukosidase adalah sinamaldehid ditunjukkan dengan serapan pada 1604 cm-1
dengan variasi konsentrasi 6,25 ppm, 12,5 ppm, 25 yang diperkuat dengan adanya pita dekat 3028
ppm dan 50 ppm dengan pelarut DMSO. cm-1 hasil dari serapan =C-H. Adanya cincin
Persen penghambatan dapat dihitung dari aromatis ditunjukkan dengan serapan pada
persamaan : [(C - S) / C] x 100; dengan S =
absorbansi sampel (yang diperoleh dari S1 – So,
daerah 1575 cm-1.Gugus -C-H aldehid
dimana S1 = absorbansi sampel dengan ditunjukkan serapan pada daerah 2813,9 cm-1
penambahan enzim dan So = absorbansi sampel dan 2742,6 cm-1 (Gende, et al., 2008).
NaHSO3 HCl
+ NaCl + H2O + SO2
O HO SO 3Na O
metabolisme polisakarida atau oligosakarida. dihasilkan akan berkurang yang ditandai oleh
Biasanya obat antidiabetes mengandung berkurangnya intensitas warna kuning.
senyawa-senyawa yang bisa menghambat kerja Pada Gambar 6 diperlihatkan persen
enzim α-glukosidase yang berperan dalam penghambatan terhadap enzim α-glukosidase
pemecahan karbohidrat menjadi gula darah dari sinamaldehid pada konsentrasi 6,25 ppm,
(Hanefeld, 2007). 12,5 ppm, 25 ppm dan 50 ppm.
Uji penghambatan terhadap enzim α- Dari gambar 6 dapat terlihat bahwa
glukosidase dilakukan untuk mengetahui sinamaldehid pada 50 ppm mampu
aktivitas antidiabetes dari setiap senyawa. Pada menghambat enzim α-glukosidase sebesar
uji ini enzim α-glukosidase akan 93,29%, dengan nilai IC50 sebesar 27,96 ppm.
menghidrolisis substrat p-nitrofenil-α-D- Nilai IC50 merupakan bilangan yang
glukopiranosid menjadi p-nitrofenol yang menunjukkan konsentrasi ekstrak (ppm) yang
berwarna kuning dan glukosa dengan reaksi mampu menghambat 50% aktivitas enzim α-
yang ditampilkan pada gambar 5 sebagai glukosidase. Menurut Reddy, et al., (1999)
berikut: senyawa dikatakan aktif apabila mempunyai
Aktivitas enzim diukur berdasarkan hasil nilai IC50 dibawah 50 ppm, sehingga
absorbansi p-nitrofenol yang berwarna kuning. sinamaldehid mempunyai potensi yang baik
Dengan adanya senyawa sinamaldehid dari kayu sebagai senyawa penghambat aktivitas enzim α-
manis yang berperan sebagai inhibitor glukosidase.
α-glukosidase maka p-nitrofenol yang
Daftar Pustaka
Adisakwattana S., Sookkongwaree, K., Roengsumran, S., Petsom, A., Ngamrojnavanich, N.,
Chavasiri, W., Deesamer, S., and Yibchok-anun, S., 2007, Structure-Activity
Relationships of trans-Cinnamic Acid Derivates on Alpha Glukosidase Inhibition,
Bioorg. Med. Chem.Lett., 14, 2893-2896
Friedman, M., Kozukue, N., and Harden, L. A., 2000, Cinnamaldehyde Content in Foods
Determined by Gas Chromatography−Mass Spectrometry, J. Agric. Food Chem., 48
(11), 5702–5709
Gende, B. L., Floris, I., Fritz, R., and Eguaras, M. J., 2008, Antimicrobial Activity of Cinnamon
(Cinnamomum zeylanicum) Essential Oil and Its Main Components Against Paenibacillus
Larvae From Argentine, Bulletin of Insectology, 61(1), 1-4
Hanefeld, M., 2007, Cardiovascular benefit and Safety Profile of Acarbose Therapy in Prediabetes
and Established Type 2 Diabetes, Cardiovasc Diabetol 6:20
Mallavarapu, G. R., Ramesh, S. Chandrasekhara, R. S., Rajeswara Rao, B. R., Kaul, P. N., and
Battacharya, A. K, 1995, Investigation of the Essential oil of Cinnamon Leaf Grown
at Bangalore and Hyderabad. Flav. Frag. J. 10; 239-242.
Matsui, T., Ebuchi, S., Matsugano, K., Terahara, N., and Matsumoto, K., 2004, Caffeoylsophore, a
New Natural α-Glucocidase Inhibitor, from Red Vinegar by Fermented Purple-
Fleshed Sweet Potato, Biosci. Biotechnol. Biochem, 6, 2239-2246
Ping, H., Zhang, G., and Pen, G., 2010, Antidiabetic Effects of Cinnamon Oil in Diabetic KK-Ay
Mice, Food and Chemical Toxicology, 48, 2344-2349.
Prasetya, N.B.A, and Ngadiwiyana, 2006, Identifikasi Senyawa Penyusun Minyak Kayu Manis
(Cinnamomun cassia) Menggunakan GC-MS., J. Sains dan Matematika, (14)2
Reddy K A, Lohray B B, Bhushan V, Reddy A S, Mamidi N V S R, Reddy P P, Saibaba V, Reddy
N J, Suryaprakash A, Misra P, Vikramadithyan R K and Rajagopalan R, 1999, Novel
antidiabetic and hypolipidemic agents. 5. Hydroxyl versus benzyloxy containing
chroman derivatives, J. Med Chem, 42, 3265-3278.
Shibano, M., Kakutani, K., Taniguchi, M., Yasuda, M., and Baba.K., 2008, Antioxidant Constituents
in the Dayflawer (Commelina communis L.) and Their α-Glucocidase –Inhibitory
Activity, J. Nat. Med, 62:349-353
Sower, J.R., Epstein, M., and Frohlich, E.D,2001, Hypertention and Cardiovascular disease: an
Update Hypertention, 37,1053-1105