Anda di halaman 1dari 3

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

F A K U L T A S T E K N I K JURUSAN TEKNIK MESIN


PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN
Status : Terakreditasi Peringkat A
Alamat : Jl. Lingkar Barat, Tamantirto, Kasihan, Bantul Yogyakarta 55183, Telp. 0274-387656 (Hunting),Fax.0274-387646,Psw.233

SOAL UJIAN CAPAIAN PEMBELAJARAN KE-2 GASAL 2021/2022


MATA KULIAH : Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L)
SKS/WAKTU : 2 SKS / 4 jam
SIFAT : TAKE HOME
DOSEN : PROF. DR. IR. SUKAMTA, S.T., M.T., IPM.
DR. IR. SUDARJA, MT., IPM.

1. Jelaskan apa yang dimaksud P2K3, apa kepanjangan dan pengertiannya?


2. Sebutkan referensi / acuan undang-undang dan peraturan menteri terkait P2K3 !
3. Apa tugas pokok dan fungsi P2K3?
4. Jelaskan secara ringkas tentang isi Permennaker No. Per. 04/Men/1987 P2K3 & Tata Cara
Penunjukan AK3
5. Sebutkan peran masing-masing yaitu Ketua P2K3, Sekretaris P2K3 dan anggota P2K3?
6. Apa yang dimaksud dengan SMK3 ? Jelaskan secara lengkap dan jelas ! Sebutkan Dasar Hukum
SMK3 !
7. Apa yang dimaksud dengan Hazard, Danger dan Risk? Sebutkan jenis-jenis hazard!
8. Buatlah contoh Job Safety analysis dan Job Safety Observation untuk perusahaan manufaktur !
9. Buatlah contoh table identifikasi aspek dan dampak untuk sebuah industry Oil and Gas!
10. Buatlah contoh table identifikasi hazard, risk analysis, and control (HIRAC) untuk Rumah Sakit
Umum Tipe D!

==keras walaupun salah masih lebih baik daripada benar tetapi tidak terdengar==
----mengerjakan sendiri walaupun salah masih lebih baik daripada benar tetapi mencontek karya orang lain---
++bertindak jujur akan menjadikan kita dapat berbuat baik, kebaikan akan membuat kita berbahagia, karena dari
sanalah datangnya cinta, dan cinta itu akan menghadirkan keikhlasan++
Nama : Muhammad Afif Humam F
NIM : 20180130053
MK : K3L

UCP 2

1. Kepanjangan dari P2K3 ialah Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang biasanya disebut P2K3 adalah sebuah badan
pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha atau pengurus dan pekerja
untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan
dan kesehatan kerja.

2. Dalam UU Keselamatan Kerja, Pasal 10 (1) dinyatakan bahwa “Menteri Tenaga Kerja berwenang
membentuk P2K3 guna memperkembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi efektif dari
pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja dalam tempat kerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban
bersama dibidang K3, dalam rangka melancarkan usaha produksi.” Yang dimaksud dengan
memperkembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi efektif adalah suatu bentuk keterlibatan
(involvement) dari kedua belah pihak.

3. tugas dan fungsi P2K3, Permenaker No. PER-04/MEN/1987 tentang P2K3 serta Tata Cara Penunjukan
Ahli Keselamatan Kerja Pasal 4 (1) menyatakan bahwa “P2K3 mempunyai TUGAS memberikan saran dan
pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada pengusaha atau pengurus mengenai masalah K3”.
selanjutnya untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, maka P2K3 mempunyai fungsi antara lain :
a) Menghimpun dan mengelola data tentang K3 di tempat kerja
b) Membantu menunjukkan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja :
Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan gangguan K3, termasuk bahaya
kebakaran, peledakan serta cara penanggulangannya
c) Faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja :
Alat pelindung diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan
Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan pekerjaannya;
d) Membantu pengusaha atau pengurus dalam:
Mengevaluasi cara kerja, proses dan lingkungan kerja
Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik;
e) Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap K3
Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, penyakit akibat kerja serta mengambil langkah-langkah

4. Berdasarkan Pasal 3, Permenaker No. PER-04/MEN/1987 tentang P2K3 serta Tata Cara Penunjukan Ahli
Keselamatan Kerja dinyatakan bahwa:

1) Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusahan dan pekerja yang susunannya terdiri dari Ketua,
Sekretaris dan Anggota
2) Sekretaris P2K3 ialah Ahli Keselamatan Kerja dari perusahaan yang bersangkutan
3) Ketua P2K3, diupayakan dijabat oleh pimpinan perusahaan atau salah satu pengurus perusahaan
Agar organisasi P2K3 dapat berjalan dengan baik, maka susunan anggota sekurang-kurangnya
separuhnya adalah dari perwakilan pekerja.

5. Peran pengurus harus diuraikan secara jelas dalam bentuk “Job Discribtion” antara lain sebagai berikut:
1) Tugas Ketua P2K3:
1. Memimpin semua rapat pleno P2K3 atau menunjuk pengurus lainnya untuk memimpin rapat pleno;
2. Menentukan langkah kebijakan demi tercapainya pelaksanaan program-program yang telah
digariskan organisasi;
3. Memertanggung jawabkan pelaksanaan K3 di perusahaannya kepada pemerintah melalui
pimpinanperusahaan;
4. Mempertanggung jawabkan program-program P2K3 dan pelaksanaannya kepada direksi perusahaan;
5. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program-program K3 di perusahaan, dll.
2) Tugas Wakil Ketua
Melaksanakan tugas-tugas ketua dalam hal ketua berhalangan dan membantu pelaksanaan tugas ketua
sehari-hari;
3) Tugas Sekretaris:
1. Membuat undangan rapat dan membuat notulen rapat;
2. Memberikan bantuan atau saran-saran yang diperlukan olek seksi-seksi untuk kelancaran program-
program K3;
3. Membuat laporan ke departemen-departemen perusahaan tentang adanya potensi bahaya di tempat
kerja, dll.
4) Tugas Anggota:
1. Melaksanakan program-program yang telah ditetapkan sesuai dengan bidang tugas masing-masing;;
2. Melaporkan kepada ketua atas setiap kegiatan yang telah dilaksanakan, dll.

6. SMK3 adalah hal yang memberikan aturan dan arahan guna menunjang keselamatan dan kesehatan para
pekerjanya. Selain itu, juga memiliki fungsi lain. SMK3 adalah sistem yang dapat dijadikan sebagai
pengendali sebuah bahaya yang mungkin timbul pada lingkungan kerja dan berpotensi mengganggu
kesejahteraan para pekerja.
Dasar Hukum SMK3 antara lain :
1. UU No.01 Tahun 1970
2. 2. UU No.13 Tahun 2003
3. 3. UU No.02 Tahun 2017
4. 4. PP No.50 Tahun 2012

7. Terdapat jenis bahaya (hazard) sebagai konsep, yaitu:


Bahaya Mekanik (Biomechaical hazards)
Merupakan bahaya yang berasal dari benda-benda bergerak, benda-benda tajam, benda yang berukuran
lebih besar dan berat yang dapat menimbulkan risiko pada pekerja seperti tersayat, tertusuk, terjepit,
terhimpit, terpotong, tertabrak dan sebagainya.
Bahaya Fisik (Physical hazards)
Merupakan hazard yang berasal dari segala energi yang jumlahnya lebih besar dari kemampuan diri pekerja
menerimanya.
Bahaya Kimia (Chemical hazards)
Merupakan bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia, baik yang berbentuk padat, cair, maupun gas.
Bahaya Biologi (Biological hazards)
Merupakan bahaya yang berasal dari hewan-hewan atau mikroorganisme tak kasat mata yang berada
disekitaran tempat kerja dan dapat masuk kedalam tubuh tanpa kita ketahui sehingga banyak
penanganannya dilakukan setelah pekerja terinfeksi.
Bahaya Psikososial (Psychosocial hazards)
Atau ada beberapa ahli menyebutnya sebagai bahaya dalam pengorganisasian pekerjaan, merupakan
bahaya yang berasal dari konflik batin dengan lingkungan yang ada di tempat kerja, baik itu dengan rekan
kerja maupun dengan fasilitas yang ada dilingkungan kerja dimana krmudian dapat membuat seseorang
mengalami stress hingga efek-efek buruk lainnya dari stress
Bahaya Ergonomi (Ergonomic Hazards)
Merupakan bahaya yang berasal dari adanya ketidaksesuaian desain kerja (job, task, environtment) dengan
kapasitas tubuh pekerja sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman di tubuh, pegal-pegal, sakit pada otot,
tulang dan sendi, dll.

Anda mungkin juga menyukai