Anda di halaman 1dari 24

1

LAPORAN UKK
PEMBUATAN VIDEO SINEMATISASI PUISI TENTANG
PENGGAMBARAN SITUASI PANDEMI COVID-19

OLEH:

KELOMPOK 4

SDN KEMAYORAN 1/24 SURABAYA

TAHUN 2020-2021
2
LEMBAR PENGESAHAN

KARYA TULIS DENGAN JUDUL

PEMBUATAN VIDEO SINEMATISASI PUISI TENTANG PENGGAMBARAN


SITUASI PANDEMI COVID-19

MENGETAHUI

GURU PEMBIMBING KETUA KELOMPOK

DWI RESTY YULIANDARI, S. Pd. RESTU DINASYA PUTRI


NIP. 19970704 202012 2 001

KEPALA SEKOLAH

Drs. RIAWAN, M. Pd.


19630615 198201 1 002
3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan UKK yang berjudul Pembuatan Video
Sinematisasi Puisi Tentang Penggambaran Situasi Pandemi Covid-19 ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas sekolah. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang pemanfaatan teknologi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dwi Resty Yuliandari selaku guru


pembimbing kelompok 4 kelas 6D  yang telah membimbing tugas laporan ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Surabaya, 24 Maret 2021

Penulis
4
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................
Lembar Pengesahan.............................................................................................................
Daftar Isi...............................................................................................................................
BAB I Pendahuluan.............................................................................................................
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................
1.2 Tujuan..............................................................................................................................
1.3 Rumusan...........................................................................................................................
1.4 Deskripsi proyek akhir dan indikator Pencapaian Tujuan...............................................
BAB II Penggalian Informasi..............................................................................................
2.1 Sumber Informasi.............................................................................................................
2.2 Sumber informasi tambahan............................................................................................
BAB III Desain Kegiatan.....................................................................................................
3.1 Waktu kegiatan................................................................................................................
3.2 Tempat Kegiatan..............................................................................................................
3.3 Proses Pengumpulan Bahan.............................................................................................
3.4 Rancangan Pengalaman Belajar.......................................................................................
Bab IV Pelaksanaan Desain Kegiatan................................................................................
4.1 Langkah-langkah Implementasi.......................................................................................
4.2 Dokumentasi Pengalaman Belajar...................................................................................
4.3 Menguji Indikator Pencapaian.........................................................................................
BAB V Penutup....................................................................................................................
5.1 Simpulan..........................................................................................................................
5.2 Saran.................................................................................................................................
5
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pandemi COVID-19 (Coronavirus Disease-19) telah mempengaruhi sistem
pendidikan di seluruh dunia, yang mengarah ke penutupan sekolah, universitas, dan
perguruan tinggi. Kebijakan yang diambil oleh banyak negara termasuk Indonesia
dengan meliburkan seluruh aktivitas pendidikan, membuat pemerintah dan lembaga
terkait harus menghadirkan alternatif proses pendidikan bagi peserta didik yang tidak
bisa melaksanakan proses pendidikan pada lembaga pendidikan. Di Indonesia, masih
banyak masyarakat yang tidak begitu perduli tentang bagaimana wabah Covid-19,
pengaruh Pendidikan dan pengaruh ekonomi menjadi problematika utama dalam proses
sosialisasi yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat untuk mengikuti kebijakan
PSBB (Pembatasan Skala Bersar Besaran).
Puisi sebagai salah satu jenis karya sastra memiliki nilai seni kesusastraan yang
tinggi, melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan katanya.
Puisi pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang untuk mengungkapkan pikiran
dan perasaannya. Oleh karena itu, puisi selalu diciptakan dan dibaca, untuk menikmati
nilai seni dan nilai kejiwaan yang tinggi. Menurut Waluyo (2002:1) puisi adalah karya
sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, diberi irama dengan bunyi yang
padu dan pemilihan kata-kata kias atau imajinatif.
Video sinematisasi puisi adalah video berupa puisi yang difilmkan. Pengembangan
video sinematisasi puisi diharapkan dapat merangsang, memacu masyarakat mapun para
pelajar agar lebih sadar tentang bahayanya virus yang merebak saat ini. Adanya
pembuatan video sinematisasi puisi juga mengharapakn siswa untuk menyukai puisi,
menumbuhkan minat/ketertarikan siswa terhadap puisi, meningkatkan kompetensi siswa
dalam mengapresiasi puisi, dan sebagai jalan memahami makna atau isi karya sastra
tersebut. Video ini akan mempermudah proses apresiasi terhadap puisi karena siswa
dapat menemukan pengkonkretan imajinasi yang membantu mereka dalam memahami
puisi.
Untuk itu, dalam pembuatan video sinematisasi puisi ini, kami mengangkat judul
“Pembuatan Video Puisi Deskriptif Tentang Penggambaran Situasi Pandemi
Covid-19” Sinematisasi pada karya sastra jenis puisi ini sekiranya dapat digunakan
sebagai jalan memahami bahayanya pandemi saat ini dan penggambaran kegiatan pada
masa pandemic serta memahami makna atau karya tersebut dan mampu untuk menarik
perhatian siswa dalam mengapresiasi dan menyenangi karya sastra yang berbentuk puisi.
6
1.2 RUMUSAN
Bagaimana membuat video sinematisasi puisi dengan menggambarkan kondisi pandemi
covid-19 saat ini?

1.3 TUJUAN
Tujuan dari laporan ini adalah sebagai berikut:
Mengetahui pembuatan video sinematisasi puisi dengan menggambarkan kondisi
pandemi covid-19 saat ini.
7
BAB II
PENGGALIAN INFORMASI

2.1 SUMBER INFORMASI UTAMA


A. Pengertian Sinematisasi

Kata “sinematografi” berasal dari bahasa Yunani yaitu kinema yang

berarti “gambar” dan graphein yang berarti “merekam”. Jadi secara harfiah,

sinematografi adalah ilmu terapan yang membahas tentang teknik menangkap

gambar dan menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian

gambar yang memililki kemampuan menyampaikan ide dan cerita. Sedangkan

sinematografi dalam bahasa Inggris yaitu Cinematography, berarti pembuatan dan

reproduksi film.

Seorang sinematografer adalah orang yang bertanggung jawab ata hal

tersebut di atas. Orang tersebut umumnya dikenal sebagai penata kamera. Imaji

visual melibatkan keterkaitan antara sejumlah variabel fotografis. Tahapan

pertama untuk memahami sinematografi adalah dengan mengenali apa saja

variabel tersebut dan bagaimana menggunakannya dalam penceritaan secara

visual. Variabel-variabel tersebut adalah brightness (kecerahan), kontras, kualitas

cahaya, fokus, kedalaman bidang, perspektif, warna, grain, dan tampilan.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa sinematografi

adalah ilmu terapan yang membahas tentang pembuatan film atau sinema yang

menceritakan suatu cerita secara visual. Film atau sinema adalah salah satu bentuk

teknologi audiovisual berupa gambar hidup yang diproyeksikan dengan lensa

proyektor dan biasanya sebagai media komunikasi yang menceritakan gambaran

realitas kehidupan sehari-hari. Sedangkan sinematisasi adalah proses

penggambaran suatu cerita menjadi sebuah gambar hidup atau film dengan

memperhatikan unsur-unsur yang terkandung didalamnya.


8

B. Unsur-Unsur Sinematisasi

Sinematografi tersusun dari beberapa unsur yang saling berkaitan.

Keterkaitan unsur-unsur sinematografi tersebut membantuk satu kesatuan utuh

menjadi sebuah sinema atau film yang baik. Berikut ini adalah unsur-unsur dalam

sinematografi menurut Trianton (2013:71).

1. Unsur Audio

Unsur audio atau suara terdiri atas unsur monolog, dialog, dan sound effect

atau efek suara. Monolog dan dialog berisi kata-kata. Dialog digunakan untuk

menjelaskan perihal tokoh atau peran, menggerakkan plot maju dan membuka

fakta.

Sound effect atau efek suara adalah bunyian khusus yang digunakan untuk

melatarbelakangi adegan yang berfungsi sebagai penunjang sebuah gambar untuk

membentuk nilai dramatik dan estetika sebuah adegan. Sound effect dapat berupa

musik ilustrasi, musik atau lagu yang jadi sound track, atau suara lainnya.

2. Unsur Video atau Visual


Unsur video atau visual meliputi angle, lighting, teknik pengambilan

gambar dan setting. Angle merupakan cara pengabilan sudut gambar. Terdapat

tiga pola pengambilan sudut gambar, yaitu straight angle, low angle, dan high

angle. Pertama, pengambilan dengan straight angle dilakukan dengan teknik

zoom in atau dengan memperbesar visual obyek, hasilnya akan menggambarkan

suatu ekspresi wajah obyek atau pemain dalam memainkan karakternya. Ekspresi

wajah akan terlihat cukup detail, sehingga karakter yang terbentuk akan sempurna.

Kedua, low angle, yaitu sudut pengambilan gambar dari tempat yang letaknya

lebih rendah dari obyek. Hal ini membuat seseorang Nampak kelihatan

mempunyai kekuatan yang menonjol dan akan kelihatan kekuasaannya. Ketiga,

high angle, yaitu sudut pengambilan gambar dari tempat yang lebih tinggi dari

obyek. Hasilnya, obyek akan terlihat jauh di bawah penonton. Hal ini akan
9
memberikan kepada penonton sesuatu kekuatan atau rasa superioritas.

Lighting atau pencahayaan adalah tata lampu dalam film. terdapat dua

cahaya yang dipakai dalam produksi film, yaitu natural light atau pencahayaan

alami dan artificial light atau cahaya buatan. Pencahayaan alami misalnya adalah

sinar matahari dan cahaya bulan di malam hari. Sedangkan pencahayaan buatan

misalnya lampu jalan, lampu kendaraan, api unggun, lensa kamera, atau lampu

yang disediakan secara khusus untuk mendukung pembuatan film. Teknik

pencahayaan ini dapat dibedakan menjadi empat model, yaitu pencahayaan depan

atau front lighting, cahaya samping atau side lighting, cahaya dari belakang atau

back lighting, dan model pencahayaan gabungan atau mix lighting. Pertama, front

lighting atau pencahayaan depan akan menghasilkan pencaran cahaya yang merata

dan tampak natural atau alami. Kedua, side lighting atau cahaya samping akan

membuat subyek lebih terlihat memiliki dimensi. Pencahayaan samping biasanya

banyak dipakai untuk menonjolkan suatu benda karakter seseorang. Ketiga, back

lighting atau cahaya belakang akan menghasilkan bayangan subyek jatuh atau

berada di depan. Selain itu, akan terpola dimensi. Keempat, mix lighting atau

cahaya campuran, merupakan gabungan dari tiga pencahayaan sebelumnya. Efek

yang dihasilkan lebih merata dan meliputi setting atau latar yang mengelilingi

obyek.

Teknik pengambilan gambar pada dasarnya adalah cara yang digunakan

dalam pengambilan atau perlakuan kamera, merupakan salah satu hal yang

penting dalm proses penciptaan visualisasi simbolik yang terdapat dalam film, di

mana proses tersebut akan mempengaruhi hasil gambar yang diinginkan, apakah

ingin menampilkan karakter tokoh, ekspresi wajah dan setting yang ada dalam

film. Berikut ini beberapa kategori teknik pengambilan gambar yang lazim

digunakan dalam produksi film. Pertama, full shot, batasan pengambilan subyek

adalah seluruh tubuh, maknanya hubungan sosial di mana subyek utama


10
berinteraksi dengan subyek lain, interaksi tersebut menimbulkan aktivitas sosial

tertentu. Kedua, long shot, batasannya adalah latar atau setting dan karakter.

Maknanya adalah lingkup dan jarak, maksudnya audiens atau penonton diajak

sang cameramen untuk melihat keseluruhan obyek dan sekitarnya. Mengenal

subyek dan aktivitasnya berdasarkan lingkup setting yang mengelilinginya. Long

shot iini menghasilkan gambar menyeluruh seperti zoom out.

Ketiga, medium shot, batas pengambilan gambarnya adalah mulai dari

bagian pinggang ke atas. Maknanya adalah hubungan umum, yaitu audiens diajak

untuk sekedar mengenal obyek dengam menggambarka sedikit suasana dari arah

tujuan kameramen. Keempat, close up (CU), batasnya adalah hanya bagian wajah

subyek. Maknanya keintiman, bahwa gambar memiliki efek yang kuat sehingga

menimbulkan perasan emosional karena audiens hanya melihat pada satu titik

interest. Penonton dituntut untuk memahami kondisi subyek. Kelima, teknik Pan

up atau frog eye. Disebut frog eye atau mata kodok karena posisi kamera berada di

bawah, dan diarahkan ke atas sehingga seperti pandangan mata kodok. Gambar

yang dihasilkan bermakna kuasa atau wibawa. Maksudnya jika teknik ini

digunakan, maka kn menunjukkan kesan obyek sangat agung, berkuasa, kokoh,

dan berwibawa. Namun, bisa juga menimbulkan kesan bahwa subyek dieksploitasi

karena hal tertentu.

Keenam, teknik pan dawn atau bird eye. Teknik ini merupakan kebalikan

dari teknik Pan up atau frog eye. Disebut mata burung karena posisi kamera

berada di atas dan seperti terbang diarahkan ke bawah. Maknanya adalah kecil

atau lemah. Maksudnya film dengan teknik ini menunjukkan kesan bahwa obyek

lemah dan kecil. Ketujuh, ketegori zoom in atau outfocal length ditarik ke dalam.

Maknanya observasi atau fokus, maksudnya audiens diarahkan dan dipusatkan

pada obyek utama. Unsur lain di sekeliling subyek berfungsi sebagai pelengkap

makna.
11
C. Jenis-Jenis Film

Seiring berkembangnya teknologi dan kebutuhan masyarakat terhadap

film, berbagai jenis film baru mulai bermunculan. Effendy (2002:11)

menyebutkan beberapa jenis film yang memiliku tujuan dan fungsi masing-

masing. Jenis-jenis film tersebut adalah sebagai berikut.

1. Film Dokumenter (Documentary Film) adalah film yang menyajikan realitas

melalui berbagai cara dan bertujuan untuk menyebarkan informasi, pendidikan

dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu.

2. Film Cerita Pendek (Short Film) adalah film yang berdurasi 60 menit. Pada

kelompok tertentu film cerita pendek dipakai untuk bereksperimen dan

merupakan batu loncatan agar memahami segala hal tentang dunia film

sebelum kelompok tersebut membuat film cerita panjang.

3. Film Cerita Panjang (Feature-Length Film) merupakan film yang berdurasi 60

menit ke atas, umunya berdurasi sekitar 100-120 menit. Film jenis ini

merupakan film konsumsi masyarakat yang berfungsi sebagai hiburan dan

tontonan umum.

4. Film Profil Perusahaan (Corporation Profile) adalah film yang diproduksi

untuk keperluan tertentu misalnya memperkenalkan suatu perusahaan untuk

disebarluaskan ke publik. Film jenis ini sering dipakai sebagai sarana

pendukung dalam suatu presentasi perusahaan atau kelompok tertentu.

5. Film Iklan Televisi (TV Commercial) merupakan film yang diprooduksi

dengan fungsi untuk kepentingan penyebaran informasi, baik tentang suatu

produk maupun layanan masyarakat.


12

6. Film Program Televisi (TV Programme) merupakan film yang dibuat untuk

konsumsi acara program televisi dan biasanya diproduksi oleh stasiun televisi

sendiri atau kerjasama dengan PH. Film jenis ini terbagi menjadi dua jenis

lagi, yaitu cerita fiksi dan cerita nonfiksi.

7. Film Video Clip (Music Clip) merupakan jenis film yang digunakan oleh para

produser musik untuk memasarkan produknya lewat medium televisi.

D. Hakikat Video Sinematisasi Puisi


Sinematisasi puisi merupakan suatu penggambaran atau visualisasi sebuah

puisi menjadi gambar hidup atau sinema Sinematisasi puisi merupakan

penggabungan antara seni baca puisi dan sinema. Jika dalam membaca puisi sehari-

hari, latar selalu tidak diperhatikan, dalam sinematisasi puisi latar menjadi penting

keberadaannya. Apa yang digambarkan dalam baris-baris puisi diperlihatkan dalam

gambar hidup. Oleh karena itu, keberadaan pembaca puisi menjadi kurang penting.

Perbedaan dengan varian baca puisi yang lain terutama terletak pada sifat

ketidaklangsungannya. Dalam arti, jika bentuk pembacaan puisi yang lain

menghadirkan pembaca puisi secara langsung, sehingga pembaca puisi hadir dari

awal sampai akhir pembacaan; dalam sinematisasi puisi pembaca puisi bisa tidak

hadir karena yang dibutuhkan adalah suaranya. Disini, seperti sinema yang lain,

wujud sinematisasi bukanlah pertunjukkan langsung, melainkan dalam bentuk

gambar.

sinematisasi puisi merupakan media video proses pelukisan isi yang

terkandung dalam puisi menjadi sebuah gambar hidup atau film yang dirangkai

dengan irama, lagu, nada, ataupun lirik dengan memperhatikan unsur-unsur tertentu
13

sesuai dengan narasi yang diinginkan dengan tujuan memperjelas kata-kata yang

terkandung dalam puisi sehingga memudahkan dalam memahami puisi tersebut.

Berdasarkan puisi tersebut dapat diketahui bagaimana isi puisi yang menjadi inti

cerita dalam media sinematisasi puisi ini. Sehingga media sinematisasi ini bercerita

mengenai isi atau maksud puisi yang disajikan dalam bentuk film atau sinema

E. Aplikasi yang digunakan


KineMaster adalah sebuah perangkat lunak ponsel pintar yang khusus

digunakan untuk keperluan pengeditan video. Perangkat lunak ini dikembangkan

oleh Nex Streaming. Perangkat lunak ini pertama kali dirilis pada tahun 2013

tepatnya pada tanggal 26 Desember 2013.

2.2 SUMBER INFORMASI TAMBAHAN


Dalam kegiatan UKK ini kelompok kami menggali informasi dari Youtube

maupun media sosial yang lain untuk mendapatkan tutorial editing video serta

contoh dari video sinematisasi puisi.


14

BAB III
DESAIN KEGIATAN
3.1 Waktu Kegiatan
Kegiatan UKK ini berlangsung selama dua bulan. Yaitu dari bulan Februari sampai
dengan bulan April 2021.
3.2 Tempat Kegiatan
Tempat pelaksanaan UKK ini berlangsung di sekolah dan di rumah siswa.
3.3 Proses Pengumpulan Informasi
Proses pengumpulan informasi dilakukan sebagai dasar dalam pembuatan video
sinematisasi puisi adalah:
1. Menentukan tema dan judul pada pembuatan puisi.
2. Membuat puisi sesuai tema yang ditentukan yaitu “pandemic covid-19”.
3. Membuat story board alur cerita tentang puisi yang dibuat.
4. Mencari sumber informasi cara pengambilan gambar dan editing video
5. Melakukan pengambilan video sesuai storyboard atau alur yang sudah dibuat.
6. Melakukan dubbing suara untuk pembacaan puisi.
7. Menggunakan aplikasi kine master sebagai media editing video sinematisasi puisi.
3.4 Rancangan Pengalaman Belajar

Menentukan tema Membuat puisi dengan Membuat storyboard


dan judul tema pandemic covid- pengambilan video
19

Melakukan dubbing Mencari informasi


suara pengambilan gambar
dan edit video

Mengedit video Video sinematisasi puisi


menggunakan sudah siap untuk
kinemaster ditampilkan
15

BAB 1V
PELAKSANAAN DISAIN KEGIATAN

4.1 Langkah-Langkah Implementasi


Menyiapkan alat dan bahan yang terdiri dari:

No Alat dan Bahan Gambar

1 Smartphone (ponsel pintar)

2 kamera

3 Aplikasi Kine master

4 Buku tulis

5. Mic clip on

Story board
no keterangan durasi scene
16

1 Menampilkan langit dan 00.00 – 00.05


matahari yang bersinar

2 Menampilkan siswa yang 00.05 – 00.20


terbangun dari tidurnya
dengam alarm yg berbunyi

3 Menampilkan siswa yang 00.20 – 00.40


sedang melihat ke cermin dan
memakai dasi

4 Menampilkan siswa yang 00.40 – 01.10


memakai tas
17

no keterangan durasi scene


5 Menampilkan anak-anak yang 01.10 – 01.30
sedang memakai sepatu
diteras rumah

7 Menampilkan seorang anak 01.30– 1.35


yang pamit ke orang tuanya.
Shoot dari samping

8 Menampilkan scene pamit ke 01.35– 1.40


orang tua dengan jarak lebih
dekat

9 Menampilkan anak dan ibu 01.40 – 01.55


menonton tv,
18

no keterangan durasi scene


10 Menampilkan scene melihat 01.55 – 02.00
tv, kemudian si anak melihat
ke hp dan mengambilnya

11 Menampilkan anak yang 02.00 – 02.10


sedang melihat hp dan melihat
informasi bahwa sekolah libur

12 Menampilkan seorang anak 02.10 – 02.20


yang berjalan dan
membayangkan bermain
bersama

13 Menampilkan anak sedang 02.20 – 02.30


duduk merenung
19

no keterangan durasi scene


14 Menampilkan seseorang yang 02.30 – 02.40
sedang menangis karena
keluarga terkena covid

15 Menampilkan anak berjalan 02.40- 02.50


kemudian menoleh ke arah
belakang

16 Menampilkan anak yang 02.50 – 03.00


menoleh ke belakang dan
menoleh ke depan lagi dan
memakai masker

18 Menampilkan anak sedang 03.00 – 03.10


tidur di emperan
20

no keterangan durasi scene


19 Menampilkan anak yang 03.10-03.20
sedang memberikat bantuan
kepada seorang yang tidur di
emperan

20 Menampilkan anak menoleh 03.20 – 03.30


ke arah jendela

21 Menampilkan ambulance yang 03.30 – 03.40


sedang melaju

22 Menampilkan anak yang 03.40 – 03.50


sedang mengikuti kelas online
21

no keterangan durasi scene


23 Menampilkan anak yang 03.50 – 04.00
sedang berdoa dan menangis

24 Menampilkan anak melihat tv 04.00 – 04.05


dan mengambil hp

25 Menampilkan anak yang 04.05 – 04.15


sedang berbaring sambil
melihat foto-foto bersama
teman
22

Langkah mengerjaannya:

1. Menentukan tema dan judul puisi


Mencari tema yang sesuai dengan keaadaan yang sedang terjadi
2. Membuat puisi sesuai tema yang ditentukan yaitu “pandemic covid-19”.
Menuliskan puisi dari berita tentang maraknya penyebaran virus covid-19.
3. Membuat storyboard alur cerita puisi
Menggambar sketsa alur pembuatan video atau pengambilan gambar untuk visualisasi
video serta teknik pengambilan gambar
4. Mencari sumber informasi cara pengambilan gambar dan editing video
Mencari tutorial di youtube dan media browse tentang bagaimana cara pengambilan
gambar dan editing video
5. Melakukan pengambilan video sesuai storyboard atau alur yang sudah dibuat.
Melakukan pengambilan gambar teknik shoot kamera dengan angle atau sudut yang
tepat.
6. Melakukan dubbing suara untuk pembacaan puisi.
Merekam suara anak-anak membacakan puisi untuk menjadikan latar music dalam
video sinematisasi.
7. Menggunakan aplikasi kine master sebagai media editing video sinematisasi puisi.
Cara menggunakan aplikasi kinemaster dengan:
1. Menyiapkan file-file video yang sudah diambil
2. Menyiapkan dubing music puisi
3. Menggabungkan beberapa video menjadi satu
4. Menggabungkan video dengan dubbing puisi
5. Mengexport video yang sudah jadi dalam bentuk mp4
6. Video sudah siap ditampilkan.
4.2 Dokumentasi Pengalaman Belajar

4.3 Menguji Indikator Pencapaian


Video sinematisasi puisi yang telah dibuat sudah dapat digunakan sebagai
penggambaran situasi pendemic covid-19 untuk mengingatkan kepada masyarakat mengenai
dampak yang timbulkan oleh virus tersebut. Video ini merupakan hasil dari kreatifitas
kelompok 4 kelas 6D yang digunakan sebagai proyek UKK kelas 6.
23
24

BAB 1V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Sebagaimana pada rumusan masalah dan tujuan dari ekperimen unu, dimana dalam
masa pendemic covid-19 ini banyak dampak yang ditimbulkan namun masyarakat masih
belum paham dan belum mengikuti aturan yang ada. Dengan dibuatnya video sinematisasi
puisi ini diharapkan masyarakat lebih waspada dan mengerti tentang apa saja hal yang harus
dilakukan. Untuk siswa menambah ilmu tentang bagaimana menulis sebuah naskah dan
menyusunnya.
1.2 Saran
1. Sebaiknya menggunakan perangkat smartphone dengan spesifikasi yang tinggi untuk
menjalankan aplikasi kinemaster dengan lancar
2. Harus mengerti apa saja yang akan dimasukkan kedalam videodan bagian apa saja yang
harus ditampilkan.
3. Memiliki kempampuan analisai yang baik karena apa yang ditulisdi storyboard dengan
pakter langsung bisa jadi berbeda karena beberapa factor seperti cuaca.

Anda mungkin juga menyukai