Anda di halaman 1dari 7

PEMBUATAN BRIKET BERBAHAN LIMBAH KULIT

KOLANG-KALING DI DESA JATIREJO GUNGPATI


SEMARANG

Supriyadi, Masturi, Mahardika P.A., Pratiwi D.J., Susilo

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang


Email: supriyadi@staff.unnes.ac.id

Abstract. Community service activities have been carried out with the caption
Accompaniment Leather Processing fro Being Gunungpati Jatirejo village
Briquette in Semarang. Background This village was chosen for the reason that
it has expanded economic activity that produces a variety of snack food products
that is characteristic of this village. Program-related community service activities
above, the Physics Department has undertaken preparatory activities carried out
in the laboratories of Physics. In this preparatory activities have made a molding
tool briquettes, briquette press equipment for compacting, testing and analysis of
samples. The next activity is the implementation of the results on the field were
done with lectures and practical approach. The results of the activities in the
field generally indicates that the participants can make some sample briquettes.
However, to further the process has not been analyzed, considering the current
conditions do not allow the activity to heat up with the sun because of the rain.

Keywords: Arenga pinnata merr, Briquettes

Abstrak. Telah dilaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat pendampingan


pengolahan kulit kolang-kaling menjadi briket di Desa Jatirejo Gunungpati
Semarang. Latar belakang dipilih desa ini dengan alasan bahwa telah
berkembang kegiatan ekonomi yang menghasilkan berbagai produk makanan
ringan yang menjadi ciri khas desa ini. Terkait program kegiatan pengabdian
kepada masyarakat di atas, maka jurusan Fisika telah melaksanakan kegiatan
persiapan yang dilakukan di laboratorium Fisika. Pada kegiatan persiapan ini
telah dibuat alat cetak briket, alat press untuk memadatkan briket, uji coba dan
analisis sampel. Kegiatan selanjutnya adalah implementasi hasil di lapangan yang
dilakukan dengan pendekatan ceramah dan praktek. Hasil kegiatan di lapangan
secara umum menunjukkan bahwa peserta dapat membuat beberapa sampel
briket. Namun demikian untuk proses selanjutnya belum dianalisis, mengingat
pada saat kegiatan kondisi tidak memungkinkan untuk memanaskan dengan
matahari dikarenakan hujan.

Kata Kunci: kolang-kaling, briket

25
26

PENDAHULUAN buah Buah aren memiliki 2 atau 3 butir inti


biji (endosperma) yang berwarna putih
Kenaikan harga BBM (khususnya tersalut batok tipis yang keras. Buah yang
minyak tanah dan elpiji) mulai menyadarkan muda intinya masih lunak dan agak bening.
kita bahwa konsumsi energi dari tahun Buah muda dibakar atau direbus untuk
ke tahun yang semakin meningkat tidak mengeluarkan intinya, dan kemudian inti-inti
sebanding dengan ketersediaan sumber energi biji itu direndam dalam air kapur beberapa hari
tersebut. Hal ini menuntut adanya penyediaan untuk menghilangkan getahnya yang gatal
sumber energi alternatif yang terbarukan, dan beracun (Heyne, 1987; Kurniasih, 2010).
melimpah jumlahnya, dan murah harganya Cara lainnya, buah muda dikukus selama tiga
sehingga lebih terjangkau oleh masyarakat jam dan setelah dikupas, inti bijinya dipukul
luas. Briket merupakan salah satu jawaban gepeng dan kemudian direndam dalam air
atas permasalahan tersebut. selama 10-20 hari. Inti biji yang telah diolah
Limbah biomassa seperti kulit kolang- itu, diperdagangkan di pasar sebagai buah atep
kaling merupakan salah satu bahan baku (buah atap) atau kolang-kaling. Kolang-kaling
pembuatan briket. Kulit kolang-kaling disukai sebagai campuran es (Izzati, 2010),
merupakan bagian buah aren yang sudah manisan (Yasni, 1992) atau dimasak sebagai
dipakai lagi pada waktu pengupasan buah kolak, khususnya sebagai hidangan berbuka
kolang-kaling tersebut. Kulit ini memiliki puasa di bulan Ramadhan (Irawan dkk, 2009).
sifat yang agak kuat dan tersusun atas Salah satu kelurahan di kota Semarang
lignin, selulosa dan hemiselulosa. Briket yang menjadi pusat industri pakanan kolang-
merupakan sumber energi alternatif pengganti kaling ini adalah kelurahan Jatirejo kecamatan
minyak atau elpiji. Briket dibuat dengan Gunungpati. Industri rumah tangga yang
melakukan pengepressan/pencetakan dengan dikelola secara turun temurun ini ternyata
tekanan tinggi di bawah temperatur panas masih menyisakan masalah, utamanya sisa
(Puspitaningrum, 2012). Briket dapat dibuat sampah kulit kolang-kaling tersebut. Yang
dari semua bahan biomassa seperti kelapa dan selama ini terjadi di kelurahan Jatirejo, sampah
aren. Briket banyak dikembangkan sebagai kulit kolang-kaling ini dibiarkan menumpuk
material penghasil panas untuk berbagai dan beberapa yang kering dibakar. Dengan
aktivitas seperti memasak dan pemanasan melihat potensinya yang sangat besar sebagai
dalam industri bata. bahan biomassa, tim pengabdian bermaksud
Di sisi lain, kolang-kaling merupakan melakukan pendampingan kepada masyarakat
sejenis makanan yang dibuat dari buah aren. di kelurahan Jatirejo tersebut untuk mengolah
Aren atau Enau (Arenga pinnata) merupak sampah kulit kolang-kaling itu menjadi briket
sejenis palma yang terpenting setelah kelapa yang dapat dimanfaatkan sebagai penghasil
karena merupakan tanaman serba guna. panas alternatif. Kegiatan ini secara jangka
Tumbuhan ini dikenal dengan pelbagai nama pendek dan menengah akan memiliki dua
seperti nau, hanau, peluluk, biluluk, kabung, manfaat sekaligus, yaitu kebutuhan akan
juk atau ijuk (aneka nama lokal di Sumatera dan sumber energi atau panas alternatif di desa
Semenanjung Malaya); kawung, taren (Sunda); Jatirejo akan lebih tercukupi, dan persoalan
akol, akel, akere, inru, indu (bahasa-bahasa di sampah akibat penumpukan kulit kolang-
Sulawesi); moka, moke, tuwa, tuwak (Nusa kaling juga akan terpecahkan.
Tenggara), dan lain-lain (Heyne, 1987). Aren Berdasarkan uraian analisis situasi, maka
sangat terkenal karena keserbagunaannya, masalah yang akan diselesaikan adalah upaya
utamanya sebagai penghasil gula. Sementara apa yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan

Rekayasa Vol. 12 No. 1, Juli 2014


27

limbah kulit kolang-kaling di lokasi kegiatan periode-periode mendatang, akan dibuat


pengabdian. Upaya yang dilakukan untuk alat sederhana yang sudah dimekanisasikan
mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan mesin sebagai pengganti
pembuatan briket berbahan dasar limbah kulit lumpang itu, (3) Pencampuran bahan. Kulit
kolang-kaling. kolang-kaling yang telah dihancurkan tadi
Tujuan yang diharapkan melalui kegiatan kemudian dicampur dengan lem kayu yang
ini adalah: meningkatkan nilai manfaat sampah sudah diencerkan dengan air, lalu diaduk
kulit yang dihasilkan pada proses pengolahan menggunakan kayu. Tujuan dilarutkannya
buah kolang-kaling di kelurahan Jatirejo, lem kayu dengan air untuk membantu agar
Gunungpati Kota Semarang, mengurangi proses intrusi ke dalam pori-pori kulit kolang-
penumpukan sampah kulit kolang-kaling kaling lebih merata, (4) Proses pencetakan.
pada proses pengolahan buah kolang-kaling Setelah perekat dan kulit kolang-kaling yang
tersebut. telah dihancurkan dicampurkan secara merata,
Manfaat yang diharapkan dari kegiatan selanjutnya dilakukan tahapan pencetakan
pengandian kepada masyarakat ini adalah briket. Mula-mula campuran dimasukkan
sebagai berikut: masyarakat sasaran kegiatam dalam cetakan, selanjutnya dilakukan
akan memperoleh ketrampilan mengolah pencetakan dengan menggunakan panas
limbah kulit kolang-kaling. Di masa (hot-press) pada tekanan dan temperatur
mendatang briket berbahan limbah kulit tertentu selama waktu tertentu pula, dan
kolang-kaling mulai dikenal sebagai produk (5) Pengeringan Briket. Tahap terakhir dari
desa Jatirejo, pengurangan secara signifikan kegiatan ini pengeringan briket yang telah
jumlah limbah kulit kolang-kaling yang dibuat dengan menggunakan sinar matahari
dimanfaatkan sebagai bahan dasar briket. selama kira-kira 4 jam. Tujuan pengeringan
ini untuk menghilangkan kadar air yang
METODE terbawa pada saat proses pencampuran bahan
Kegiatan pelatihan dan pendampingan tadi. Tahapan lengkap proses fabrikasi briket
pemanfaatan ini dapat diuraikan sebagai ini selengkapnya ditampilkan pada Gambar 1.
berikut: (1) Pengeringan Kulit Kolang-Kaling. Pengeringan Kulit Kolang-kaling
Tahap pengeringan ini dilakukan dengan
menjemur di bawah sinar matahari selama
kira-kira 3 hari. Pengeringan dilakukan untuk Penghancuran Kulit Kolang-kaling
mengurangi kadar air yang ada dalam bahan.
Selain itu, dengan dikeringkan, berat kulit
kolang-kaling akan menjadi lebih ringan
Penghancuran Kulit Kolang-kaling
sehingga ketika nanti sudah diolah menjadi
briket akan lebih ringan. (2) Penghancuran.
Tahap ini dilakukan dengan menghancurkan
kulit kolang-kaling menjadi bagian-bagian Pencetakan
kecil. Hal ini dilakukan agar saat nantinya
dilakukan pengepresan akan saling terikat
secara kuat karena luasnya permukaan Pengeringan
sentuhan. Pada tahap awal, penghancuran ini
dilakukan secara manual dengan menumbuk Gambar 1. Tahapan fabrikasi briket
menggunakan lumpang. Akan tetapi, untuk

Pembuatan Briket Berbahan Limbah... (Supriyadi, Masturi, Mahardika P.A., Pratiwi D.J., Susilo)
28

Rencana kegiatan pengabdian ini selasai kegiatan ceramah dan diskusi klas,
telah didahukui dengan survei awal untuk peserta akan mendapat pertanyaan yang terkait
mengetahui potensi desa Jatirejo. Salah satu dengan masalah pemanfaatan limbah kulit
hasil diskusi awal ini adalah bahwa di desa kolang-kaling. Jawaban-jawaban yang telah
Jatirejo akan dilakukan kegiatan pengabdian diberikan oleh peserta selanjutnya akan dipakai
untuk mengembangkan kualitas dan kuantitas untuk melihat seberapa jauh peserta kegiatan
kolang-kaling. Maksud dan tujuan kegiatan ini pengabdian kepada masyarakat memahami
telah diduskusikan kepada aparat keluruhan materi-materi yang telah disampaikan.
dengan harapan mendapat dukungan dan
kemudahan untuk sosialisai kepada warga HASIL DAN PEMBAHASAN
peserta kekegiatan pengabdian masyarakat Hasil
ini. Khalayak sasaran adalah masyarakat yang
selama ini telah menekuni pekerjaan sebagai Hasil dan pembahasan kegiatan
pengolah kolang-kaling akan mendapat pengabdian yang telah dilaksanakan
prioritas untuk menjadi peserta kegiatan dibagi menjadi dua bagian, yaitu kegiatan
pengabdian. Selain itu, warga yang tertarik laboratorium dan kegiatan impelementasi
mengikuti kegiatan ini akan diikutkan pula hasil uji beriket skala laboratorium kepada
pada kegiatan ini. peserta.
Sesuai dengan tujuan yang telah Proses awal dalam pembuatan briket
ditetapkan, maka pada kegiatan pengabdian dengan bahan dasar kulit kolang-kaling adalah
masyarakat yang direncanakan ini akan proses pengeringan. Langkah ini dilakukan
menggunakan metode Ceramah, Diskusi, untuk mengurangi kadar air dalam kulit
Pelatihan, dan praktek. Metode ceramah kolang-kaling. Proses pengeringan dilakukan
dan diskusi digunakan untuk menyampaian secara sederhana dengan memanfaatkan energi
materi-materi fisika yang akan dibuat alat dari matahari. Kulit kolang-kaling yang kering
peraganya. Diskusi kelas dimaksudkan untuk dapat diperoleh dengan proses pemanasan
bertukar pengalaman antar peserta terkait selama ± 3-5 hari. Kondisi pengeringan sangat
dengan materi-materi yang telah dijelaskan. dipengaruhi cuaca. Hal ini yang menjadi satu
Metode pelatihan disampaikan untuk kendala yang dihadapi oleh tim pengabdian,
memberikan bekal kepada peserta kegiatan sehingga pada tahap selanjutnya diperlukan
pengabdian supaya mempunyai ketrampilan alat pengering dengan kinerja yang baik.
untuk membuat briket berbahan dasar limbah Kulit kolang-kaling yang telah mencapai
kulit kolang-kaling. kondisi kering kemudian ditumbuk hingga
Metode praktek untuk memfasilitasi diperoleh serbuk dengan tekstur yang masih
peserta membuat alat peraga fisika. Pada kasar. Pembuatan serbuk ini bertujuan untuk
kegaiatan ini peserta dikelompokkan menjadi memudahkan dalam proses cetak briket.
beberapa kelompok. Pada kegiatan praktek Proses pembakaran briket dari kulit
masing-masing kelompok didampingi oleh kolang-kaling diperlukan untuk mengamati
tim pengabdian untuk memudahkan membuat laju pembakaran dan pengurangan massanya,
briket. seperti ditunjukan pada Gambar 2. Laju
Evaluasi akan dilakukan pada tahapan- pembakaran briket adalah kecepatan briket
tahapan kegiatan, yaitu: (1) pada saat akan habis sampai menjadi abu dengan berat
dimulai kegiatan, peserta akan mendapatkan tertentu. Laju pembakaran dapat dihitung
serangkaian pertanyaan awal yang terkait dengan menggunakan rumus :
dengan limbah kulit kolang-kaling (2) setelah

Rekayasa Vol. 12 No. 1, Juli 2014


29

a b
Gambar 2. (a). Proses uji laju pembakaran briket, (b). Serbuk sisa pembakaran

berat briket ( g ) memanfaatkan limbah kulit kolang-


laju pembakaran ( g s ) = kaling untuk budi daya jamur. Jamur ini
waktu sampai briket habis ( s )
selanjutnya dimanfaatkan untuk diolah
Hasil uji pembakaran diperoleh laju menjadi makanan pendamping nasi. Peserta
pembakaran briket dari kulit kolang- mengharapkan adanya kegiatan sejenis untuk
kaling pada rentang 0.03-0.04 g/s. Hasil ini mengembangkan jamur ini, yang selama ini
bersesuaian dengan briket dari jenis biomassa budi daya dilakukan secara sederhana belum
dari jenis lainnya seperti kayu, daun dll dengan memanfaatkan teknologi tepat guna.
laju pembakarannya 0.03 g/s. Setelah kegiatan ceramah dilanjutkan
Kegiatan pengabdian di lapangan dengan praktek membuat briket dengan bahan
dilaksanakan selama sehari di balai desa dasar limbah kulit kolang-kaling. Praktek
Jatirejo. Peserta pada umumnya adalah diawali dengan memilah limbah kulit kolang-
ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok kaling yang selanjutnya ditumbuk sampai
binaan produk tertentu. Kegiatan diawali halus. Hasil tumbukan selanjutnya dicetak
dengan ceramah tentang buah kolang-kaling dengan menggunakan cetakan (Gambar 3).
dan manfaatnya selama sekitar 30 menit. Setelah limbah kulit kolang-kaling
Diharapkan dari kegiatan ceramah ini, peserta dihaluskan dan dimasukkan ke dalam cetakan,
memperoleh informasi yang lengkap tentnag proses selanjutnya adalah memadatkan
kolang-kaling, termasuk juga bagaimana dengan alat press. Pada kegiatan pengabdian
mengeolah limbah kulit kolang-kaling menjadi proses ini belum menggunakan alat press,
briket yang mempunyai nilai ekonomi. mengingat perlu waktu untuk membawa alat
press ke lokasi kegiatan pengabdian. Sebagai
Pembahasan penggantinya proses pemadatan dilakukan
secara manual dengan meletakkan papan di
Peserta antusias mengikuti kegiatan atasnya yang selanjutnya dipalu beberapa
ceramah ini, beberapa pertanyaan muncul kali. Setelah proses pemadatan dianggap
berkaitan tentang kolang-kaling ini. Salah cukup, dialnjutkan dengan pegambilan briket
satu pertanyaan/ tanggapan dari peserta dari cetakan. Contoh hasil pembuatan briket
uang menarik adalah pengalaman peserta seperti pada Gambar 4.

Pembuatan Briket Berbahan Limbah... (Supriyadi, Masturi, Mahardika P.A., Pratiwi D.J., Susilo)
30

a b
Gambar 3. Praktek pembuatan briket meenggunakan bahan dasar limbah kulit
kolang-kaling dengan kegiatan awal melakukan (a) penumbuhkan kulit
kolang-kaling dan (b) proses pencetakan dengan bentuk hasil berupa
silinder

Gambar 4. Hasil cetakan briket yang berbentuk silinder dengan tinggi 5 cm dan
diameter 5 cm
Untuk pembuatan skala produk kulit kolang-kaling akan dilakukan dengan
direncanakan pemadatan dengan meng- beberapa kali uji coba.
gunakan alat press dengan maksud untuk
SIMPULAN DAN SARAN
memperoleh hasil yang maksimal tanpa ad-
Simpulan
anya rongga dalam material briket. Selain
itu untuk menjaga bentuk agar tetap terjaga Berdasarkan hasil uji laboratorium
akan ditambakan perekat pada bahan lim- dan kegiatan di lapangan disimpulkan bah-
bah beriket yang sudah dihaluskan. Pembe- wa limbah kulit kolang-kaling dapat diman-
rian perekat ini dilakukan sebelum proses faatkan untuk pembuatan briket. Pembuatan
pencetakan. Seberapa perbandingan pem- briket ini untuk skala produk memerlukan
berian bahan perekat dengan jumlah limbah tahapan tambahan yaitu pemberian perekat

Rekayasa Vol. 12 No. 1, Juli 2014


31

pada limbah kulit kolang-kaling yang sudah DAFTAR PUSTAKA


dihaluskan. Selain itu untuk proses pema- Pupitaningrum, D.A. 2012. Aplikasi Teknologi
datan perlu alat press. Proses ini diharapkan Zero Waste dalam Pembuatan Briket
diperoleh briket dengan kualitas yang bagus Tempurung Kelapa dan Peranannya
dan dapat digunakan sesuai dengan kebutu- sebagai Energi Alternatif pada
Masyarakat Pedesaan, Seminar
han. Nasional Kedaulatan Pangan dan
Energi, pp. 1 – 8.
Saran Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna
Indonesia, jil. 1. Sarana Wana Jaya:
Beberapa saran yang muncul pada Jakarta.
kegiatan ini adalah terkait dengan proses Irawan B., Rahmayani E., Iskandar J.,
2009. Studi variasi, pemanfaatan,
pengeringan. Jika menggunakan kompor pengolahan dan pengelolaan aren
atau yang sejenis, maka diperlukan ong- di desa Rancakalong kecamatang
kos tambahan. Untuk mengatasi hal ini, Rancakalong, kabupaten Sumedang
disarankan agar pembuatan briket dimaksi- Jawa Barat, Prosiding Seminar
Nasional Etnobotani IV, Cibinong 18
malkan pada musim kemarau. Pada musim Mei 2009.
hujan produk dikurangi dan dimanfaatkan Izzati Nurul. 2010. Analisis Rhodamin B
untuk pengumpulan dan pemilihan limbah dalam minuman kolang-kaling merah
kolang-kaling sehingga diperoleh bahan yang dijual di pasar malam Sekaten
Yogyakarta secara KLT Densitometri,
yang baik untuk diolah lanjut. Selain itu, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas
peserta menyarankan untuk budi daya jamur Ahmad Dahlan Yogyakarta.
dari limbah kolang-kaling. Selama ini jamur Kurniah L. 2010. Manfaat Kolang Kaling
dibudidayakan dengan cara yang sederhana, Yang Belum Anda Ketahui, http://
www.proviantaudio.com/2013/12/,
yaitu membiarkan limbah kolang-kaling ti- diunduh, 8 Agustus 2014.
dak terawat di tempat tertentu sampai be- Yasni S., 1992. Pembuatan Manisan Kolang
berapa waktu kemudian jamur akan tumbuh Kaling (Arenga pinnata Merr) dengan
di sela-sela limbah kolang-kaling tersebut. Kemasan dalam Botol, skripsi,
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Berdasarkan pengalaman peserta, jamur ini Pertanian Bogor.
jika diolah dapat digunakan untuk hidangan
makan.

Pembuatan Briket Berbahan Limbah... (Supriyadi, Masturi, Mahardika P.A., Pratiwi D.J., Susilo)

Anda mungkin juga menyukai