BIDANG KEGIATAN :
PKM-PENELITIAN (PKM-P)
DIUSULKAN OLEH :
Yunida Lerian Meidya (05021181320017)
Rizki Hidayati
(05111002049)
Meita Riani Vidri
(05011181320035)
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2015
(Prof.Dr.Ir.Hasbi,M.Si)
NIP. 196011041989031001
Dosen Pembimbing
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
Halaman Pengesahan ii
Daftar Isi
iii
Ringkasan
iv
Bab 1. Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
8
10
12
13
Daftar Pustaka
Lampiran
14
15
15
Justifikasi Biaya 21
Susunan organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
Surat Pernyataan Ketua Kegiatan
23
24
iii
Ringkasan:
Karya tulis ini berjudul Briket Ecas (Eceng Gondok Cangkang Kelapa
Sawit) yaitu upaya melakukan penelitian briket eceng gondok sebagai bahan
bakar untuk penyangraian biji kopi. Karya ini ditulis dan disusun oleh Yunida
Lerian Meidya, Rizki Hidayati, dan Meita Riani Vidri, serta dibimbing langsung
oleh Prof. Dr. Ir. Daniel Saputra, M.S.A.ENG.
Eceng gondok merupakan tanaman liar yang banyak ditemukan di
perairan, seperti sungai, sawah, dan lain-lain.Masyarakat selama ini menganggap
bahwa eceng gondok hanyalah tanaman liar yang merugikan. Eceng gondok dapat
menghambat aliran sungai, selain itu, eceng gondok dalam jumlah banyak dapat
menutup sinar matahari sehingga dapat menutup sinar matahari sehingga dapat
mengganggu keseimbangan ekosistem di perairan. Selain itu menggunakan
Cangkang Kelapa Sawit yang selama ini kurang pemanfaatannya dapat
mengurangi limbah cangkang kelap sawit itu sendiri.
Tujuan penulisan proposal ini adalah untuk memanfaatkan tanaman eceng
gondok yang selama ini dianggap sebagai tanaman pengganggu dan pemanfaatan
limbah kelapa sawit lalu melakukan penelitian briket eceng gondok cangkang
kelapa sawit (lama proses pembuatan briket eceng gondok cangkang kelapa sawit,
lama proses pembakaran yang dilakukan eceng gondok) dapat menjadi bahan
bakar alternatif.
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat mampu memberikan
penelitian yang bermanfaat khususnya tentang briket eceng gondok cangkang
kelapa sawit alternatif bahan bakar.
Manfaat yang didapat dari kegiatan ini sangat banyak diantaranya
mendapatkan ilmu pengetahuan lebih banyak dan lebih luas lagi, dapat membantu
kegiatan di masyarakat, dapat menginspirasi mahasiswa lainnya.
iv
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alam merupakan penghasil energy terbesar di seluruh jagat ini, termasuk
di Bumi. Bumi banyak sekali mengandung energi yang sangat besar akan tetapi
energi tersebut lama-kelamaan akan habis pula dengan seiringnya waktu berjalan.
Manusia menggunakan energy tersebut dengan serakahnya, awal mula pada abad
ke 20 ditemukannya minyak Bumi dan adanya penemuan mesin yang berbahan
minyak bumi yang diperuntukan untuk keperluan produksi. Pada saat itu pula
hampir semua orang diseluruh dunia berlomba-lomba untuk mencari kandungan
energy tersebut diseluruh tempat di Bumi ini, untuk dieksplorasi secara besarbesaran karena usaha tersebut sangatlah menjajikan. Pada saat sekarang bukan
hanya minyak bumi saya yang dicari tetapi sudah merambah ke energi yang lain,
yaitu Gas, batu bara, dan panas bumi yang juga dapat menghasilkan energi untuk
keperluan produksi maupun kebutuhan jasa seperti transportasi.
Pada saat sekarang dunia mengalami krisis energy yang diprediksi oleh
para ahli pada 40 tahun yang mendatang kandungan minyak di dalam bumi akan
habis, sedangkan banyak sekali banyak sekali alat produksi yang sangat
tergantung kepada minyak bumi sebagai bahan bakarnya begitu juga dengan alat
transportasi. Bayangkan apa yang akan terjadi apabila minyak bumi habis, akan
terjadi kekacauan di seluruh dunia. Kekacauan tersebut antara lain adalah
timbulnya dampak krisis ekonomi yang melanda seluruh dunia, timbulnya
bencana kelaparan dimana-mana karena proses distribusi bahan makanan dari satu
negara ke negara lain tidak bisa dilakukan, padahal setiap negara tidak bisa
memenuhi seluruh kebutuhan negerinya tanpa bantuan negara lain.
Untuk memperlambat hal tersebut dan memberi waktu kepada para ilmuan
untuk menemukan energi yang bisa tergantikan, maka diperlukan inovasi baik itu
sekecil apapun akan terasa membantu dalam proses menyelamatkan Bumi. Salah
satunya adalah dalam memanfaatkan tanaman yang dianggap sebagai gulma
seperti eceng gondok dan sisa limbah dari proses produksi kelapa sawit yaitu
cangkang kelapa sawit karena kelapa sawit merupakan salah satu sumber daya
alam (SDA) yang bisa diperbaharui maka ini merupakan hal yang tepat dalam
menghemat penggunaan SDA yang tidak bisa tergantikan seperti minyak bumi
karena memerlukan proses ratusan juta tahun untuk mengembalikannya.
Kenaikan harga BBM (khususnya minyak tanah dan elpiji) menyadarkan
kita bahwa konsumsi energi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun tidak
seimbang dengan ketersediaan sumber energi tersebut. Hal ini harus segera
diimbangi dengan penyediaan sumber energi alternatif yang terbarukan, melimpah
jumlahnya, dan murah harganya sehingga terjangkau oleh masyarakat luas. Briket
2
merupakan salah satu energi alternatif terbaharukan dan terjangkau oleh
masyarakat.
Briket merupakan bahan pengganti minyak atau gas dalam proses
memasak. Karena sekarang ini pemerintah mengkonfersi dari minyak tanah ke gas
karena minyak tanah sudah jarang diproduksi lagi, tapi karena gas merupakan
SDA yang tidak bisa tergantikan maka akan sama saja nantinya. Selain murah dan
mudah pembuatannya, karena briket terbuat dari limbah atau sampah seperti
eceng gondok, tempurung kelapa, cankang kelapa sawit, daun kering, sekam padi,
dan serbuk kayu. Oleh karena itu briket bisa dijadikan sebagai energi alternatif
yang bisa digunakan. Dalam segi kegunaan briket tidak kalah dengan energi lain
seperti minyak tanah dan gas.
Briket dapat dibuat dari berbagai macam bahan seperti dari eceng gondok,
sekam padi, tempurung kelapa, serbuk kayu, dan lain-lain. Namun, pada
kesempatan kali ini kita akan mencoba berinovasi untuk membuat dan meneliti
eceng gondok yang dicampur dengan cangkang kelapa sawit.
Eceng gondok merupakan komoditi perairan yang memiliki nilai selulosa
yang tinggi, penanganan pasca panen eceng gondok yang mudah dan hasilnya
bermanfaat juga bernilai ekonomis tinggi diperlukan agar eceng gondok tidak
merusak ekosistem perairan. Pembuatan briket dari bahan baku eceng gondok
merupakan salah satu solusi untuk memanfaatkan eceng gondok. Penelitian ini
dilakukan untuk mencari kadar perekat optimum briket eceng gondok dan
mengetahui jenis briket eceng gondok yang terbaik untuk dikembangkan menjadi
bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.
Cangkang sawit merupakan bagian paling keras pada komponen yang
terdapat pada kelapa sawit. Saat ini pemanfaatan cangkang sawit di berbagai
industri pengolahan minyak CPO belum begitu maksimal. Ditinjau dari
karakteristik bahan baku, jika dibandingkan dengan tempurung kelapa biasa,
tempurung kelapa sawit memiliki banyak kemiripan. Perbedaan yang mencolok
yaitu pada kadar abu (ash content) yang biasanya mempengaruhi kualitas produk
yang dihasilkan oleh tempurung kelapa dan cangkang kelapa sawit.
Cangkang kelapa sawit merupakan salah satu limbah industri sawit yang
cukup banyak, serta sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal.
Limbah tersebut tidak mempunyai nilai ekonomis yang tinggi namun bila
dibiarkan berserakan akan menyebabkan lingkungan menjadi rusak.
3
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Dapatkah menggunakan limbah cangkang kelapa sawit dan eceng
gondok sebagai bahan pembuatan briket?
2. Apakah eceng gondok dan cangkang kelapa sawit merupakan bahan
yang efektif?
3. Bagaiamana pemanfaatan briket tersebut?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari kegiatan ini:
1. Penelitian ini bertujuan untuk dapat memanfaatkan tanaman eceng gondok
yang selama ini hanya dianggap gulma dan hanya dimanfaatkan sebagian
orang sebagai karya seni. Begitu juga dengan cangkang kelapa sawit yang
kurang optimal pemanfatannya selama ini dan hanya akan meninggalkan
tumpukan-tumpukan yang dapat merusak lingkungan.
2. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan nilai kalor yang ada pada
kedua bahan tersebut. Pada eceng gondok nilai kalor yang ada cukup
untuk proses pembakaran singkat, sedangkan yang kita inginkan untuk
menjadi bahan bakar alternatif adalah pembakaran yang lama dengan
syarat nilai kalor bahan tersebut tinggi dan itu terdapat pada cangkang
kelapa sawit yang mempunyai nilai kalor sangat tinggi.
3. Penelitian ini bertujuan untuk menjadikan briket eceng gondok cangkang
kelapa sawit sebagai sumber bahan bakar alternatif utama, khususnya pada
proses pembakaran.
1.4 LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah:
1. Dapat menjadikan briket eceng gondok cangkang kelapa sawit
(ecas) sebagai bahan bakar alterntif yang efektif.
2. Briket ini dapat digunakan di kegiatan kehidupan sehari-hari tidak
hanya sebagai penelitian saja.
4
1.5 MANFAAT KEGIATAN
Manfaat kegiatan ini adalah:
1. Menambah ilmu pengetahuan untuk mahasiswa yang melakukan
penelitian dan untuk mahasiswa lainnya.
2. Memberikan kegiatan yang positif untuk masyarakat.
3. Mengurangi penggunaan energi yang tidak dapat diperbarui selama
ini dengan lebih maksimal.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.1.1
Teori Umum
Eceng Gondok
Salah satu tanaman air yang sering digunakan dalam pengolahan air
limbah greywater adalah eceng gondok. Hal ini dikarenakan eceng gondok
mempunyai laju pertumbuhan yang sangat cepat, terlebih lagi pada kondisi
lingkungan yang tinggi nutrien seperti limbah domestik/ greywater. Eceng gondok
juga mempunyai sistem perakaran yang luas, hal ini sangat bagus untuk media
pendukung pertumbuhan mikroorganisme (Zimmels dkk, 2006).
Eceng gondok atau enceng gondok (Latin:Eichhornia crassipes) adalah
salah satu jenis tumbuhan air mengapung. Selain dikenal dengan nama eceng
gondok, di beberapa daerah di Indonesia, eceng gondok mempunyai nama lain
seperti di daerah Palembang dikenal dengan nama Kelipuk, di Lampung dikenal
dengan nama Ringgak, di Dayak dikenal dengan nama Ilung-ilung, di Manado
dikenal dengan nama Tumpe (Wikipedia, 2013).
Eceng gondok hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar dalam
tanah. Tingginya sekitar 0,4 - 0,8 meter. Tidak mempunyai batang. Daunnya
tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai
daun menggelembung. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Bunganya
termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Bijinya
berbentuk bulat dan berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna
hijau.Akarnya merupakan akar serabut (Wikipedia, 2013).
Namun umumnya, eceng gondok sisa pengolahan limbah tersebut hanya
dibuang sebagai sampah tanpa adanya pengolahan lanjut. Padahal eceng gondok
merupakan salah satu sumber biomassa yang masih dapat dimanfaatkan. Hal ini
menunjukkan bahwa potensi biomassa eceng gondok yang sangat berlimpah yang
belum dimanfaatkan (Jurnal (Azay dan Yulinah, 2010).
Pada penelitian ini, eceng gondok dipilih sebagai bahan biomassa yang
kemudian dibuat menjadi biobriket bioarang. Eceng gondok (Eichhornia
crassipes) adalah salah satu jenis tumbuhan air mengapung.Eceng gondok
memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai
gulma yang merusak lingkungan perairan.Eceng gondok dengan mudah menyebar
melalui saluran air ke badan air lainnya. Pertumbuhan eceng gondok yang cepat
terutama disebabkan oleh air yang mengandung nutrien yang tinggi, terutama
yang kaya akan nitrogen, fosfat dan potassium. Analisa nilai kalor, kandungan air
dan sulfur dilakukan pada biobriket eceng gondok ini untuk mengetahui
karakteristik pembakaran sehingga biobriket ini berpotensi untuk dimanfaatkan
sebagai bahan bakar alternatif (Karim et al, 2014).
6
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik briket terbaik adalah
briket arang eceng gondok dengan perekat sebesar 5%, untuk briket campuran
dengan perekat sebesar 12,5%, dan pada biobriket eceng gondok dengan kadar
perekat sebesar 15%. Hasil analisis ragam dan uji lanjut beda nyata terkecil
menunjukkan hasil briket terbaik adalah briket campuran. Nilai kalor bakar
sebesar 3061 kal/g, keteguhan tekan 6,60kg/m2, kadar karbon terikat 38,30%,
kadar air 6,40%, kadar zat menguap 41,90% dan kadar abu sebesar 13,40%
(Hendra dan Nuryana, 2012).
2.1.2
Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang
menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda
dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas. Untuk
menghitung kadar kalori yang dihasilkan dari sebuah zat menggunakan rumus
sebagai berikut : Q = m.c.(t2 t1) (Syarifudin dan Hanesya, 2012).
Pemafaatan cangkang kelapa sawit sebagai sumber energy berupa briket
arang dapat memberikan keuntungan secara financial, juga akan membantu
didalam pelestarian lingkungan. Selain itu pada cangkang kelapa sawit juga baik
digunakan sebagai arang karena termasuk bahan berlignoselulosa yang berkadar
7
karbon tinggi dan mempunyai berat jenis yang lebih tinggi daripada kayu yang
mencapai 1,4 g/ml. Sehingga karakteristik ini memungkinkan bahan tersebut baik
untuk dijadikan arang yang mempunyai energy panas tinggi sebesar 20.093 kJ/Kg
(Sugiarto, 2014).
2.1.3
Briket
Briket adalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan
sebagai bahan bakar untuk memulai dan mempertahankan nyala api. Briket yang
paling umum digunakan adalah briket batu bara, briket arang, briket gambut, dan
briket biomassa (Wikipedia, 2013).
Briket adalah bahan bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber
energi alternatif yang mempunyai bentuk tertentu. Beberapa tipe/bentuk briket
yang umum dikenal, antara lain: bantal (oval), sarang tawon (honey cumb),
silinder (cylinder), telur (egg), dan lain-lain. Briket dapat dibuat dari berbagai
berbagai macam-macam bahan baku, seperti: eceng gondok, cangkang kelapa
sawit, ampas tebu, serbuk kayu, tempurung kelapa, dan lain-lain. Bahan utama
yang harus terdapat didalam bahan baku adalah selulosa. Semakin tinggi
kandungan selulosa semakin baik kualitas briket, briket yang mengandung zat
terbang yang terlalu tinggi cenderung mengeluarkan asap dan berbau tidak sedap.
Untuk merekatkan partikel-partikel zat dalam bahan baku pada proses pembuatan
briket maka diperlukan zat pengikat sehingga dihasilkan briket yang kompak
(Fachri et al, 2008).
Proses pembriketan adalah proses pengolahan yang mengalami perlakuan
penggerusan, pencampuran bahan baku, pencetakan dan pengeringan pada kondisi
tertentu. Tujuan pembriketan adalah untuk meningkatkan kualitas bahan sebagai
bakar, mempermudah penanganan dan transportasi serta mempengaruhi
pembriketan yaitu ukuran dan distribusi partikel, kekerasan bahan dan sifat
elastisitas dan platisitas bahan (Fachri et all, 2008).
Pemanfaatan sumber energi fosil yang berlebihan dapat mengakibatkan
semakin menipisnya ketersediaan sumber energi tersebut.Ketergantungan
Indonesia pada energi fosil membuat produksi minyak bumi menurun
Saat ini belum ada suatu standar kulaitas briket bioarang. Namun,
persyaratan briket arang kayu menurut Sudrajat adalah:
- Fixed Carbon > 60 %
- Kadar abu < 8 %
- Nilai kalor > 6000 cal/ gr
- Kerapatan > 0,7 gr/ cm3 (Anonim, 2014).
Manfaat biobriket
Dengan penggunaan briket arang sebagai bahan bakar maka kita dapat
menghemat penggunaan bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui dan dapat
memanfaatkan limbah yang selama ini kurang pemanfatannya (Anonim, 2014).
Briket bisa juga dibakar sehingga menjadi bio arang. Dengan kandungan
karbon yang lebih tinggi dan kadar air yang terkurangi, mutu bio arang ini lebih
baik dibanding briketnya. Selain ramah lingkungan, briket dan bio arang ini lebih
harum dan sedikit asapnya (Anonim, 2014).
10
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Penlitian Pendahuluan
Bahan Penelitian
Bahan penelitian ini berupa eceng gondok yang didapatkan dengan
mencari di sungai, danau, kolam, dan lain-lain di dearah Palembang. Sedangkan
cangkang kelapa sawit didapat dengan membelinya di PT pengolahan kelapa
sawit di daerah MUBA (Sumatera Selatan). Kemudian untuk bahan perekat
digunakan tepung tapioka/kanji dan lem kayu, jenis lem kayu yang digunakan
adalah lem epoxy.
Proses Pengolahan Bahan Menjadi Arang
Eceng gondok dibersihkan dari kotoran yang terbawa dengan dicuci
menggunakan air bersih. Eceng gondok yang telah dipotong kecil-kecil ( 3 cm)
lalu dikeringkan di bawah sinar matahari selama 2 hari untuk mengurangi kadar
air. Kemudian cangkang kelapa sawit, dibersihkan terlebih dahulu kemudian
direndam dengan larutan NaOH, dengan lama perendaman 1 jam. Setelah
perendaman cangkang kelepa sawit selanjutnya ditiriskan dan dikeringkan.
Selanjutnya adalah proses pemanasan eceng gondok dan cangkang kelapa sawit
selama beberapa jam sampai kedua bahan tersebut menjadi arang dan tidak
mengeluarkan asap lagi.
11
Analisa Kadar Abu
Kadar abu adalah persentase dari zat-zat yang tersisa dari proses
pembakaran dan sudah tidak memiliki unsur karbon. Semakin tinggi kadar abu
dalam suatu biobriket maka kualitas biobriket akan semakin rendah, karena
kandungan abu yang tinggi dapat menurunkan nilai kalor dari biobriket.
12
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
1. Peralatan Penunjang
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Nama Bahan
Satuan
Eceng Gondok
Tepung Tapioka
Lem kayu (Lem Epoxy)
Pisau
Oven Besar
Cetakan briket
Baskom uk. Sedang
Cangkang Kelapa Sawit
30 kg
10 kg
5 bks
3 units
1 unit
10 units
3 units
30 kg
Harga Satuan
Total
Sub Total
2. Bahan Habis Pakai
No
Material
.
Justikasi
pemakaian
Rp 4.880.000,-
Kuantitas
Harga
Satuan
Total
1.
2.
3.
4.
Kertas A4
Tinta Printer
Ballpoint (Pena)
Fotokopi dan jilid
proposal
5.
Konsumsi
1. Selama Kegiatan
(baik selama
perjalanan dan
melakukan
penelitian
3 kali
3 kali
3 kali
3 kali
2 rim
2 buah
3 buah
3 rangkap
3 kali (1
Per orang
hari) selama
6 hari
Sub Total
3. Perjalanan
No
Material
.
1.
Survei lapangan ke
Muba (Transportasi
pp ke MUBA
dengan travel)
Sewa perahu kecil
2.
(untuk pencarian
eceng gondok)
3.
Bensin Motor
(untuk pencarian
eceng gondok)
Justikasi
perjalanan
3 kali
Rp 1.080.000,-
Rp 1.291.500,-
Kuantitas
Harga Satuan
Total
3 kali
Rp 300.000,-
Rp 2.700.000,-
3 kali
3 kali
Rp 200.000,-
Rp 600.000,-
7 kali
7 kali
(Full)
Rp 6.900,-
Rp 338.100,-
Sub Total
4. Biaya Lain-lain
No
Material
.
1.
Publikasi (melalui
internet memakai
kuota internet)
2.
Seminar (konsumsi,
dan fotokopian)
Justifikasi
lain-lain
1 kali
1 kali
(konsumsi)
dan 20 kali
Sub Total
Rp 3.638.100,-
Kuantitas
1 kali
Harga
Satuan
Rp
150.000,-
1 kali
(konsumsi)
Rp
& 20 rangkap 400.000,(konsumsi)
Rp
100.000,(fotokopi)
Total
Rp 150.000,-
Rp 500.000,(konsumsi &
fotokopi)
Rp 650.000,-
5. Rekapitulasi Biaya
No
Material
.
1.
2.
3.
4.
Peralatan Penunjang
Bahan Habis Pakai
Perjalanan
Biaya Lain-lain
Justifikasi
selama
Kegiatan
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
Harga Satuan
(ke-4 tahap)
Total
Sub Total
Rp
10.459.600,-
Jadi, total dana yang dibutuhkan untuk penelitian Briket Ecas (Eceng
Gondok Cangkang Kelapa Sawit) Rp 10.459.500,- (Sepuluh juta empat ratus
lima puluh sembilan enam ratus rupiah).
4.2 Jadwal Kegiatan
No
Agenda
1.
Perencanaan kegiatan
2.
Pengadaanalatdanbahan
3.
Pembuatan dan uji coba hasil
4.
Publikasi
5.
Evalusi kegiatan
6.
Laporanakhir PKM-P
Bulan I
Bulan II
Bulan III
Bulan IV
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Proses Pembuatan BriketDari Tanaman.
http://duniaplant.blogspot.co.id/2014/08/proses-pembuatan-biobriket-daritanaman.html. Diakses 16 September 2015.
Elkurniaty. 2011. Pemanfaatan Limbah Padat Cangkang Kelapa Sawit Dalam
Pembuatan Pupuk Cair Kalium Sulfat.
http://eprints.upnjatim.ac.id/3922/1/pemanfaatan_limbah_padat.pdf.
Diakses 24 September 2015.
Fachry, A.R; Dioura, Y.A; dan Najamudin, J. 2008. Teknik Pembuatan Briket
Campuran Eceng Gondok Dan Batubara Sebagai Bahan Bakar Alternatif
Bagi Masyarakat Pedesaan.
http://eprints.unsri.ac.id/2327/1/SN_Yogya.pdf. Diakses 20 September
2015.
Fadholi, A. 2009. Briket Eceng Gondok.
N
o
1
Nama
Pertemuan
Ilmiah / Seminar
Lomba PKM SeFakultas Pertanian
Universitas
Sriwijaya
(Rizki Hidayati)
18
3. Anggota 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan Meita Riani Vidri
gelar)
2 Jenis Kelamin
Perempuan
3 Program Studi
Agribisnis
4 NIM
05011181320035
5 Tempat dan Tanggal Lahir
Palembang 6 Mei 1997
6 E-mail
MeitaRianiV@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP
0815328421014
B. Riwayat Pendidikan
SD
SMP
SMA
Nama Institusi
SD Negeri 117
SMP Karya Sakti
SMA N 16
Palembang
Palembang
Palembang
Jurusan
IPA
TahunMasuk-Lulus 2001-2007
2007-2010
2010-2013
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
N Nama Pertemuan Ilmiah / Judul
Artikel Waktu dan Tempat
o
Seminar
Ilmiah
1
2
3
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi
lainnya)
N Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi Penghargaan
Tahun
o
1
2
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan PKM-P yang berjudul Briket Ecas (Eceng
Gondok Cangkang Kelapa Sawit).
Indralaya, 01 Oktober 2015
Pengusul,
Tanda tangan
Kreativitas Mahasiswa
(PKM)
Selected Publication:
1. Kustyawati, M.E., Pratama, F., Saputra, D., Wijaya, A. 2014. Modifikasi warna,
tekstur dan aroma tempe setelah diproses dengan karbon dioksida superkritis. Jurnal
Teknologi Dan Industri Pangan. Vol. 25(2), 2014.
2. Saputra, D., Halimi, E.S., Pratama, F. 2014. Kantong Plastik Fleksibel Untuk
Memperpanjang Masa Simpan Buah dan Sayuran Segar. Paten Indonesia
Granted ID 45665. IPC: B 65 D 30/00 tanggal 13 Maret 2014.
3. Saputra, D. 2014. Proses Pengeringan Sayuran dan Buah-buahan Potng dengan
Mengaplikasikan Teknologi Osmotic-Puffing Menggunakan Gas CO2. Paten
Indonesia Granted ID35442. IPC: A 23 P 1/14 tanggal 10 Februari 2014.
4. Saputra, D., Yuliati, K., Pratama F.2013. Alat Pencuci Antibiotik Pada Produk
Perikanan Segar. Paten Indonesia, Granted ID35098. IPC: D06 F35/00; D 06 F
43/00 tanggal 5 Desember 2013.
5. Saputra, D., F. Pratama. 2012. Quality Changes of Exotic Tropical Fruits During
Packed In Semi-Passive Modified atmosphere. APS 2012, Scopus Indexed: ISHS
Acta Horticulturae 1011: II Asia Pacific Symposium on Postharvest
Research Education and Extension: APS2012
20
6. Saputra, D. 2010. Student Entrepeneurship Creativity Program in Indonesia.
ASAIHL Conference 16th 18th of April 2010. National Taiwan University,
Taipei, Taiwan, ROC
7. Saputra, D. 2009. Model of Credit Transfer System Among Asean Universities.
ASAIHL Conference 22nd 24th of Nov. 2009 Quality Assurance for Higher
Education Development. International University, Phnom Penh, Cambodia.
8. Perizade, B., D. Saputra, 2009. Trends and developments in the Indonesias
Market for Higher Education. UIBL 2009/IEFB 09 Conference, Universiti
Industri Selangor, Kampus Shah Alam Selangor Darul Ehsan, Malaysia
9. Saputra, D. 2001. Osmotic dehydration of pineapple. Drying Technology An
International Journal No. 19(2), 2001. ISSN 0737-3937
10. Saputra, D., I.W. Budiastra, and H.K. Purwadarian. 1995. Classification of
mango by Near Infrared Reflectance. Food Processing Automation IV.
Proceedings of the FPAC IV Conference, Chicago, Illinois, 3-5 Nopember 1995.
11. Purwadaria, H.K., I.W. Budiastra, and D. Saputra. 1995. Near Infrared
Reflectance testing to predict sucrose and malic acid concentration of mangoes.
Proceedings of 1st IFAC/CIGR/EURAGENG/ISHS International Workshop on
Control Applications in Post-Harvest and Processing Technology. Ostend,
Belgium, 1-2 June 1995.
Penghargaan:
1. Saputra, D., F.A. Payne, and C.L. Hicks. 1994. Analysis of Enzymatic
Hydrolysis of -Casein in Milk Using Diffuse Reflectance of Near-Infrared
Radiation. Transaction of Americak Society of Agricultural Engineers. Vol.
37(6): 1947- 1955 (Pemenang: Penghargaan Bantuan Biaya Penulisan dan
Publikasi Ilmiah di Jurnal International dari DIKTI tahun 1995)
2. Saputra, D. F.A. Payne, R.A. Lodder, and S.A. Shearer. 1992. Selection of near
infrared wavelength for monitoring milk coagulation using principal component
analysis. Transaction of the American Society of Agricultural Engineers. Vol.
35(5): Sept. - Oct. 1992. (Winner of the 1993 Best Publication Awards of the
TASAE).
3. Saputra, D. F.A. Payne, and P.L. Cornellius. 1991. Puffing dehydrated green bell
peppers with carbon dioxide. Transaction of the American Society of Agricultural
Engineers. Vol. 34(2): March - April 1991. (Winner of the 1992 Best
Publication Awards of the TASAE).
Indralaya, 01 Oktober2015
Tanda tangan
Satuan
30 kg
10 kg
5 bks
3 units
1 unit
10 units
3 units
30 kg
Harga Satuan
Total
Sub Total
4. Bahan Habis Pakai
No
Material
.
Justikasi
pemakaian
Rp 4.880.000,-
Kuantitas
Harga
Satuan
Total
1.
2.
3.
4.
Kertas A4
Tinta Printer
Ballpoint (Pena)
Fotokopi dan jilid
proposal
5.
Konsumsi
2. Selama Kegiatan
(baik selama
perjalanan dan
melakukan
penelitian
3 kali
3 kali
3 kali
3 kali
2 rim
2 buah
3 buah
3 rangkap
3 kali (1
Per orang
hari) selama
6 hari
Sub Total
5. Perjalanan
No
Material
.
1.
Survei lapangan ke
Muba (Transportasi
pp ke MUBA
dengan travel)
Sewa perahu kecil
2.
(untuk pencarian
eceng gondok)
3.
Bensin Motor
(untuk pencarian
eceng gondok)
Justikasi
perjalanan
3 kali
Rp 1.080.000,-
Rp 1.291.500,-
Kuantitas
Harga Satuan
Total
3 kali
Rp 300.000,-
Rp 2.700.000,-
3 kali
3 kali
Rp 200.000,-
Rp 600.000,-
7 kali
7 kali
(Full)
Rp 6.900,-
Rp 338.100,-
Sub Total
6. Biaya Lain-lain
No
Material
.
1.
Publikasi (melalui
internet memakai
kuota internet)
2.
Seminar (konsumsi,
dan fotokopian)
Justifikasi
lain-lain
1 kali
1 kali
(konsumsi)
dan 20 kali
Sub Total
Rp 3.638.100,22
Kuantitas
1 kali
Harga
Satuan
Rp
150.000,-
1 kali
(konsumsi)
Rp
& 20 rangkap 400.000,(konsumsi)
Rp
100.000,(fotokopi)
Total
Rp 150.000,-
Rp 500.000,(konsumsi &
fotokopi)
Rp 650.000,-
7. Rekapitulasi Biaya
No
Material
.
1.
2.
3.
4.
Justifikasi
selama
Kegiatan
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
Peralatan Penunjang
Bahan Habis Pakai
Perjalanan
Biaya Lain-lain
Sub Total
Harga Satuan
(ke-4 tahap)
Total
Jadi, total dana yang dibutuhkan untuk penelitian Briket Ecas (Eceng
Gondok Cangkang Kelapa Sawit) Rp 10.459.600,- (Sepuluh juta empat ratus lima
puluh sembilan enam ratus rupiah).
23
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No
Nama
Yunida
Lerian
Program
Studi
Bidang
Ilmu
Teknik
SDM
Pertanian
Alokasi
Uraian Tugas
Waktu
(jam/m
inggu)
10
- Perencana Kegiatan
- Pembukaan dan
Meidya
Rizki
Hidayati
Teknik
SDM
Pertanian
10
Meita
Riani
Vidri
Agribisni SDM
s
10
pelaksanaan
kegiatan
- Mengevaluasi kegiatan
- Membuat laporan
- Pengadaan alat dan bahan
- Pembukaan dan
pelaksanaan
Kegiatan
- Persiapan sarana, prasarana
dan publikasi
- Pembukaa dan pelaksanaan
Pelatihan
24
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan
Meterai Rp6.000
( Yunida Lerian Meidya )
NIM. 05021181320017