Tugas KLIPING IPS Sekitar Proklamasi LTFH Mtiara
Tugas KLIPING IPS Sekitar Proklamasi LTFH Mtiara
PROKLAMASI
Oleh :
Nama : Latifah Mutiara Sari
No.abs : 18
Kelas :IX A
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
taufik serta hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
kliping Bahasa Indonesia ini. Tidak lupa pula sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Nabi yang telah
membawa kita dari alam jahiliyah ke alam yang terang benderang penuh dengan
ilmu pengetahuan. Semoga kita termasuk umatnya yang akan mendapatkan
syafaatnya besok di hari kiamat. Amin.
Kliping IPS ini saya buat untuk memenuhi tugas proyek mata pelajaran IPS yang
diampu oleh ibu Dra. Endang Pujiastuti. Kliping ini berisi tentang gambar-gambar
mata uang di negara-negara yang ada di setiap benua.
Semoga kliping ini bisa memberikan manfaat kita semua, terutama bagi saya. Saya
menyadari bahwa kliping ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan kliping ini.
Akhir kata, saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan kliping ini dari awal sampai akhir. Apabila ada kekeliruan
kata atau kalimat, saya mohon maaf yang sebesar besarnya.
b.Pemberontakan APRA
pemberontakan APRA adalah keinginan Raymond Westerling dan Sultan Hamid II untuk merebut
kekuasaan dan mempertahankan negara federal Republik Indonesia Serikat.Latar belakang terjadinya
pemberontakan APRA adalah mulai dibubarkannya negara bagian bentukan Belanda di RIS yang
bergabung kembali ke Republik Indonesia.
1.Menuntut pemerintah agar bekas tentara KNIL menjadi tentara keamanan di Wilayah Indonesia Timur.
2.Mempertahankan berdirinya Negara Indonesia Timur.
4.Pergolakan di daerah
Awal terjadinya pergolakan di daerah merupakan gerakan separatis yang bertujuan memisahkan diri
dari pemerintah RI yang sah.Adapun latar belakang terjadinya pergolakan di daerah antara lain:
c.Lahirnya konsepsi presiden Soekarno tahun 1957 tentang pelaksanaan demokrasi terpimpin.
1.Sistem demokrasi parlementer model barat tidak sesuai kepribadian Indonesia maka harus diganti
dengan demokrasi terpimpin.
Situasi ketatanegaraan Indonesia berada pada tahap yang membahayakan bagi persatuan dan kesatuan
bangsa.Oleh karena itu demi keselamatan bangsa dan negara presiden Soekarno mengeluarkan dekrit
presiden pada tanggal 5 Juli 1959.Adapun isi Dekrit Presiden adalah:
Salah satu era politik yang pernah muncul di Indonesia adalah era politik demokrasi liberal dan
terpimpin. Pada masa masa Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin, keadaan politik di Indonesia
juga mengalami banyak perubahan.Dalam sistem ini, pemerintahan dipimpin perdana menteri. Presiden
berkedudukan sebagai kepala negara. Sistem politik pada masa Demokrasi Liberal mendorong
berkembangnya partai-partai politik karena sistem Demokrasi Liberal menganut sistem multipartai. Pada
masa Demokrasi Liberal ini, terjadi tujuh kali pergantian kabinet. Rata-rata masa kepemimpinan kabinet
hanya berumur satu tahun alias berumur jagung.Kabinet-kabinet tersebut adalah sebagai berikut:
Setelah itu Kabinet Burhanuddin Harahap menggantikan kabinet Ali Sastromaidjojo 1 dan tetap
melanjutkan rencana pemilu yang telah dipersiapkan sebelumnya dan tidak mengubah tanggal
pelaksanaannya. Adapun tahap-tahap dalam pelaksanaan pemilu tahun 1955 adalah sebagai berikut.
Pada tanggal 29 September 1955, dilaksanakan pemilu untuk memilih anggota-anggota DPR yang
berjumlah 272 orang.Berikut ini komposisi anggota DPR hasil pemilu tahun 1955.
e). Partai-partai lain hanya memperoleh kursi masing-masing kurang dari 12.
Pada tanggal 15 Desember 1955, dilaksanakan pemilu untuk memilih anggota dewan konstituante
yang akan bertugas menyusun UUD yang tetap.Berikut ini adalah komposisi anggota Dewan
Konstituante.
2.Perkembangan Ekonomi
Indonesia masih harus banyak belajar dalam berbagai hal agar negaranya semakin kuat.Di masa
demokrasi liberal,sering terjadi perubahan kabinet yang ternyata berdampak pada kehidupan ekonomi
Indonesia saat itu.Untuk memperbaiki kondisi tersebut,ada beberapa kebijakan yang dilakukan antara
lain:
Gunting Syafruddin
Kebijakan ini merupakan pemotongan nilai uang.Kebijakan ini dikeluarkan pada tanggal 20 Maret 1950
oleh Menteri Keuangan saat itu,Syafruddin Prawiranegara.Kebijakan ini dilakukan dengan cara
menggunting uang kertas menjadi dua bagian,bagian kanan dan bagian kiri.
Gerakan Benteng
Sistem ekonomi gerakan benteng bukan seperti benteng yang di atas,sistem ekonomi gerakan
benteng bertujuan untuk mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi struktur ekonomi nasional.Pada
dasarnya sistem ekonomi ini bertujuan untuk melindungi para pengusaha dalam negeri dengan cara
memberikan bantuan berupa kredit dan bimbingan konkret.
Gerakan Asaat
Gerakan Asaat yang digagas oleh Mr.Asaat bertujuan melindungi perekonomian warga Indonesia asli
dari persaingan dagang dengan pengusaha asing khususnya Tionghoa.
Pendidikan
Pada tahun 1950,diadakan pengalihan masalah pendidikan dari Pemerintah Belanda kepada
Pemerintah RIS(Republik Indonesia Serikat).Kemudian,disusunlah suatu konsepsi pendidikan yang
dititikberatkan kepada spesialisasi,bangsa Indonesia pada saat itu sabvat tertinggal dalam pengetahuan
teknik yang sangat dibutuhkan oleh dunia modern.
1.Sandang pangan
2.Keamanan
b.Penetapan DPR
Sejak Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang memberlakukan kembali UUD 1945,maka para anggota DPR
hasil pemilu 1955 bersedia bekerja terus,sehingga presiden mengeluarkan ketetapan pada tanggal 22
Juli 1959 tentang penetapan DPR.Pelantikan anggota DPR hasil pemilu 1955 menjadi DPR berdasarkan
UUD 1945 itu dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 1959.
Sebagai pelaksanaan Dekrit Presiden sebelum terbentuk MPR yang tetap,sesuai dengan UUD 1945
maka dibentuk Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS).MPRS dibentuk berdasarkan
penetapan Presiden No.2 Tahun 1959.Anggota MPRS ditunjuk dan diangkat oleh presiden dengan syarat
sebagai berikut:
Keanggotaan MPRS terdiri dari anggota DPR ditambah utusan-utusan daerah dan wakil-wakil
golongan.Ditegaskan bahwa tugas MPRS adalah menetapkan GBHN.
d.Penetapan GBHN
Saat itu Indonesia belum memiliki haluan negara atau GBHN. Pada saat memperingati hari
kemerdekaan ke 14, presiden Soekarno pidato berjudul penemuan kembali revolusi kita yang dikenal
dengan manifesto politik republik Indonesia. Atas usulan DPAS pidato tersebut dijadikan GBHN dan
disetujui dalam sidang MPRS dan dikukuhkan dalam Ketetapan MPRS No.1/ MPRS/ 1960.
e.Pembentukan DPR-GR
Pada Juni 1960 saat pemerintah mengajukan APBN tahun 1961, DPR menolak anggaran yang diajukan
oleh pemerintah. Akibatnya presiden membubarkan DPR hasil pemilu 1956. Selanjutnya presiden
membentuk DPR - GR. Pembubaran hasil pemilu DPR 1955 sangat tidak demokratis.
Sejak pemilu 1955, persaingan antara partai politik berdasarkan ideologi semakin nampak. Pada
saat pembentukan DPR-GR kelompok agama mulai tersisih(Masyumi). Pada Agustus 1960 Masyumi
dilarang oleh pemerintah. Pertentangan kelompok agama dan komunis membawa keuntungan bagi
PKI. Apalagi Soekarno membentuk front Nasional pada akhir tahun 1959 yang bertugas
memperjuangkan cita-cita proklamasi. Pada tahun 1960 pimpinan PKI D.N. Aidit ditunjuk sebagai
salah satu pimpinan front Nasional.
b. Ajaran Nasakom
2. Perkembangan Ekonomi
Kemerdekaan Indonesia dilandasi oleh kehidupannya yang masih terbelakang karena proses
pengubahan ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional berlangsung tersendat-sendat.
Sebelumnya Indonesia tidak memakai demokrasi terpimpin. Tapi karena beberapa hal, akhirnya
Demokrasi tersebut digunakan. Maka dari itu, perkembangan ekonomi masa demokrasi terpimpin
merupakan bagian dari sistem demokrasi yang digunakan.
a. Uang kertas pecahan yang memiliki nilai Rp 500 diubah menjadi Rp 50.
b. Uang kertas pecahan yang memiliki nilai Rp 100 diubah menjadi Rp 100.
Konsep Djuanda
Pemerintah mulai memikirkan rakyat dengan melakukan pembebasan Irian Barat dan
penyelesaian kasus di Jawa Barat dengan rehabilitasi ekonomi. Sebelumnya konsep ini diberi
nama konsep rehabilitasi ekonomi yang diketuai oleh Menteri Pertama Ir. Djuanda. PKI
menganggap konsep Djuanda terdapat kaitannya dengan pelibatan negara Amerika Serikat,
Yugoslavia, dan negara revisionis.
Deklarasi Ekonomi
Deklarasi ini dibentuk pada 28 Maret 1963 di Jakarta dengan maksud menghasilkan ekonomi
nasional yang bebas imperialisme, memiliki sistem ekonomi yang berdikari, dan memiliki sistem
yang demokratis.
•Masalah negara tidak dapat diatasi dengan pinjaman dari luar negeri.
•Tidak adanya keberhasilan dalam melakukan usaha likuidasi dalam pihak swasta dan pemerintahan
sebagai usaha mengawasi dan menghemat anggaran belanja.
Pada tahun 1950-an, murid sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah lanjutan tingkat atas
jumlahnya banyak sekali dan sebagian besar ingin menjadi mahasiswa. Sehingga pemerintah
menerapkan kebijakan siapa ya mendirikan universitas baru di setiap ibu kota provinsi. Pada tahun
1962 sistem pendidikan SMP dan SMA berubah. Dalam maper SMP, ditambahkan mapel Ilmu
Administrasi dan Kesejahteraan Masyarakat, di SMA dilakukan penjurusan mulai kelas II, untuk
mempersiapkan murid SMA memasuki perguruan tinggi. Pada 1960-an muncul masalah di kalangan
pendidik yaitu usaha PKI untuk menguasai PGRI. Hal ini menyebabkan perpecahan di kalangan guru
dan PGRI.
Dalam bidang seni muncul berbagai lembaga seni seperti Lembaga Kesenian Rakyat (Lekra) milik
PKI. Pada masa demokrasi terpimpin bidang kesenian tidak luput dari upaya dominasi PKI.
Manifesto Kebudayaan mendapatkan kecaman keras dari Lekra yang pro PKI. Presiden Soekarno
ternyata menyepakati kecaman itu, akibatnya Manifesto Kebudayaan dilarang pemerintah.