Anda di halaman 1dari 14

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 HASIL
3.1.1 Hygiene Sanitasi Tempat di DAMIU
Berikut tabel lembar observasi hygiene sanitasi tempat di DAMIU:
Tabel 3.1 Lembar Observasi Hygiene Sanitasi Tempat di DAMIU X Tahun 2021

Uraian Nilai
Lokasi bebas dari pencemaran dan penularan penyakit 2
Bangunan kuat, aman, mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya 2
Lantai kedap air, permukaan rata, halus, tidak licin, tidak retak, tidak 2
menyerap debu, dan mudah dibersihkan, serta kemiringan cukup landai
Dinding kedap air, permukaan rata, halus, tidak licin, tidak retak, tidak 2
menyerap debu, dan mudah dibersihkan, serta warna yang terang dan
cerah
Atap dan langit-langit harus kuat, anti tikus, mudah dibersihkan, tidak 2
menyerap debu, permukaan rata, dan berwarna terang, serta mempunyai
ketinggian cukup
Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan, penyimpanan, 0
pembagian/penyediaan, dan ruang tunggu pengunjung/konsumen
Pencahayaan cukup terang untuk bekerja, tidak menyilaukan dan tersebar 0
secara merata
Ventilasi menjamin peredaraan/pertukaran udara dengan baik 2
Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam 2
melakukan pekerjaan/aktivitas
Memiliki akses kamar mandi dan jamban 2
Terdapat saluran pembuangan air limbah yang alirannya lancar dan 2
tertutup
Terdapat tempat sampah yang tertutup 0
Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun 0
Bebas dari tikus, lalat dan kecoa 2
Total Skor 20

Berdasarkan tabel di atas, Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) X di daerah
Perumnas Sako, Kota Palembang. Mendapatkan skor 20 untuk hygiene sanitasi tempat
DAMIU dari 28 poin sesuai standar yang memenuhi syarat atau sekitar 71%. Kondisi
lingkungan depot air minum isi ulang di Perumnas Sako 100% memenuhi syarat, karena
depot air minum isi ulang berada pada lokasi yang bebas dari pencemaran dan penularan
penyakit, karena jauh dengan tempat pembuangan sampah sementara, tidak pada daerah
tergenang air dan rawa, serta bukan lokasi yang dekat dengan penumpukan barang-
barang bekas atau bahan berbahaya beracun (B3).

3.1.2 Hygiene Sanitasi Peralatan di DAMIU


Berikut tabel lembar observasi hygiene sanitasi peralatan di DAMIU:
Tabel 3.1 Lembar Observasi Hygiene Sanitasi Peralatan di DAMIU X Tahun 2021

Uraian Nilai
Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan 3
Mikrofilter dan peralatan desinfeksi masih dalam masa pakai/tidak 3
kadaluarsa
Tandon air baku harus tertutup dan terlindung 2
Wadah/botol galon sebelum pengisian dilakukan pembersihan 2
Wadah/galon yang telah diisi air minum harus langsung diberikan kepada 2
konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
Melakukan sistem pencucian terbalik (back washing) secara berkala 3
mengganti tabung macro filter
Terdapat lebih dari satu mikro filter (μ) dengan ukuran berjenjang 3
Terdapat peralatan sterilisasi, berupa ultra violet dan atau ozonisasi dan 5
atau peralatan disinfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara
benar
Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon) 2
Ada fasilitas pengisian botol (galon) dalam ruangan tertutup 2
Tersedia tutup botol baru yang bersih 2
Total Skor 29
Berdasarkan tabel di atas, Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) X di daerah
Perumnas Sako, Kota Palembang. Mendapatkan skor 29 untuk hygiene sanitasi peralatan
DAMIU yang mana sudah sesuai standar atau 100% memenuhi syarat. Depot air minum
isi ulang ini 100% menggunakan mesin dan peralatannya terbuat dari bahan tara pangan
dan dilengkapi tangki penampungan air baku, namun tidak melakukan penyaringan
secara bertahap karena depot tidak memiliki saringan pasir dan filter lainnya, depot
hanya dilengkapi dengan karbon filter.

3.1.3 Hygiene Sanitasi Penjamah di DAMIU


Berikut tabel lembar observasi hygiene sanitasi penjamah di DAMIU:
Tabel 3.2 Lembar Observasi Hygiene Sanitasi Penjamah di DAMIU X Tahun 2021

Uraian Nilai
Sehat dan bebas dari penyakit menular 3
Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 3
Berperilaku higiene dan sanitasi setiap melayani konsumen 2
Selalui mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap melayani 2
konsumen
Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan rapi 0
Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala minimal 1 (satu) kali 3
dalam setahun
Operator/penanggung jawab/pemilik memiliki sertifikat telah mengikuti 0
kursus higiene sanitasi depot air minum
Total Skor 13
Berdasarkan tabel di atas, Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) X di daerah
Perumnas Sako, Kota Palembang. Mendapatkan skor 13 untuk hygiene sanitasi penjamah
DAMIU dari skor yang sesuai standar yaitu 18 poin atau sekitar 83% memenuhi syarat.
Hasil observasi yang dilakukan pada depot air minum isi ulang yang ada di Perumnas
Sako, ini dapat dilihat bahwa semua karyawan/penjamah depot dalam keadaan sehat dan
bebas dari penyakit menular terutama penyakit bawaan air seperti diare.

3.1.4 Hygiene Sanitasi Air Baku dan Air Minum di DAMIU


Berikut tabel lembar observasi hygiene sanitasi air baku dan air minum di DAMIU:
Tabel 3. Lembar Observasi Hygiene Sanitasi Air Baku dan Air Minum di DAMIU X
Tahun 2021

Uraian Nilai
Bahan baku memenuhi persyaratan fisik, mikrobiologi dan kimia standar 2
Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan pasok air baku 2
Kendaraan tangki air terbuat dari bahan yang tidak dapat melepaskan zat- 3
zat beracun ke dalam air/harus tara pangan
Ada bukti tertulis/sertifikat sumber air 2
Pengangkutan air baku paling lama 12 jam sampai ke depot air minum 1
dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi
Kualitas Air minum yang dihasilkan memenuhi persyaratan fisik, 5
mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai standar baku mutu atau
persyaratan kualitas air minum
Total Skor 15
Berdasarkan tabel di atas, Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) X di daerah
Perumnas Sako, Kota Palembang. Mendapatkan skor 20 untuk hygiene sanitasi Air baku
DAMIU atau sekitar 60% memenuhi syarat. Sumber air baku yang digunakan depot air
minum isi ulang ini berasal dari air PDAM. Airnya diangkut menggunakan kendaraan
tangki. Kendaraan tangki yang digunakan memenuhi syarat yang terbuat dari bahan yang
aman yang tidak melepaskan zat beracun.

3.2 PEMBAHASAN
Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) X ini terletah di daerah Perumnas Sako, Kota
Palembang.
3.2.1 Hygiene Sanitasi Tempat dan Lingkungan di DAMIU
Salah satu hal yang dapat mempengaruhi proses pengolahan bahkan hasil olahan
air minum yakni kondisi bangunan, baik aspek kebersihan, konstruksinya, maupun
letaknya terhadap lingkungan sekitar. Adapun beberapa aspek yang diamati dari
kondisi bangunan tersebut diantaranya, keberadaan kotoran, keberadaan lumut,
lantai kedap air dan rata tanpa ada genangan, dinding terbuat dari tembok/ keramik
dan dicat, plafon rapat tanpa retak, dan pintu yang menutup rapat.
Aspek kondisi bangunan di atas haruslah diperhatikan. Seperti pada lantai
bangunan yang harus kedap air dan rata tanpa ada genangan air, dimaksudkan agar
air yang jatuh ke lantai langsung dapat mengalir menuju SPAL. Selain itu jika ada
air yang tergenang dapat membahayakan keselamatan karyawan dari licinnya lantai
akibat tergenang air.
Aspek lainnya seperti dinding yang terbuat dari tembok dimaksudkan agar
mudah dibersihkan. Dinding yang dicat, dimaksudkan agar dapat mempengaruhi
kualitas pencahayaan yang maksimal di ruang DAMIU. Plafon rapat tanpa retak,
dimaksudkan agar kotoran yang dari atas bangunan tidak terjatuh ke bawah. Bahkan
dari hasil observasi masih terdapat beberapa DAMIU yang tidak memiliki plafon.
Adapun pintu yang dapat menutup rapat, dimaksudkan agar dapat mencegah
binatang pengerat dan serangga masuk ke dalam bangunan yang nantinya dapat
menjadi sarang bahkan tempat berkembang biak. Sehingga untuk meminimalisir
kontaminasi terhadap berbagai hal yang dapat mempengaruhi kualitas hasil olahan
DAMIU, maka haruslah menjaga bangunan dengan baik. Dengan melakukan
pembersihan, perawatan, dan pencegahan terhadap berbagai komponen bangunan
DAMIU
Berdasarkan Tabel 3.1 mengenai hygiene sanitasi tempat di DAMIU X ini
sekitar 20 poin dari 28 poin sesuai standar yang memenuhi syarat atau sekitar 71%.
Kondisi lingkungan depot air minum isi ulang di Perumnas Sako, Kota Palembang
100% memenuhi syarat, karena depot air minum isi ulang berada pada lokasi yang
bebas dari pencemaran dan penularan penyakit, karena jauh dengan tempat
pembuangan sampah sementara, tidak pada daerah tergenang air dan rawa, serta
bukan lokasi yang dekat dengan penumpukan barang-barang bekas atau bahan
berbahaya beracun (B3).
Dari hasil observasi didapatkan bahwa kondisi bangunan pada depot air minum
isi ulang yang ada di Perumnas Sako, Kota Palembang 100% memenuhi syarat,
karena bangunan kuat, aman, mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya
karena terbuat dari batu bata yang diplester.
Dari hasil observasi didapatkan bahwa kondisi depot air minum isi ulang di
Perumnas Sako, Kota Palembang 100% memenuhi persyaratan, karena lantai yang
kedap air terbuat dari keramik, dinding kedap air terbuat dari batu bata yang
diplester (beton), memiliki atap dan langit-langit yang kuat, dan anti tikus, serta
memiliki permukaan rata, halus, tidak licin, tidak retak, tidak menyerap debu, dan
mudah dibersihkan, serta kemiringan cukup landai, dan memiliki warna yang terang
dan cerah.
Dari hasil observasi didapatkan bahwa tata ruang pengolahan depot air minum
isi ulang di Perumnas Sako, Kota Palembang 100 % tidak memenuhi syarat, karena
tidak memiliki ruangan khusus pengolahan air minum. Semua proses dilakukan di
dalam satu tempat berupa lemari yang disekat kaca mulai dari pengisian air baku,
pembilasan botol hingga pengisian galon. Tidak ada tempat khusus untuk
penyimpanan air minum dan ruang tunggu konsumen.
Dari hasil observasi didapatkan bahwa depot air minum isi ulang di Perumnas
Sako, Kota Palembang pencahayaannya tidak memenuhi syarat. Pencahayaannya
kurang terang dan tidak tersebar secara merata. Tetapi, mempunyai ventilasi selain
pintu untuk keluar masuknya udara. Keberadaan ventilasi penting karena
memberikan ruang pertukaran udara dengan baik sehingga suhu di dalam ruangan
sama dengan suhu di luar ruangan. Depot air minum isi ulang ini juga memiliki
kelembapan yang memenuhi syarat sehingga memberikan kenyamanan dalam
melakukan pekerjaan atau aktivitas.
Dari hasil observasi didapatkan bahwa depot air minum isi ulang memiliki akses
fasilitas sanitasi yang masih minimal. Depot air minum isi ulang sudah memiliki
akses kamar mandi dan jamban di dalam lingkungan depot air minum isi ulang dan
juga memiliki saluran air limbah yang alirannya lancar atau tidak tersumbat dan
tertutup. Akan tetapi, depot air minum isi ulang tidak memiliki tempat sampah yang
tertutup. Semua tempat sampah dalam keadaan terbuka sehingga dapat menjadi
sumber pencemaran. Depot air minum isi ulang juga tidak memiliki fasilitas tempat
cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun karena biasanya menggunakan
air kamar mandi ketika ingin mencuci tangan. Serta depot air minum isi ulang ini
memenuhi persyaratan bebas dari tikus, lalat dan kecoa yang dapat mengotori
ataupun merusak peralatan.
Lingkungan merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi terciptanya
kesehatan yang optimal. Dalam epidemiologi, lingkungan berpengaruh besar
terhadap terjadinya suatu penyakit yang berbasis lingkungan. Di Indonesia masih
tinggi akan penyakit yang berbasis lingkungan, baik melalui media air, tanah,
maupun udara. Lingkungan saat ini semakin buruk akan kualitasnya, sehingga
sangat mempengaruhi komponen yang ada di dalamnya baik itu terhadap tumbuhan,
hewan, terlebih lagi terhadap manusia.
Maka dari itu kita harus memperhatikan dan menjaga lingkungan sekitar.
Seperti halnya pada DAMIU, lingkungan merupakan salah satu aspek yang dapat
mempengaruhi proses bahkan hasil pengolahan air minum. Adapun beberapa aspek
yang peneliti amati dari kondisi lingkungan tersebut diantaranya, bebas dari TPA
(radius jarak > 500 meter), bebas dari tempat bersembunyi/ berkembang pengerat
dan serangga, dan kepemilikan SPAL tertutup.
Aspek lingkungan seperi jarak TPA terhadap DAMIU, dimaksudkan agar
pencemaran dapat diminimalisir bahkan tidak terjadi sama sekali terhadap DAMIU.
Baik pengaruh terhadap bau dari lingkungan TPA yang dapat mempengaruhi
konsentrasi manusia bahkan sampai mempengaruhi kesehatan manusia melalui
hirupan udara yang tidak sehat bahkan berbau tersebut, baik dalam waktu yang
singkat maupun dalam jangka waktu yang lama. Pengaruh rembesan lindi sampah
melalui tanah yang dapat mempengaruhi kualitas sumber air pada sumur, baik
bakteriologis, fisik, maupun kimia. Bahkan pengaruh binatang pengerat dan
serangga dari TPA dapat menjadi vektor terjadinya penyakit.
Aspek SPAL yang tertutup, dimaksudkan agar air limbah tidak terkontaminasi
dengan DAMIU. Baik limbah yang berasal dari DAMIU maupun limbah yang
berasal dari rumah pemilik DAMIU. Beberapa aspek di atas haruslah diperhatikan
agar tercipta lingkungan yang bersih dan aman, sehingga pengolahan air minum juga
dapat terlaksana dengan bersih agar menghasilkan air minum yang sehat dan aman
untuk dikonsumsi.
Pemeliharaan bangunan DAMIU harus dilakukan minimal kurang dari tiga
bulan sekali. Seperti pemeliharaan dinding, tembok, dan plafon yang harus tetap
dalam kondisi baik dan bersih. Dari hasil observasi, masih banyak DAMIU yang
tidak memiliki plafon bahkan terdapat DAMIU yang bangunannya terbuka tanpa ada
pintu, yang sangat memungkinkan masuk dan berkembangnya binatang pengerat.
Pemeliharaan sarana produksi dan program sanitasi haruslah dilakukan dengan
teratur dan berkelanjutan. Dimana hal tersebut memungkinkan berpengaruh besar
terhadap sehat dan amannya air minum. Karena bagaimanapun berkualitasnya mesin
dan peralatan yang digunakan dalam pengolahan air minum, jikalau pemeliharaan
dan pembersihan yang tidak dilaksanakan dengan teratur dan berkelanjutan maka air
minum yang dihasilkan berpengaruh akan kesehatan dan keamanannya bagi
konsumen.
3.2.2 Hygiene Sanitasi Peralatan di DAMIU
Pengolahan air minum pada DAMIU sangatlah mengandalkan mesin dan
peralatan yang digunakan. Karena satu aspek yang dapat mempengaruhi kualitas air
minum yang dihasilkan dari DAMIU, yakni mesin dan peralatan yang digunakan.
Sehingga dapat menghasilkan air minum dengan kualitas yang baik dan aman untuk
dikonsumsi. Adapun aspek yang diamati dari kondisi mesin dan peralatan tersebut
diantaranya, keberadaan kotoran dan keberadaan lumut pada mesin dan peralatan.
Berdasarkan Tabel 3.2 mengenai hygiene sanitasi peralatan di DAMIU X
didapatkan penilaian dengan skor 29 poin yang sudah sesuai standar atau 100%
memenuhi syarat. Depot air minum isi ulang ini 100% menggunakan mesin dan
peralatannya terbuat dari bahan tara pangan dan dilengkapi tangki penampungan air
baku, namun tidak melakukan penyaringan secara bertahap karena depot tidak
memiliki saringan pasir dan filter lainnya, depot hanya dilengkapi dengan karbon
filter. Padahal seharusnya depot air minum isi ulang harus melakukan penyaringan
bertahap yaitu saringan yang berasal dari pasir atau saringan lain yang efektif seperti
butir Silica (SiO2) minimal 80%. Ukuran butir-butir yang dipakai ditentukan dari
mutu kejernihan air yang dinyatakan dalam NTU. Saringan karbon aktif dari batu
bara atau batok kelapa (untuk menyerap bau, rasa, warna, sisa chlor, bahan organik).
Daya serap terhadap lodine minimal 75%. Saringan lainnya yang berfungsi sebagai
saringan halus berukuran maksimal 10 mikron.
Penyaringan bertahap sangat perlu dilakukan agar kualitas fisik air lebih baik
dan terbebas dari padatan organik dan anorganik yang berasal dari air baku. Jika
depot hanya dilengkapi dengan saringan karbon aktif maka kemungkinan air hasil
produksi depot hanya terbebas dari bau dan warna saja untuk kekeruhan akibat padat
organik dan anorganik dalam air belum terjamin berkurang.
Desinfeksi depot air minum isi ulang ini menggunakan Ultra Violet (UV) dan
seluruhnya memenuhi syarat karena alat pendesinfektannya lampu UV seluruhnya
hidup dan digunakan untuk proses pengolahan air baku. Pendesinfeksian ini sangat
penting dalam proses pengolahan air baku depot air minum isi ulang untuk
mengurangi kandungan mikroorganisme dalam air khususnya yang phatogen karena
mikroorganisme ini dapat menyebabkan manusia terjangkit penyakit perut. Kondisi
depot air minum isi ulang yang seluruhnya telah melakukan desinfeksi sepatutnya
dipertahankan agar kesehatan konsumen depot terjamin dan minat masyarakat
menggunakan air depot sebagai sumber air minumnya meningkat pula.
Begitu juga untuk subvariabel pencucian wadah yang dibawa konsumen, tidak
ada depot air minum isi ulang yang melakukan pencucian menggunakan air bersuhu
60-85ºC dan tidak menggunakan deterjen hanya dengan air bersih biasa. Pencucian
wadah (galon) dengan suhu 60-85ºC dan menggunakan deterjen sesungguhnya
sangat penting dilakukan oleh pengelola depot air minum isi ulang karena kuman-
kuman yang ada pada wadah dapat mati (Elysah Elisabeth Susanto, 2019).
Kotoran dan lumut yang berada pada mesin dan peralatan dapat menjadi
penyebab buruknya kualitas olahan air minum yang dihasilkan. Baik terhadap aspek
fisik, kimia, maupun bakteriologinya. Oleh karena itu, kondisi mesin dan peralatan
haruslah diperhatikan. Baik dari segi kebersihan, lama pemakaian, pemeliharaan
berupa penggantian perlengkapan yang sudah tidak layak pakai, dan prosedur
penggunaannya.
Pemeliharaan mesin harusnya dilakukan minimal kurang dari sebulan sekali,
seperti penggantian alat penyaring, pemeriksaan lampu ultraviolet, pemeriksaan alat
dan perlengkapan mesin yang sudah haus. Pembersihan mesin dilakukan setidaknya
seminggu sekali dengan membersihkan berbagai saringan dan perlengkapan mesin.
Selang/ pipa tempat keluarnya air minum dari hasil olahan merupakan peralatan
yang sangat vital harus dibersihkan setiap hari bahkan setiap waktu. Karena sangat
mudah berlumut dan kotor oleh debu, sehingga dapat mempengaruhi kualitas air
minum.

3.2.3 Hygiene Sanitasi Penjamah di DAMIU


Penjamah merupakan orang yang melakukan pengolahan air minum pada
DAMIU melalui operasional mesin dan berbagai peralatan. Penjamah pada DAMIU
haruslah mengetahui cara prosedur pengolahan air yang dilakukan. Dalam
pengolahan minuman, tidak sembarang orang yang bisa dijadikan penjamah. Karena
air minum merupakan salah satu media yang dapat menjadi penularan penyakit.
Sehingga air minum hasil olahan harus benar-benar terjamin untuk dikonsumsi.
Maka penjamah pengolah air minum harus benar-benar dalam kondisi sehat dan
bersih dalam melakukan pengolahan air. Penjamah yang dimaksud dari hasil
penelitian ini adalah orang yang melakukan pengolahan air baku menjadi air minum.
Berbagai hal yang harusnya menjadi syarat mutlak dipenuhi oleh seorang
penjamah, sesuai dengan aspek yang peneliti amati, diantaranya kondisi badan yang
sehat secara fisik. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja penjamah yang maksimal
dengan fisik yang sehat dan kuat. Bebas dari luka, penyakit kulit, flu dan batuk, yang
dapat mengakibatkan pencemaran terhadap air minum berupa penyebaran virus dan
bakteri jika penderita tersebut masih dalam kondisi carier.
Harus menggunakan pakaian bersih dan sepatu, jika pakaian tidak bersih bisa
saja kotoran pada pakaian mencemari air olahan, mesin dan peralatan lainnya,
disamping dapat mempengaruhi nilai estetika bagi para konsumen. Kemudian
penggunaan sepatu, agar dapat memberikan kesehatan berupa pencegahan terhadap
kutu air pada kaki dan keselamatan kerja bagi penjamah.
Penjamah juga harus berperilaku sehat dengan mencuci tangan pakai sabun
menggunakan air mengalir agar tangan dapat bersih dari kotoran dan bakteri yang
dapat mengkontaminasi air minum. Sebelum makan saja kita harus mencuci tangan
pakai sabun, terlebih lagi dalam mengolah air minum yang sangat mudah
terkontaminasi oleh tangan yang mengandung kotoran dan bakteri.
Berdasarkan Tabel 3.3 mengenai lembar observasi hygiene sanitasi penjamah di
DAMIU X didapatkan penilaian dengan skor 13 poin dari skor yang sesuai standar
yaitu 18 poin atau sekitar 83% memenuhi syarat. Hasil observasi yang dilakukan
pada depot air minum isi ulang yang ada di Perumnas Sako, Kota Palembang ini
dapat dilihat bahwa semua karyawan/penjamah depot dalam keadaan sehat dan
bebas dari penyakit menular terutama penyakit bawaan air seperti diare. Semua
depot air minum isi ulang penjamah berperilaku higiene dan sanitasi karena
melayani konsumen dengan baik dan tidak merokok, tidak sambil makan, dan tidak
meludah. Kondisi seperti ini sebaiknya dipertahankan, karena jika hal ini tidak
dilakukan maka air produksi depot akan dapat tercemar kuman penyakit dari ludah
karyawan yang jatuh pada saat makan-makan atau pun meludah.
Selain itu, mereka juga menggunakan pakaian kerja, tutup mulut, tutup kepala,
dan sepatu saat bekerja. Hal ini seharusnya dipertahankan juga karena menggunakan
pakaian kerja, menutup mulut, menutup kepala, dan bersepatu pada saat bekerja
adalah suatu tindakan yang penting untuk menghindari air produksi dari cemaran
kuman. Pakaian kerja sebaiknya bukanlah pakaian biasa yang digunakan sehari-hari,
pakaian dalam keadaan bersih dan sopan, berwarna terang, tidak bermotif dan bersih
(BBPOM, 2004). Warna terang pada pakaian lebih memudahkan untuk dapat
mendeteksi jika ada kotoran pada baju dan berpotensi untuk mengkontaminasi pada
produk makanan dan minuman (Purnawijayanti, 2001). Dan penjamah depot air
minum isi ulang mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum melakukan
pengisian botol (galon). Dan semua penjamah melakukan pemeriksaan kesehatan
secara berkala dan memiliki sertifikat telah mengikuti kursus higiene sanitasi depot
air minum.
3.2.4 Hygiene Sanitasi Air Baku dan Air Minum di DAMIU
Air baku merupakan air yang akan diolah menjadi air minum yang layak
dikonsumsi bahkan dapat memberikan manfaat bagi kesehatan demi kelangsungan
hidup manusia. Jika air baku diolah dengan baik maka dapat menghasilkan air
minum yang benar-benar terjamin dan aman bagi konsumen. Air baku yang
digunakan untuk diolah menjadi air minum haruslah memenuhi standar mutu yang
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan. Air baku yang digunakan tersebut
harus jelas sumbernya dan untuk lebih amannya, maka sumber air baku tersebut
harus pula diawasi. Dalam hal ini harus dilakukan pengawasan secara periodik dan
berkelanjutan terhadap mutu air baku tersebut dengan pemeriksaan laboratorium
baik dari aspek fisik, bakteriologis, maupun kimia. Sehingga air baku tersebut
memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan
Berdasarkan Tabel 3.4 mengenai lembar observasi hygiene sanitasi air baku dan
air minum di DAMIU X didapatkan penilaian dengan skor 15 poin dari skor yang
sesuai standar yaitu 25 poin atau sekitar 60% memenuhi syarat. Sumber air baku
yang digunakan depot air minum isi ulang ini berasal dari air PDAM. Airnya
diangkut menggunakan kendaraan tangki. Kendaraan tangki yang digunakan
memenuhi syarat yang terbuat dari bahan yang aman yang tidak melepaskan zat
beracun. Untuk pengangkutan air baku dilakukan untuk sampai ke depot tidak lebih
dari 12 jam, tetapi tidak melakukan desinfeksi selama diperjalanan.
Dari hasil observasi menunjukkan bahwa kualitas air minum pada depot air
minum isi ulang yang ada di Perumnas Sako, Kota Palembang kualitas air
minumnya masih rendah. Maka, dapat disimpulkan bahwa depot air minum tersebut
tidak memenuhi syarat kesehatan. Hal ini dimungkinkan karena adanya beberapa
hal, yaitu sumber air baku yang digunakan masih mengandung Coliform dan
Escherichia coli, dimana proses penjernihan yang digunakan sudah memenuhi
peraturan yang berlaku, misalnya dengan menggunakan ozonisasi atau
menggunakan UV (Ultra Violet), tetapi dalam kenyataannya Coliform dan
Escherichia coli masih belum dapat dihilangkan dari sumber air tersebut, dan dalam
proses pengolahan sudah dilakukan dengan baik, tetapi peralatan yang digunakan
masih belum memenuhi syarat karena pemeliharaan peralatan yang digunakan masih
kurang baik. Menurut Athena,dkk (2004) ada beberapa faktor yang dapat
menyebabkan adanya kandungan bakteri dalam air minum, antara lain terjadi
pencemaran pada saat pengolahan atau proses pengolahan (filtrasi dan desinfeksi)
yang kurang sempurna. Serta disebabkan oleh lamanya sirkulasi air baku pada depot
air minum isi ulang yaitu lebih dari 3 hari sehingga menyebabkan berkembangnya
bakteri (Abdilanov, D., Hasan, W., Marsaulina, 2012).
Dan depot air minum isi ulang yang menggunakan air baku bersumber dari mata
air harus diangkut menggunakan kendaraan dalam tangki air yang terbuat dari bahan
yang tidak melepaskan zat-zat beracun serta pengangkutan paling lama 12 jam
sampai ke depot sesuai dengan Permenkes No.416 /MENKES /PER /IX/ 1990.
Pengangkutan yang melebihi waktu 12 jam dapat menimbulkan berkembangnya
mikroba yang berbahaya bagi kesehatan. untuk DAMIU X ini tidak diketahui berapa
lama pengangkutan air sampai ke depot.
Depot air minum isi ulang tersebut sudah memenuhi syarat fisik, yaitu tidak
berwarna dan tidak berasa. Akan tetapi, untuk kekeruhan akibat padat organik dan
anorganik dalam air belum terjamin berkurang. Apabila kandungan TDS tinggi
dalam air, jika di konsumsi sangat tidak baik untuk kesehatan manusia. Mineral
dalam air tidak akan hilang dengan cara direbus. Apabila terlalu banyak mineral
anorganik yang masuk ke dalam tubuh dan tubuh tidak dapat mengeluarkan, maka
lambat laun akan mengendap di dalam tubuh yang berakibat tersumbatnya bagian
tubuh. Apabila mengendap di mata akan menyebabkan katarak, bila di ginjal akan
menyebabkan batu ginjal atau batu empedu, di pembuluh darah akan menyebabkan
pengerasan pembuluh darah, tekanan darah tinggi,stroke dan lain-lain (Wahyu
Nugroho dan Setyo Purwoto, 2013).
TDS yang tinggi pada air minum yang telah diolah bisa disebabakan oleh filtrasi
yang kurang sempurna, misalnya waktu filtrasi yang kurang lama atau alat filtrasi
yang sudah kotor dan belum diganti atau dicuci ulang. Untuk secara keseluruhan
parameter kualitas air minum yang ada pada depot air minum isi ulang (DAMIU)
Perumnas Sako, Kota Palembang, masih rendah sesuai dengan batas syarat air
minum, yaitu Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas
Air Minum (Triana Oktaviani, 2018).
Hasil tersebut menunjukkan bahwa dalam memilih air minum haruslah hati-hati
dan selektif. Karena jika kita hanya melihat air minum tersebut dari indikator
fisiknya saja maka hal tersebut masih meragukan akan kesehatan dan keamanan bagi
konsumen. Sehingga hal yang mendukung kita dalam menentukan air minum yang
baik dikonsumsi, yakni hendaknya memperhatikan juga bagaimana aspek higiene
dan sanitasi DAMIU tersebut.

Jadi, kesimpulan hygiene sanitasi pada depot air minum isi ulang (DAMIU) di Perumnas
Sako, Kota Palembang sebesar 77 poin yang terpenuhi atau sekitar 77% yang memenuhi
syarat hygiene sanitasi, tetapi pada poin kualitas air minum masih belum terpenuhi, yang
artinya depot air minum tersebut masih belum memenuhi syarat kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA
Abdilanov, D., Hasan, W., Marsaulina, I. (2012). Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene
Sanitasi dan Pemeriksaan Kualitas Air Minum pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kota
Padang Tahun 2012.
BBPOM, 2004, Materi Pelatihan Penyuluhan Keamanan Pangan, Buku II. Surabaya.
BBPOM.
Nim, K. P. S. Implementasi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi Depot Air Minum Dalam Hubungannya Dengan
Keberadaan Usaha Air Minum Isi Ulang di Kota Pontianak. Jurnal Fatwa Hukum, 3(1).
Nugroho, W., dan S. Purwanto. (2013). Removal Klorida, TDS dan Besi Pada Air Payau
Melalui Penukar Ion dan Filtrasi Campuran Zeolit Aktif Dengan Karbon Aktif. Jurnal
Unipasby 11(1).Universitas Adi Buana Surabaya. http://jurnal.unipasby.ac.id/
Oktaviani, T. (2018). Higiene dan Sanitasi Depo Air Minum Isi Ulang di PT X, Taman
Sidoarjo. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 10(4), 376-384.
Purnawijayanti, HA., 2001, Sanitasi Higiene dan Keselamatan Kerja dalam Pengelolaan
Makanan. Yogyakarta. Karnisius.
Susanto, E. E. (2019). Higiene Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Balige
Kabupaten Toba Samosir Tahun 2019.
Ain. 2009. Pengertian Hygiene & Sanitasi. Online:
http://ainhygiene.blogspot.com/2009/08/pengertian-hygiene-sanitasi.html. Diakses pada
tanggal 25 Januari 2012.
Basri La. 2010. Studi Kualitas Air Minum Isi Ulang Ditinjau dari Parameter Bakteriologis
dan Parameter Kimia di Kota Makassar. Skripsi FKM Unhas. Makassar.
Hafid Nur Wahidah. 2011. Studi Sanitasi dan Kualitas AMIU Ditinjau dari Parameter Kimia
(Ca) dan Parameter Bakteriologis (Coloform) di Kecamatan Biringkanaya Kota
Makassar. Skripsi FKM Unhas. Makassar.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum.
Sri Malem, Indirawati. 2010. Analisis Higiene Sanitasi Dan Kualitas Air Minum Isi Ulang
(Amiu) Berdasarkan Sumber Air Baku Pada Depot Air Minum Di Kota Medan. Online:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27428/7/Cover.pdf. Diakses pada
tanggal 11 Juli 2012.
Sulistio Dwi. 2012. Uji Keberadaan Bakteri E.coli dan Salmonella thypip pada Air Minum Isi
Ulang di Wilayah Antang Kota Makassar. Skripsi FIK UIN Alauddin. Makassar.
Suprihatin. Sebagian Air Minum Isi Ulang Tercemar Bakteri Coliform. Tim Penelitian
Laboratorium Teknologi dan Manajemen Lingkungan. IPB. Kompas, 26 April 2003.
Suryanto. 2009. 13 Depot Air Minum Tercemar Bakteri. Online:
http://www.antaranews.com/berita/1257334652/13-depot-air-minumtercemar-bakteri.
Diakses pada tanggal 11 Juli 2012.
Sutrisno Totok, dkk. 2006. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai