0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan5 halaman
Dokumen ini berisi laporan pengamatan terhadap faktor resiko kesehatan pada penjualan air minum isi ulang di Padang Bulan. Berdasarkan observasi langsung, terdapat beberapa kondisi yang berisiko bagi kesehatan konsumen seperti lokasi yang dekat jalan raya, lantai retak, tidak ada tempat cuci tangan, dan peralatan yang kurang bersih. Namun hasil uji laboratorium menunjukkan kualitas airnya masih dalam standar.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
221000052_Tuti Masni Yanti Hura_Pengamatan Depot Air Minum
Dokumen ini berisi laporan pengamatan terhadap faktor resiko kesehatan pada penjualan air minum isi ulang di Padang Bulan. Berdasarkan observasi langsung, terdapat beberapa kondisi yang berisiko bagi kesehatan konsumen seperti lokasi yang dekat jalan raya, lantai retak, tidak ada tempat cuci tangan, dan peralatan yang kurang bersih. Namun hasil uji laboratorium menunjukkan kualitas airnya masih dalam standar.
Dokumen ini berisi laporan pengamatan terhadap faktor resiko kesehatan pada penjualan air minum isi ulang di Padang Bulan. Berdasarkan observasi langsung, terdapat beberapa kondisi yang berisiko bagi kesehatan konsumen seperti lokasi yang dekat jalan raya, lantai retak, tidak ada tempat cuci tangan, dan peralatan yang kurang bersih. Namun hasil uji laboratorium menunjukkan kualitas airnya masih dalam standar.
NIM : 221000052 Jurusan : Kesehatan Masyarakat Kelas :A Mata Kuliah : Dasar Kesehatan Lingkungan
“PENGAMATAN TERHADAP RESIKO KESEHATAN PADA PENJUALAN AIR
MINUM ISI ULANG (DAMIU)” A. Pendahuluan Higiene Sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor resiko terjadinya kontaminasi terhadap makanan, baik yang berdasar dari bahan makanan, orang, tempat, dan peralatan agar aman dikonsumsi. (kemenkes no.43 tahun 2014) Depot Air Minus Isi Ulang (DAMIU) adalah usaha industri yang melakukan proses pengelolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada pembeli. Depot air minum wajib melakukan pengujian mutu produk di Laboratorium Pemeriksaan Kualitas Air yang di pilih oleh pemerintah kabupaten/kota atau terakreditasi sekurang-kuranganya 6 bulan sekali. Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan syarat-syarat kualitas air minum dengan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 492/MENKES/Per/IV/2010. Persyaratan bakteriologis meliputi parameter Escherichia coli dan bakteri coliform. Meningkatnya tingkat kontaminasi bakteri coliform, menandakan tinggi pula resiko kehadiran bakteri-bakteri pathogen lain yang bisa hidup dalam kotoran manusia dan hewan. Salah satu contoh bakteri Escherichia coli yang dapat menyebabkan penyakit seperti diare, demam, sakit perut dan muntah-muntah. Tujuan dari pengamatan ini ialah untuk mengetahui faktor resiko kesehatan air minum DAMIU di Padang Bulan. B. Motode Pengamatan Pengamatan dilakukan melalui wawancara dan observasi langsung pada pemilik depot yang bertujuan untuk mengetahui kualitas air minum dan informasi perizinan DEMIU C. Hasil Pengamatan dan Pembahasan Nama Pemilik : Erlita Siregar Nama Usaha : Air Minum “John Water” Alamat : Jl. Abdul Hakim No.35 Medan Padan Bulan Waktu Pengamatan : 11 Oktober 2022 (Pukul : 18.47 WIB) Tampak Depan
Tampak Samping Tampak Dalam Kaca
Laporan Hasil Pengujian Kimia Air Minum “Johm Watter”
Berdasarkan Permenkes No. 43/MENKES/Per/IV/2014 pasal 3, Persyaratan Higiene Sanitasi dalam pengelolaan Air Minum paling sedikit meliputi aspek : a. Tempat, b. Peralatan, c. Penjamah Berdasarkan dari hasil pengamatan secara langsung terlihat bahwa Kondisi Higiene Sanitasi Fisik dan Resiko Kesehatan DAMIU di Jl. Abdul Hakim No.35 Medan Padan Bulan adalah sebagai berikut: a. Tempat Kondisi : Tempat penjualan berada didaerah yang dekat dengan jalan raya Bangunan kuat, aman, mudah di bersihkan Lantai mengalami retak dibeberapa bagian Dinding kedap air, permukaan rata, halus, tidak retak serta warna yang terang dan cerah Atap dan langit-langit kuat Pencahayaan sukup terang untuk bekerja Tidak terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun Terdapat beberapa barang dan sampah di dalam kaca Tempat wadah air minum isi ulang berdekatan dengan gas isi ulang b. Peralatan Kondisi : Pipa penyalur air masih terdapat debu Tidak terdapat kran pencucian/pembilasan wadah/galon Pembersihan galon menggunakan alat khusus yang dibuat sendiri supaya menjangkau bagian dalam galon namun tidak diberi penutup pada alat tersebut sehingga memungkinkan lalat hinggap Terdapat beberapa galon yang masih di simpan oleh DAM lebih dari 1 x 24 jam c. Penjamah Tidak mencuci tangan setiap melayani konsumen atau sebelum melaksanakan pekerjaannya Tidak menggunakan masker/pelindung diri agar tidak terkontaminasi dengan air Resiko Kesehatan yang akan muncul dari beberapa kondisi tersebut yaitu Apabila lokasi DAMIU berada tak jauh dari jalan raya akan menyebabkan alat- alat yang digunakan beresiko terpapar polusi, baik berupa debu atau asap bermotor. Lantai yang mengalami keretakan akan menjadi sarang bagi seranggga seperti semut, kecoak, dan nyamuk yang tentu akan membahayakan bagi konsumen apabila terkontaminasi dengan galon atau sumber air. Apabila tidak terdapat tempat cuci tangan dan penjamah tidak mencuci tangan terlebih dahulu tentu bakteri akan terkontaminasi dengan air dan menyebabkan air sudah tidak higenis untuk diminum. Sampat dan wadah yang berada di dalam kaca dan terletak dekat dengan wadah isi air ulang akan dapat menyebabkan lalat masuk dan membawa virus yang mampu menyebabkan konsumen yang mengkonsumsi keracunan dan mengalami Gastroenteris dl. Air yang terpapar sinar matahari dan air sudah tercemar, bakteri atau mikroba lain yang ada di dalam air akan semakin berkembang. Keadaan ini pada akhirnya akan meningkatkan sederet penyakit berbahaya seperti tifus, disentri, hepatis dan lainnya. D. KESIMPULAN Pada hasil pengamatan yang saya lakukan pada air minum isi ulang “John Water” masih terdapat beberapa bagian yang dapat menimpulkan resiko kesehatan bagi konsumen apabila di konsumsi terus-menurus. Akan tetapi DAMIU ini berdasarkan hasil pengujian Kimia Air oleh UPT. LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH (No: 043/IX/2020) hasil air minum isi ulang ini hasilnya masih dalam standard maksimum yang diperolehkan dan tidak terdapat bakteri berbahaya dari hasil sampel uji. E. SARAN Pengelolaan depot air minum harus menerapkan Higiene Sanitasi dalam usaha depot air minum dan melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara berkala, agar air minum yang dihasilkan aman dan sehat. Pemilik harus memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar penjualan, kebersihan diri dan peningkatan tempat yang jauh lebih baik kedepan nya. Bagi konsumen harus memperhatikan dan memastikan air isi ulang yang diberikan adalah air yang baru mengalami proses produksi dan tidak melebihi 1x24 jam setelah di isi.