Anda di halaman 1dari 5

blic Health Home » Syarat Kantin Sekolah

Syarat Kantin Sekolah


Filed under Kesehatan Lingkungan {one comment}

Prinsip, Standar dan Parameter Sanitasi Kantin Sekolah


Pengelolaan makanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan bahan makanan,
penyimpanan, pengolahan, pengangkutan dan penyajian makanan, sedangkan sanitasi makanan adalah suatu
usaha pencegahan yang menitikberatkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dari
segala bahaya yang dapat mengganggu atau merusak segala bahaya yang dapat menggangu atau merusak
kesehatan, melalui dari sebelum makanan itu diproduksi selama dalam proses pengolahan, penyiapan,
penggangkutan, penjualan, sampai pada saat dimana makanan tersebut siap untuk dikonsumsi kepada
konsumen (Depkes, 2002).

Food Handler

Jika kita bicara kesehatan lingkungan sekolah, maka kantin menjadi salah satu ruang lingkup penting
hygiene dan sanitasi sekolah. Tentu kita juga paham, bahwa aspek sanitasi lain di sekolah akan banyak
berbicara masalah lingkungan fisik secara umum, fasilitas sanitasi, aspek konstruksi umum (ventilasi,
jarak tempat duduk siswa dan papan tulis, ergonomi, dan lainnya. Sementara pada kantin, banyak
aspek kesehatan lingkungan terkait pada kantin, seperti aspek perilaku penjamah, aspek peralatan,
aspek sanitasi tempat, sanitasi air bersih, dan lain-lain.

Salah satu fungsi dari kantin adalah sebagai tempat memasak atau membuat makanan dan selanjutnya
dihidangkan kepada konsumen, maka kantin dapat menjadi tempat menyebarnya segala penyakit yang
medianya melalui makanan dan minuman. Dengan demikian makanan dan minuman yang dijual di kantin
berpotensi menyebabkan penyakit bawaan makanan bila tidak dikelola dan ditangani dengan baik
(Mukono, 2000).

Kantin adalah tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman
untuk umum di tempat usahanya. Kantin merupakan salah satu bentuk fasilitas umum, yang keberadaannya
selain sebagai tempat untuk menjual makanan dan minuman juga sebagai tempat bertemunya segala
macam masyarakat dalam hal ini mahasiswa maupun karyawan yang berada di lingkungan kampus,
dengan segala penyakit yang mungkin dideritanya (Depkes RI, 2003).

Persyaratan sanitasi kantin antara lain di jelaskan pada KeputusanMenteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor1098/Menkes/SK/VII/2003, tentang kelaikan higiene sanitasi pada kantin. Namun sebelum  kita
berbicara lebih jauh tentang sanitasi kantin, perlu kita ingatkan kembali pengertian sanitasi yang merupakan
upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan ( Depkes, 2001).

Persyaratan sanitasi kantin sesui Kepmenkes diatas meliputi faktor bangunan, konstruksi, dan fasilitas
sanitasi, sebagai berikut :

Bangunan

1. Bangunan kantin kokoh, kuat dan permanen.


2.  Ruangan harus ditata sesuai fungsinya, sehingga memudahkan arus tamu, arus karyawan, arus
bahan makanan dan makanan jadi serta barang barang lainnya yang dapat mencemari makanan.

Konstruksi

1. Lantai harus dibuat kedap air, rata, tidak licin, kering dan bersih.
2. Dinding. Permukaan dinding harus rata, kedap air dan dibersihkan.
3. Ventilasi. Ventilasi alam harus cukup menjamin peredaran udara dengan baik, dapat menghilangkan
uap, gas, asap, bau dan debu dalam ruangan. Ventilasi buatan diperlukan bila ventilasi alam tidak
dapat memenuhi persyaratan.
4. Pencahayaan. Intensitas pencahayaan setiap ruangan harus cukup untuk melakukan pekerjaan
pengolahan makanan secara efektif dan kegiatan pembersihan ruangan.
5. Atap. Tidak bocor, cukup landai dan tidak menjadi sarang tikus dan serangga lainnya.
6. Langit-langit. Permukaan rata, bersih, tidak terdapat lubang-lubang.

Fasilitas sanitasi

1.   Air bersih. Kualitas air bersih harus memenuhi syarat fisik (tidak berbau,tidak berasa, tidak
berwarna, jernih), serta jumlahnya cukup memadai untuk seluruh kegiatan.
2. Air limbah. Air limbah mengalir dengan lancar, sistem pembuangan air limbah harus baik, saluran
terbuat dari bahan kedap air, saluran pembuang air limbah tertutup.
3. Toilet. Tersedia toilet, bersih. Di dalam toilet harus tersedia jamban, peturasan dan bak air.
Tersedia sabun/deterjen untuk mencuci tangan. Di dalam toilet harus tersedia bak dan air bersih
dalam keadaan cukup.
4. Tempat sampah. Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat, mempunyai tutup.
Tersedia pada setiap tempat/ruang yang memproduksi sampah. Sampah dibuang tiap 24 jam.
5. Tempat cuci tangan. Fasilitas cuci tangan ditempatkan sedemikian rupa sehingga mudah dicapai oleh
tamu dan karyawan. Fasilitas cuci tangan dilengkapi dengan air mengalir, sabun/deterjen, bak
penampungan yang permukaanya halus, mudah dibersihkan dan limbahnya dialirkan ke saluran
pembuangan yang tertutup.
6. Tempat mencuci peralatan. Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat dan mudah
dibersihkan. Bak pencucian sedikitnya terdiri dari 3 bilik/bak pencuci yaitu untuk mengguyur,
menyabun dan membilas.
7. Tempat mencuci bahan makanan. Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat dan mudah
dibersihkan. 
8. Tempat penyimpanan air bersih (tandon air) harus tertutup sehingga dapat menahan masuknya
tikus dan serangga.

Ruang dapur, ruang makan dan penyajian

1.  Dapur. Dapur harus bersih, ruang dapur harus bebas dari serangga, tikus dan hewan lainnya.
2. Ruang makan. Ruang makan bersih, perlengkapan ruang makan (meja, kursi, taplak meja),
tempat peragaan makanan jadi harus tertutup, perlengkapan bumbu kecap, sambal,
merica, garam dan lain-lain bersih.

Penerapan beberapa parameter diatas pada dasarnya bertujuan untuk meminimalisasi faktor
makanan sebagai media penularan penyakit dan masalah kesehatan. Persyaratan sanitasi tersebut
juga sebagai salah satu bentuk sistem kewaspadaan dini, juga sebagai alat untuk menilai faktor
resiko. Prosedur ini umum, dalam kaitan dengan hygiene dan sanitasi makanan, kita kenal
sebagai system Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP). Sistem ini pada dasarnya
merupakan pendekatan yang mengidentifikasikan hazard spesifik dan tindakan untuk
mengendalikannya. Yang dimaksud dengan hazard – dapat berupa agens biologis, kimiawi, atau
agen fisik –  pada makanan yang  berpotensi menyebabkan efek yang buruk pada kesehatan.

Ini Dia Syarat Kantin Sehat di Sekolah


Merry Wahyuningsih - detikHealth

Selasa, 20/11/2012 15:30 WIB

Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Berita Lainnya

 Cegah Anak Stunting Paling Efektif Dilakukan Sejak Kehamilan


 Hati-hati, 5 Tempat Ini Diam-diam Juga Bisa Jadi Sarang Kuman
 Makan Cabai Saat Sahur dan Berbuka, Nikmat Tapi Ada Risikonya
 Sang Anak Idap Atresia Billier, Ayah Ini Donorkan Sebagian Hatinya
 Mau Olahraga Tapi Takut Jerawatan karena Keringat? Begini Mencegahnya

Jakarta, Kantin sehat di sekolah sangat diperlukan agar anak-anak tidak jajan sembarangan jika tak
membawa bekal dari rumah. Sayangnya, tak banyak kantin yang memenuhi syarat untuk disebut sebagai
kantin sehat. Apa saja syaratnya?

"Baru ada 20 kantin yang mendapatkan piagam bintang dari BPOM (kantin sehat) di seluruh Indonesia,"
jelas Drs Halim Nababan, MM, Direktur Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan BPOM, dalam
acara Media Gathering di Kantor BPOM, Jakarta, Selasa (20/11/2012).

Halim tidak menjelaskan secara rinci kantin mana saja yang mendapatkan gelar resmi 'kantin sehat',
namun ia menyebutkan ke-20 kantin dengan piagam bintang tersebut ada di 7 provinsi, yaitu:
1. Jawa Tengah 3 kantin
2. DI Yogyakarta 2 kantin
3. Jambi 3 kantin
4. Nusa Tenggara Barat (NTB) 3 kantin
5. Kalimantan Selatan 2 kantin
6. Kalimantan Barat 4 kantin
7. Bengkulu 3 kantin

Berikut beberapa syarat yang dituntut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebelum
memberikan piagam bintang atau gelar kantin sehat, antara lain:

1. Tidak menjual jajan yang tidak memenuhi kualifikasi sehat, seperti yang mengandung zat
berbahaya atau mikroba.

2. Higienis dan sanitasi

Kantin harus bersih, bisa dilihat secara kasat mata. Bila si pemilik sudah batuk-batuk sebaiknya hati-hati.

Peralatanan juga diperhatikan. Makanan yang matang dan mentah harus dipisahkan. Pisau harus bersih,
setelah digunakan untuk makanan mentah dicuci terlebih dahalu. Lihat kondisi tempat sampah yang
cukup bersih.

3. Tidak memberi keleluasaan pada anak untuk mengambil jajanan sendiri

"Kalau anak boleh ambil sendiri, itu tangannya ada bermacam-macam yang pegang. Kalau es pun yang
ada bungkusnya, kan yang pegang ada banyak tangan, terus bungkusnya akhirnya digigit juga. Ada
banyak kumannya itu," lanjut Halim.

4. Ada wastafel atau tempat cuci tangan

Jangankan tempat khusus untuk cuci tangan si pembeli, kebanyakan kantin bahkan hanya menggunakan
1 ember air untuk mencuci piring seharian. "Ini jelas tidak sehat," tegas Halim.

5. Penjaga kantin harus tahu benar jajan dan produsen yang menitipkan barang dagangan di
kantinnya, baik kualitas dagangan dan cara pengolahannya.

6. Botol saus atau kecap yang ditutup rapat

"Kalau botol kecapnya tidak ditutup, kan jadi banyak lalat. Ya tidak bisa dapat piagam. Sangat sederhana
tapi sangat berisiko untuk anak-anak," papar Halim.

Anda mungkin juga menyukai