Anda di halaman 1dari 3

Judul Laporan

Penyuluhan Cara Mencuci Tangan dengan Sabun yang Baik dan Benar kepada Siswa dan Siswi SDIT
Mutiara Cendikia

Latar Belakang
Anak usia sekolah memiliki kesadaran yang kurang mengenai perilaku cuci tangan pakai sabun yang
baik dan benar. Biasanya anak usia sekolah hanya mengerti bahwa cuci tangan yang penting tangannya
basah saja, padahal cuci tangan saja atau cuci tangan tidak menggunakan sabun masih meninggalkan
kuman atau kurang bersih sehingga belum bisa di katakan cuci tangan yang baik dan benar.

Dampak yang terjadi pada anak jika tidak dibiasakan untuk mencuci tangan maka akan
mempermudah masuknya bibit penyakit kedalam tubuh, seperti diare, cacingan, infeksi tangan dan
mulut maupun ISPA. Dikaitkan sekarang dengan kondisi pandemi Covid – 19 yang masih tinggi
khususnya di Indonesia maka peran cuci tangan menjadi sangat penting dalam mencegah masuknya
virus tesebut melalui tangan yang kotor kedalam tubuh.

Hasil survei pendahuluan di SDIT Mutiara Cendikia Lubuk Linggau dari 10 responden hanya 3
diantaranya yang dapat mencuci tangan dengan baik dan benar menggunakan sabun. Oleh sebab itu
perlunya dilakukan penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) khususnya perilaku cuci
tangan pakai sabun yang baik dan benar agar nantinya diharapkan siswa – siswi SDIT Mutiara Cendikia
mampu mempraktekkan perilaku cuci tangan yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari sehingga
diharapkan mampu mengurangi angka kesakitan akibat penyebaran penyakit melalui tangan dan
menciptakan anak usia sekolah yang berperilaku hidup bersih dan sehat.

Rumusan Masalah
Penyuluhan kesehatan mencuci tangan pada anak sekolah dasar masih belum dilakukan dengan
benar. Sehingga kebanyakan anak SD masih butuh dilakukan pelatihan tentang cara mencuci tangan
yang benar. Kebanyakan anak sekolah dasar hanya mencuci tangan yang penting basah. Mencuci tangan
tidak menggunakan sabun masih banyak tertinggal kuman. Sehingga perlunya peran petugas kesehatan
untuk memberikan informasi kepada masyarakat termasuk anak usia sekolah mengenai perilaku cuci
tangan pakai sabun agar dapat menciptakan anak usia sekolah berperilaku hidup bersih dan sehat.

Melihat dari dampak penyuluhan masyarakat dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
“adakah pengaruh penyuluhan kesehatan mencuci tangan terhadap pengetahuan, sikap dan praktik
mencuci tangan pada anak usia sekolah dasar di SDIT Mutiara Cendikia ?”.

Perencanaan dan Pemilihan Intervensi


Metode yang digunakan adalah metode penyuluhan dengan praktik mencuci tangan 6 langkah
dengan sabun kepada siswa – siswi SDIT Mutiara Cendikia Lubuk Linggau. Pada saat pada saat sebelum
dimulainya penyuluhan, penyuluh akan melemparkan pertanyaan kepada beberapa responden tentang
materi yang akan dibawakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan
responden sebelum diberikan penyuluhan dan juga meminta 10 responden untuk memperaktekkan cara
cuci tangan yang benar sebagai sampel untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden tentang
Langkah – Langkah mencuci tangan yang baik dan benar.

Penyuluhan dilakukan kurang lebih 15 – 20 menit dan diakhiri dengan sesi tanya jawab dan
evaluasi oleh penyuluh berupa pertanyaan yang ditanyakan pada awal penyuluhan dan meminta
Kembali 10 responden sebagai sampel untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan pengetahuan
tentang mencuci tangan yang baik dan benar sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan.

Pelaksanaan
1. Penyuluhan dibuka oleh MC yang merupakan guru di SDIT Mutiara Cendikia
2. MC memperkenalkan penyuluh dan tim dan mempersilahkan untuk mengambil acara
3. Salah satu tim penyuluh membuka penyuluhan dengan memperkenalkan diri beserta narasumber
dan memberi penjelasan sedikit tentang maksud dari penyuluhan tersebut kepada responden
4. Tim penyuluh mempersilahkan narasumber untuk memulai penyuluhan
5. Penyuluhan dimulai dengan pertanyaan narasumber tentang apa yang responden ketahui tentang:
a. cara mencuci tangan dengan baik dan benar
b. apa pentingnya kita mencuci tangan
c. kapan kita harus mencuci tangan
d. mengambil 10 responden secara acak untuk melakukan 6 langkah cuci tangan yang baik dan
benar
6. Narasumber memulai memberikan materi penyuluhan selama 15 – 20 menit termasuk praktik 6
langkah mencuci tangan yang baik dan benar diikuti oleh seluruh responden
7. Diakhir penyuluhan responden memberi kesempatan responden untuk bertanya.
8. Kemudian penyuluh melakukan evaluasi Kembali mengenai tingkat pengetahuan responden setelah
diberikan penyuluhan dengan cara menanyakan Kembali hal-hal yang sudah ditanyakan pada awal
penyuluhan beserta praktek mencuci tangan 6 langkah yang baik dan benar.
9. Penyuluhan selesai, penyuluh memberikan Kembali kepada MC dan acara ditutup.

Monitoring dan Evaluasi


Evaluasi dilakukan dengan cara menanyakan Kembali tentang materi yang telah diberikan dalam
hal ini pertanyaan yang telah ditanyakan sebelumnya di awal penyuluhan dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan responden tentang cara mencuci tangan yang baik dan benar sebelum
dan sesudah diberi penyuluhan.

Dari hasil evaluasi didapatkan terjadi peningkatan pengetahuan dari siswa SDIT Mutiara Cendikia
yang ditandai dengan dari beberapa responden yang dipanggil untuk menjawab Kembali pertanyaan
yang diberikan 85% dapat menjawab dengan benar. Kemudian dalam praktik 6 langkah cuci tangan yang
sebelumnya hanya 3 dari 10 responden yang dapat melakukan dengan benar setelah dilakukan
penyuluhan 9 dari 10 responden dapat melakukan praktik 6 langkah cuci tangan dengan baik dan benar
dan untuk 1 orang responden yang belum dapat melakukan praktik dengan benar, penyuluh
mengajarkan Kembali secara langsung kepada responden tersebut dan hasilnya responden tersebut
dapat melakukannya dengan benar setelah diajari Kembali.

Anda mungkin juga menyukai