Anda di halaman 1dari 22

DIPERSEMBAHKAN OLEH :

PUTRI NATALIA DORKAS AWA


201210300511081

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

KARYA TULIS ILMIAH


JUDUL
GAMBARAN FASILITAS PENUNJANG
CUCI TANGAN SERTA
PENGETAHUAN SISWA TENTANG
METODE CUCI TANGAN 6 LANGKAH

BAB 1
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Berbagai macam masalah yang muncul


pada anak usia sekolah, salah satunya
yaitu diare. Hal ini dikarenakan sebelum
dan sesudah makan mereka tidak
mencuci tangan dengan benar. Masalah
timbul karena kurangnya pengetahuan
serta
kesadaran
akan
pentingnya
Bukti-bukti telah ditemukan bahwa praktek-praktek
kesehatanmenjaga
terutama
kebiasaan
mencuci
kesehatan
dan kebersihan
seperti mencuci
tangantangan
sebelum dan
sesudah makan/
buang air
tangan. Cuci
merupakan
salah
besar/kecil dapat mengurangi tingkat infeksi hingga
satu cara 25%
yang
efektif dalam pencegahan
(Suryani, 2009). Berbagai macam jenis penyakit
penyakit menular.
yang dapat timbul terkait kebiasaan cuci tangan yaitu
diare, Infeksi Saluran Pernapasan, Flu Burung (H1N1),
dan cacingan (Depkes RI, 2010).

Cont.......
Dari data yang diperoleh dari MTs x Kota Malang ditemukan hasil observasi bahwa
Fasilitas cuci tangan masih belum terkelola dengan baik serta kurangnya tingkat kesadaran
siswa tentang pentingnya mencuci tangan dengan cara yang benar. Fasilitas cuci tangan
yang terdapat di MTs x Kota Malang hanya terdapat di satu tempat dan tidak disediakan
sabun untuk mencuci tangan. Para siswa ketika akan makan sebagian ada yang tidak
mencuci tangan, sebagian lagi ada yang mencuci tangan dengan hanya sekedar dibasahi
atau tanpa menggunakan sabun dan cara yang benar

Berdasarkan fenomena di atas, penelitian tentang gambaran fasilitas penunjang


cuci tangan serta pengetahuan siswa tentang metode cuci tangan 6 langkah
perlu dilakukan selain karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran dari para
siswa terkait timbulnya penyakit menular melalui kontak manusia, namun
dibutuhkan juga perhatian dari pihak sekolah terhadap fasilitas-fasilitas
penunjang kesehatan terkait dengan mencuci tangan sehingga dengan
mengangkat masalah ini dapat ditemukan intervensi yang tepat untuk mengatasi
masalah yang ada.

BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA

1. Penge
t a h u an

Defni
si Penge
tahuan
Fakto
r-Faktor ya
ng Memp
Pengeta
engaruh
huan Se
i
seorang

1.Cuci Tangan
Pengertian
Tujuan mencuci tangan
Manfaat Mencuci Tangan
Macam-Macam Mencuci TanganWaktu Penting Cuci Tangan Pakai Sabun
Fasilitas penunjang PHBS di sekolah antara lain adalah : (Depkes, 2012)

1.Remaja
ja
Definisi Rema
ngan Remaja
a
b
m
e
k
ja
r
e
P
Tahap
Masa Rema
a
d
a
P
n
a
g
mban
Tugas Perke

BAB III
METODE STUDI KASUS

Desain Penelitian
Karya tulis ini menggunakan penedekatan
penelitian kualitatif dengan strategi
penelitian case study research

Tampat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan pada tanggal 23
Maret sampai tanggal 2 Mei 2015 di MTs
x Kota Malang
Setting Penelitian
Penelitian Studi Kasus dilakukan di MTs
x Kota Malang yang terletak di jalan
Kyai Sofyan Yusuf 32, kedungkandang,
Malang, Jawa Timur
Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam studi
kasus ini adalah 4 orang siswa dari
kelas VII dan 4 orang siswa
perwakilan kelas VIII, staf guru
dan kepala pondok di MTs x
Kota Malang

Metode Pengumpulan Data


Dari penyusunan studi kasus ini,
metode pengumpulan data yang
digunakan adalah metode wawancara
semi terstruktur dan observasi
Metode Uji Keabsahan Data
Dalam penelitian ini menggunakan
metode triangulasi.

Metode Analisis Data


Analisa data penelitian studi kasus
ini menggunakan domain analisis
Etika Penelitian
Pada penelitian ini segi etika
penelitian
diantaranya
informed
consent atau persetujuan menjadi
responden, Anonimity atau tanpa nama
dan Kerahasiaan atau confidentiality

BAB IV
HASIL PEMBAHASAN

1.
2.
3.
4.
5.

Dari hasil analisa data dari gambaran umum tentang fasilitas penunjang cuci tangan
serta pengetahuan siswa tentang metode cuci tangan 6 langkah yang dijabarkan
kedalam empat tema penelitian, yaitu :
keterbatasan fasilitas penunjang mencuci tangan
kurangnya pengetahuan siswa tentang mencuci tangan menggunakan metode 6
langkah
kurangnya pengetahuan siswa mengenai cara mencuci tangan menggunakan
metode 6 langkah
kurangnya pengetahuan siswa mengenai manfaat mencuci tangan menggunakan
metode 6 langkah
kurangnya pengetahuan siswa mengenai 5 waktu penting mencuci tangan
menggunakan metode 6 langkah.

1. Keterbatasan fasilitas penunjang mencuci tangan

Wawancara yang diperoleh dari beberapa partisipan bahwa fasilitas penunjang mencuci
tangan yang disediakan sekolah masih sangat terbatas. Hal ini dibuktikan pada saat
diberikan pertanyaan tentang apakah menurut Pertisipan fasilitas penunjang mencuci
tangan yang tersedia di sekolah mereka sudah memadai, berikut pernyataan siswa
(P1), Salah satu staf guru (P2) dan kepala Pondok (P3)

P1:
fasilitas buat mencuci tangannya masih kurang mbak, makanya saya
malas untuk mencuci tangan
P2:
tempat cuci tangannya memang cuma satu sehingga siswa terlihat malas
untuk mencuci tangan
P3:
fasilitas yang disediakan memang masih kurang........
Wawancara yang diperoleh dari 8 siswa, 1 staf guru MTs x Kota
Malang dan kepala Pondok didukung dengan hasil observasi peneliti yaitu
terlihat bahwa fasilitas mencuci tangan yang disediakan sekolah hanya
terdapat di satu tempat yaitu didepan dapur dan ditempat mencuci tangan
pun tidak disediakan sabun untuk mencuci tangan, kadang siswa terlihat
mencuci tangan di tempat wudhu.

2. Kurangnya Pengetahuan Siswa Mengenai Cara Mencuci Tangan dengan


Menggunakan Metode 6 Langkah.

Wawancara diperoleh dari dari beberapa partisipan mengenai kurangnya pengetahuan


siswa mengenai cara mencuci tangan dengan menggunakan 6 langkah. Hal ini dibuktikan
pada saat diberikan pertanyaan apakah siswa tahu ada berapa langkah mencuci tangan
yang benar dan apakah siswa dapat mempraktekkannya, berikut pernyataan siswa :

P1:
cuci tangan harus 6 langkah kan mbak, tapi gak tau caranya

Hal ini juga didukung oleh pernyataan dari guru MTs x Kota Malang dan kepala
Pondok Pesantren y pada saat diberikan pertanyaan apakah menurut mereka siswa sudah
mencuci tangan dengan menggunakan cara yang benar, berikut pernyataan staf guru dan
kepala Pondok :
P2 :
......kadang cuma sekedar dibasahi......
P3 :
.............cuma dicuci biasa ...........

Wawancara yang diperoleh didukung dengan hasil observasi peneliti


yaitu siswa ketika akan makan atau setelah bermain bola siswa mencuci
tangan hanya sekedar dibasahi dan tanpa menggunakan sabun.

3. Kurangnya pengetahuan siswa mengenai manfaat dari


mencuci tangan dengan menggunakan metode 6 langkah.

Wawancara yang diperoleh dari beberapa partisipan mengenai manfaat dari mencuci
tangan dengan menggunakan 6 langkah dibuktikan pada saat siswa diberikan
pertanyaan apakah mereka tahu akan manfaat dari mencuci tangan, berikut
pernyataan siswa :
P1:
..biar gak kotor mbak.. (An. R)
mungkin biar bebas dari kuman (An. K)
biar gak sakit mungkin... (An. S)

Hal ini juga didukung oleh pernyataan dari ny. R (40 tahun) sebagai guru MTs x Kota
Malang dan tn. P tn. P (38 tahun) sebagai kepala Pondok Pesantren Al-Munawarroh yaitu
sebagai berikut :
P2
sebagian siswa banyak yang tahu tentang manfaat mencuci tangan tetapi malas untuk
dipraktekkan, sehingga terkadang siswa banyak yang mudah untuk terkena diare
P3 :
siswa cuma sekedar mengetahui manfaatnya, tetapi gak dipraktekkan, mungkin belum
paham akan bahaya yang akan timbul

Wawancara yang diperoleh didukung dengan hasil observasi


peneliti yaitu siswa banyak yang mengabaikan mencuci tangan
ketika akan makan, selesai bermain bola atau selesai melakukan
kegiatan tertentu.

Kurangnya Pengetahuan Siswa Mengenai Waktu yang Tepat


Untuk Mencuci Tangan dengan Menggunakan Metode 6 Langkah.

Wawancara yang diperoleh dari beberapa partisipan mengenai waktu yang tepat untuk mencuci
tangan dengan menggunakan metode 6 langkah. Hal ini dibuktikan pada saat siswa diberikan
pertanyaan apakah mereka tahu waktu yang tepat untuk mencuci tangan dan berikut pernyataan
siswa :
P1:
sebelum makan dan sesudah makan (An. R)
kalau tangan terlihat kotor (An. B)

Hal ini juga didukung oleh pernyataan dari guru MTs x Kota Malang dan kepala
Pondok Pesantren y pada saat diberikan pertanyaan apakah mereka sering melihat siswa
mencuci tangan tepat waktu dan berikut pernyataan staf guru dan guru Pondok :
P2 :
siswa memang seringnya mencuci tangan sebelum makan atau selesai bermain, tetapi
kadang juga tidak dicuci, apalagi selesai bermain mereka juga langsung mandi, diluar itu
mereka gak pernah mencuci tangan
P3 :
siswa terlihat mencuci tangan hanya ketika akan makan dan setelah bermain

Wawancara yang diperoleh dari 8 siswa, 1 staf guru MTs x Kota


Malang dan kepala Pondok didukung dengan hasil observasi peneliti yaitu
sebagian siswa mencuci tangan hanya ketika akan makan ataupun setelah
bermain, bahkan ada beberapa yang tidak mencuci tangan sebelum atau
setelah menyentuh sesuatu.

Hasil Pembahasan

1.Keterbatasan Fasilitas Penunjang Mencuci Tangan


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelurahan Kedung Kandang
Kota Malang ketersediaan fasilitas penunjang mencuci tangan di sekolah ini
masih sangat terbatas, dimana hal ini yang menjadi salah satu penyebab
kurangnya kesadaran siswa tentang pentingnya kebiasaan mencuci tangan.
Menurut peneliti keterbatasan fasilitas penunjang mencuci tangan di
sekolah ini masih perlu ditingkatkan agar dapat membangun kesadaran
siswa untuk membiasakan perilaku sehat dalam mencuci tangan.
Fasilitas penunjang mencuci tangan yang memadai dapat menjadi salah
satu dorongan bagi siswa dalam berperilaku, dalam hal ini yaitu mencuci
tangan. Contohnya, dengan ketersediaan tempat mencuci tangan di
beberapa tempat di area sekolah dan tersedianya sabun untuk mencuci
tangan karena mencuci tangan yang baik membutuhkan beberapa
peralatan seperti sabun antiseptik, air bersih dan handuk atau lap tangan
yang bersih.

2. Pengetahuan Siswa Mengenai Cara Mencuci Tangan


Menggunakan Metode 6 Langkah
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di MTs x kota malang di
Kelurahan Kedung Kandang Kota Malang tentang pengetahuan siswa
akan pentingnya mencuci tangan dengan cara yang benar masih sangat
terbatas. Hal ini menunjukkan bahwa gambaran pengetahuan siswa
tentang cara mencuci tangan menggunakan 6 langkah perlu ditingkatkan.
Menurut Rachmayanti (2009) mencuci tangan menggunakan air dan
sabun dan dipraktikkan dengan cara yang benar dapat membersihkan
kotoran dan telur cacing yang menempel pada permukaan kulit, kuku dan
jari-jari pada kedua tangan. Hal inilah yang membedakan antara mencuci
tangan cara biasa dengan mencuci tangan menggunakan metode 6
langkah, yang mana dengan menggunakan metode yang benar dapat
membersihkan kotoran atau mikroorganisme penyebab penyakit secara
lebih akurat dan dengan hasil yang lebih maksimal.

3.

Pengetahuan Siswa Mengenai Manfaat Mencuci Tangan


Menggunakan Metode 6 Langkah
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang pengetahuan siswa akan
manfaat mencuci tangan menggunakan metode 6 langkah masih sangat terbatas
dibuktikan melalui hasil wawancara dengan beberapa siswa yang tahu akan
manfaatnya tetapi tidak memahami akan dampak yang ditimbulkan apabila perilaku
mencuci tangan tidak dilakukan dan dijadikan kebiasaan dalam aktivitas sehari-hari.
Menurut peneliti pengetahuan akan manfaat mencuci tangan perlu ditingkatkan
karena dengan mengerti akan manfaat dari mencuci tangan siswa jadi tahu akan
dampak yang ditimbulkan apabila perilaku mencuci tangan tidak diterapkan dalam
kebiasaan hidup sehari-hari.
Manfaat utama dari mencuci tangan secara higienis menurut Osborne (2008) adalah
untuk menghalangi transmisi patogen-patogen kuman dengan cepat dan secara
efektif.
Hal ini menjelaskan bahwa manfaat yang diperoleh dari mencuci tangan dengan
menggunakan metode yang benar adalah dapat membantu mencegah terjadinya
penyebaran penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang menyerang
melalui pertahanan primer manusia yaitu tangan.

4. Pengetahuan siswa Mengenai Waktu yang Tepat Untuk Mencuci Tangan dengan

Menggunakan Metode 6 Langkah.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di MTs x di kelurahan Kedung


Kandang Kota Malang tentang pengetahuan siswa mengenai waktu yang tepat
untuk mencuci tangan dengan menggunakan metode 6 langkah masih sangat
terbatas. Hal ini dibuktikan dari hasil wawancara dimana siswa hanya akan mencuci
tangan ketika tangannya kotot bahkan kadang siswa tidak mencuci tangan ketika
akan makan atau selesai menyentuh sesuatu.
Menurut peneliti pengetahuan siswa tentang waktu mencuci tangan menggunakan
metode 6 langkah perlu ditingkatkan, karena tidak dikenali dan dicegah sejak dini,
gangguan kesehatan ini akan mempengaruhi prestasi belajar dan masa depan
anak (Hendra, 2007). Pengetahuan mengenai waktu-waktu penting untuk mencuci
tangan akan semakin mengarahkan siswa untuk selalu menjaga kebersihan diri
seperti menjaga kebersihan tangan, kuku, dan kaki yang merupakan salah satu
aspek penting dalam mempertahankan kesehatan badan perseorangan, untuk
itulah dengan mencuci tangan sesuai waktunya akan secara lebih efisien dalam
membunuh mikroorganisme dan menghentikan penyebaran infeksi.

BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas penunjang mencuci tangan


yang ada masih sangat terbatas, dimana ketersediaan tempat mencuci
tangan cuma berada di satu tempat dan tidak tersedia sabun untuk
mencuci tangan..
Pengetahuan siswa mengenai cara mencuci tangan sangat terbatas. Hasil
penelitian menunjukkan siswa masih belum paham akan cara mencuci
tangan menggunakan metode 6 langkah, hal ini disebabkan karena
kurangnya sumber informasi mengenai cara mencuci tangan yang benar.
Pengetahuan siswa mengenai manfaat mencuci tangan sudah cukup,
akan tetapi dalam pelaksanaannya masih kurang. Hasil penelitian
menunjukkan siswa tahu akan manfaat mencuci tangan tetapi kurang
paham akan cara mempraktekkan mencuci tangan dengan benar.
Pengetahuan siswa mengenai waktu penting dalam mencuci tangan juga
masih kurang. Hasil penelitian membuktikan siswa hanya mencuci tangan
pada saat tertentu saja, seperti hanya akan makan atau saat tangan
kotor, hal inilah yang menjadi salah satu penyebab siswa mudah terkena
penyakit seperti diare dan muntah-muntah.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai