Pedoman Peningkatan Pendidikan Karakter Kerja
Pedoman Peningkatan Pendidikan Karakter Kerja
PENGUATAN
BUDAYA KERJA
PESERTA DIDIK SMK
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
Pengarah:
Dr. Ir. M. Bakrun, M.M.
Direktur SMK
Mochamad Widiyanto, S.Pd., M.T
Koordinator Bidang Penilaian
Drs. Haryono, M.M
Koordinator Bidang Peserta Didik
Arie Wibowo Khurniawan, S.Si., M.Ak
Koordinator Bidang Sarana dan Prasarana
Dr. Abdul Haris, M.Si
Koordinator Bidang Tata Kelola
Chrismi Widjajanti, S.E., M.B.A
Koordinator Bidang Program dan Evaluasi
Arfah Laidiah Razik, S.H., M.A
Kasubbag Tata Usaha
Tim Penyusun:
Adang Suryana
Supriyadi
Iip Ichsanudin
Winih Wicaksono
La Ode M. Apdy Poto
Endang Sadbudhy Rahayu
Penyunting:
Huda Saifullah Kamalie
Tim Dit. SMK
Desain Sampul:
Sonny Rasdianto
Layout:
Winih Wicaksono
Kontributor:
1. SMKN 1 Mundu Cirebon - Jawa Barat
2. SMKN 2 Sragen - Jawa Tengah
3. SMKN 3 Pandeglang - Banten
4. SMKN 2 Subang - Jawa Barat
5. SMK Mitra Indusrti Mm2100 Cikarang - Jawa Barat
6. SMK Al Mufti Subang - Jawa Barat
7. SMKN 2 Kasihan (SMM) Bantul - Yogyakarta
ISBN: 978-602-5517-64-8
KATA PENGANTAR
Direktur SMK
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 4
C. Manfaat 4
D. Sasaran 4
E. Dasar Hukum 5
BAB IV PELAKSANAAN 21
A. Strategi Pelaksanaan 21
B. Pelaksana Program Penguatan Budaya Kerja Peserta Didik SMK 22
Lampiran 36
I. Penyelenggaraan Pendidikan Karakter Ketarunaan 37
SMKN 1 Mundu Cirebon
II. Penyelenggaraan Pendidikan Karakter 44
Berbasis Ketarunaan “Aksi Pasti” SMK Negeri 2 Sragen
III. Pendidikan Karakter Berbasis Ketarunaan 50
SMKN 3 Pandeglang
IV. Pendidikan Karakter Berbasis Ketarunaan 56
SMK Mitra Industri Mm2100 Cikarang Barat-Jawa Barat
V. Orkestra Dapat Membangung Karakter Siswa
SMKN 2 Kasihan (SMM) Yogyakarta 72
Galeri Photo 83
I. SMKN 1 MUNDU CIREBON 84
II. SMKN 2 SRAGEN 85
III. SMKN 3 PANDEGLANG 86
IV. SMK Mitra Industri Mm2100 Cikarang Barat-Jawa Barat 87
V. SMKN 2 Kasihan (SMM) Bantul - Yogyakarta 88
Galeri Video 89
Materi Suplemen 90
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dilakukan sebagai upaya untuk mengantisipasi generasi
sekarang dan akan datang agar dapat hidup sejalan dengan perkembangan
teknologi yang bergerak sangat cepat. Sebagai bagian dari kehidupan dan
keberlangsungan masyarakat dunia, pendidikan memiliki peran penting dalam
menentukan kualitas hidup masyarakat. Diantara kualitas masyarakat dunia
yang dimaksud adalah memiliki kemampuan untuk menampilkan nilai-nilai
toleransi, saling menghormati, demokratis, mampu beradaptasi terhadap
kecepatan perubahan yang direpresentasikan oleh dunia teknologi khususnya
digital.
Strategi Pelaksanaan
Pelaksanaan Program Penguatan
Budaya Kerja Peserta Didik SMK
Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penguatan Budaya Kerja Peserta Didik SMK
1. Direktorat PSMK. (2018). Pendidikan Karakter Kerja untuk meningkatkan Kualitas Lulusan.
B. TUJUAN
Tujuan program Penguatan Budaya Kerja Peserta Disik SMK terdiri dari
tujuan program dan tujuan pedoman.
1. Tujuan Program
a. Menguatkan budaya kerja siswa dan lulusan SMK yang berakhlak mulia,
jujur, disiplin dan kompetitif,
b. Menciptakan generasi penerus bangsa yang berkarakter dan berbudaya
Indonesia,
c. Menghadirkan sumberdaya manusia lulusan SMK yang memiliki mental
paripurna serta fisik yang kuat,
d. Melahirkan generasi pekerja professional dan pembelajar yang
berkepribadian Indonesia.
2. Tujuan Pedoman
a. Memberikan acuan bagi sekolah dalam penyelenggaraan penguatan
budaya kerja peserta didik SMK.
b. Memberikan gambaran dan kerangka pikir program pelaksanaan
penguatan budaya kerja peserta didik SMK
c. Memberikan pedoman bagi pelaksanaan kegiatan penguatan budaya kerja
peserta didik SMK
d. Memberikan acuan kepada pihak pengelola satuan pendidikan
formal untuk mengembangkan budaya kerja yang diperlukan dalam
upaya meningkatkan kualitas lulusan SMK.
C. MANFAAT
Dengan adanya pedoman ini, diharapkan memberikan manfaat secara nyata
bagi para pemangku kepentingan SMK, khususnya SMK dalam menerapkan dan
atau mengembangkan struktur program, strategi implementasi serta
melaksanakan monitoring dan evaluasi yang berkaitan dengan penguatan
budaya kerja bagi peserta didik SMK.
D. SASARAN
Sasaran pedoman ini adalah para pemangku kepentingan SMK seperti
sekolah, pemerintah daerah, dunia usaha dan dunia industri, masyarakat .
E. DASAR HUKUM
Dasar hukum dan referensi dalam implementasi program Penguatan Budaya
Kerja Peserta Didik SMK adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen.
3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah
Menengah Kejuruan dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing
Sumber Daya Manusia Indonesia.
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 87 Tahun 2017 Tentang
Penguatan Pendidikan Karakter.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 Tentang
Pembinaan Kesiswaan.
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2015
tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun
2015–2019.
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015
Tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
11. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Penguatan Pendidikan
Karakter Pada Satuan Pendidikan Formal.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2018 Tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan.
BAB II
KURIKULUM PENDIDIKAN KARAKTER KERJA
2. Lancaster, L. C., & Stillman, D. 2010. The m-factor: How the millennial generation is rocking the workplace. New York: HarperCollins
Publishers.
3. https://www.alternativesinaction.org/
wp-content/uploads/2016/07/aiahs-habits-of-mind-heart-hand.pdf
4. Megawangi, R. (2004). Pendidikan Karakter: Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa. Jakarta: Indonesia Heritage Foundation.
5. Kirschenbaum, Robert J. (1992). An Interview with Julian C. Stanley. Gifted Child Today (GCT). Volume 15 issue 6 (November 1, 1992), p. 34-37. Doi:
10.1177/107621759201500611.
6. https://www.sahabatnestle.co.id/content/gaya-hidup-sehat/tips-parenting/pendidikan-karakter-3-m.html
7. Lickona, Thomas. (1991). Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility. New York: Toronto, London, Sydney,
Aucland: Bantam books
Dengan mempertimbangkan
muatan pemenuhan kompetensi
hard skills dan soft skill, maka
proses penguatan budaya kerja
peserta didik SMK perlu dikelola
dengan model kolaborasi.
Berdasarkan temuan di lapangan serta refleksi dari para orangtua dan dunia
usaha/ dunia industri sebagai pengguna lulusan, bahwa penguatan karakter
kerja peserta didik melalui penerapakan pendidikan berbasis ketarunaan sangat
efektif dan bermanfaat. Penguatan pendidikan karakter, khususnya
pembentukan mental dan jasmani sangat diperlukan agar peserta didik lebih
siap ketika mereka berada dalam lingkungan kerja sesungguhnya.
SMK yang telah melaksanakan program bersama institusi pasangan dengan
dunia usaha/ dunia industri dengan sendirinya memperoleh pengakuan berupa
kepercayaan dari masyarakat pengguna. Sekolah-sekolah yang telah
melaksanakan tersebut mendapatkan penilaian yang sangat baik, bahwasanya
para pekerja yang mereka rekrut dari SMK semuanya sangat kontributif bagi
pengembangan dan kemajuan perusahaan. Dari mulai penilaian kedisiplinan,
kemauan untuk bekerja keras, hingga kemampuan mengontrol aspek emosional
selama melaksanakan rutinitas pekerjaan, diakui cukup membanggakan. Aspek-
aspek seperti itu dianggap sangat berpengaruh terhadap kualitas kerja dan
produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Sehingga baik secara langsung
maupun tidak langsung, pendidikan karakter melalui penguatan budaya kerja
peserta didik SMK menunjukkan penilaian yang signifikan dan berpengaruh
terhadap kualitas lulusan yang bekerja di dunia usaha/dunia industri.
C. Struktur Kurikulum
Dalam konteks pelaksanaan program penguatan budaya kerja siawa SMK
menjadi kewenangan pemerintah pusat yang menangani pendidikan kejuruan,
secara teknis terbagi kedalam 2 (dua) domain utama pelaksanaan. Oleh
karenanya, perancangan kurikulum dalam hal ini pun diproyeksikan kepada
kedua hal yang dimaksudkan, yakni perancangan kurikulum untuk pelaksanaan
Training of Trainers (ToT) bagi para Instruktur Inti di tingkat nasional, serta
perancangan kurikulum untuk pelaksanaan Training of Trainers (ToT) bagi para
Instruktur Sekolah yang terdiri dari para Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah
yang menjadi koordinator langsung pelaksana program, serta Guru yang
diberikan kewenangan untuk menjadi pelaksana kegiatan di lapangan, atau
lebih dikenal dengan sebutan guru penanggunjawab pendidikan dan
pengembangan karakter di SMK.
UMUM (4)
POKOK
3. Membangun Tim Kerja Sekolah (Character building) (10)
4. Pembinaan Kedisiplinan (8)
5. Pembinaan Ketarunaan
6. Pembinaan Kerohanian (8)
7. Pembinaan Minat dan Bakat (8)
8. Pembentukan Karakter Kerja & Kontrak Belajar (8)
PENUNJANG
9. Rencana Tindak Lanjut (2)
JUMLAH (56)
No Materi Waktu
(JP)
UMUM (4)
POKOK
3. Membangun Tim Kerja Sekolah (Character building) (10)
4. Pembinaan Kedisiplinan
5. Pembinaan Ketarunaan (10)
6. Pembinaan Kerohanian (8)
7. Pembinaan Minat dan Bakat (6)
8. Pembentukan Karakter Kerja & Kontrak Belajar (10)
PENUNJANG
9. Rencana Tindak Lanjut (2)
JUMLAH 56
Deskripsi
1. Membangun Tim Kerja Sekolah (Character Building) adalah tahapan dan metode
penerapan kerja kolaboratif dalam masyarakat sekolah. dalam aktifitas ini
peserta diorientasikan pada pemahaman terhadap urgensi kerja bersama
dengan menampilkan potensi kekuatan dan keunggulan masing-masing untuk
dijadikan determinan keberhasilan kerja tim.
2. Pembinaan Kedisiplinan merupakan latihan pembiasaan dalam mematuhi dan
mentaati peraturan yang berlaku serta kesepakatan yang telah diputuskan
bersama. Seluruh perserta didik berkewajiban untu mengikutinya tanpa ada
penolakan mengingat hal ini akan berdampak pada kebiasaan peserta didik
dalam bekerja. Nilai-nilai taat azas serta budaya kerja yang mendasari seperti
budaya 5R, 3C, 5M, dsb., dapat mengarahkan semuanya, baik pesreta didik
maupun para guru dan tenaga kependidikan, untuk lebih mudah mamahami dan
melaksanakannya.
3. Pembinaan Ketarunaan merupakan latihan aplikasi kongkrit dalam perilaku
sehari-hari sebagai seorang peserta didik baik di lingkungan sekolah maupun
dalam lingkungan masyarakat. Seorang peserta didik akan terikat oleh
komitmen ketarunaan yang merupakan tanggung jawab dan perilaku jati diri
peserta didik. Termasuk didalamnya adalah pembinaan kedisiplinan dan
kesamaptaan.
4. Pe m b i a s a a n Ke ro h a n i a n m e r u p a ka n l a t i h a n b e r ke l a n j u t a n u n t u k
mempersiapkan rohani diri seorang peserta didik yang mengakui Tuhan Yang
Maha Esa dan menerapkan nilai-nilai religius dalam kehidupan di lingkungan
sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.
5. Pengarahan Minat dan Bakat merupakan layanan yang tersedia di sekolah di
dalam mendampingi peserta didik selama mengikuti proses kegiatan belajar
dari masuk hingga lulus sekolah.
6. Pembentukan dan Pembudayaan Karakter Kerja merupakan penguatan karakter
peserta didik dalam melakukan kegiatan profesionalisme sesuai bidangnya
melalui harmonisasi olah fisik, olah rasa, olah pikir, dan olah raga atas dasar
latihan dan pembiasaan sikap perilaku dan tanggung jawab ketarunaan. Semua
dicapai dengan cara melibatkan kerjasama antara satuan pendidikan, keluarga,
dan masyarakat/DU-DI. Didalamnya terdapat Kontrak belajar yang merupakan
janji yang disepakati baik oleh peserta didik, orang tua, maupun sekolah dalam
kaitannya seorang lulusan memiliki komitmen bekerja tanpa memilah
pekerjaan.
BAB III
MEKANISME PELAKSANAAN DAN RUANG LINGKUP
A. Mekanisme Pelaksanaan
Gambar 3.2. Ruang Lingkup Penguatan Budaya kerja Peserta Didik SMK
BAB IV
PELAKSANAAN
A. Strategi Pelaksanaan
Program penguatan budaya kerja peserta didik SMK diharapkan dapat
dilaksanakan secara terstruktur, sistematis dan masif sehingga menjadi
budaya/pembiasaan di SMK. Strategi program penguatan budaya kerja siswa SMK
dilaksanakan sebagai berikut:
Persiapan Pembentukan
Pembentukan
Program Instruktur
Struktur Inti
Sekolah
Monitoring Implementasi
Dan Evaluasi Di Sekolah
Pelaksana program penguatan budaya kerja peserta didik SMK terdiri dari
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Dinas Pendidikan Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota, Tentara Nasional Indonesia, Dunia Usaha/Dunia Industri,
Praktisi Pendidikan Kejuruan, dan SMK.
BAB V
SISTEM MONITORING DAN EVALUASI
A. Ruang Lingkup dan Sasaran
Ruang Tingkat
No Lingkup Nama Kegiatan Indikator Pencapaian
1. Religiusitas Penguatan pemahaman kitab
suci agama yang dianut
Penguatan frekuensi dan
intensitas (pembiasaan)
dalam melaksanakan ibadah
Penguatan forum pengkajian
keagamaan
Penguatan adab dan tata
krama dalam beragama
2. Bina Jasmani Pemetaan dan standarisasi
kondisi fisik
Pelaksanaan Kegiatan baris
berbaris
Pembinaan fisik dengan
rujukan tertentu (standar
rekrutmen TNI/ POLRI,
DU/DI nasional, regional, dan
internasional)
Peningkatan kemampuan
kesigapan dan bela diri
3. Attitude Penguatan karakter siswa
yang “Cepat, Tepat, Akurat,
lamat, Tanpa Maksiat”
Penguatan karakter yang
penuh hormat, simpati, dan
empati
Penguatan sikap percaya diri
melalui Achievement
Motivation Training
Penguatan sikap jujur,
bertanggungjawab, dan
tahan malang
Penguatan sikap berbasis
keari fan lokal
4. Wawasan Pengenalan jenis - jenis DU/DI
DU/DI dan dan profesi atau okupasi yang
Kewirausahaan ada di dunia kerja
Pengenalan mengenai jenjang
karir di dunia kerja
Pengenalan budaya kerja
komunikasi di tempat kerja,
SOP di tempat kerja, 5R, 3S)
Pengenalan peluang
berwirausaha
OBSERVASI ANGKET/KUISIONER
Penentuan objek Penetapan indikator
Penentuan indikator Penyusunan pertanyaan
Penentuan dokumen Penentuan skor/bobot
pelaksanaan Penyebaran dan
Penentuan kerangka pengumpulan angket
pelaporan Analisis data
Interpretasi dan pelaporan
c. Observasi
Kegiatan monitoring dan evaluasi dengan metode observasi meliputi:
1) Penentuan obyek yang diobservasi
2) Penentuan indikator yang diobservasi
3) Penentuan dokumentasi pelaksanaan observasi
4) Penentuan kerangka pelaporan observasi
d. Angket/ Kuesioner
Penggunaan metode angket/ kuesioner dalam pelaksanaan monitoring dan
evaluasi meliputi:
1) Penetapan indikator
2) Penyusunan butir pertanyaan/ pernyataan
3) Penentuan skor/ bobot tiap butir pertanyaan/ pernyataan
4) Penyebaran dan pengumpulan angket/ kuesioner pada obyek monitoring
dan evaluasi
5) Analisis data hasil penggunaan angket/ kuesioner
6) Interpretasi dan pelaporan
3. Perancangan dan pengembangan instrumen
1. Periode Pelaksanaan
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dapat dilaksanakan secara periodik
meliputi:
a. Monitoring dan evaluasi per Triwulan
b. Monitoring dan evaluasi per Semester
c. Monitoring dan evaluasi Tahunan
2. Mekanisme
a. Studi dokumen
1) Pelaksanaan monitoring dilakukan dengan cara studi dokumen-dokumen
dan rekaman-rekaman terkait pelaksanaan pembinaan karakter dalam
bentuk ketarunaan.
2) Pelaksanaan evaluasi dilakukan dengan cara studi jurnal sikap peserta
didik, prestasi, dan portofolio peserta didik
b. Wawancara
1) Pelaksanaan monitoring dilakukan dengan wawancara dengan obyek/
responden yang telah ditentukan pada saat pelaksanaan kegiatan
pembinaan karakter dalam bentuk ketarunaan.
2) Pelaksanaan evaluasi dilakukan dengan wawancara secara langsung
dengan obyek/ responden yang ditentukan mengenai dampak pembinaan
karakter dalam bentuk ketarunaan.
c. Observasi
1) Pelaksanaan monitoring dilakukan dengan observasi langsung ke
lapangan/ lokasi pada saat pelaksanaan kegiatan pembinaan karakter
dalam bentuk ketarunaan.
2) Pelaksanaan evaluasi dilakukan dengan melihat langsung dampak kegiatan
pembinaan karakter pada perilaku peserta didik setelah kegiatan pada
aktivitas sehari-hari di sekolah, di lingkungan keluarga, dan saat Praktik
Kerja Lapangan atau bekerja di DU/DI
d. Angket/ Kuesioner
1) Pelaksanaan monitoring dilakukan dengan membagikan angket/
instrumen yang berisi daftar pertanyaan atau pernyataan kepada obyek/
responden yang telah ditentukan pada saat pelaksanaan kegiatan
pembinaan karakter dalam bentuk ketarunaan.
2) Pelaksanaan evaluasi dilakukan dengan membagikan angket/ instrumen
yang berisi daftar pertanyaan atau pernyataan kepada obyek/ responden
mengenai dampak pembinaan karakter dalam bentuk ketarunaan.
e. E-Monev
Dalam pelaksanaannya monitoring dan evaluasi dapat dilakukan secara E-
Monev yakni berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Aplikasi yang
digunakan dalam e-Monev merupakan aplikasi mendigitalisasi instrumen
monitoring dan evaluasi agar dapat secara real-time dikumpulkan dan
dianalisis.
4. Prosedur Pelaksanaan
a. Monitoring dan Evaluasi Internal
1) Tim manajemen sekolah menentukan indikator keberhasilan pembinaan
karakter.
2) Tim manajemen sekolah merencanakan metode dan instrumen sesuai
dengan indikator-indikator ketercapaian.
3) Tim manajemen sekolah berkoordinasi dengan tim pembinaan karakter
(ketarunaan) sebelum melaksanakan monitoring dan evaluasi.
4) Tim manajemen sekolah melihat kesesuaian kondisi di lapangan dengan
instrumen monitoring dan evaluasi menggunakan metode-metode yang
telah direncanakan.
5) Tim manajemen sekolah melaporkan hasil pelaksanaan monitoring dan
evaluasi
6) Tim manajemen sekolah melakukan analisis data hasil monitoring dan
evaluasi guna tindak lanjut dalam bentuk kebijakan sekolah
b. Monitoring dan Evaluasi Eksternal
1) Pihak eksternal sekolah membentuk tim monitoring dan evaluasi
2) Tim monitoring dan evaluasi menentukan indikator keberhasilan
pembinaan karakter.
3) Tim monitoring dan evaluasi merencanakan metode dan instrumen sesuai
dengan indikator-indikator ketercapaian.
4) Tim monitoring dan evaluasi berkoordinasi dengan obyek/responden
sebelum melaksanakan monitoring dan evaluasi.
5) Tim monitoring dan evaluasi melihat kesesuaian kondisi di lapangan
dengan instrumen monitoring dan evaluasi menggunakan metode-metode
yang telah direncanakan.
E. Pelaporan
1. Pelaporan dilaksanakan setiap tim monitoring dan evaluasi selesai
melaksanakan tugasnya pada periode tertentu (triwulan, semester, atau
tahunan).
2. Pelaporan disusun oleh tim monitoring dan evaluasi untuk disampaikan pada
pemangku kebijakan dalam bentuk softcopy melalui email dan/atau aplikasi
e-Monev.
B. Metode Pelaksanaan
Dilakukan dengan dua tahap yaitu:
1. Tahap Penguatan Karakter Displin yang dlaksanakan pada waktu
periode Calon Peserta Didik dalam bentuk Latihan Dasar Disiplin Korps
(LDDK).
Pada tahap dilakukan tahapan persiapan sebagai berikut:
a. Membentuk Satgas LDDK, dengan menunjuk peserta didik tingkat XI
yang dinilai memiliki kompentensi memimpin yang baik, tingkat
emosional yang terkendali, dan bersedia menjadi mentor selama
satu tahun pelajaran. Dua orang mentor akan mengasuh 1 pleton
catar catir (35 orang)
b. Memberikan pembekalan terhadap satgas LDDK, dilakukan oleh
Pembina/ Guru yang ditunjuk oleh sekolah
c. Menginformasikan pelaksanaan LDDK pada saat rapat orangtua di
awal tahun pelajaran
d. Melakukan koordinasi denganTNI, POLRI, dan instansi terkait
lainnya
C. Waktu Pelaksanaan
1. Tahap Penguatan Karakter Displin yang dilaksanakan pada waktu
periode Calon Peserta Didik dalam bentuk Latihan Dasar Disiplin Korps
(LDDK) selama 2 bulan atau 120 jam 60 menit
2. Tahap Implementasi/ penerapan sikap displin ketarunaan yang
dilaksanakan selama mengikuti pendidikan di SMK Negeri 1 Mundu
D. Materi
1. Latihan Dasar Ketarunaan (LDK)
2. Penerapan Disiplin Ketarunaan
3. Pembentukan Karakter Kerja
E. Deskripsi
1. Latihan Dasar Ketarunaan (LDK) merupakan latihan dasar untuk
mempersiapkan diri sebagai calon peserta didik yang siap siaga
menerapkan disiplin sesuai dengan tata tertib ketarunaan.
2. Penerapan Disiplin Ketarunaan merupakan aplikasi kongkrit dalam
perilaku sehari-hari sebagai seorang peserta didik baik dilingkungan
sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat. Seorang peserta didik
akan terikat oleh janji setia korps yang merupakan tanggungjawab dan
perilaku jati diri peserta didik.
3. Pembentukan Karakter Kerja merupakan penguatan karakter peserta didik
dalam melakukan kegiatan profesionalisme sesuai bidangnya melalui
harmonisasi olah fisik, olah rasa, olah pikir, dan olah raga atas dasar latihan
dan pembiasaan sikap perilaku dan tanggungjawab ketarunaan.
Semua dicapai dengan cara melibatkan kerjasama antara satuan
pendidikan, keluarga, dan masyarakat/DU-DI.
F. Durasi Waktu
1. Latihan Dasar Ketarunaan (LDK) = 120 JP/14 Hari
2. PenerapanDisiplinKetarunaan = Selama Pendidikan Berlangsung
3. PembentukanKarakterKerja = Selama Pendidikan Berlangsung
G. Ruang Lingkup
1. Latihan Dasar Ketarunaan (LDK)
a. Tilawatil Quran/Kerohanian
b. Bakti Sosial (KerjaBakti)
c. Apel Pagi dan Sore
d. Latihan Fisik
e. PBB (Pelatihan Baris-berbaris)
f. MHR (Melintasi Halang Rintang)
g. Kreasi Seni
h. Pembinaan Bahaya Narkoba
I. Pembinaan Keamanan Lingkungan
j. Tradisi Ketarunaan (sesuai bidang keahlian)
k. Sidang Korps
l. Pelantikan Peserta Didik
b. Simulasi Kerja
Peran Guru dan Peserta didik dalam melakukan kegiatan
c. Pemaknaan Kerja
1) PelaksanaanQuality Control oleh Guru
2) Perbaikan oleh Pesertadidik
b. PembiasaanBekerja
1) Pembiasaan 5R (Resik, Rawat, Rapih, Ringkas, dan Rajin)
2) Pembiasaan Quality Control
3) Pembiasaan Ketepatan Waktu
4) Pembiasaan penerapan sistem kerja dan aturan kerja
c. Refleksi
1) Menampilkanhasilkerja
2) Menampilkan perilaku dan cara kerja peserta didik
H. Indikator
INDIKATOR
NO MATERI KEGIATAN KETERCAPAIAN WAKTU
Terciptanya
Keamanan
- Pembinaan Lingkungan
Keamanan Sekolah dan
Lingkungan Sekitar
Kondusif
- Tradisi Memiliki Jiwa
Ketarunaan Korsa
(sesuai bidang
- Sidang Korps Penerapan Sanksi
- Pelantikan Pelaksanaan Wisuda
Peserta Didik Peserta Didik Baru
A. Pemilihan Strategi
1. Membangun Kerjasama
a. Menjalin kerjasama internal antara Kepala sekolah, Guru, TAS, dan
peserta didik
b. Menjalin kerjasama eksternal, antara sekolah dengan Pemerintah
daerah, TNI/POLRI, DUDI, Komite sekolah dan orang tua peserta didik.
c. Menyusun perencanaan pendidikan karakter
1) Membentuk tim Penanggung jawab, pelatih
2) Menyusun Materi
3) Menyusun jadwal
4) Menyusun tata tertib
5) Menyusun lembar monev
Setiap kompi mendapat pelatihan Ketarunaan AKSI PASTI sekali dalam seminggu
dan minggu berikutnya harinya digeser, jadi seminggu sekali dalam satu bulan
setiap kompi mendapatkan jadwal hari yang berbeda.
1. Apel
Apel dilaksanakan setiap pagi dengan petugas pemimpin bergilir/ bergantian, Apel
mempunyai nilai yang sangat strategis dalam rangka membina atau mengembangkan,
sekaligus meningkatkan budaya belajar dan sikap positif dari seluruh siswa, diantaranya
meningkatkan kedisiplinan siswa, melatih siswa untuk memimpin atau dipimpin,
mengontrol kehadiran siswa, media untuk menyampaikan informasi dan wahana untuk
melakukan pembinaan kepada siswa.
2. Korve
Melatih siswa untuk peduli dan berbudaya lingkungan. Melalui kegiatan korve ini, siswa
dikelompok kelompokkan sesuai dengan jenis pekerjaannya. Ada kelompok yang diberi
tugas/ dilatih untuk menanam, merawat tanaman, membersihkan selokan, membersihkan
kamar mandi/ WC (toilet), memilah sampah, mengolah sampah, hemat listrik, hemat air
dan lain lain. Setelah melaksanakan pekerjaan, selanjutnya siswa dituntut untuk membuat
laporan sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan. Kemudian dipresentasikan.
3. Samapta
Melatih siswa agar terbiasa dalam keadaan siap siaga baik secara fisik, mental maupun
sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam. Aktifitas yang dilakukan pada
kegiatan ini adalah lari, push up, sit up, pull up, shuttle run. Dengan latihan rutin maka fisik
siswa akan menjadi sehat, kuat, enerjik. DUDI, Instansi Pemerintah Hanya akan menerima
pegawai dengan fisik yang sehat, kuat, sigap dan energik.
4. Ibadah
Untuk melatih siswa menjadi insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Materinya adalah sholat dhuha, Sholat wajib dengan berjamaah , Kultum bergilir,
membaca alquran, hafalan alquran
Kegiatan PBB, mengacu pada aturan yang ada. Dari kegiatan PBB akan menumbuhkan sikap
sebagai berikut :
a. Sikap lahir: ketegaran, ketangkasan, kelincahan, kerapihan, ketertiban, kehidmatan,
kekompakan, keseragaman, kesigapan, keindahan, ketanggapan, kewajaran tenaga,
kesopanan, ketelitihan.
b. Sikap batin: Ketenagaan, ketaatan, keihlasan, kesetiakawanan, kebersamaan,
persaudaraan, keyakinan, keberanian, kekuatan, kesadaran, konsentrasi, kebiasaan,
berani berkorban, persatuan.
6. Aktualisasi
Melatih siswa untuk menggunakan semua kemampuan dirinya untuk mencapai apapun
yang dia mau dan bisa lakukan. Pada kegiatan aktualisasi ini dilakukan dengan
menggandeng/bekerjasama dengan instansi lain, DUDI, POLRES, KODIM, DAMKAR,
PUSKESMAS, JASA RAHARJA, Kewirausahaan.
7. Sosial
Melatih siswa untuk ikut serta berpartisipasi secara aktif sebagai anggota suatu organisasi
atau masyarakat, dilatih berkomunikasi, peduli terhadap sesama dengan melaksanakan
bakti sosial, bedah rumah, memberi takjil/buka puasa, membersihkan taman kota,
membersihkan pasar, donor darah.
9. Implementasi
Siswa mengimplementasikan semua materi latihan yang sudah diselesaikan ke dalam
aktifitas/ proses belajar sehari hari baik di sekolah ataupun di masyarakat. Misalnya ada
budaya cium tangan, menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya pada setiap hari
sebelum masuk kelas masuk kelas dan lagu wajib/ daerah sebelum pulang, membaca
Alquran 5 menit pada jam pertama, adanya Pasukan inti, pasus LKS, pasus matematika,
pasus bahasa inggris, pasus 5 R (ringkas, rapi, resik, rawat, rajin).
Gambar budaya menyanyikan Lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan Cium Tangan
Sumber: dok. SMK Negeri 2 Sragwn
A. Program Kerja
A. Tujuan
Mencetak siswa sesuai dengan kebutuhan industri dan berjiwa wirausaha
yang mempunyai karakter positif, serta dibekali pengetahuan dan
keterampilan yang kompeten.
G. Silabus
b. Rundown MPLS
HARI
PUKUL KEGIATAN PEMATERI TEMPAT PIC
KE
Workshop 5 Nilai
07.30- 11.45 Kepala Sekolah Aula
dan 6S
Pengenalan Safety
09.30-12.00 Guru Lapangan Utama Guru
Reading
HARI
PUKUL KEGIATAN PEMATERI TEMPAT PIC
KE
06.00-07.00 Apel Pagi - Lapangan Utama Guru
Perkembangan
07.00-09.00 Dari Industri Aula Guru
Industri
09.00-10.00 Istirahat Kondisional Kondisional
b. Rundown LDKS
HARI
WAKTU KEGIATAN/MATERI TEMPAT PIC
KE
2
a
4
a
b
c
d
b. Menyiapkan konsep
Konsep dibuat oleh Tim Kecil. Konsep yang telah final akan menjadi
dasar pembentukan Tim Besar yang disebut Tim Produksi. Konsep
adalah gambaran ideal yang akan dicapai. Untuk mencapai tujuan ideal
dimaksud memerlukan dukungan dari berbagai segi, seperti Sumber
Daya Manusia (SDM), sumber dana, perlengkapan, peralatan, jadwal
latihan, judul repertoar, aransemen orkestra, lokasi event, tamu yang
diundang, susunan acara event, pemain, kondakter, crew, dan
sebagainya.
c. Menyiapkan Event
Event merupakan goal yang harus dicapai oleh siswa. Tanpa adanya
event konser, maka proses latihan di sekolah menjadi tanpa makna. Skill
hebat di ruang praktik tidak ada artinya. Ibarat burung, begitu mereka
keluar dari ruang praktik jika tidak segera ditindaklanjuti dengan event
konser, tak akan dapat terbang, karena sayapnya masih lemah.
i. Menyiapkan pemain
Pemain adalah orang yang memainkan instrumen musik, dalam hal ini
musik orkestra. Para pemain yang tidak lain adalah para siswa terdiri
berbagai ketrampilan instrumen. Setiap siswa hanya memainkan satu
jenis instrumen saja. Sedangkan seluruh siswa dalam formasi orkestra
akan memainkan sesuai tugas masing-masing. Tugas permainan
istrumen yang ada dalam orkestra terdiri : flute, oboe, clarinet, fagot,
saxophone, trumpet, trombone, tuba, horn, biola, viola, cello, contra
bass, piano, gitar, perkusi, serta satu instrumen lagi yang agak berbeda
dengan instrumen lain, yakni vocal (vokal menjadi salah satu instrumen
yang menjadi p[ilihan siswa). Meskipun tanpa mempergunakan
instrumen dalam membunyikannya, namun vokal termasuk salah satu
kompetensi bagi siswa yang berminat pada saat awal pendaftaran siswa
baru.
j. Menyiapkan peralatan
Peralatan performance orkestra SMKN 2 Kasihan sangat kompleks dan
beragam dibanding genre musik yang lain. Secara umum peralatan
musik yang dikenal masyarakat Indonesia adalah gitar, keyboard, drum,
yang notabene sering dipergunakan dalam pertunjukan musik band.
Dalam performance orkestra membutuhkan peralatan lebih banyak
dibanding peralatan musik band. Secara keseluruhan peralatan yang
dibutuhkan dalam orkestra terdiri flute, oboe, klarinet, fagot,
saxophone, trumpet, trombone, horn, tuba, biola, biola alto, cello,
contrabass, piano, gitar, perkusi, dan vokal seperti tersebut dalam poin
sebelumnya. Tiap siswa memainkan instrumen sesuai spesialisasi yang
dipelajarri di SMKN 2 Kasihan. Di samping peralatan musik (alat utama),
juga masih memerlukan alat pendukung seperti sound system, stand
part, microphone, kursi pemain, dan sebagainya.
l. Melaksanakan Latihan
Pada urutan 11 ini menjadi moment penting dalam rangka
pembentukan karakter siswa. Poin ini pula yang akan menjadi topik atau
inti pembahasan membangun karakter siswa melalui orkestra .Hal
penting yang mendukung dalam proses latihan terdiri :
1) Jadwal latihan
2) Tempat Latihan
3) Nama pelatih/kondakter
4) Materi latihan/judul lagu (repertoar)
5) Daftar pemain
6) Nama petugas latihan
7) Seksi konsumsi
8) Koordinator latihan
9) Full score (notasi orkestra secara detil dan lengkap)
10)Seksi partisi (petugas yang menyiapkan dan membagi part notasi
tiap instrumen)
11)Seksi dokumentasi
12)Setting latihan (layout)
13)Stage manager
14)Art director
Ada 5 (lima) karakter mendasar yang akan berguna bagi siswa dalam rangka
menapaki Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI), yaitu :jujur, disiplin, kerja keras,
tanggung jawab, dan berjiwa wirausaha.
1) KARAKTER JUJUR
Dalam proses latihan musik secara bersama dalam format orkestra
oleh siswa SMKN 2 Kasihan ini mengandung nilai kejujuran yang
cukup tinggi. Latihan bersama yang dipandu atau di bawah
bimbingan guru/pelatih/kondakter ini akan menumbuhkan sifat
jujur pada saat proses latihan berlangsung. Siswa yang mengalami
kesulitan dalam memainkan instrumen yang menjadi
spesialisasinya, selalu terbuka terhadap kendala yang dihadapinya,
dan tidak ditutup-tutupi sebagai rasa gengsi. Kejujuran ini mau tidak
mau harus muncul, diakibatkan kontrol sosial dari teman sekitar
cukup tinggi. Model kontrol sosial bukan mempergunakan indera
penglihatan, melainkan melalui indera pendengaran. Kesalahan
yang terjadi yang diakibatkan belum mampunya salah satu atau
beberapa pemain, akan dikontrol oleh telinga-telinga yang benar-
benar peka terhadap musik di sekitar ia melakukan kesalahan
permainan.. Dalam proses ini rasa jujur akan tumbuh dalam bentuk
pengakuan diri bahwa dirinya belum mampu. Hal seperti ini tidak
dapat disembunyikan, dan tidak ada tempat untuk bersembunyi
terhadap kelemaan diri. Kesadaran bersama bahwa konser harus
sukses, adalah menjadi motivasi tunggal dan utama yang tidak boleh
gagal. Solusi dari hal seperti itu adalah siswa yang mengalami
kesulitan akan menindaklanjutinya dengan menambah porsi belajar
khususnya pada bagian yang sulit secara terus menerus dan
berulang-ulang.
2) KARAKTER DISIPILIN
Aspek disipilin dalam proses latihan musik dalam format orkestra ini
adalah disiplin dalam menaati berbagai aspek musikal dalam materi
musik yang sedang dipelajari siswa. Dalam hal ini kata disiplin tidak
sekedar taat kepada tempo semata, namun juga taat terhadap
berbagai tanda-tanda musikal yang harus dimainkan dengan benar.
Beberapa tanda musikal yang ada dalam format permainan orkestra
antara lain tanda dinamik, tanda ekspresi, tanda tempo, sukat, dan
sebagainya. Apabila salah satu dari aspek di atas tidak terpenuhi,
maka hasilnya tidak harmoni dan tidak akan enak didengar.
4) KARAKTER TANGGUNGJAWAB
Setiap siswa bertanggungjawab terhadap permainan instrumen
yang menjadi spesialisasinya. Setiap siswa harus menguasai dan
lancar dalam memainkan instrumen yang harus dimainkannya.
5) BERJIWA WIRAUSAHA
Dampak dari proses latihan di sekolah, menumbuhkan jiwa
wirausaha pada diri siswa tamatan. Beberapa yang telah berhasil
dalam berwirausaha antara lain: Hudson-Jessica, Ony and Friends
(Saunine), Endang Sukamti, Shagy Dog, membuka les privat musik,
membuka kursus musik, mendirikan sekolah musik, maintenance
peralatan musik, usaha sound system, Event Organizer (EO),
mendirikan kelompok musik Wedding, mendirikan kelompok
orkestra, arranger, kondakter, recording, dan sebagainya.
o. PERFORMANCE
Performance merupakan bentuk final dari proses produksi (latihan)
yang telah ditempuh siswa. Performance atau konser ini merupakan
bentuk pertanggungjawaban dari komitmen yang telah diusung oleh
para siswa sebagai pemain orkestra. Sajian yang baik, pertunjukan yang
enak, performance yang membuat khalayak simpati, akan memberikan
kesan tersendiri di hati penonton/public/khalayak. Gaung ini akan
diteruskan dalam radius yang kian jauh, hingga ke seluruh penjuru
dunia. Oleh karena itu, hasil dari jiwa jujur, jiwa disipilin, jiwa kerja keras,
dan jiwa bertanggungjawab inilah akhirnya menambah jumlah relasi
yang hendak bermitra dengan SMKN 2 Kasihan.
2. Metode Pelaksanaan
a. Ceramah
Tiap metode hanya cocok untuk diterapkan dalam situasi dan kondisi
tertentu.
Dalam proses berlatih musik orkestra ini dalam situasi tertentu akan
mempergunakan metode ceramah dari pelatih/pendamping/kondakter.
Metode ceramah ini hanya digunakan sebatas pada informasi yang
bersifat teknis. Metode ceramah dapat pula digunakan pada saat
penjelasan secara verbal menjadi sarana terbaik untuk menyampaikan
sebuah pesan kepada pemain di tengah proses latihan.
b. Demonstrasi
Metode demontrasi dipergunakan pada saat para pemain (siswa)
memerlukan contoh gerakan bersifat gerakan mekanis yang dapat
diamati. Dalam hal ini metode demonstrasi dari pelatih menjadi amat
3. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan dijadwalkan pada bulan Januari 2020 dengan
penjelasan sebagai berikut:
a. Proses latihan (proses produksi) di SMK Negeri 2 Kasihan tanggal 13-22
Januari 2020
b. Performance di Gedung Taman Budaya Yogyakarta (TBY) tanggal 25
Januari 2020
4. Materi
Materi yang akan disajikan di Gedung Taman Budaya Yogyakarta (TBY)
adalah materi-materi yang telah dipelajari siswa selama proses latihan, Cek
II, dan Cek II. Secara garis besar materi yang disajikan berupa pertunjukan
musik orkestra.
5. Deskripsi
Konser ini bertajuk Nostalgia. Kata Nostalgia dalam performance ini
diartikan sebagai ajang interaksi antara siswa dengan para alumni yang
telah meraih sukses dalam Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI). Dalam
konser berdurasi ideal dan dikemas dengan tiket berbayar. Konser
Nostalgia juga didukung oleh paduan suara guru-guru SMKN 2 Kasihan,
sebagai tauladan bagi para siswa dalam bermusik.
6. Durasi Waktu
Durasi penyajian/performance/konser selama 90 menit. Selain itu, ada
beberapa bagian segmen yang sengaja dipergunakan untuk kata sambutan
para tamu udangan kehormatan.
7. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Best Practice ini adalah pada proses pembelajaran musiK
Orkestra siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Kasihan.
8. Indikator
https://bit.ly/budayakerja-1 https://bit.ly/budayakerja-2
https://bit.ly/budayakerja-3 https://bit.ly/budayakerja-4
https://bit.ly/budayakerja-5 https://bit.ly/budayakerja-6
https://bit.ly/budayakerja-7 https://bit.ly/budayakerja-8
https://bit.ly/budayakerja-9 https://bit.ly/budayakerja-10
https://bit.ly/budayakerja-11 https://bit.ly/budayakerja-12
https://bit.ly/budayakerja-13 https://bit.ly/budayakerja-14
https://bit.ly/budayakerja-15 https://bit.ly/supplemen_budaya_kerja
Open Drive