Anda di halaman 1dari 12

 

Mahatma Gandhi Sebuah Autobiografi


Jenis Buku : Buku non-fiksi

Judul : Mahatma Gandhi Sebuah Autobiografi

Pengarang : Mahatma Karanchad Gandhi

Tahun Terbit : 2009

Penerbit : Narasi

Tebal Buku : 710 halaman

Ringkasan :

Gandhi lahir pada 2 Oktober 1869 di negara bagian Gujarat di India. Beberapa dari anggota
keluarganya bekerja pada pihak pemerintah. Saat remaja, Gandhi pindah ke Inggris untuk
mempelajari hukum. Setelah dia menjadi pengacara, dia pergi ke Afrika Selatan, sebuah
koloni Inggris, di mana dia mengalami diskriminasi ras yang dinamakan apartheid. Dia
kemudian memutuskan untuk menjadi seorang aktivis politik agar dapat mengubah hukum-
hukum yang diskriminatif tersebut. Gandhi pun membentuk sebuah gerakan non-kekerasan.

Ia mengawali karirnya sebagai seorang pengacara di Afrika Selatan, di mana ia menemukan


 berbagai persoalan rasial untuk pertama kalinya. Suatu ketika, dalam perjalanan
perjala nan di atas kereta
api menuju Pretoria, Gandhi diminta meninggalkan kursi penumpang kelas satu yang
ditumpanginya meskipun ia telah membayar tiketnya. Kondektur kereta yang berkulit putih
itu dengan sinis mengatakan bahwa selain orang kulit putih tidak diperkenankan menempati
kursi kelas utama. Tetapi Gandhi menolak dan bersikeras untuk tetap menempati kursi yang
telah dibayarnya itu. Karena penolakan ini, sang kondektur menurunkannya di sebuah stasiun
kecil.

Konon, itulah salah satu kejadian yang kemudian membuatnya selalu berjuang untuk
keadilan. Dia selalu mencontohkan bahwa kita dapat melawan ketidak adilan tanpa
melakukan kekerasan. Semasa di Afrika Selatan-lah Gandhi mulai mengembangkan idenya
yang disebut Ahimsa atau anti-kekerasan, dan mengajarkan orang-orang India yang hidup di
sana bagaimana menerapkan Ahimsa untuk mengatasi berbagai ketidak adilan yang mereka
alami. Metode yang disebut juga sebagai perlawanan pasif atau anti-bekerjasama dengan
mereka yang melakukan ketidak-adilan. Gandhi yakin bahwa, dengan menolak-bekerjasama,
si oknum akhirnya akan menyadari kesalahannya dan kemudian menghentikan sikap tak
adilnya.

Ketika kembali ke India, dia membantu dalam proses kemerdekaan India dari jajahan Inggris;
hal ini memberikan inspirasi bagi rakyat di koloni-koloni lainnya agar berjuang mendapatkan
kemerdekaannya dan memecah Kemaharajaan Britania untuk kemudian membentuk
Persemakmuran.

Rakyat dari agama dan suku yang berbeda yang hidup di India kala itu yakin bahwa India
 perlu dipecah menjadi beberapa negara agar kelompok yang berbeda dapat mempunyai
negara mereka sendiri. Banyak yang ingin agar para pemeluk agama Hindu dan Islam
mempunyai negara sendiri. Gandhi adalah seorang Hindu namun dia menyukai pemikiran-
 

 pemikiran dari agama-agama lain termasuk Islam dan Kristen. Dia percaya bahwa manusia
dari segala agama harus mempunyai hak yang sama dan hidup bersama secara damai di
dalam satu negara.

Pada 1947, India menjadi merdeka dan pecah menjadi dua negara, India dan Pakistan. Hal ini
tidak disetujui Gandhi.

Sementara Pergerakan terus berlangsung, Gandhi tetap melanjutkan pencariannya akan


kebenaran dan merancang strategi yang sesuai untuk menghadapi musuh. Ia menyebutnya
Satyagraha  –   Penegakan Kebenaran. Gandhi yakin bahwa dengan melihat penderitaan
seseorang yang menegakkan kebenaran akan memberi pengaruh dan akan menyentuh nurani
 pelaku kesewenangan (musuh). Satyagraha kemudian dijalankan secara luas dan efektif
dalam perjuangan kemerdekaan. Perjuangan ini akhirnya mencapai satu titik dimana Inggris
tak sanggup bertahan menentang ribuan massa rakyat yang menetangnya, aksi-damai yang
menuntut kemerdekaan. Betapapun, Gandhi yakin kepada setiap usaha dan perjuangan yang
dilakukan oleh mereka yang dibimbing langsung olehnya dalam menjalankan Satyagraha,
dan karena ajaran dan pelatihan Satyagraha inilah perjuangannya membawa hasil.

Prinsip Gandhi, satyagraha, sering diterjemahkan sebagai “jalan yang benar” atau “jalan
menuju kebenaran”, telah menginspirasi berbagai generasi aktivis-aktivis
aktivis -aktivis demokrasi dan anti-
rasisme seperti Martin Luther King, Jr. dan Nelson Mandela. Gandhi sering mengatakan
kalau nilai-nilai ajarannya sangat sederhana, yang berdasarkan kepercayaan Hindu
tradisional: kebenaran (satya), dan non-kekerasan (ahimsa).

Pada 30 Januari 1948, Gandhi dibunuh seorang lelaki Hindu yang marah kepada Gandhi
karena ia terlalu memihak kepada Muslim.

 Nehru, Perdana Menteri India, menyebut Gandhi sebagai tokoh terbesar India setelah
Gautama, sang Buddha. Ketika diminta untuk mengomentari tentang Gandhi, Einstein
mengatakan: “Pada saatnya akan banyak orang yang tak percaya dan takjub bahwa pernah
hidup seorang seperti Gandhi di muka bumi”. Winston Churchill, Perdana Menteri Inggris,
menyebutnya ‘Naked Fakir’. 
Fakir’. 
 

Ringkasan Buku Non-Fiksi


Leave a comment
Pencegahan Serangan Jantung
Jenis Buku : Buku non-fiksi

Judul : Pencegahan Serangan Jantung

Pengarang : Soehardo Kertohoesodo

Tahun Terbit : 1976

Penerbit : Percetakan Gaya Indonesia

Tebal Buku : 74 halaman

Ringkasan :

Penyakit Jantung Koroner

Orang mengira dan mengatakan bahwa Ia mendapat “serangan jantung” jikalau Ia dengan
mendadak merasakan sesuatu yang tidak enak disekitar jantungnya. Perasaan semacam itu
sesungguhnya dapat disebabkan oleh banyak macam sebab, misalnya masuk angin, terkejut,
radang pada jalan nafas seperti bronchitis atau radang paru-paru, kebanyakan merokok atau
minum kopi yang keras dan banyak sebab-sebab lainnya. Salah satu dari sekian sebab itu
adalah adanya kelainan pada pembuluh darah yang mengantarkan darah ke jaringan yang
mendiding rongga-rongga jantung, yang diberi nama arteria koronaria

Seperti yang kita ketahui, jantung adalah suatu organ tubuh yang berfungsi sebagai pompa
untuk mengedarkan darah ke seluruh bagian tubuh. Organ ini terdiri dari serambi jantung atau
atrium kanan dan kiri serta bilik jantung atau ventrikel kanan dan kiri pula. Empat rongga
 jantung itu masing-masing didindingi oleh dinding yang terutama terdiri dari jaringan otot
yang dinamakan miokard. Di sebelah dalamnya, miokard dilapisi selaput halus yang
dinamakan endokard dan disebelah luar jantung terbungkus dalam selaput yang dinamakan
epikard yang merupakan bagian dari perikard.

Jaringan yang mendiding rongga jantung ini dan terutama lapisan miokardnya, senantiasa
memerlukan oxygen dan zat-zat makanan supaya dapat hidup dan bekerja terus. Zat-zat ini
terdapat dalam darah yang mengalir dalam melalui arteria koronaria atau pembuluh koroner,
serta cabang-cabangnya yang terjalin dalam dinding rongga jantung tersebut. A. Koronaria
kanan dan kiri adalah sepasang cabang pertama dari batang nadi atau Aorta.
 

Mari Berkebun Jamur


Jenis Buku : Buku non-fiksi

Judul : Mari Berkebun Jamur

Pengarang : Rismunandar

Tahun Terbit : 1985

Penerbit : Percetakan Tarate

Tebal Buku : 106 halaman

Ringkasan :

Indonesia, sebagian besar daerahnya memiliki iklim basah, sinar matahari rata-rata tidak
kurang dari 6 jam setiap harinya, suhu udara di dataran rendah rata-rata maksimum 33oC dan
menurun 0,57oC setiap 100 meter kearah dataran tinggi. Kelembapan udara (rH) rata-rata
83%

Dengan adanya iklim tersebut, hamper sepanjang tahun sebagian besar daerah Indonesia
dapat ditanami berjenis-jenis tanaman bahan pangan. Tanaman berumur panjang dapat
tumbuh dengan suburnya di pekarangan-pekarangan atau di kebun-kebun. Hutan-hutan tropis
yang luas dan padat terbentuk. Tanaman pangan setiap tahunnya menghasilkan berjuta-juta
ton sisa-sisa tanaman. Demikian pula hutan-hutan dan kebun-kebun menambah kekayaan
 bahan organis.

Dari sekian juta ton bahan organis tadi sebagian hilang lenyap terbakar oleh teriknya sinar
matahari. Namun sebagian besar mengalami
men galami pelapukan yang akhirnya menjadi “humus” yang
 besar artinya bagi penyediaan air secara alamiah dalam tanah, dan peningkatan/pertahanan
kesuburan tanah pertanian. Dengan adanya pelapukan tersebut, jelaslah bahwa bahan organis
merupakan gudang pangan bagi jasad renik berbentuk bakteri dan cendawan.

Indonesia yang pada hakekatnya merupakan gudang jamur yang sangat besar berpotensinya,
menunggu anak cucu dan cicitnya untuk menggali kekayaan jamur demi kesejahteraan nusa
dan bangsanya. Bila pulau Taiwan yang luasnya tidak lebih dari 1/3 luas pulau Jawa dapat
mengejar ketinggalannya dalam bidang usaha jamur dari Negara-negara Eropa dalam waktu
yang relative singkat, mengapa Indonesia tidak.
 

Ayam Buras PEDAGING


Jenis Buku : Buku non-fiksi

Judul : Ayam Buras PEDAGING

Pengarang : Ir. Bambang Cahyono

Tahun Terbit : 2000

Penerbit : PT Trubus Agriwidya

Tebal Buku : 99 halaman

Ringkasan :

Ayam Buras sebenarnya sudah sangat dikenal sebagai ayam pedaging. Prefensi masyarakat
terhadap daging ayam buras pun sebenarnya lebih besar disbanding ayam ras. Namun,
 potensi ini masih dikelola secara
se cara tradisional. Akibatnya, ayam buras pedaging
peda ging kalah popular
disbanding dengan ayam ras pedaging. Padahal secara alamiah ayam buras lebih tahan
 penyakit disbanding ayam ras. Harganya
Harganya pun jauh lebih mahal dbanding ayam ras.

Ayam buras sebenarnya


sebenarnya merupakan ternak penghasil daging yang
yang cukup potensial. Namun,
sampai sekarang pengembangannya belum sepesat ayam ras pedaging. Meski sudah dikenal
sejak zaman nenek moyang, namun pemeliharaanya tetap menggunakan system ekstensif.
Pemeliharaanya masih merupakan usaha sambilan tanpa memperhitungkan untung-rugi dan
tidak menggunakan teknologi maju. Usaha pemeliharaan secara tradisional dengan system
umbar menyebabkan perkembangan dan kesehatan ayam sulit dikontrol. Pemeliharaan cara
ini juga memungkinkan terjadinya perkawinan dalam satu kerabat sehingga menghasilkan
keturunan yang homozigot resesif, yakni individu yang memiliki kemampuan reproduksi dan
 produksi yang rendah

Disamping system pemeliharaan, sifat genetic ayam buras pun kurang menguntungkan.
Ayam Buras merupakan tipe ayam yang kecil dengan pertumbuhan yang lambat. Untuk
meningkatkan potensi ayam buras, khususnya sebagai ayam pedaging perlu adanya kesadaran
masyarakat tentang potensi ayam buras. Di samping itu, perlu pula peningkatan ketrampilan
dalam pengelolaan melalui program Intensifikasi Ayam Buras (INTAB) yang meliputi
kegiatan seleksi bibit, pengelolaan reproduksi, perkandangan dan peralatan, pemberian pakan
yang berkualitas, penanganan kesehatan ternak dan penanganan hasil.
 

Memproses Sampah
Jenis Buku : Buku non-fiksi

Judul : Memproses Sampah

Pengarang : Wied Harry Apriadji

Tahun Terbit : 2002

Penerbit : PT Penebar Swadaya

Tebal Buku : 20 halaman

Ringkasan :

Manakala kegiatan manusia semakin memuncak maka tak heran lagi problem sampah pun
muncul. Sampah yang dalam pengertian sehari-hari merupakan bahan sisa proses industry
dan hasil sampingan kegiatan rumah tangga ini ternyata tidak saja mengurangi keindahan
lingkungan, tetapi juga menggangu kesehatan.

Setiap hari berton-ton sampah dihasilkan dari pasar, kegiatan pertanian, rumah tangga, dan
industry. Bila timbunan sampah ini tak dikelola dengan baik bermacam-macam permasalahan
dapat timbul. Bila dipilah, dari onggokan sampah bisa ditemukan barang organic yang
asalnya dari jasad hidup, misalnya tetumbuhan dan hewan beserta kotorannya. Sampah
seperti ini sering disebut dengan sampah lapuk atau garbage. Sedangkan jenis sampah yang
lain disebut rubbish. Sampah yang tergolong rubbish ini merupakan sampah yang tidak bisa
lapuk. Penanganan kedua jenis sampah ini tentu dengan proses yang berbeda.

Untuk membantu permasalahan sampah yang bisa bikin pusing banyak pihak, ada beberapa
cara pemusnahan dan pemanfaatan sampah. Pemusnahannya bisa dengan cara penimbunan
tanah (landfill), penimbunan tanah secara sehat (sanitary land fill), pembakaran sampah
(incineration), penghancuran (pulverization), dan pengomposan (composting). Pemanfaatan
sampah dengan menjadikannya kompos dan briket arang sampah merupakan alternative
 pemanfaatan sampah yang bisa dikerjakan oleh semua orang.

Anda mungkin juga menyukai