Anda di halaman 1dari 5

Afifah Salshabila Radiandina - 04054822022200

PR Ujian Kasus Bedah (Senin, 15 November 2021)

1. Klasifikasi Hernia

a. Berdasarkan tempat terjadinya, hernia terbagi atas:

1. Hernia Femoralis
Pintu masuk hernia femoralis adalah anulus femoralis. Selanjutnya, isi hernia masuk ke
dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan vena femoralis sepanjang
kurang lebih 2 cm dan keluar pada fosa ovalis.
2. Hernia Umbilikalis
Hernia umbilikalis merupakan hernia kongenital pada umbilikus yang hanya tertutup
peritoneum dan kulit akibat penutupan yang inkomplet dan tidak adanya fasia umbilikalis.
3. Hernia Paraumbilikus
Hernia paraumbilikus merupakan hernia melalui suatu celah di garis tengah di tepi
kranial umbilikus, jarang terjadi di tepi kaudalnya. Penutupan secara spontan jarang
terjadi sehingga umumnya diperlukan tindakan operasi untuk dikoreksi.
4. Hernia Epigastrika
Hernia epigastrika atau hernia linea alba adalah hernia yang keluar melalui defek di
linea alba antara umbilikus dan prosessus xifoideus.
5. Hernia Ventralis
Hernia ventralis adalah nama umum untuk semua hernia di dinding perut bagian
anterolateral; nama lainnya adalah hernia insisional dan hernia sikatriks.
6. Hernia Lumbalis
Di daerah lumbal antara iga XII dan krista iliaka, ada dua trigonum masing-masing
trigonum kostolumbalis superior (ruang Grijinfelt/lesshaft) berbentuk segitiga terbalik dan
trigonum kostolumbalis inferior atau trigonum iliolumbalis berbentuk segitiga.
7. Hernia Littre
Hernia yang sangat jarang dijumpai ini merupakan hernia berisi divertikulum Meckle.
Sampai dikenalnya divertikulum Meckle, hernia littre dianggap sebagai hernia sebagian
dinding usus.
8. Hernia Spiegheli
Hernia spieghell ialah hernia vebtralis dapatan yang menonjol di linea semilunaris
dengan atau tanpa isinya melalui fasia spieghel.
9. Hernia Obturatoria
Hernia obturatoria ialah hernia melalui foramen obturatorium.
10. Hernia Perinealis
Hernia perinealis merupakan tonjolan hernia pada perineum melalui otot dan fasia,
lewat defek dasar panggul yang dapat terjadi secara primer pada perempuan multipara
atau sekunder pascaoperasi pada perineum, seperti prostatektomi, reseksi rektum secara
abdominoperineal, dan eksenterasi pelvis.
Hernia keluar melalui dasar panggul yang terdiri atas otot levator anus dan otot
sakrokoksigeus beserta fasianya dan dapat terjadi pada semua daerah dasar panggul.
11. Hernia Pantalon
Hernia pantalon merupakan kombinasi hernia inguinalis lateralis dan medialis pada satu
sisi.
12. Hernia Amyand
Hernia Amyand didefinisikan sebagai apendiks yang terperangkap di dalam hernia
0inguinalis. Meskipun kejadian hernia jenis ini jarang terjadi, apendiks dapat terkurung di
dalam hernia Amyand dan menyebabkan komplikasi lebih lanjut seperti pencekikan dan
perforasi.

Gambar 1. Klasifikasi Hernia Menurut Sifat


Keterangan gambar 2.: (1) Kulit dan jaringan subkutan (2) Lapisan otot (3) Jaringan praperitoneal (4) Kantong hernia dengan usus.
(A) Hernia reponibel tanpa inkaserasi dan strangulasi, (B) Hernia ireponibel, (C) Hernia inkaserata dengan ileus obstruksi usus, (D)
Hernia strangulata.

b. Menurut sifatnya hernia terbagi atas:

1. Hernia reponibel
Hernia reponibel apabila isi hernia dapat keluar-masuk. Usus keluar ketika berdiri atau
mengejan, dan masuk lagi ketika berbaring atau bila didorong masuk ke dalam perut.
Selama hernia masih reponibel, tidak ada keluhan nyeri atau obstruksi usus.
2. Hernia ireponibel
Hernia ireponibel apabila isi hernia tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga
perut. Biasanya disebabkan oleh pelekatan isi kantong kepada peritoneum kantong hernia.
3. Hernia Inkaserata atau Hernia strangulata
Hernia inkaserata apabila isi hernia terjepit oleh cincin hernia sehingga isi kantong
terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga perut. Akibatnya terjadi gangguan
pasase atau vaskularisasi. Hernia inkaserata lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel
yang di sertai gangguan pasase, sedangkan hernia strangulata digunakan untuk menyebut
hernia ireponibel yang disertai gangguan vaskularisasi.
4. Hernia Richter
Hernia Richter apabila strangulasi hanya menjepit sebagian dinding usus. Komplikasi
dari hernia richter adalah strangulasi sampai terjadi perforasi usus.
5. Hernia Interparietalis
Hernia yang kantongnya menjorok ke dalam celah antara lapisan dinding perut.
6. Hernia Eksterna
Hernia eksterna apabila hernia menonjol keluar melalui dinding perut, pinggang atau
perineum.
7. Hernia Interna
Hernia interna apabila tonjolan usus tanpa kantong hernia melalui suatu lubang dalam
rongga perut, seperti foramen winslow, resesus retrosekalis atau defek dapatan pada
mesenterium setelah operasi anastomosis usus.
8. Hernia Insipiens
Hernia yang membalut merupakan hernia indirect pada kanalis inguinalis yang
ujungnya tidak keluar dari anulus eksternus.
9. Hernia Sliding
Hernia yang isi kantongnya berasal dari organ yang letaknya ekstraperitoneal.
10. Hernia Bilateral
Defek yang terjadi pada dua sisi.

Gambar 2. Gambaran hernia Richter


(A) Hernia Richter tanpa ileus obstruksi,
(B) Hernia Richter dengan ileus obstruksi.

Sumber:
Sjamsuhidajat, R. 2017. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC. Jakarta. Indonesia.
2. Lucid Interval

Lucid interval adalah perbaikan sementara pada kondisi pasien setelah cedera otak
traumatis, setelah itu kondisi memburuk. Lucid interval juga didefinisikan sebagai periode
sementara rasionalitas atau normalitas neurologis (seperti di antara periode demensia atau
segera setelah cedera kepala fatal). Kondisi ini menunjukkan adanya hematoma ekstradural.
Diperkirakan 20-50% pasien dengan hematoma ekstradural mengalami lucid interval.
Lucid interval terjadi setelah pasien mengalami trauma kepala, kemudian masuk ke dalam
kondisi tidak sadar lagi setelah sadar saat pendarahan menyebabkan hematoma berkembang
melampaui batas dimana tubuh dapat mengimbanginya. Setelah cedera, pasien linglung
sejenak, dan kemudian menjadi relatif sadar untuk jangka waktu tertentu yang dapat
berlangsung beberapa menit atau jam. Setelah itu terjadi penurunan yang cepat saat darah
terkumpul di dalam tengkorak, menyebabkan kenaikan tekanan intrakranial, yang merusak
jaringan otak. Kemudian, dapat berkembang menjadi "pseudoaneurysms" setelah trauma yang
pada akhirnya dapat pecah dan terjadi perdarahan. Edema serebral tertunda merupakan kondisi
yang sangat serius dan berpotensi fatal dimana otak membengkak secara dramatis, dapat diikuti
lucid interval yang terjadi setelah trauma kepala ringan. Lucid interval juga dapat terjadi pada
kondisi selain cedera otak traumatis, seperti sengatan panas dan fase postictal setelah kejang
pada pasien epilepsi.

3. Rekurensi Carcinoma Mamma

Menentukan manfaat tambahan kemoterapi sistemik ajuvan di luar terapi hormon pada
pasien dengan kanker payudara stadium awal tetap menjadi tantangan. Fitur yang
memprediksi tingkat tinggi kekambuhan termasuk ukuran tumor primer, margin dekat atau
margin positif patologis, tingkat nuklir tinggi, usia <35 tahun, dan HER2 positif atau HR
negatif.
Status HER2-positif memberikan informasi prognostik di node kanker payudara
-negatif serta informasi prediksi dalam memilih terapi target dan sistemik. Selain itu, pada
pasien dengan penyakit nodus-positif yang memiliki peningkatan risiko kekambuhan, nilai
prediktif untuk kemoterapi ajuvan tampaknya lebih mapan.
Sumber:
Yehoda M., Jennifer M. Identifying patients at high risk of breast cancer recurrence: strategies
to improve patient outcomes. Breast Cancer (Dove Med Press). 2015; 7: 337–343.

Pasien yang memiliki risiko rekurensi tinggi:


- Usia <50 tahun,
- Kelenjar getah bening aksila positif,
- Invasi limfovaskular atau closed margin

Sumber:
PERABOI. 2014. Panduan Penatalaksanaan Kanker Payudara. Jakarta: ISBN : 978-602-71349-
0-4
In the study, high risk was defined as having at least 4 positive axillary lymph nodes or
1 to 3 axillary lymph nodes and at least 1 of the following disease characteristics: tumor size of
at least 5 cm, histologic grade 3 disease, and centrally tested Ki67 of at least 20%.

High risk of recurrence


Breast cancer has a high risk of recurrence when any of the following apply:
- The tumour is larger than 5 cm in diameter.
- The cancer cells are triple negative
- The tumour is high grade (grade 3).
- The cancer has spread to lymph vessels or blood vessels in the breast tissue
- The cancer has spread to 4 or more lymph nodes.
- The cancer has spread to muscles on the chest or the skin of the breast.
- The cancer is inflammatory breast cancer.
- The cancer cells are HER2 positive.

Sumber:
1. Johnston SRD, Harbeck N, Hegg R, et al. Abemaciclib combined with endocrine therapy for
the adjuvant treatment of HR+, HER2-, node-positive, high risk, early breast cancer
(monarchE). Ann Oncol. 2020;31(4). Abstract: LBA5_PR.
2. First new drug in years reduces recurrence in high-risk hormone receptor positive early
breast cancer. ESMO. News release. September 19, 2020. Accessed September 19, 2020.
https://esmo.app.box.com/s/8iba2eoisy7ol9dswtlgtxnmwtb1nsah/file/719926464752.

Anda mungkin juga menyukai