Anda di halaman 1dari 11

Short Case

PERDARAHAN SUBKONJUNGTIVA OKULI DEKSTRA

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik


di Departemen Kesehatan Mata RSMH Palembang

Oleh:
Wiku Hapsara, S.Ked
04084881921004

Pembimbing:
dr. H. Alie Solahuddin, SpM(K)

KELOMPOK STAF MEDIK KESEHATAN MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RSUP Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Short Case
Perdarahan Subkonjungtiva Okuli Dekstra

Oleh:
Wiku Hapsara, S.Ked
04084881921004

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti
Kepaniteraan Klinik Senior di Kelompok Staf Medik Kesehatan Mata Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang
periode 05 Mei 2021 – 22 Mei 2021.

Palembang, Mei 2021


Pembimbing,

dr. H. Alie Solahuddin, SpM(K)

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya
lah kami dapat menyusun laporan short case yang berjudul “Perdarahan
Subkonjungtiva Okuli Dekstra” untuk memenuhi tugas ilmiah yang merupakan
bagian dari sistem pembelajaran kepaniteraan klinik, khususnya di Kelompok Staf
Medik Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Rumah Sakit
Mohammad Hoesin Palembang.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. H. Alie
Solahuddin, SpM(K) yang telah membimbing dan meluangkan waktunya untuk
membimbing penulis dalam penyusunan referat ini. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman sejawat yang telah membantu dan memberi
dukungan kepada penulis.
Akhir kata, kami mengakui dalam penulisan referat ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami memohon maaf dan mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca demi kesempurnaan referat kami. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Palembang, Mei 2021

Penulis

iii
BAB I
STATUS PASIEN

1. Identitas Pasien
Nama : Tn. F
Umur : 48 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Buruh harian lepas
Alamat : Jl. Cengkeh 5, Sako, Kota Palembang

2. Anamnesis (Autoanamnesis)
a. Keluhan Utama
Mata kanan tampak merah sejak 3 hari yang lalu.

b. Riwayat Perjalanan Penyakit


Pasien datang dengan keluhan mata kanan tampak merah sejak 3 hari yang
lalu. Keluhan timbul ketika pasien mengalami kecelakaan lalu lintas, di
mana motor yang dikendarai oleh pasien tertabrak mobil dari arah samping,
sehingga pasien terjatuh dan kepala bagian depan membentur aspal jalan.
Pasien menggunakan helm saat berkendara. Pandangan kabur ataupun
buram pada mata kanan maupun mata kiri disangkal, keluhan seperti
melihat terowongan atau melihat asap juga disangkal. Rasa mengganjal
pada mata tidak ada, nyeri pada mata tidak ada. Keluhan nyeri kepala tidak
ada, mual dan muntah tidak ada. Pasien segera dibawa ke RSMH.

c. Riwayat Penyakit Dahulu


- Riwayat darah tinggi disangkal.
- Riwayat kencing manis disangkal.

1
- Riwayat trauma pada mata ada sejak 3 hari yang lalu, di mana pasien
tertabrak mobil sehingga pasien terjatuh dan kepala bagian depan
beserta mata kanan membentur aspal jalan.
- Riwayat operasi pada mata disangkal
- Riwayat menggunakan kacamata disangkal
- Riwayat penyakit mata lainnya disangkal
- Riwayat keluhan yang serupa disangkal

d. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal.

e. Riwayat Pengobatan
Riwayat pengobatan sebelumnya disangkal

3. Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 83 x/min reguler, isi dan tegangan cukup
Frekuensi napas : 18 x/min
Suhu : 36,7 oC

b. Status Oftalmologis

Okuli Dekstra Okuli Sinistra


Visus 6/7.5 ph 6/6 6/7.5 ph 6/6

Tekanan intraokular 11,2 mmHg 10,8 mmHg

2
KBM Ortoforia
0 0 0 0
GBM 0 0 0 0
0 0 0 0
Segmen Anterior
Palpebra Edema (+) Tenang
Perdarahan
Konjungtiva Tenang
subkonjungtiva (+)
Kornea Jernih Jernih
BMD Sedang Sedang
Iris Gambaran baik Gambaran baik
Bulat, sentral, Bulat, sentral,
Pupil refleks cahaya (+), refleks cahaya (+),
diameter 3 mm diameter 3 mm

Lensa Jernih Jernih

Segmen Posterior

Refleks Fundus RFOD (+) RFOS (+)

Bulat batas tegas, Bulat batas tegas,


Papil warna merah, c/d warna merah, c/d
0,8, a/v 2:3 0,8, a/v 2:3

Makula Refleks fovea (+) Refleks fovea (+)


Kontur pembuluh Kontur pembuluh
Retina
darah baik darah baik

4. Pemeriksaan Penunjang
- Slit lamp

3
- Foto fundus

5. Diagnosis Banding
- Perdarahan subkonjungtiva OD
- Konjungtivitis hemoragik akut OD

6. Diagnosis Kerja
Perdarahan subkonjungtiva OD

7. Terapi
Non – Farmakologis (KIE):
- Menjelaskan pada pasien mengenai perdarahan subkonjungtiva dan
penyebabnya yang disebabkan oleh trauma yang dialami pasien.
- Pengobatan bertujuan mencegah terjadinya infeksi pada mata.
- Menjelaskan mengenai rencana penatalaksanaan yang diberikan.
- Penderita diminta untuk patuh menggunakan obat, menerapkan pola hidup
sehat, dan kontrol ke dokter jika terdapat keluhan.

Farmakologis
- Vasacon A eye drop 1 gtt tiap 8 jam OD

8. Prognosis
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad functionam : Bonam
Quo ad sanationam : Bonam

4
BAB II
ANALISIS KASUS

Tn. F, laki-laki, 48 tahun, seorang buruh harian lepas datang dengan keluhan
mata kanan tampak merah sejak 3 hari yang lalu. Keluhan timbul ketika pasien
mengalami kecelakaan lalu lintas, di mana motor yang dikendarai oleh pasien
tertabrak mobil dari arah samping, sehingga pasien terjatuh dan kepala bagian
depan serta mata kanannya membentur aspal jalan. Pasien menggunakan helm saat
berkendara. Pandangan kabur ataupun buram pada mata kanan maupun mata kiri
disangkal, keluhan seperti melihat terowongan atau melihat asap juga disangkal.
Rasa mengganjal pada mata tidak ada, nyeri pada mata tidak ada. Keluhan nyeri
kepala tidak ada, mual dan muntah tidak ada. Pasien segera dibawa ke RSMH.
Riwayat hipertensi, diabetes melitus pada pasien disangkal. Riwayat penyakit
serupa, operasi mata, dan penyakit mata lainnya disangkal. Penyakit serupa pada
keluarga juga disangkal.
Pada pemeriksaan fisik, status generalis didapatkan keadaan umum tampak
baik, kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 83 x/menit, laju
pernapasan 18 x/menit dan suhu 36,7 oC. Pada status oftalmologis ditemukan visus
mata kanan dan mata kiri 6/7.5 ph 6/6. Pemeriksaan tekanan intraokular
menggunakan tonometri non kontak didapatkan 11,2 mmHg pada mata kanan
dengan tiga macam obat dan 10,8 mmHg pada mata kiri. Kedudukan bola mata dan
gerakan bola mata dalam batas normal. Pada segmen anterior, pada palpebra mata
kanan didapatkan edema (+) dan palpebra mata kiri tenang. Pada pemeriksaan
konjungtiva didapatkan adanya perdarahan subkonjungtiva (+) pada mata kanan
dan konjungtiva mata kiri tenang. Pada mata kanan dan mata kiri didapatkan kornea
jernih, bilik mata depan sedang, iris dengan gambaran baik, pupil bulat, tegas,
refleks cahaya (+), dan lensa jernih. Segmen posterior kedua mata tampak dalam
batas normal. Berdasarkan temuan pada pemeriksaan oftalmologi, pasien
didiagnosis dengan perdarahan subkonjungtiva okuli dekstra.
Meskipun perdarahan subkonjungtiva mempunyai manifestasi klinis yang
jelas, namun perlu dipertimbangkan kemungkinan diagnosis banding yang dapat

5
terjadi. Dari anamnesis, gejala yang ditemukan pada pasien adalah mata tampak
merah, sehingga menyerupai konjungtivitis hemoragik akut. Konjungtivitis
hemoragik akut merupakan salah satu jenis konjungtivitis akibat virus yang sangat
mudah menular. Konjungtivitis hemoragik akut biasanya disebabkan oleh
Enterovirus 70 (EV70) dan Coxsackievirus A24 (CA24) yang termasuk dalam
famili Picornaviridae. Inflamasi akibat virus tersebut pada awalnya akan
membentuk petekie pada konjungtiva, hingga pada akhirnya petekie tersebut
semakin banyak dan tampak menyerupai perdarahan subkonjungtiva. Selain mata
merah, gejala lain dari konjungtiva hemoragik akut di antaranya adalah nyeri pada
mata, edema pada palpebra, air mata yang berlebih, dan adanya sekret serosa pada
mata. Pada kasus ini tidak ditemukan adanya nyeri pada mata, air mata yang
berlebih, dan sekret pada mata sehingga kemungkinan diagnosis konjungtivitis
dapat disingkirkan.
Perdarahan subkonjungtiva merupakan suatu kondisi mata merah akibat
pecahnya pembuluh darah konjungtiva, yang menyebabkan darah terakumulasi
pada subkonjungtiva. Perdarahan subkonjungtiva umumnya timbul mendadak,
ditandai dengan adanya darah berwarna merah terang berbatas tegas di bawah
konjungtiva yang tidak disertai nyeri, serta tidak terdapat tanda infeksi maupun
inflamasi. Berdasarkan mekanisme penyebabnya, perdarahan subkonjungtiva
terbagi menjadi dua, yaitu perdarahan subkonjungtiva tipe spontan dan perdarahan
subkonjungtiva tipe traumatik. Perdarahan subkonjungtiva tipe spontan disebabkan
oleh menurunnya fungsi endotel sehingga pembuluh darah menjadi rapuh dan
mudah pecah. Faktor risiko yang menyebabkan pembuluh darah menjadi rapuh
adalah usia, hipertensi, arteriosklerosis, konjungtivitis hemoragik, anemia,
pemakaian antikoagulan dan batuk rejan. Perdarahan subkonjungtiva tipe spontan
ini umumnya terjadi unilateral, meskipun pada kasus tertentu dapat bersifat
bilateral. Perdarahan subkonjungtiva tipe traumatik, seperti pada kasus ini, biasanya
dijumpai pada pasien dengan riwayat trauma pada kepala khususnya daerah orbita,
yang melibatkan mata baik secara langsung maupun tidak langsung. Perdarahan
yang terjadi kadang-kadang menutupi perforasi jaringan bola mata yang mungkin
juga dapat terjadi.

6
Perdarahan subkonjungtiva pada dasarnya dapat hilang atau diabsorpsi
dalam waktu 1 hingga 2 minggu, sehingga tidak memerlukan pengobatan. Pada
kasus ini, pasien diberikan tatalaksana berupa Vasacon A 1 gtt tiap 8 jam OD.
Vasacon A merupakan obat tetes mata yang mengandung Antazolin-PO4 dan
Nafazolin-HCl. Vasacon A berperan dalam membantu mengatasi gejala yang
terkait dengan alergi pada mata, seperti mata merah dan mata gatal. Vasacon A juga
merupakan vasokonstrikor yang mampu mencegah agar perdarahan subkonjungtiva
agar tidak semakin meluas.
Karena perdarahan subkonjungtiva dapat menghilang sendiri tanpa
pengobatan, maka tidak ada komplikasi serius yang terjadi. Namun pasien dengan
perdarahan subkonjungtiva harus dirujuk ke dokter spesialis mata jika ditemukan
adanya nyeri pada mata, terdapat gangguan penglihatan, pasien dengan gangguan
pembekuan darah, serta pada perdarahan subkonjungtiva yang berulang.
Prognosis pasien secara umum baik karena perdarahan subkonjungtiva
dapat sembuh dengan sendirinya tanpa memerlukan penatalaksanaan khusus.
Namun apabila pasien mengeluh tidak nyaman atau merasakan adanya iritasi pada
mata, dapat diberikan air mata buatan sebanyak 4 kali sehari.

7
LAMPIRAN

Gambar 1. Okuli dekstra dan sinistra terbuka

Gambar 2. Okuli dekstra dan sinistra tertutup

Gambar 3. Okuli dekstra Gambar 4. Okuli sinistra

Anda mungkin juga menyukai