Anda di halaman 1dari 22

GLAUKOMA

KONGENITAL
Ravi Hamsyah Hidayat
04084822124080

Pembimbing:
Dr. dr. Hj. Fidalia, Sp.M(K)
DAFTAR ISI

01 Pendahuluan

02 Tinjauan Pustaka

03 Kesimpulan
01
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Insiden sekitar 1 dari 10.000 hingga
02 68.000 kelahiran hidup. Prevalensi
tertinggi dicatat di Tengah Timur (1:
2500) dan di Slovakia (1: 1250) dan
menyebabkan hampir 18% kebutaan
01 Glaukoma kongenital adalah glaukoma
dari seluruh kasus.
yang terjadi akibat gangguan drainase
dari aqueous humor yang disebabkan
oleh perkembangan abnormal dari
trabecular meshwork (TM) dan sudut
bilik mata depan pada anak. Terapi glaukoma kongenital saat
03 ini berkisar pada metode
pembedahan yang menargetkan
sudut trabekuler abnormal yang
disebut goniotomy dan
trabekulotomi
02
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Glaukoma adalah gangguan yang


berhubungan dengan peningkatan tekanan
intraokular (TIO) dan kerusakan saraf optic
yang terjadi pada anak.
EPIDEMIOLOGI
Insiden berbeda-beda pada tiap populasi,
mulai dari 1 dari 1250 kelahiran hidup
hingga 1 dari 68.000.
Glaukoma kongenital lebih sering terjadi
pada laki-laki (65%), dan bilateral pada
sekitar 2/3 pasien. Dapat menyebabkan
kebutaan pada 2%-15% kasus, dan
penglihatan yang memburuk pada 50%
kasus.
ETIOLOGI
Pola pewarisan keluarga terlihat pada
10% -40% dari kasus, dan biasanya
bersifat autosomal resesif

Pola pewarisan keluarga terlihat pada


10% -40% dari kasus, dan biasanya
bersifat autosomal resesif

Studi keterkaitan mengidentifikasi 4


lokus genetik glaukoma kongenital,
yaitu GLC3A, GLC3B, GLC3C, dan
GLC3D.
KLASIFIKASI

Glaukoma Glaukoma Juvenile


01 02
Kongenital Primer

Glaukoma
Sekunder 03 04
Glaucomas with Associated
systemic anomalies
PATOFISIOLOGI

Iris mengalami
hipoplasia dan
berinsersi ke Peningkatan
Diduga adanya permukaan tekanan
mutasi genetik trabekula intraokular

Kelainan Produksi aqueous Kerusakan


perkembangan humor yang terus saraf optic mata
jaringan neural berjalan namun
crest di bilik mata tidak dapat di
depan drainase
MANIFESTASI KLINIS
Trias Klasik Glaukoma
Kongenital
• Epifora
• Fotofobia
• Blepharospasm

Buphthalmos
Edema Kornea
Kornea Keruh
DIAGNOSIS
Anamnesis
● Riwayat Pemeriksaan Segmen
Anterior
sensitive
● Pembersaran kornea
cahaya
● Kornea keruh
Pemeriksaan Fisik
● Trias klasik
Tonometri
glaucoma
Gonioskopi
kongenital
Funduskopi
DIAGNOSIS BANDING
● Obstruksi kelenjar
nasolacrimal
● Abrasi epitel kornea
● Konjungitivitis
● Keratitis
● Uveitis
● Eksoftalmus
TATALAKSANA

Bedah
● Goniotomi
● Trabekulotomi
Medikamentosa
KOMPLIKASI

● Kebutaan
● Miopia
● Astigmatisme
● Amblyopia
● Strabismus
PROGNOSIS
Dubia ad Bonam

SKDI
Glaukoma lainnya – 3A
KESIMPULAN
Glaukoma kongenital terjadi akibat Trias gejala klasik pada glaukoma
penutupan bawaan dari sudut kongenital, yaitu fotofobia, epifora dan
iridokorneal oleh suatu membran yang blefarospasme. Selain itu tampak
dapat menghambat aliran aqueous buphthalmos pembesaran kornea, kerusakan
humor sehingga dapat meningkatkan horizontal atau miring pada membran
tekanan intraokular. Descemet (Haab striae) dan edema serta
kekeruhan kornea.

Goniotomi dan trabekulotomi adalah


prosedur pilihan untuk
penatalaksanaan bedah pada
glaukoma kongenital
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
1. Badawi AH, Al-Muhaylib AA, Al Owaifeer AM, Al-Essa RS, Al-Shahwan SA. Primary
congenital glaucoma: An updated review. Saudi J Ophthalmol [Internet].
2019;33(4):382–8. Available from: https://doi.org/10.1016/j.sjopt.2019.10.002
2. Abdolrahimzadeh S, Fameli V, Mollo R, Contestabile MT, Perdicchi A, Recupero
SM. Rare Diseases Leading to Childhood Glaucoma: Epidemiology,
Pathophysiogenesis, and Management. Biomed Res Int. 2015;2015.
3. Lewis CJ, Hedberg-Buenz A, DeLuca AP, Stone EM, Alward WLM, Fingert JH.
Primary congenital and developmental glaucomas. Hum Mol Genet.
2017;26(R1):R28–36.
4. Mocan MC, Mehta AA, Aref AA. Update in genetics and surgical management of
primary congenital glaucoma. Turkish J Ophthalmol. 2019;49(6):347–55.
5. American Academy of Ophthalmology. Glaucoma. San Francisco; 2020.
DAFTAR PUSTAKA
1. American Academy of Ophthalmology. Pediatric Ophthalmology and Strabismus.
San Francisco; 2020.
2. Eunice S. Congenital Glaucoma. Medula Unila. 2014;2(3):111–7.
3. Mandal AK, Chakrabakti D. Update on congenital glaucoma. Indian J Ophthalmol.
2011;59.
4. Thau A, Lloyd M, Freedman S, Beck A, Grajewski A, Levin A V. New classification
system for pediatric glaucoma: Implications for clinical care and a research registry.
Curr Opin Ophthalmol. 2018;29(5):385–94.
5. Fang L, Guo X, Yang Y, Zhang J, Chen X, Zhu Y, et al. Trabeculotomy versus
combined trabeculotomy-trabeculectomy for primary congenital glaucoma: Study
protocol of a randomised controlled trial. BMJ Open. 2020;10(2):1–7.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pastor SA, Singh K, Lee DA, Juzych MS, Lin SC, Netland PA, et al.
Cyclophotocoagulation: A report by the American Academy of Ophthalmology.
Ophthalmology. 2001;108(11):2130–8.
2. Dastiridou AI, Katsanos A, Denis P, Francis BA, Mikropoulos DG, Teus MA, et al.
Cyclodestructive Procedures in Glaucoma: A Review of Current and Emerging
Options. Adv Ther [Internet]. 2018;35(12):2103–27. Available from:
https://doi.org/10.1007/s12325-018-0837-3
3. Hassanein DH, Awadein A, Elhilali H. Factors associated with early and late failure
after goniotomy for primary pediatric glaucoma. Eur J Ophthalmol. 2020;30(1):162–
7.
DAFTAR PUSTAKA
1. Chang I, Caprioli J, Ou Y. Surgical Management of Pediatric Glaucoma.
Dev Ophthalmol. 2017;59:165–78.
2. Chen TC, Chen PP, Francis BA, Junk AK, Smith SD, Singh K, et al.
Pediatric glaucoma surgery: A report by the American Academy of
Ophthalmology. Ophthalmology [Internet]. 2014;121(11):2107–15.
Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.ophtha.2014.05.010
3. Burstein ES, Netland PA. Decompression Retinopathy after Goniotomy
in a Child: A Case Report. J Glaucoma. 2017;26(8):747–8.
Beare J. Clinical Ophthalmology. Vol. 72, British Journal of Ophthalmology.
1988. 477–477 p.

Anda mungkin juga menyukai