Residen Pembimbing :
dr. Rachmawati Samad
Supervisor :
dr. Ririn Nislawati, Sp. M, M.Kes
■ Ilyas S. Glaukoma. Dalam : Ilyas S, Editor. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta : Balai penerbit FKUI; 2008. Hal. 212-
17.
Epidemiologi
■ Vaughan D, Eva PR. Glaukoma. Dalam : Suyono YJ, Editor. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta: Widya Medika; 2000.
Hal. 220-39.
Faktor Risiko dan Predisposisi
■ Herediter
■ Usia
■ Ras
■ Miop.
■ Penyakit metabolik: DM, Hipertensi, penyakit
kardiovaskuler, merokok, oklusi vena retina, dan penderita
tirotoksikosis.
■ Ming ALS, Constable IJ. Lens and Glaukoma. In : Color Atlas of Ophtalmology. 3th Ed. New York : World Science; 2006. p 51-60.
■ The Eye M.D. Association. Glaukoma. In: Basic and Clinical Science Course American Academy of Ophthalmology. Section 10.
Singapore : LEO; 2008
Anatomi Corpus Ciliaris
■ Crick RP, Khaw PT. Practical Anatomy and Physiology of The Eye and Orbit. In: A Textbook of Clinical Ophtalmology.
3thEd. Singapore : FuIsland Offset Printing (S) Pte Ltd; 2003. p 5-7.
Fisiologi Humor Aquous
Merupakan cairan jernih yang mengisi bilik mata anterior dan
posterior.
Diproduksi di korpus siliaris.
Produksi normalnya 2-3 μl/menit mengisi bilik mata depan 0,25
ml dan bilik mata belakang 0,06 ml
Komposisi : 99,9% air dan 0,1% nya berupa askorbat, protein,
sodium bikarbonat dan glukosa.
Fungsinya : sebagai media refraksi, mempertahan tekanan
intraokular, memberi nutrisi kornea dan lensa serta membuang
hasil metabolik kornea dan lensa.
Indeks bias 1,336
■ Vaughan D, Eva PR. Glaukoma. Dalam : Suyono YJ, Editor. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta: Widya Medika; 2000. Hal. 220-39.
■ The Eye M.D. Association. Fundamentals and Principles of ophthalmology. In: Basic and Clinical Science Course American Academy of Ophthalmology. Section 2. Singapore : LEO; 2008.
Tekanan Intraokular
(TIO)
Faktor lokal Faktor umum
Tekanan darah
■ Vaughan D, Eva PR. Glaukoma. Dalam : Suyono YJ, Editor. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta: Widya Medika; 2000.
Hal. 220-39.
Drainase Humor Aquous
■ Weinreb RN, Aung T, Medeiros FA. The pathophysiology and treatment of glaucoma: a review. JAMA.
2014;311(18):1901–1911. doi: 10.1001/jama. 2014.3192
Patofisiologi
■ Weinreb RN, Aung T, Medeiros FA. The pathophysiology and treatment of glaucoma: a review. JAMA.
2014;311(18):1901–1911. doi: 10.1001/jama. 2014.3192
Perubahan Neurodegeneratif pada Glaukoma
■ Weinreb RN, Aung T, Medeiros FA. The pathophysiology and treatment of glaucoma: a review. JAMA.
2014;311(18):1901–1911. doi: 10.1001/jama. 2014.3192
Klasifikasi Glaukoma Vaughan D, Eva PR. Glaukoma. Dalam : Suyono YJ, Editor. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta: Widya Medika; 2000. Hal. 220-39.
Vaughan D, Eva PR. Glaukoma. Dalam : Suyono YJ, Editor. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta: Widya Medika; 2000.
Diagnosis
1. Anamnesis
• Didapatkan keluhan mata kabur
• Lapang pandang yang menyempit sampai kebutaan total
• Pasien umumnya datang sudah dalam stadium lanjut dengan kerusakan
lapang pandang luas
• Pasien mengeluh sering menabrak benda-benda di sekitarnya ketika
berjalan
• Keluhan nyeri kepala kadang-kadang dikeluhkan pasien.
Diagnosis
2. Pemeriksaan Fisis
• Pencitraan saraf optik.
• Respon refleks pupil.
• Pemeriksaan retina.
• Pemeriksaan slit lamp.
• Pemeriksaan lapang pandang.
• Pemeriksaan tajam penglihatan
Diagnosis
3. Pemeriksaan Penunjang
• Tonometri : mengetahui tekanan intraokular
• Optical coherence tomography (OCT) :
• Funduskopi :
• Gonioskopi : melihat sudut iridokorneal dan kontak iridotrabekular
• Perimetri melihat progresivitas penurunan lapang pandang
Tatalaksana
Prognosis
Prognosis yang lebih buruk dimiliki pasien dengan:
• Usia tua
• Derajat kerusakan saraf optik
• TIO ↑
• Kerapuhan jaringan disc papil saraf optik
• Adanya penyakit sistemik lain,
• Kecepatan dan ketepatan mendapat pengobatan, serta
• Kepatuhan penderita terhadap pengobatan yang diberikan..
TERIMA KASIH...
Any questions?