2
PENDAHULUAN
J Jiang, C Ye, et al. The Patterns of Visual Field Defects in Primary Angle-Closure Glaucoma Compared to High-Tension Glaucoma and Normal-
Tension Glaucoma. Ophthalmic Res. 2023.
Vaughan, Asbury. Glaucoma. General Ophthalmology. Nineteenth Edition, Vol.1, Chapter 11; 2018:p518-554.
Ma P, Liu Y, et al. Vision-Related Quality of Life in Primary Angle-Closure Glaucoma Patients with or without Visual Field Dysfunction. Journal of 3
Ophthalmology. 2023;p1-6.
PENDAHULUAN
5
DEFINISI
Glaukoma sudut tertutup sukunder
diartikan sebagai suatu keadaan
peningkatan tekanan intraokular
yang disebabkan penutupan sudut
sebagian atau seluruhnya oleh iris
perifer.
Kondisi ini disebabkan oleh etiologi
patologis yang dapat diidentifikasi,
seperti neovaskularisasi atau uveitis
dan peningkatan TIO yang cepat
akibat blok mendadak dari
trabekular meschwork oleh iris
Budiono S, et al. Glaukoma. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Mata. Bab 3;2013:p55-78 6
Salmon JF. Glaucoma. KANSKI’S Clinical Ophthalmology. Ninth Edition, Vol.1, Chapter 11;2020:p345-422
KLASIFIKASI
Glaukoma sudut tertutup akut
terjadi ketika iris bombe yang cukup
berkembang menyebabkan oklusi
sudut bilik mata depan oleh iris perifer.
Hal ini ditandai dengan tekanan Glaukoma sudut tertutup subakut,
intraocular meningkat dengan cepat, terjadi episode peningkatan tekanan
menyebabkan rasa sakit yang hebat, intraokular berdurasi pendek dan
mata kemerahan, dan penglihatan berulang. Dimana penutupan
kabur sudut dapat menghilang secara
spontan. Serangan dapat terjadi di
malam hari dan akan hilang pada
keesokan hari.
menuju bilik mata depan Mekanisme sudut tertutup. (A) blok pupil; (B) iris bombans;
melalui pupil terganggu (C) kontak iridokorneal
Sumbatan tersebut menciptakan perbedaan tekanan pada bilik mata depan dan
belakang dimana TIO bilik mata belakang lebih besar dibandingkan bilik mata
depan.
Jika blok pupil ini meningkat, iris akan Jika keadaan ini terjadi secara
terdorong ke depan atau sering dise- mendadak dan berat, maka terjadi
but iris bombans (iris bombe) serangan glaukoma akut.
9
Budiono S, et al. Glaukoma. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Mata. Bab 3;2013:p55-78
FAKTOR RISIKO
Budiono S, et al. Glaukoma. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Mata. Bab 3;2013:p55-78
10
Salmon JF. Glaucoma. KANSKI’S Clinical Ophthalmology. Ninth Edition, Vol.1, Chapter 11;2020:p345-422
FAKTOR RISIKO LAINNYA
Insiden glaukoma Axial length yang
dapat meningkat pendek cenderung
pada keturunan memiliki kamera
Your Picture Here
pertama dari anterior yang dangkal
keluarga yang akibat posisi lensa yang
menderita relatif ke depan
glaukoma
Mekanisme blok
pupil sering terjadi
Your Picture Here pada orang yang Your Picture Here
menderita
hipermetropi
Budiono S, et al. Glaukoma. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Mata. Bab 3;2013:p55-78
11
Salmon JF. Glaucoma. KANSKI’S Clinical Ophthalmology. Ninth Edition, Vol.1, Chapter 11;2020:p345-422
Anamnesis
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik
- Nyeri mata
mendadak Dapat dinilai menggunakan iluminasi penlight pada
- Sakit kepala permukaan iris melalui sinar dari sisi temporal mata. Bila
- Pandangan iris terdorong kedepan maka akan tampak bayangan pada
mata kabur sisi nasal atau disebut Eclipse Sign
- Melihat
cahaya Bila menggunakan slit lamp maka akan tampak gambaran berupa:
pelangi
- Kongesti pembuluh darah episklera dan konjungtiva
- Mual dan - Edema epitel kornea
muntah - Bilik mata depan dangkal
- Pupil ireguler, middilatasi
- Lensa menebal dan lebih terdorong ke depan
12
Budiono S, et al. Glaukoma. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Mata. Bab 3;2013:p55-78
Tatalaksana
Pengobatan awal ditujukan untuk mengurangi tekanan
intraokular. Asetazolamid 500mg intravena (bila TIO
>50mmHg) dan oral (bila TIO <50mmHg) dikombinasikan
dengan agen topikal, seperti beta-blocker biasanya akan
mengurangi tekanan intraokular. Bila TIO >60mmHg maka
dapat diberikan agen hiperosmotik, yaitu gliserin oral
dengan dosis 1-1,5 g/KgBB
Setelah tekanan intraokular terkendali, laser iridotomi perifer
harus dilakukan untuk membentuk sambungan antara ruang
anterior dan posterior, sehingga mencegah kekambuhan iris
bombe.
Budiono S, et al. Glaukoma. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Mata. Bab 3;2013:p55-78
13
Vaughan, Asbury. Glaucoma. General Ophthalmology. Nineteenth Edition, Vol.1,Pe’er
Chapter 11; 2018:p518-554.
J. Pathology of Eyelid Tumors. Indian J Ophtalmol. 2016;64:177–190.
BAB III LAPORAN
KASUS
14
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N
No. CM : 1-32-66-72
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 49 Tahun
Suku : Aceh
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Alamat : Sigli
Tanggal Pemeriksaan : 16/01/2024
15
Keluhan Utama : Pasien mengeluhkan nyeri pada
mata kiri dan kepala seblah kiri.
16
Riwayat Penyakit Dahulu :
ANAMNESIS Pasien memiliki riwaya oprasi vitrectomy pada tahun 2023
17
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan
(16/01/2024)
18
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan
(16/01/2024)
18
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan
(16/01/2024)
18
19
• FOTO KLINIS
19
DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA
Diagnosis Banding
1. Acute secondary angle closure glaucoma OS
2. Hipertensi okular
3. Cluster headache
Diagnosis Kerja
Acute secondary angle closure glaucoma OS
Tata Laksana
Medikamentosa
1. Levofloxasin 500mg/24 jam PO
2. Metilprednisolon 16mg/12 jam PO
3. Glaucon 250mg/6 jam PO
4. Paracetamol 500mg/8 jam PO
5. Citicolin 1000mg/24 jam PO
6. Moxifloxacin ED OS/2 jam
7. Sodium Chloride & Potassium Chloride ED OS/1 jam
22
8. Sodium hyaluronat & Sodium chloride ED OS/6 jam
BAB IV ANALISA
MASALAH
23
ANALISA MASALAH
Perempuan berusia 49 tahun datang dengan keluhan nyeri mata seblah kiri yang dirasakan secara
tiba tiba disertai pandangan mata kabur pada mata kiri seperti berkabut dan ada rasa sesuatu
yang mengganjal pada mata kiri. Pasien juga mengeluhkan ada nyeri hebat di mata kirinya yang
disertai nyeri kepala seblah kiri. Keluhan mata juga disertai dengan mual muntah yang dirasakan
pasien. Pada pemeriksaan didapatkan visus pasien 1/60 pada mata kanan dan 5/60 pada mata
kiriPada pemeriksaan status optafmologis didapatkan terdapat arkus senelis pada kornea pasien
sera kedua lensa keruh.
25
ANALISA MASALAH
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien adalah tonometry dan didapatkan
tekanan intraokulat pada mata kanan pasien sebesar 18.9mmHg dan mata kiri pasien
sebesar 26mmHg. Tonometri adalah prosedur standar yang digunakan oleh dokter mata
untuk mengukur tekanan intraokular (TIO) menggunakan instrumen yang dikalibrasi.
Kisaran normal tekanan intraokular adalah 10 hingga 21 milimeter merkuri (mmHg),
yang didasarkan pada tingkat rata-rata TIO pada individu normal. Glaukoma adalah
neuropati optik progresif yang menyebabkan kerusakan lapang pandang yang ireversibel,
penipisan lapisan serat saraf retina, dan kemungkinan hilangnya ketajaman penglihatan
sentral pada stadium akhir penyakit.
25
ANALISA MASALAH
Pasien post oprasi vitrectomy OS 6 hari yang lalu. Mekanisme terjadinya glaukoma
sekunder pasca VPP antara lain adalah perdarahan intraokular, lens-induced glaucoma,
glaukoma neovaskular, reaksi inflamasi, penggunaan obat kortikosteroid, tamponade yang
digunakan, dan Post silicone oil injection. Mekanisme terjadinya glaukoma sekunder pasca
VPP pada pasien ini disebabkan oleh reaksi inflamasi. Peradangan pasca pembedahan dan
penyumbatan oleh eritrosit yang mengalami degenerasi dapat mengurangi aliran keluar
cairan, sehingga meningkatkan TIO pada pasien.
25
ANALISA MASALAH
25
BAB V KESIMPULAN
26
KESIMPULAN
Glaukoma akut adalah kondisi dimana terjadi
penurunan lapangan pandang yang dapat
disertai dengan peningkatan TIO yang terjadi
secara mendadak akibat penutupan sudut
yang disebabkan oleh iris perifer. Kondisi ini
menyebabkan pasien mengalami nyeri mata
yang cukup berat disertai dengan mata merah
dan rasa mengganjal. Glaukoma akut harus
mendapatkan penatalaksaan yang segera dan
tepat. Dimana dapat diberikan asetazolamid
intravena maupun oral yang dapat
dikombinasikan dengan beta-bloker topikal.
27
Thank You