OLEH :
NI NYOMAN YUNITA DEWI
(213221269)
A. Pengertian
Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan, yang
memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma (Ilyas, 2010).
Glaukoma adalah suatu neuropati optik kronik didapat yang ditandai oleh pencekungan
(cupping) diskus optikus dan pengecilan lapang pandang; biasanya disertai peningkatan
hilangnya fungsi penglihatan dengan faktor utama yang menyebabkan glaukoma yaitu
2019).
B. Klasifikasi Glaukoma
dengan kelainan atau penyakit pada mata atau sistemik lain. Glaukoma primer
merupakan glaukoma yang tidak diketahui penyebab dan merupakan jenis glaukoma
terbanyak secara global, dibagi menjadi glaukoma primer sudut terbuka (GPSta) dan
2019).
2. Glaukoma Sekunder
Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang terjadi akibat penyakit mata lain
seperti pada penderita peradangan mata yang berulang, komplikasi dari penyakit
katarak, dan trauma atau benturan benda tumpul pada mata. Glaukoma sekunder juga
terjadi akibat komplikasi pada penderita diabetes dan hipertensi atau akibat penggunaan
3. Glaukoma Kongenital
terjadi sekunder terhadap kelainan mata sistemik jarang ( 0,05 %) manifestasi klinik
4. Glaukoma Absolut
sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi
lanjut. Pada glaukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi
dengan eksvasi glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit.sering mata
penyulit berupa neovaskulisasi pada iris, keadaan ini memberikan rasa sakit sekali
memberikan sinar beta pada badan siliar, alkohol retrobulber atau melakukan
pengangkatan bola mata karena mata telah tidak berfungsi dan memberikan rasa sakit.
5. Glaukoma akut
Glaukoma akut merupakan penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intra
bola mata sehingga terjadi kerusakan anatomi dan fungsi mata yang permanen.
C. Etiologi
Bagian dalam bola mata terdapat cairan (aquos humor) yang berfungsi untuk
memberikan nutrisi pada organ dalam bola mata. Cairan ini diproduksi dan dikeluarkan
kembali dalam siklus yang seimbang sehingga tekanan pada bola mata tetap terjaga
normal. Pada mata penderita glaukoma, siklus cairan ini tidak seimbang. Cairan dapat
diproduksi tetapi terdapat masalah dalam saluran pengeluaran. Hal ini menyebabkan
tekanan pada bola mata meningkat sehingga terjadi penekanan pada papil saraf optik.
jika hal ini terus menerus terjadi maka kerusakan saraf mata tidak dapat dihindari.
tidak menimbulkan gejala yang berarti. Kerusakan saraf mata pusat baru akan terjadi
dalam jangka waktu yang lama dan semakin lama akan semakin berat. Kerusakan saraf
ini menyebabkan penyempitan lapangan pandang yang bermula dari sisi tepi sehingga
Penyempitan terjadi secara pertahap hingga akhirnya penderita hanya seperti melihat
Semua orang berisiko untuk menderita glaukoma, tetapi ada beberapa golongan
1) Orang dengan riwayat keluarga menderita glaukoma memiliki risiko enam kali lebih
besar untuk menderita glaukoma. Risiko terbesar pada kakak beradik kemudian
3) Penderita rabun jauh atau rabun dekat dengan ukuran lensa yang tinggi
kelainan kardiovaskuler
7) Penderita migrain
D. Patofisiologi
Rongga anterior mata berada didepan dan sedikit kesamping dari lensa, terdapat/
bermuara aqueous humor, merupakan caira bening yang menunjukan lympha. Aqueous
humor diproduksi secara terus-menerus dalam badan silianis yang terdapat dibagian
camera okuli anterior dimana terjadi pertemuan iris perifer dan kornea dalam keadaan
menyebabkan atau menjadikan tekanan intra okuli relative konstan. TIO berkisar 10-
20mmHg dan rata-rata 16mmHg. Tekanan intra okuler beavariasi dan naik sampai
5mmHg. Glaukoma terjadi dimana adanya peningkatan TIO yang dapat menimbulkan
Gambaran patologi utama pada glaukoma sudut terbuka primer adalah adanya
dalam anyaman dan di bawah lapisan endotel karena schlemm. hal ini berbeda dari
proses penuaan normal. Akibatnya adalah penurunan drainase aquos humor yang
hingga bertahun-tahun.
Glaukoma sudut tertutup primer terjadi pada mata dengan predisposisi anatomis
tanpa disertai kelainan lain. Peningkatan intra okular terjadi karena sumbatan aliran
keluar aqueous akibat adanya oklusi anyaman trabekular oleh iris perifer. Keadaan ini
dapat bermanifestasi sebagai suatu kedaruratan optamologi atau tetap tanpa gejala
sampai timbul penurunan penglihatan. Istilah glaukoma sudut tertutup primer hanya
digunakan bila penutupan sudut primer telah menimbulkan kerusakan nervus optikus
E. Manifestasi klinik
Glaukoma akut ditandai oleh nyeri mata hebat dan kekaburan pengelihatan
mendadak. Pupil tetap berdilatasi dan tidak responsif terhadap cahaya. Rasa sakit hebat
yang menjalar ke kepala di sertai mual dan muntah, mata merah dan bengkak, tajam
dan kekaburan, yang dimulai dipenglihatan perifer. Dapat timbul nyeri kepala dan nyeri
tekanan bola mata. Peyakit ini berkembang secara lambat namun pasti. Pada stadium
lanjut keluhannya berupa pasien sering menabrak karena pandangan lebih gelap, lebih
yaitu :
1. Glaukoma sudut lebar berkembang dengan pelan dan biasanya asimtomatik sampai
onset kehilangan jarak pandang. Kerusakan jarak pandang termasuk konstriksi jarak
intermittent (seperti pandangan kabur dengan halos sekitar cahaya dan biasanya sakit
edematous, nyeri pada ocular, mual, muntah, dan nyeri abdominal dan diaphoresis
F. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Vaughan dan Asbury (2018) penilaian glaukoma secara klinis dapat
1 Pemeriksaan tonometri
2 Pemeriksaan gonioskopi
G. Penatalaksanaan Medis
Saat ini belum ada terapi yang dapat mengobati glaukoma secara total. Terapi
yang dilakukan hanya untuk mempertahankan fungsi penglihatan yang tersisa saat
pemeriksaa dan meningkatkan kualitas hidup. Cara yang dilakukan adalah dengan
menurunkan tekanan bola mata yang merupakan faktor risiko utama (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2019). Terapi pada peningkatan tekanan intra okular
menurut Vaughan dan Asbury (2018) dibagi menjadi terapi medis dan terapi bedah
laser. Terapi medis yaitu dengan memberikan obat-obatan yang akan membantu supresi
volume vitreus, serta memberi efek miotik, midriatik, dan sikloplegik. Terapi bedah dan
laser yaitu dengan iridoplasti, iridektomi, dan iridektomi perifer, trabekulektomi laser,
dirancang untuk mengalihkan aqueous humor dari ruang anterior ke reservoir eksternal,
di mana kapsul fibrosa terbentuk sekitar 4-6 minggu setelah operasi dan mengatur
intraokular (TIO) pada mata dengan trabekulektomi yang sebelumnya gagal dan pada
mata dengan konjungtiva yang tidak memadai karena jaringan parut dari prosedur
pembedahan atau cedera sebelumnya. Pemasangan alat drainase glaukoma ini telah
glaukoma sekunder lainnya serta sebagai prosedur bedah utama untuk glaukoma sudut
Pemeriksaan dan perencanaan pra operasi yang cermat sangat penting untuk
hasil bedah yang sukses. Dokter harus menilai mobilitas konjungtiva untuk menentukan
kuadran terbaik untuk pemasangan implan drainase. Iris harus diperiksa di bawah
anterior harus dinilai untuk menentukan apakah pemasangan tabung di ruang anterior
akan aman tanpa menyentuh iris atau kornea. Gonioskopi harus dilakukan sebelum
operasi untuk menentukan lokasi sinekia anterior perifer yang dapat mengganggu
pemasangan selang ke ruang anterior selama operasi. Status lentikular mata harus
diperhatikan. Tabung dapat ditempatkan di sulkus di mata pseudofak atau pars plana di
mata vitrektomi aphakic. Pada mata dengan katarak, operasi gabungan dapat
Terdapat banyak pilihan implant alat drainase seperti silicone dan Polypropylene.
Ukuran implant dipilih berdasarkan untuk menentukan pengaruhnya pada tekanan bola
mata akhir pasien. Pilihan anestesi untuk memasukkan perangkat drainase glaukoma
tergantung pada keberadaan komorbiditas medis lainnya, tingkat kerjasama pasien, dan
kenyamanan ahli bedah. Anestesi yang paling umum digunakan adalah blok peribulbar
atau retrobulbar yang menyediakan akinesia dan anestesi. Injeksi sub-Tenon juga
merupakan alternatif yang baik. Anestesi topikal atau intracameral biasanya tidak cukup
karena manipulasi otot ekstraokuler dengan beberapa implan. Anestesi umum dapat
disediakan untuk pasien dengan keadaan khusus, seperti klaustrofobia atau perubahan
status mental.
terhadap detail di setiap langkah prosedur untuk meningkatkan hasil dan meminimalkan
komplikasi pasca operasi. Awalnya, insisi konjungtiva berbasis forniks atau limbus
dibuat untuk memungkinkan eksposur yang memadai untuk insersi plate. Jahitan kornea
atau skleral dapat dipasang untuk meningkatkan eksposur di kuadran kerja. Implan
dipasang di antara dua otot rektus dengan tepi anterior kira-kira 8 sampai 10 mm di
posterior limbus. Implan yang lebih besar (Baerveldt) dimasukkan dengan sumbu
panjang diarahkan ke puncak orbit dan kemudian diputar horizontal sehingga tabung
mengarah langsung ke ruang anterior dan sayap implan berada di bawah otot rektus.
Jika implan dua pelat digunakan, satu pelat diposisikan di masing-masing dua kuadran.
Tabung yang menghubungkan kedua pelat dapat dilewatkan di bawah atau di atas otot
rektus yang mengintervensi. Dengan semua implan katup, sebelum jangkar pelat,
tabung harus dilapisi dengan larutan garam seimbang dengan kanula ukuran 30 untuk
memastikan bahwa selebaran katup tidak menyatu setelah teknik sterilisasi. Tabung
implan nonvalved harus diairi juga untuk memastikan kepatenannya. Setelah implan
ditempatkan dengan benar, pelat diamankan ke bola mata dengan dua jahitan yang tidak
dapat diserap (jahitan nilon 8-0 atau 9-0 pada jarum spatulasi). Simpul jahitan harus
diputar ke lubang tali fiksasi untuk mencegah erosi melalui konjungtiva. Penempelan
yang aman pada sklera yang mendasari sangat penting untuk mencegah migrasi
anterior, posterior, atau lateral implan selama periode pasca operasi. Setelah pelat
dipasang ke bola mata, tabung diletakkan melintasi kornea dan dipotong dengan
gunting tajam untuk membuat tepi miring dengan bukaan ke arah kornea. Tabung harus
risiko sentuhan atau retraksi kornea tabung keluar dari ruang anterior. Jarum ukuran 23
digunakan untuk membuat jalur di mana tabung dimasukkan ke dalam ruang anterior
tepat di anterior dan sejajar dengan iris. Tabung dapat diikat ke sklera beberapa
milimeter di depan pelat dengan jahitan Vicryl 7- 0 atau 8-0. Jahitan ini membantu
menstabilkan tabung dan tidak boleh kencang; jika tidak, ini akan membatasi aliran di
perangkat katup. Tabung sering ditutup untuk mencegah erosi melalui konjungtiva.
Bahan cangkok tempel termasuk olahan perikardium, sklera, fasia lata, dura, atau
kornea. Tambalan cangkok harus diamankan ke globe dengan jahitan terputus di sudut
anterior dengan menggunakan jahitan Vicryl 8-0 atau nilon. Sebagai pengganti cangkok
tempel, flap skleral ketebalan parsial dapat dibuat. Jalur jarum dan pemasukan tabung
dilakukan di bawah flap ini. Flap kemudian dijahit dengan jahitan nilon 10-0. Baru-baru
ini, sayatan terowongan telah digunakan sebagai alternatif cangkok dan flap. Setelah
cangkok tempel dipasang, konjungtiva dan lapisan Tenon ditarik ke atas pelat, tabung,
dan cangkok tempel dan diamankan ke tempatnya dengan jahitan Vicryl 8-0. Dalam
beberapa kasus, jahitan monofilamen 9-0 Vicryl lebih disukai karena kekuatan tariknya
yang lebih tinggi dan jarum vaskular yang lebih halus untuk mencegah lubang kancing
saat menangani konjungtiva yang tipis. Di akhir operasi, mata harus diperiksa untuk
memastikan bahwa pelat implan, cangkok tempel, dan bagian intraokular dari tabung
berada dalam posisi yang baik. Tetes atau strip fluoresens dapat digunakan untuk
memeriksa kebocoran pada konjungtiva. Setiap lubang kancing yang ditemukan di
konjungtiva harus ditutup dengan jahitan Vicryl 9-0. Pada akhir prosedur, injeksi
H. Komplikasi
Komplikasi glaukoma pada umumya adalah kebutaan total akibat tekanan bola
mata memberikan gangguan fungsi lanjut. Kondisi mata pada kebutan yaitu kornea
terlihat keruh, bilik mata dangkal, pupil atropi dengan ekskavasi (penggaungan)
glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit. Mata dengan kebutaan
neovaskularisasi pada iris yang dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat. Pengobatan
kebutaan ini dapat dilakukan dengan memberikan sinar beta pada badan siliar untuk
menekan fungsi badan siliar, alcohol retrobulbar atau melakukan pengangkatan bola
mata karena mata sudah tidak bisa berfungsi dan memberikan rasa sakit.
I. Pathway
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
c. Rasa sakit hebat yang menjalar ke kepala di sertai mual dan muntah, mata
pemeriksaan TTV.
kepala, mata merah, edema kornea, mata terasa kabur, pupil tetap berdilatasi dan
tidak responsif terhadap cahaya, mata merah dan bengkak, ketajaman penglihatan
Kaji Riwayat penyakit pasien seperti diabetes, tiroid, serta penyakit endokrin
lainnya.
i. Pemeriksaan Genitouria
lapang pandang.
6. Pemeriksaan Diagnostik
Pre Operasi
TIO)
Post operasi
1. (D.0077) Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik (post tuberkulectomi,
iriodektomi)
Terapeutik :
Subkategori : Ekspektasi : menurun
-Sediakan dan media
keamanan dan proteksi
pendidikan kesehatan
Kreteria hasil :
-kebersihan tangan, -berikan kesempatan untuk
badan, nafsu makan bertanya
meningkat
-nyeri, bengkak tidak Edukasi ;
-ajarkan monitor kemerahan,
ada
eksudat, atau ulserasi
-anjurkan tidak menyentuh
mata
-ajarkan cara memonitor
reflek kornea
-anjurkan melepas lensa
kontak sesuai kebutuhan
-ajarkan cara menggunakan
penutup mata
-ajarkan cara penggunaan
tetes mata lubrikasi
-ajarkan cara penggunaan
salep lubrikasi
-ajarkan cara memasang
plester untuk menutup
kelopak mata
-ajarkan cara penggunaan
pelembab mata
E. Implementasi Keperawatan
yang telah disusun pada tahapan perencanaan. Jenis tindakan pada implmentasi ini
F. Evaluasi Keperawatan
tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi
suatu masalah (Meirisa, 2013). Pada tahap evaluasi, perawat dapat mengetahui
tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Infodatin: Situasi dan Analisis
Glaukoma. Jakarta Selatan: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Edisi I.Cetakan III. Jakarta
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Edisi 1 Cetakan II Jakarta
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi
1 Cetakan II Jakarta
Vaughan dan Asbury. 2018. General Ophtalmology. United State: Mc Graw Hill
Education